Saat Mian Tang akhirnya keluar dari sumber air panas, dia mendapati suaminya sudah menghabiskan satu guci arak obat dan sekarang dia jadi agak puyeng.
Memikirkan kehidupan mereka belakangan ini, kesan Mian Tang terhadap Cui Jiu sekarang sudah banyak berubah. Dulu dia mengira bahwa Cui Jiu hanyalah seorang pecandu catur yang tidak peduli urusan keluarga, tapi ternyata dia memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.
Xing Zhou pun mulai menceritakan latar belakangnya, latar belakangnya yang asli, tapi tanpa menyebutkan identitasnya yang sebenarnya. Dia adalah anak ke-9 di keluarganya, tapi dia adalah satu-satunya anak sah, saudara-saudaranya lahir dari sekian banyak selir ayahnya.
Karena inilah, sejak kecil ayahnya menaruh harapan besar padanya. Karena ini pula, dia selalu diawasi oleh para saudara-saudaranya tentang apakah dia sanggup mengurus usaha keluarga atau tidak.
Sebelum dia lahir, ibunya menanggung banyak penderitaan di keluarga. Setelah dia lahir, ibunya menjadi sangat berhati-hati dan semakin menahan diri supaya dia bisa tumbuh dengan aman dan damai. Xing Zhou pun hanya bisa bertindak sebaik mungkin untuk membuat semua orang salut padanya dan tidak menyia-nyiakan pengorbanan ibunya.
Mian Tang prihatin mendengarnya, "kau masih muda, tapi sudah harus menanggung keluarga ini. Hidupmu pasti sangat melelahkan."
"Bukankah sekarang ada kau yang menemaniku. Aku jadi tidak begitu lelah."
"Itu berarti aku adalah pembawa keberuntunganmu. Bagaimana caranya kau membalasku?" goda Mian Tang sambil mendekat.
Sontak saja Xing Zhou yang setengah mabuk jadi mulai tergoda melihat kulit putih nan halus dan bibir merahnya si cantik Mian Tang.
Namun tepat sebelum dia sempat mencium Mian Tang, dia mendadak sadar dan langsung bergegas nyemplung ke kolam air panas untuk menenangkan dirinya. Hehe. Mian Tang agak kecewa sebenarnya, tapi ya sudahlah.
Xing Zhou dengan cepat terselamatkan berkat kedatangan Zhao Quan yang datang untuk menjemputnya kembali ke barak militer, ada pekerjaan penting.
Saat Xing Zhou berganti baju, Mian Tang memberitahu Zhao Quan bahwa dia membuat arak obat sesuai resepnya Zhao Quan dan suaminya tadi menghabiskan satu kendi.
Pfft! Zhao Quan shock, soalnya itu bukan arak obat biasa. Biasanya takaran satu gelas saja itu sudah lebih dari cukup. Xing Zhou malah menghabiskan satu kendi? Kalau diminum sebanyak itu... bisa jadi obat kuat. Wkwkwk! Pantas saja Xing Zhou hampir tergoda sama Mian Tang.
Pekerjaan penting yang Zhao Quan maksud itu adalah A Gushan, si jenderal musuh yang mereka tangkap hidup-hidup, ingin bertemu dengan Xing Zhou.
A Gushan mengaku bahwa bukan dia yang memancing peperangan ini, melainkan Kekaisaran Qi. A Gushan memulai ceritanya dengan memberitahu Xing Zhou tentang identitas dirinya. Dia adalah anak angkat Pemimpin Serigala Tua. Namun kemudian dia membunuhnya demi menguasai Suku Rong dan harta kekayaan yang berlimpah.
Setelah membunuh Pemimpin Serigala Tua, dia mendatangi Gubernur Xizhou untuk membicarakan tentang usaha penambangan bijih besi di Gunung Tiebei.
Gubernur Xingzhou awalnya setuju, namun kemudian dia memimpin orang untuk menyerang dan membantai Suku Rong secara mendadak. Karena itulah dia membalas dendam dengan menyerang Kekaisaran Qi.
Inilah kebenarannya, tidak ada dusta sedikit pun dalam setiap ucapannya. Jika dia sampai berdusta, maka dia akan mati mengenaskan.
Aneh sekali, sejauh ini Zhao Quan belum pernah mendengar Kekaisaran Qi memiliki bisnis perdagangan bijih besi dengan Suku Rong. Penambangan bijih besi seharusnya milik kekaisaran. Melakukan perdagangan secara pribadi adalah pelanggaran berat, bisa dianggap sebagai pengkhianatan pada Kekaisaran.
Jadi bagaimana mungkin seorang gubernur berani melakukan hal semacam ini? Kecuali... dia punya bekingan kuat. Xing Zhou yakin ada orang yang sangat kuat dan berkuasa yang mendukungnya di belakang.
Dia diam-diam mengelola usaha perdagangan bijih besi secara massal dan menutupinya dengan peperangan yang menghancurkan negara tanpa ragu. Kunci utama kasus ini adalah menemukan ke mana sebenarnya bijih besi hitam yang masuk ke Kekaisaran Qi mengalir.
Suku Rong dibantai lalu kemudian balas dendam, lalu kemudian masalah ini dijadikan sebagai alat oleh Ibu Suri untuk menjebak dan menyulitkan Xing Zhou. Namun dilihat dari segala situasi, kemungkinan Ibu Suri juga tidak mengetahui keseluruhan masalah ini.
Sepertinya dia benar, dalang utama dari masalah ini adalah Raja Sui. Saat akhirnya kabar tentang penangkapan A Gushan sampai padanya, Raja Sui sontak cemas. Padahal rencananya memancing peperangan ini adalah supaya A Gushan dan Xing Zhou saling bertarung sampai mati agar bisa menghilangkan jejak perdagangan bijih besi.
Sekarang rencananya kacau balau. Kalau Xing Zhou terus menyelidiki perkara ini, sudah pasti masalah Gunung Tiebei akan terbongkar. Raja Sui tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi, makanya dia memerintahkan Yun'er untuk menangani Xing Zhou.
Begitu pulang, Mian Tang langsung mengunjungi Lin Si Yue dan bayinya sekaligus untuk menanyainya tentang bahasa Suku Rong yang dia kuasai entah bagaimana.
Si Yue memberitahu bahwa bahasa yang Mian Tang ucapkan adalah bahasa sehari-hari Suku Rong, dialeknya pun persis. Seharusnya dia hanya bisa menguasainya jika dia pernah hidup lama di antara Suku Rong atau sering berinteraksi dengan warga Suku Rong.
Memikirkan masalah ini membuat Mian Tang ketiduran di meja, dan dalam tidurnya, dia mulai memimpikan masa lalunya kembali. Masa lalunya bersama Zi Yu di Gunung Yang. Dilihat dari penampilannya, sepertinya Mian Tang dulunya berasal dari Suku Rong.
Beberapa orang dari Suku Rong datang untuk mencari Tuan Putri Chunyue, Putri dari Pemimpin Serigala Tua. Xing Zhou langsung tahu siapa yang mereka cari, Tuan Putri Chunyue itu adalah Lin Si Yue.
Tak lama kemudian, Lin Si Yue dipanggil menghadap Xing Zhou. Si Yue jelas kaget mengenalinya sebagai suaminya Mian Tang dan langsung menyadari situasinya secara keseluruhan, Xing Zhou ternyata menipu Mian Tang.
Dia sendiri ditipu oleh suaminya yang merupakan orang Kekaisaran Qi, Lin Si Yue jadi tambah sinis menuduh para pria Kekaisaran Qi itu penuh dengan kepalsuan.
Namun ini bukan masalah penting, Xing Zhou memanggilnya untuk menanyainya tentang usaha penambangan bijih besi di Gunung Tiebei antara Kekaisaran Qi dan Suku Rong. Lin Si Yue mengaku tidak banyak tahu karena dulu, pihak Kekaisaran Qi berkomunikasi langsung dengan Pemimpin Serigala Tua.
Tiga tahun yang lalu, Lin Si Yue pernah melihat satu biro pengawal dari Kekaisaran Qi di Suku Rong. Namun dia tidak tahu banyak karena mereka sangat misterius dan menutupi wajah mereka dengan kain.
Mereka bolak-balik sebulan sekali dan dijamu langsung oleh ayahnya. Makanya tidak ada yang mengenal mereka. Setelah itu Si Yue sama sekali tidak tahu apa-apa lagi karena kemudian dia pergi menikah dan putus hubungan dengan suku.
Sayang sekali cuma segini informasi yang bisa mereka dapat. Tapi tidak masalah, Xing Zhou tetap berterima kasih atas kerja samanya lalu mengusir Lin Si Yue pulang secara halus.
Namun sebelum Si Yue pergi, dia terlebih dulu menuntut Si Yue untuk menyerahkan buku besar Suku Rong padanya... dan juga, dia menuntut Si Yue untuk tidak memberitahu Mian Tang tentang identitasnya yang sebenarnya.
"Dia memperlakukanku dengan tulus dan menyelamatkan nyawaku berkali-kali, kau malah minta aku membantumu untuk menipunya?"
"Tentu saja aku tidak akan menyakitinya. Ini juga janji yang kubuat dengan atas nama Raja Huaiyang."
Baiklah, Si Yue mengalah dan menyetujuinya. Bagaimanapun, prioritas utamanya sekarang adalah rakyat Suku Rong.
Tak lama kemudian, Mian Tang mengantarkan Lin Si Yue pergi. Mian Tang memberinya aksesoris giok sebagai hadiah, dan Lin Si Yue membalasnya dengan sebuah belati.
Itu bukan belati biasa, melainkan belati besi hitam, jarang ditemui di Kekaisaran Qi. Ini hadiah yang hanya diberikan kepada teman yang paling berharga.
Namun begitu melihat belati besi hitam itu, Mian Tang seketika tercengang karena dia ingat dia dulu pernah diberikan belati semacam ini orang seseorang, tapi dia tidak ingat siapa yang memberinya.
Namun biarpun sudah berjanji pada Xing Zhou, Si Yue tetap tidak tega membiarkan Mian Tang berada dalam kegelapan total. Makanya sebelum pergi, walaupun dia tidak mengatakan yang sebenarnya, tapi dia tetap memperingatkan Mian Tang untuk waspada terhadap suaminya.
Zhao Quan baru ingat bahwa keluarganya Mian Tang kan bekerja di bisnis biro pengawalan, apakah mungkin keluarganya Mian Tang yang dimaksud Lin Si Yue?
Namun Xing Zhou yakin tidak, dia sudah menyelidikinya. Biro Pengawal Shenwei di Beizhou sudah mulai merosot sejak sepuluh tahun yang lalu, jadi usaha mereka hanya di sekitar sana, tidak mungkin bisa datang jauh-jauh ke Xibei.
Xing Zhou tidak mau langsung kembali ke Ibu Kota, dia mau pergi ke Xizhou dulu untuk bertemu dengan Gubernur Xizhou dan menanyainya tentang caranya mengubah usaha kotor ini menjadi perang yang memakan banyak korban jiwa.
Jika benar bahwa terjadi transaksi ilegal sejak tiga tahun yang lalu sesuai pernyataan Lin Si Yue, kemungkinan besar bijih besi itu akan digunakan untuk membuat persenjataan. Siapa pun dalangnya, orang itu jelas sedang merencanakan pemberontakan.
Xing Zhou bersemangat sekali ini menyelidiki masalah ini sampai tuntas, tapi Zhao Quan kurang setuju. Dia khawatir, kasus ini jelas sangat berbahaya, bisa saja nyawa Xing Zhou sendiri yang akan melayang kalau dia terus menyelidikinya.
Bahkan sekalipun benar ada pemberontak, tapi Ibu Suri itu tidak bijaksana dan terus menerus ingin memojokkan Xing Zhou. Buat apa Xing Zhou ingin mempertaruhkan nyawanya untuknya?... Namun Xing Zhou tak peduli, keputusannya sudah bulat.
Jadilah mereka pergi ke Xizhou dan langsung disambut si gubernur yang hari ini mendadak sehat padahal sebelumnya dia beralasan sakit untuk menolak permintaan bantuan bahan pangan.
Namun tentu saja, orang tidak tahu malu seperti dia, selalu pintar cari-cari alasan untuk membela perbuatannya, namun tampak jelas dia cemas tentang A Gushan yang masih hidup.
Mian Tang menyusul siang harinya. Namun begitu melihat-lihat kota ini, tiba-tiba saja dia mulai mengingat beberapa hal. Ah, sepertinya dulu dia tinggal di kota ini.
Ingatannya membuatnya seolah bisa melihat sosok dirinya di masa lalu, berinteraksi dengan orang-orang di sekitar sini. Dia ingat pernah memberi mainan bayi untuk seorang penjual sayur yang dulu sedang hamil.
Sekarang dia melihat si penjual sayur itu sedang menggendong balitanya sembari memainkan mainan pemberiannya dulu. Semua ingatan ini begitu jelas dan tajam sehingga Mian Tang pusing dibuatnya.
Apalagi saat dia melihat biro pengawal lewat di depannya. Dia ingat pernah bekerja di biro pengawal itu dulu. Namun Mian Tang tidak mau memberitahu tentang ini pada siapa pun, tidak pula pada Bibi Li. Jadi dia berbohong saja bahwa dia pusing karena kelamaan di kereta kuda.
Namun sekarang dia jadi mulai mudah curiga, apalagi saat mereka tiba di kediaman yang disediakan Xing Zhou untuknya, Mian Tang menyadari para pendekar yang menyelamatkannya sebelumnya, ternyata membuntutinya diam-diam.
Mereka semua sangat gugup dan bingung mencari-cari berbagai alasan tentang alasan mereka berada di tempat ini sehingga terlihat jelas sangat mencurigakan di mata Mian Tang. Bahkan Bibi Li pun terlihat sangat mencurigakan.
Namun saat ini, Mian Tang memutuskan untuk pura-pura percaya saja dan tidak menanyai mereka lebih jauh dan menyambut mereka untuk tinggal bersamanya dengan ramah.
Di tempat lain, Xing Zhou dan Zhao Quan sedang makan siang setelah setengah harian mencari buku besar. Di sana, mereka bisa melihat markasnya Biro Pengawal Pingyuan.
Menurut Zhao Quan, Biro Pengawal Pingyuan itu patut dicurigai karena baru didirikan tiga tahun yang lalu. Total pengawalnya 21 orang dan setiap bulannya, tim biro pengawal tersebut keluar-masuk dari Kota Xizhou tak peduli bagaimanapun cuacanya.
Riwayat keluar masuknya biro pengawal tersebut bisa disesuaikan dengan buku besar dari Lin Si Yue. Namun hingga setengah bulan yang lalu, A Gushan menggantikan posisi Pemimpin Serigala Tua yang membuat usaha penambangan bijih besi terputus dan riwayat keluar masuk biro pengawal pun ikut terputus.
Zhao Quan sudah mendapatkan daftar nama semua orang di biro pengawal tersebut. Namun menurut Xing Zhou, tidak perlu menyelidikinya satu per satu. Cukup satu orang saja, Qiulin Xian.
Marga Qiulin itu tidak biasa. Marga Qiulin pernah ada di Beizhou dan biasanya hanya suku Rong yang menggunakan marga ini. Orang yang memiliki marga ini, bisa bolak-balik di antara dua tempat dengan mudah.
Hujan turun deras saat Xing Zhou pulang dan mendapati Mian Tang duduk di gazebo. Mengira tangan Mian Tang sakit lagi, Xing Zhou pun langsung memijatnya dengan penuh perhatian seperti biasanya.
Namun perasaan Mian Tang padanya kali ini agak berbeda, terutama karena dia mulai benar-benar mencurigai Xing Zhou sekarang. Makanya dia kemudian mencoba menanyai Xing Zhou tentang apakah tahun lalu mereka berada di ibu kota.
Xing Zhou berbohong mengiyakannya, mengklaim bahwa mereka menjalankan usaha bisnis tembikar. Namun kali ini Mian Tang tahu kalau dia berbohong.
Bersambung ke episode 17
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam