Suatu hari saat Mian Tang tengah sibuk di toko obatnya, mendadak salah satu istri prajurit datang dengan panik mengabarkan kabar buruk.
Hari ini terjadi pertempuran sengit, Kelompok Pengawas disergap oleh pasukan musuh setelah melakukan penyelidikan. Raja Huaiyang sudah berusaha untuk menyelamatkan mereka, tapi tetap saja banyak yang terluka dan mati.
OMG! hati Mian Tang mencelos mendengar kabar itu. Suaminya kan bilang kalau dia anggota Kelompok Pengawas, jelas saja Mian Tang jadi mengira suaminya juga jadi korban. Dengan lemas dia mengunci dirinya di kamar dan berusaha menenangkan hatinya sebelum kemudian menguatkan diri untuk keluar mencari suaminya.
Namun yang tak disangkanya, saat itu juga, suaminya akhirnya muncul di depan pintu dalam keadaan hidup. Mian Tang sontak lari ke dalam pelukannya dengan berlinang air mata. Xing Zhou meyakinkan bahwa dia baik-baik saja dan berjanji akan membawa Mian Tang pulang dengan selamat.
Namun baru juga bisa tenang sebentar, mendadak datang dekret dari kerajaan yang intinya memaksa Xing Zhou untuk menyerang musuh dalam waktu beberapa hari. Jelas tujuan mereka sebenarnya adalah memaksa Xing Zhou untuk cepat mati.
Seharusnya jika tidak dilakukan terburu-buru, mereka akan punya banyak waktu untuk memikirkan strategi militer terbaik untuk menyerang musuh. Jika menyerang sekarang, peluang kemenangan mereka hanya sekitar 20%... kecuali mereka menemukan sebuah celah.
Ah! Xing Zhou tiba-tiba punya ide setelah meneliti peta daerah ini, dan idenya tersebut adalah dengan menggunakan Zhao Quan. Dia akan menggunakan bahan pangan yang Zhao Quan antarkan sebagai umpan untuk memancing musuh.
Dia akan menyamar menjadi prajurit pengantar bahan pangan dan akan membawa karavan bahan pangan melewati wilayah yang sempit. Musuh nantinya akan mengepung mereka, tapi mereka akan menyerang balik secara memutar.
Dengan cara ini, peluang kemenangan mereka bisa meningkat paling banyak 30%. Eih! Zhao Quan pesimis. Berarti peluangnya cuma 50-50, tetap saja masih banyak kemungkinan mereka akan kalah.
Di desa, salah satu wanita melihat kambing peliharaannya mendadak lumpuh. Kebetulan Lin Si Yue lewat, sontak saja dia langsung ngamuk-ngamuk menuduh Lin Si Yue yang meracuni kambingnya.
Untungnya ada Mian Tang yang tetap tenang melihat situasi secara keseluruhan dan langsung tahu bahwa Lin Si Yue bukan pelakunya. Kambing ini lumpuh secara tak sengaja gara-gara air minumnya tercampur Akar ladang Hantu yang terlihat seperti akar rumput biasa.
Namun Akar Ladang Hantu bukan akar rumput biasa. Justru tanaman ini memiliki efek obat, jika direndam dalam air, maka bisa membuat tangan dan kaki lumpuh.
Tak lama kemudian, Mian Tang membawa Bibi Li ke hutan untuk mencari Akar Ladang Hantu dan menemukan cukup banyak, jadi dia meminta Bibi Li untuk membantunya memetik di tempat lain.
Tak sengaja saat memetiknya, jari Mian Tang sedikit terluka terkena akar itu.
Tanpa banyak pikir, dia langsung saja ke sungai terdekat untuk membasuh lukanya, namun sepertinya darahnya terkena akar itu dan sekarang dia terkena efek obatnya hingga tiba-tiba saja dia mendapat halusinasi darah yang sangat banyak di air dan di kedua tangannya yang sontak saja membuatnya shock hingga dia pingsan.
Dalam tidurnya, Mian Tang bermimpi tentang seseorang bercadar hitam memotong urat nadinya sebelum kemudian menendangnya ke jurang.
Mimpi itu begitu menakutkan hingga Mian Tang terbangun dengan napas terengah-engah dan mendapati suaminya ada di sisinya, menemaninya dengan cemas.
Mian Tang dengan takut-takut menceritakan tentang mimpi buruknya tersebut. Xing Zhou pun dengan manisnya menenangkannya dan mengalihkan pikirannya dengan meyakinkannya bahwa fokus pada penyembuhannya saja alih-alih terus memikirkan mimpi buruk itu.
Xue Ji ditugaskan Nyonya untuk membeli perhiasan, tapi dia memutuskan untuk mampir dulu ke sebuah restoran. Bos restoran menyarankan menu kerang yang cocok untuk wanita, tapi Xue Ji tidak mau, ngotot mau bahu daging besar, tak peduli biarpun makan itu terlihat kurang elegan untuk wanita.
Namun kemudian, mendadak Zi Yu muncul yang membuatnya jadi malu tentang pesanan bahu daging besarnya sehingga dia berusaha menyembunyikannya dan menolak saat pelayan datang menyajikan daging itu.
Namun si malah si bos restoran sendiri yang kemudian datang menghidangkan daging besar itu di mejanya. Pfft! Malunya! Zi Yu memahami perasaannya, makanya kemudian dengan manisnya dia langsung duduk dan menemaninya makan.
Dia makan dengan lahap dan suapan besar yang otomatis membuat Xue Ji jadi tenang sehingga akhirnya dia bisa makan dengan santai dan menikmati daging itu.
Mereka pun bisa jadi ngobrol dengan santai, Xue Ji dengar dari ayahnya bahwa Zi Yu ahli bermain catur. Dia jadi bertanya-tanya apakah Zi Yu bersedia mengajarinya bermain catur?
Namun pembicaraan ini justru membuat Zi Yu jadi sedih teringat masa lalunya dengan Mian Tang karena dulu, dialah yang mengajari Mian Tang main catur.
Karena itulah sekarang dia menolak mengajari wanita lain bermain catur dengan alasan bahwa dia hanya bisa main, tapi tidak bisa mengajari orang.
Mian Tang sudah cukup sehat sekarang. Saat Xing Zhou datang, dia langsung bercerita tentang kambing yang lumpuh itu. Kejadian ini membuat Mian Tang punya ide bagus untuk menggunakan akar ladang hantu untuk digunakan dalam perang.
Pasukan musuh kan ahli menggunakan kuda perang. Mereka bisa merendam pakan kuda di dalam air akar ladang hantu ini lalu dikeringkan. Jika kuda-kura perang musuh memakannya, maka kuda-kuda mereka akan lumpuh total dan otomatis akan membuat kekuatan tempur mereka menurun drastis. Masalah bagaimana membawa pakan-pakan kuda yang sudah dicampur akar ladang hantu itu ke sarang musuh, itu harus dipikirkan sendiri oleh Raja Huaiyang.
Ini memang ide yang bagus. Jadilah Xing Zhou menggabungkan idenya Mian Tang ini dengan idenya sendiri. Dia akan menyamar jadi prajurit biasa yang memimpin karavan bahan pangan, sedangkan Zhao Quan dia suruh untuk menyamar jadi Raja Huaiyang.
Idenya berhasil. Pasukan musuh dengan cepat terpancing begitu mendengar karavan bahan pangan tersesat di area perbukitan. Xing Zhou dan pasukannya menyerang sekenanya saja sebelum kemudian mereka mundur ke atas gunung.
Pasukan musuh senang mengira mereka benar-benar berhasil mengambil alih bahan pangan pasukannya Xing Zhou. Kuda-kuda mereka pun makan rumput kering dengan lahap. Mereka tidak sadar bahwa Xing Zhou dan pasukannya sedang mengawasi mereka dan menunggu kesempatan dari atas gunung dengan sabar.
Tak lama kemudian, pasukan yang dipimpin Zhao Quan mulai menyerang pasukan musuh. Namun saat itu, kuda-kuda perang musuh sudah lumpuh sehingga mereka terpaksa bertempur semampu mereka.
Jenderal musuh hampir saja menghabisi Zhao Quan yang dia kira Xing Zhou, untungnya Xing Zhou muncul tepat waktu menyelamatkannya dan dengan cepat berhasil menyerang dan mengalahkan jenderal musuh. Xing Zhou menang dan jenderal musuh ditangkap hidup-hidup.
Pada saat yang bersamaan, Lin Si Yue mengalami proses melahirkan yang sulit. Diperparah dengan tidak adanya tabib. Dalam situasi panik ini, Mian Tang refleks bicara padanya dalam bahasa Suku Rong fasih yang entah dia pelajari dari mana.
Dan untungnya Mian Tang mengetahui ilmu medis dari Zhao Quan. Akupuntur dan resep obatnya akhirnya berhasil menyelamatkan sang ibu dan si bayi pun terlahir dengan selamat.
Keesokan harinya, Xing Zhou pun pulang ke Mian Tang dengan selamat, namun tiba-tiba saja dia pingsan dalam pelukan Mian Tang.
Untungnya setelah diperiksa Zhao Quan, ternyata dia hanya kelelahan ditambah luka lamanya yang kambuh. Cukup minum obat herbal selama beberapa waktu, pasti akan sembuh.
Shi Yi Kuan sekarang diangkat menjadi menteri dan akan mengajak Zi Yu ke ibu kota bersamanya untuk bertemu dengan Ibu Suri. Tepat di tengah pertemuannya dengan Zi Yu dan Yun'er, Xue Ji datang.
Yun'er pura-pura memuji-muji kecantikan dan keanggunan Xue Ji di hadapan Shi Yi Kuan, padahal jelas-jelas dia sangat palsu dan menyimpan kecemburuan besar padanya.
Tentu saja siapa pun bisa melihat sikap Yun'er itu. Makanya setelah Zi Yu dan Yun'er pergi, Shi Yi Kuan memberitahu putrinya untuk memaklumi dan menerima jika suatu hari nanti Yun'er menjadi selirnya Zi Yu.
Tidak perlu khawatir karena Yun'er hanya akan menjadi selir, sedangkan Xue Ji akan menjadi istri utamanya Zi Yu. Walaupun hubungan kedua orang itu sudah bertahun-tahun, tapi Yun'er tetap tidak akan bisa melampaui Xue Ji yang merupakan calon Nyonya utama.
Tak lama kemudian, Yun'er mengajak Xue Ji bertemu. Yun'er beralasan bahwa dia ada urusan darurat lain yang membuatnya tidak bisa menemani Zi Yu ke ibu kota, makanya dia meminta Xue Ji untuk menggantikannya mengurus Zi Yu.
Namun jelas sekali bahwa niatan Yun'er di sini adalah untuk memberi peringatan halus pada Xue Ji sekaligus pamer tentang hubungannya dengan Zi Yu yang sudah bertahun-tahun lamanya sehingga dia sangat amat mengenal Zi Yu luar dalam
Makanya dia mengetahui segala hal tentang Zi Yu mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan, disukai dan diinginkan oleh Zi Yu. Yang itu artinya, hubungannya dengan Zi Yu sangat amat kuat dan tidak akan bisa dihancurkan oleh apa pun atau siapa pun.
Xue Ji tentu saja memahami semua maksudnya dan santai mengiyakannya saja. Lagipula, biarpun dia pemalu dan segan, bukan berarti dia bodoh. Dia yakin bahwa Yun'er mengatakan semua itu sejatinya bukan karena Yun'er merasa dirinya di atas angin, tapi justru karena Yun'er merasa insecure akan hubungannya dengan Zi Yu.
Dia tidak tahu bagaimana perasaan Zi Yu terhadap Yun'er, tapi jelas sekali dilihat dari sikap Yun'er bahwa hubungan mereka tidaklah sedekat yang Yun'er gembar-gemborkan.
Pelayannya Xue Ji yakin banget bahwa Zi Yu pasti menyukai Xue Ji, buktinya selama ini Zi Yu selalu baik pada Xue Ji. Namun Xue Ji tak begitu yakin, baik kan bukan berarti ada perasaan.
Zi Yu memang memiliki sifat lemah lembut, makanya dia baik. Selain itu, mungkin saja Zi Yu sama-sama baik terhadapnya dan Yun'er karena Zi Yu memandang mereka berguna bagi dirinya.
Dan dia sendiri juga ingin mengandalkan Zi Yu saat ini. Dia tidak akan terlalu mengharapkan cinta Zi Yu, namun daripada menikah dengan pria lain, dia jelas lebih memilih untuk menikah dengan Zi Yu.
Beberapa hari kemudian, Xing Zhou akhirnya sembuh. Namun sekarang giliran dia yang mengkhawatirkan Mian Tang. Karena tempat ini selalu dingin sepanjang tahun, cedera tangan Mian Tang jadi sering kambuh. Dia ingin tangannya Mian Tang pulih seperti sedia kala, apakah bisa?
"Urat tangannya putus, bukan sekedar luka lecet. Mana bisa semudah itu untuk pulih seperti semula?" omel Zhao Quan, "kecuali... jika bisa menemukan bunga tulang elang yang langka untuk dijadikan obat."
"Kalau begitu, kau pergi cari! Perlu berapa banyak uang, beri tahu aku saja." perintah Xing Zhou tak sabaran.
"Baiklah, akan kucari. Saat ini ada satu cara untuk menggantikannya. Aku menemukan mata air panas di sekitar sini. Paling bagus untuk menggunakannya sebagai perawatan untuk melancarkan sirkulasi darah."
Ide yang bagus. Tak lama kemudian, Xing Zhou pun membawa Mian Tang ke sumber air panas tersebut. Mian Tang berendam duluan lalu mengajak Xing Zhou berendam bersamanya.
Namun karena status mereka yang masih belum jelas, Xing Zhou jelas ragu dan akhirnya cari-cari alasan untuk tidak ikutan masuk ke sana lalu cepat-cepat beralih merebus air untuk membuat minuman hangat untuk Mian Tang.
Mian Tang mengaku bahwa dia juga membawa arak obat, dia meraciknya sendiri untuk melawan hawa dingin, dia membuatnya berdasarkan resep obat dari Zhao Quan.
Bersambung ke episode 16
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam