Tak lama kemudian, Xing Zhou mendapat kabar tentang masalah ini. Maka dia langsung memerintahkan anak buahnya untuk mencarikannya baju perang prajurit biasa sebelum kemudian bergegas pergi menemui Mian Tang.
Dia ingin memeluknya, tapi Mian Tang langsung menamparnya dan mengomelinya dengan sakit hati, tidak terima dirinya diceraikan hanya karena masalah ini, mengira kalau Cui Jiu menceraikannya gara-gara mendapat pengaruh buruk dari Raja Huaiyang.
Bahkan sekalipun Cui Jiu ingin mengabdi pada negara, tetap saja seharusnya dia berdiskusi dulu baik-baik dengannya dan bukannya sembarangan menceraikannya dengan cara seperti ini. Toh dia juga tidak akan menghentikan Cui Jiu kalau dia benar-benar serius ingin mengabdi pada negara.
Apakah Cui Jiu pikir bahwa dia jenis wanita yang hanya peduli pada dirinya sendiri dan takut mati? Mian Tang tidak terima dan ingin merobek surat cerai itu, tapi tidak bisa karena terlindungi oleh kain yang bagus dan itu membuatnya jadi makin kesal sampai dia menangis.
Cui Jiu langsung membanting surat cerai itu ke tanah sebelum kemudian memeluk Mian Tang erat-erat, berusaha menenangkannya dan meminta maaf berulang kali atas kesalahannya.
Ketulusan perasaan Mian Tang padanya seketika membuatnya jadi menyesal karena pernah berusaha menyangkal perasaannya dan meyakini bahwa hubungan mereka hanya sekedar permainan.
Malam harinya, walaupun mereka masih canggung, tapi akhirnya mereka sudah bisa bicara baik-baik. Xing Zhou mengklaim bahwa jenderal memberinya kenaikan jabatan, dan Mian Tang mengingatkannya untuk selalu jaga kesehatannya.
"Aku baik-baik saja. Besok, kau minta kusir untuk mengikuti pasukan. Setelah tiba di Gerbang Jinjia, aku akan mencarikanmu penginapan di sekitar untuk beristirahat baik-baik."
"Baik."
Canggung, Xing Zhou ingin pergi, tapi Mian Tang tiba-tiba mengeluh manja bahwa tangannya terasa sakit gara-gara perkelahian tadi siang. Xing Zhou pun dengan senang hati memijatnya seperti biasanya.
Sementara itu di Kediaman He, Tuan Muda He melihat Zhao Quan datang. Dia mengenali Zhao Quan sebagai tabib yang memeriksa He Zhen waktu itu, tapi kan sekarang He Zhen tidak sedang sakit, jadi kenapa dia datang lagi sekarang? Wah! Jangan-jangan...?
Tuan Muda seketika punya pikiran buruk tentang hubungan kedua orang itu, makanya kemudian dia langsung memerintahkan para pelayannya untuk menangkap Zhao Quan dan membungkam mulutnya.
Padahal Zhao Quan berniat menemui Tuan Besar He, tapi Tuan Muda sama sekali tidak mau mendengarnya, malah menyuruh para pelayan untuk melemparnya ke kamarnya He Zhen, berniat untuk merusak reputasi He Zhen.
Namun yang tak disangkanya, saat dia mencoba menghasut ayahnya, Tuan Besar He malah langsung memukulinya. Wkwkwk! Jelas karena Tuan Besar He mengenali siapa Zhao Quan yang notabene berasal dari keluarga bangsawan yang statusnya jauh lebih tinggi di atas mereka.
Begitu Zhao Quan dilepas, sekarang Tuan Muda He yang harus berlutut di hadapannya dengan ketakutan. Saat He Zhen datang, dia yang tadinya mau merusak reputasi adiknya sendiri, sekarang dengan tidak tahu malunya meminta He Zhen untuk menolongnya.
Bahkan He Zhen pun kaget melihat Zhao Quan ternyata adalah seorang adipati. Zhao Quan langsung menyindir mereka berdua sebagai kakak-adik yang punya kebiasaan aneh sama persis, suka mengikat dan membekap mulut orang sembarangan.
Namun He Zhen sama sekali tak gentar padanya, malah langsung balas menyindirnya sebagai penipu. Tuan Besar He sontak marah mengomeli mereka dan memaksa putranya untuk mengakui kesalahannya pada Zhao Quan.
Jadilah Tuan Muda He menampari dirinya sendiri sembari mengaku salah dan meminta maaf pada Zhao Quan. Zhao Quan dengan gaya garangnya memutuskan untuk mengampuni Tuan Muda He, itu pun cuma karena dia menghormati Nona He Zhen.
Setelah itu, dia meminta izin Tuan Besar He supaya dia bisa bicara berdua dengan He Zhen. Namun setelah kedua orang itu pergi, Tuan Muda He lagi-lagi berpikir terlalu jauh tentang kedua orang itu.
Dia yakin banget kalau Zhao Quan itu tertarik pada He Zhen. Dia yakin bahwa kedatangannya kemari hari ini adalah untuk mencari He Zhen dan bukannya mencari Tuan Besar He.
Tuan Besar He ragu akan hal itu. Keluarga He adalah keluarga pedagang dari generasi ke generasi, kesenjangan status keluarga mereka dengan keluarga Adipati sangat jauh. Apalagi dulu Zhao Quan hampir menikah dengan Tuan Putri.
Tuan Muda He yakin banget dengan keyakinannya. Memangnya kenapa kalau Zhao Quan pernah hampir menikah dengan Tuan Putri, toh pada akhirnya pernikahan itu batal dan Tuan Putri kabur.
Keluarga Adipati dulu menyebar kabar bahwa pihak merekalah yang membatalkan pernikahan, padahal sebenarnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa Tuan Putri-lah yang membatalkan pernikahan.
Dia yakin banget bahwa alasan Zhao Quan melepaskannya tadi karena Zhao Quan memandangnya sebagai calon kakak iparnya, Zhao Quan sudah menganggapnya sebagai keluarganya sendiri.
Keyakinannya ini memang terasa sangat meyakinkan sampai-sampai Tuan Besar He berubah mempercayainya. Dia jadi senang dan penuh harap tentang ini. Zhao Quan tadi bilang bahwa dia datang untuk merundingkan sesuatu dengannya, Tuan Besar He jadi meyakini bahwa kedatangan Zhao Quan kali ini pasti adalah untuk melamar He Zhen. Pfft!
Padahal saat bicara pada He Zhen, Zhao Quan mengaku bahwa kedatangannya hari ini adalah untuk berdiskusi dengan Tuan Besar He terkait masalah meminjam transportasi pembawa makanan milik Keluarga He untuk dikirimkan ke garis depan.
Namun He Zhen sama sekali tak bisa mempercayainya. Awalnya dia sempat marah pada Mian Tang karena mengira Mian Tang membohonginya, tapi setelah mengetahui tentang identitas asli Zhao Quan, sekarang dia sadar bahwa Zhao Quan dan Raja Huaiyang ternyata adalah penipu ulung yang bekerja sama untuk menipu Mian Tang. Jadi mana mungkin dia mempercayai Zhao Quan sekarang, He Zhen pun langsung pergi dengan kesal.
Tak lama kemudian, Zhao Quan ganti menemui Tuan Besar He yang sekarang menyambutnya dengan sangat antusias. Zhao Quan baru berbasa-basi tentang maksud kedatangannya, belum nyampai ke inti masalah, Tuan Besar He langsung saja dengan antusias mengaku sudah tahu dan dia setuju.
Pfft! Zhao Quan kaget, mengira Tuan Besar He setuju tentang masalah peminjaman transportasi pembawa makanan, dan jadilah perundingan ini terselesaikan dengan mudah namun penuh dengan kesalahpahaman. Wkwkwk!
Bersambung ke episode 14
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam