Gara-gara ibunya terus mendesaknya tentang Lisa, Petch malah jadi tak sengaja keceplosan memberitahunya bahwa Lisa sudah punya pacar.
Sontak saja informasi ini sampai dengan cepat ke telinga kedua orang tua Lisa yang langsung menginterogasi Chavit tentang masalah ini.
Mereka tidak senang dan khawatir karena tidak mengetahui apa-apa tentang ini, Lisa bahkan tidak memberitahu mereka. Bagaimana kalau yang dia pacari itu ternyata orang jahat?
Chavit meyakinkan mereka untuk tidak khawatir. Lisa tidak memberitahu mereka karena dia ingin yakin tentang pacarnya itu terlebih dulu sebelum memberitahu mereka.
Pacarnya Lisa itu namanya Saruch, seniornya Lisa dan Ploy di Boston. Dia seorang arsitek yang sekarang ini sedang mengejarkan proyeknya Petch. Sedangkan keluarganya menjalankan bisnis perhiasan dan ibunya baru saja membeli emas dari toko mereka.
Informasi yang terdengar cukup bagus, tapi tetap saja mereka tidak bisa tenang. Bagaimana bisa mereka tidak khawatir, putri mereka itu kan sangat naif. Bagaimana kalau pria itu ternyata menipunya? Chavit meyakinkan mereka untuk tidak khawatir, dia akan mengawasi mereka. Dia akan mengawasi mereka dengan ketat.
Oke! Pembicaraan tentang Lisa selesai, sekarang gantian tentang Chavit. Ayah curiga kalau Chavit mengejar Ploy cuma karena ancamannya, iya kan?
Chavit sontak menyangkal keras, dia sungguh menyukai Ploy. Hanya Ploy satu-satunya wanita dalam hatinya. Dia mengejar Ploy sama sekali bukan karena ancaman Ayah. Hanya saja ancaman Ayah membuatnya bisa melihat segalanya menjadi lebih jelas dalam pikirannya. Sungguh! Dia serius!
Tapi Ayah malah terus menatapnya dengan garang sampai membuat Chavit canggung banget. Dia berniat kabur, tapi Ayah mendadak menahannya dengan wajah seramnya sebelum kemudian berkata... "Kerja bagus, Nak!!!" (Pfft!) Ayah ternyata bangga banget dengan perubahan putranya ini. Chavit pun lega.
Sementara itu, Fah lagi-lagi dikonfrontasi ibunya yang dengan gilanya menuduh Fah tidur dengan Petch. Fah menyangkal pun dia tidak percaya.
Lebih gilanya lagi, saat Fah berusaha meyakinkannya bahwa dia terpaksa bermalam di sana karena pekerjaan, Rumpa mendadak menuduh Petch memaksakan dirinya pada Fah, menuduhnya sengaja mau merusak reputasi Fah.
Fah terus menyangkal, tapi Rumpa terus mengamuk menuduh Petch itu sama seperti semua pria di Keluarga Jutathep, orang-orang jahat yang tega menyakiti orang lain dan merusak reputasi orang lain. Tunggu dan lihat saja, mereka pasti akan melakukannya!
Rencana Kanlaya untuk menjatuhkan Fah mulai berjalan keesokan harinya di kantor. Gosip dengan cepat viral dari mulut ke mulut bahwa Fah tidur bersama dengan bos mereka di Chiang Mai dan sekarang dia dicampakkan begitu saja.
Pastinya gosip ini langsung sampai ke telinga Fah dengan cepat melalui rekan satu timnya yang jelas saja membuatnya sedih. Gosip jadi semakin panas karena Petch mendadak membuat keputusan memindahkan Fah yang membuat orang-orang semakin meyakini tentang gosip itu.
Padahal Petch bahkan belum mendengar tentang gosip itu saat dia membuat keputusan untuk memindahkan Fah. Dia ingin memindahkan Fah hanya karena Fah wanita dan tidak akan nyaman kalau harus terus bepergian dengannya. Dia baru mendengarnya dari laporan Nus yang jelas saja membuatnya marah.
Nus dan tim PR dengan cepat menghubungkan semua petunjuk dan langsung sadar kalau penyebar gosip itu adalah pegawai HRD yang merupakan temannya Kanlaya. Jadi sudah bisa ditebak siapa dalang dari gosip ini.
Fah berusaha tetap tegar dan kuat di hadapan orang-orang dan Kanlaya yang terus mengusiknya, tapi begitu sendirian, dia langsung menangis sedih.
Namun sekuat tenaga dia mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap kuat demi ibunya, maka dengan cepat dia menghapus air matanya dan berniat kembali ke kantor saat Petch mendadak muncul dan menariknya ke aula kosong dan meminta maaf padanya atas kejadian hari ini, tapi sungguh dia memindahkan Fah karena alasan lain.
Dia bakalan harus sering balik-balik Bangkok-Chiang Mai karena permasalahan kasus korupsi itu cukup serius. Tidak pantas jika dia harus terus menerus membawa Fah ke sana. Dia sungguh bermaksud baik pada Fah. Dia hanya tidak ingin Fah iremehkan. Terutama... dia tidak ingin Poom salah paham terhadap hubungan mereka.
"Khun Poom sangat masuk akal, anda tidak perlu khawatir, Pak," sinis Fah, "terima kasih atas kekhawatiran anda dan juga untuk kesopanan anda untuk menjelaskan alasan anda kepada saya secara pribadi. Saya mengerti mengapa anda melakukan ini. Mengenai keputusan saya tentang hal ini, saya akan memberi tahu anda sesegera mungkin. Saya permisi."
Bahkan saat Fah hendak pulang, semua karyawan masih kasak-kusuk menggosipkannya. Semua ini membuatnya sangat pusing hingga dia hampir saja roboh kalau saja Poom tidak mendadak muncul dan menangkapnya.
Namun jelas saja pemandangan itu membuat para pegawai yang melihatnya semakin heboh menggosip, untungnya Poom tegas tapi tetap sopan menegur mereka hingga mereka langsung pergi.
Poom kemudian dengan lembut menuntun Fah pergi dari sana tanpa menyadari bahwa Petch menyaksikan segalanya dari lantai atas dengan sedih.
Dia membawa Fah ke sebuah coffee shop, namun mereka tidak berduaan. Tak lama kemudian, Chavit juga datang bersama dengan Ploy. Jadilah mereka berempat kemudian pindah ke restoran dan double date di sana.
Poom menggodai pasangan baru itu, Chavit dengan pedenya berencana menikahi Ploy, bahkan menginginkan Fah untuk merencanakan konsep pernikahan mereka seperti yang Fah lakukan untuk sepupunya, Phu.
Ploy sontak menolak dan menegaskan bahwa saat ini Chavit masih dalam masa percobaan. Jika dalam waktu tiga bulan Chavit melakukan kesalahan, maka sudah pasti Ploy akan memecatnya jadi pacar, dan dia juga memperingatkan Poom untuk memihaknya karena mereka sepupu, memiliki nama keluarga yang sama.
Ngomong-ngomong tentang hubungan, entah mengapa Chavit selalu merasa bahwa dia seperti punya hubungan dengan Fah sejak mereka pertama kali bertamu. Bukan hubungan semacam cinta yang dia maksud, tapi Poom sontak protes tidak terima dan menegaskan pada Chavit bahwa Fah adalah miliknya.
Ploy jelas heran dengan hubungan mereka, dia kira kalau Petch menyukai Fah. Bagaimana bisa Poom juga melirik Fah? Jelas saja sindiran Ploy itu membuat Fah jadi sedih dan gugup. Namun Poom dengan manisnya menenangkan Fah dan membelanya di hadapan Ploy, menegaskan bahwa seorang pria menyukai wanita cantik itu sangat wajar.
Di Istana Jutathep, Phu mengumpulkan para sepupunya kecuali Petch dan Poom karena pertemuan kali ini untuk membahas hubungan kedua sepupu mereka itu dengan Fah.
Phu merasa aneh karena tadi siang dia tiba-tiba dihubungi Petch yang ingin memindahkan Fah ke Departemen PR di mall-nya. Petch bilang alasannya cuma karena dia bakalan sering bolak-balik ke Chiang Mai dan tidak pantas jika dia terus menerus membawa Fah ke sana bersamanya.
Namun Phu yakin bahwa alasan Petch bukan cuma karena itu. Dari semua petunjuk, para sepupu Jutathep menyimpulkan bahwa Petch sudah pasti sangat menyukai Fah.
Belakangan ini Petch melakukan beberapa hal untuk Fah yang sebelumnya belum pernah dia lakukan demi siapa pun. Padahal Petch biasanya adalah orang yang tidak pernah membiarkan siapa pun memasuki hidupnya dengan mudah.
Petch meminta bantuan Chat untuk merekomendasikan psikiater untuk pegawainya yang dia yakin adalah Fah, dan Petch memintanya secara langsung tanpa perantara Nus seperti biasanya.
Petch bahkan membawa Fah ke Istana Jutathep, bertemu dan minum teh dengan Nenek Orn, dan juga membawa Fah bertemu dengan Ayah dan Ibunya Jak dan Poom. Saat Fah pingsan waktu itu, dia tampak sangat mengkhawatirkannya. Makanya menurut Phu aneh sekali kalau sekarang Petch mendadak ingin mendorong Fah menjauh darinya.
Menurut Jak itu tidak aneh, soalnya Poom juga suka sama Fah. Tampaknya Poom benar-benar menyukai Fah sampai-sampai Poom membawa Fah ke sembilan kuil di Ayutthaya dan selalu menjemput Fah pulang kerja setiap kali dia pulang ke Bangkok.
Tahu sendiri sifat Petch seperti apa, dia selalu mengalah pada mereka. Apakah Poom serius terhadap Fah, itu masih jadi tanda tanya besar, tapi tentang Petch, sudah pasti Petch serius terhadap Fah.
"Itu berarti, jawabannya ada pada Dujupsorn tentang siapa yang disukainya. Tapi kenapa dia mengikat keduanya?"
Dalam perjalanan pulang, semua orang sepakat untuk mengantarkan Fah duluan, Poom bahkan mengajak mereka untuk makan kue-kue di toko makanannya Fah dan menyatakan ingin menyapa Ibunya Fah yang jelas saja membuat Fah gugup tidak ingin mereka bertemu dengan ibunya.
Makanya dia berusaha mencegah mereka dengan cari-cari alasan biar mereka tidak perlu bertemu dengan ibunya. Para pria tidak melihat keanehannya, tapi si mata tajam Ploy bisa melihatnya dengan jelas walaupun dia tidak mengatakan apa pun tentang itu.
Fah benar-benar lelah dengan semua ini. Namun melihat putrinya menangis, Rumpa malah mengira kalau Fah disakiti Jutathep sama sepeti dirinya dulu, makanya dia jadi semakin getol mendesak Fah untuk segera menyelesaikan rencana balas dendam mereka.
Dia beralasan bahwa semakin cepat masalah ini selesai, maka mereka akan bisa semakin cepat balik ke Chiang Mai dan Fah tidak akan perlu lagi berhubungan dengan Jutathep.
Dalam perjalanan pulang, Chavit serius penasaran apakah Poom benar-benar serius terhadap Fah. Hmm, Poom memang merasa bahwa Fah itu imut. Hanya saja, dia tidak begitu menegaskan tentang apakah dia serius terhadap Fah. Malah sepertinya dia hanya merasa kasihan karena dia memperhatikan Fah tampak selalu sedih seperti punya masalah besar.
"Hei, kau mengejar karyawannya Petch. Pernahkan kau bertanya padanya apakah dia baik-baik saja dengan ini?" tanya Chavit. Hmm, dia benar juga sih, Poom mendadak jadi galau memikirkan Petch.
Makanya keesokan harinya, Poom menemui Petch untuk membicarakan masalah ini dengan serius dan to the point menanyakan perasaan Petch terhadap Fah. Jika benar Petch dan Fah punya perasaan terhadap satu sama lain, maka dia akan segera menghentikan semua ini, dia tidak ingin menyakiti perasaan Petch.
Namun seperti biasanya, Petch menyangkalnya secara tak langsung, malah mengomentari Poom dan Fah yang menurutnya serasi sebagai pasangan. Poom jelas tak percaya, dia tidak suka dengan cara Petch menghindari pertanyaannya, apakah karena Petch sebenarnya tidak bisa menjawabnya?
Petch malah tidak menjawab, padahal kalau dia benar-benar tidak punya perasaan terhadap Fah, maka Petch pasti bisa menjawabnya dengan mudah.
"Jangan kekanak-kanakan, Poom."
"Aku tidak begitu, dan Fah bukanlah mainan. Aku suka Fah karena dia sangat manis, tapi juga merasa kasihan padanya. Jika kau yang akan menjaganya, aku akan senang dan akan membantu kalian untuk bersatu."
"Aku lebih tua darimu. Aku harus berkorban."
"Aku lebih muda, tapi aku juga bisa berkorban. Kenapa aku tidak bisa melakukan itu?"
"Karena aku tidak menyukainya!" bohong Petch.
"Kau yakin akan hal itu?"
"Iya," cicit Petch.
"Lalu bagaimana jika dia menyukaimu?"
Jelas itu pertanyaan yang sontak membuat Petch penuh harap, tapi dengan cepat dia menyingkirkan perasaannya itu, mengklaim bahwa itu tidak mungkin. Pokoknya Fah dan Poom serasi.
"Kalau begitu, izinkan aku menanyakan satu pertanyaan terakhir."
"Apa itu?"
"Misalkan aku menikah dengan Fah, apakah kau akan menyesalinya seumur hidupmu?"
Jelas sekali dia pasti akan kecewa dan sedih, tapi lagi-lagi, dengan cepat dia menormalkan ekspresinya dan berbohong menyatakan bahwa dia tidak akan menyesalinya. Poom bilang ini pertanyaan terakhir, kan? Ya sudah kalau begitu. Selesai sampai di sini. Petch pun bergegas pergi menghindarinya dengan alasan harus berangkat kerja.
Bersambung ke episode 10
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam