Saat Chang Feng kembali ke Paviliun Fengyue, dia mendapati Qian Yue sudah pingsan berlumuran darah, tapi kali ini dia tidak bangun dan menggigit Chang Feng. Panik, Chang Feng langsung membawanya pulang dan memanggil tabib.
Tabib berusaha mengobati Qian Yue, tapi lukanya terlalu parah, pendarahannya terlalu banyak, dia membutuhkan Darah Kirin yang bisa memperpanjang hidupnya. Dia harus meminum darah Kirin dalam waktu kurang dari setengah jam atau nyawanya akan melayang. Mendengar itu, Chang Feng pun langsung pergi mencari obat itu.
Di tempat lain, Marsekal Agung baru mendapat laporan tentang penyerangan di festival lampion barusan. Para penyerangnya aneh, mereka bermata merah dan memiliki pola aneh di wajah mereka, dan mereka menyerang para penduduk dengan sangat cepat dan kuat, sama sekali tidak seperti manusia biasa, lebih mirip monster.
Marsekal Agung seketika cemas dan curiga bahwa mereka adalah Legiun Kupu-Kupu Yilan. Karena itulah, dia kemudian memerintahkan bawahannya untuk bekerja sama dengan Departemen Pengawal Ningcheng untuk menyelidiki kasus ini.
Tepat saat itu juga, Chang Feng mendadak menerobos masuk, mengabaikan semua penjagaan demi meminta pada Marsekal Agung untuk memberikan darah Kirin padanya, penting, darurat! Dia bahkan rela berlutut dan memohon demi itu.
Namun karena dia juga bersikeras menolak menyebutkan apa alasannya, wajar saja Marsekal Agung tidak langsung memberikannya dan terus bertele-tele menanyakan alasannya.
Tidak sabaran, Chang Feng langsung saja mengabaikannya dan masuk sendiri untuk mengambil darah Kirin itu. Untungnya Marsekal Agung tidak mempermasalahkannya lebih jauh dan membiarkannya pergi membawa darah Kirin itu.
Darah Kirin itu memang berhasil menghentikan pendarahannya Qian Yue, tapi kondisinya tetap kritis. Kali ini, bahkan Tabib pun cuma bisa pasrah pada takdir. Di ambang kematiannya, Qian Yue menyesal karena pada akhirnya dia tetap gagal untuk kembali menjadi manusia normal dan menjadi istrinya Chang Feng seutuhnya.
Qian Yue pun meninggal dunia, Chang Feng sontak panik ingin memberinya darah Kirin lagi. Namun saat dia berbalik beberapa detik kemudian, tubuh Qian Yue mendadak menghilang. Hah?
Namun saat dia berbalik, dia malah mendapati Qian Yue masih hidup, tapi sudah menjadi monster bermata merah yang melayang di udara menatapnya dengan seram lalu tiba-tiba menyerangnya dengan ganas hingga Chang Feng terbanting cukup kuat. Chang Feng berusaha menahannya sekuat tenaga, tapi Qian Yue sangat kuat dan dia benar-benar tidak mengenali Chang Feng.
Untungnya saat itu juga, tiba-tiba muncul asap gaib merah dari bunga Peony merah yang seketika membuat Qian Yue sadar dan teringat akan pertemuan pertamanya dengan Chang Feng di tengah-tengah mayat korban pembantaian.
Semua itu sontak membuat Qian Yue pingsan dan akhirnya kembali normal, dan luka di lehernya menghilang tak berbekas seolah tak pernah ada.
Keesokan harinya, Qian Yue terbangun seperti biasanya, mendapati Chang Feng sudah bersiap untuk berangkat kerja. Namun kali ini Chang Feng lebih waspada terhadapnya. Qian Yue yang jelas lupa dengan kejadian semalam, santai saja berniat memakaikan mantel padanya, tapi Chang Feng dengan cepat menghentikannya.
Dia ingin memakainya sendiri, tapi Qian Yue bersikeras untuk memakaikannya padanya. Chang Feng akhirnya membiarkannya melakukannya, tapi tangannya tetap waspada dan bersiap untuk menghunus pedang setiap saat kalau-kalau Qian Yue berubah lagi.
Saat inilah Qian Yue baru mengedarkan pandangan ke seluruh kamarnya yang sudah rapi seperti semula, tapi dalam benaknya muncul kilasan-kilasan singkat tentang kejadian semalam yang jelas saja membuatnya gelisah. Namun dia bingung bagaimana harus menanyakannya. Apakah itu mimpi? Dia benar-benar tidak ingat.
Baru saat menyadari Qian Yue benar-benar tidak ingat, Chang Feng akhirnya menurunkan kewaspadaannya dan sengaja menutupi seluruh kejadian kemarin dengan berbohong bahwa Qian Yue kemarin pingsan karena tidak enak badan di festival lampion, makanya mereka cepat pulang.
Qian Yue percaya-percaya saja, namun tak lama setelah Chang Feng pergi, dia baru menemukan pecahan vas keramik yang tak sengaja tertinggal. Itu adalah pecahan vas tempat dia meletakkan bunga Peony merah.
Bunga itu sekarang ada di tempatnya di vas yang terlihat sama, tapi pecahan vas keramik ini jelas menunjukkan ada yang tidak beres. Qian Yue jadi semakin gelisah teringat akan mimpi/ingatannya semalam.
Di tempat lain, Chang Feng melihat salah satu mayat monster wanita. Mayat itu tampak seperti manusia normal setelah mati, tapi ada satu hal yang tidak berubah.
Pada bagian tulang selangkanya, tampak ada tato kupu-kupu yang sontak membuat Chang Feng tercengang karena semalam dia juga melihat tato yang sama persis di tulang selangkanya Qian Yue, padahal sebelum kejadian kemarin, dia tidak pernah melihat tato semacam itu di tulang selangka Qian Yue.
Pada saat yang bersamaan, Qian Yue juga baru menyadari kemunculan tato kupu-kupu itu di tulang selangkanya yang sontak membuatnya panik. Namun tato kupu-kupu itu jelas bukan hal yang baru muncul sekarang, malah Qian Yue sudah lama memiliki tato kupu-kupu itu, tapi sebelumnya sempat menghilang.
Saat mereka menikah dulu, Qian Yue pernah bilang ke Chang Feng bahwa sebelumnya dia pernah memiliki tanda lahir yang jelek di tulang selangkanya, tapi waktu itu sudah menghilang. Namun sekarang tato itu malah muncul lagi.
Curiga, Chang Feng langsung meminta laporan penaklukan bandit Desa Dongqian beberapa tahun silam. Menurut laporan tersebut, para penduduknya dibantai oleh para bandit dan tidak ada satu pun yang selamat.
Namun kemudian, setelah dicek uang, didapati bahwa sebanyak 48 warga desa dilaporkan hilang. Laporan tersebut menyebutkan bahwa para bandit tersebut dicurigai diserang oleh monster, sama seperti yang terjadi di festival lampion kemarin.
Tampaknya para bandit ini diserang oleh Legiun Kupu-Kupu Yilan. Legiun Kupu-Kupu Yilan itu berakar dari Klan Yilan yang sudah punah, mereka ahli dalam ilmu racun dan sihir untuk menakut-nakuti para prajurit negara mereka.
Yang paling menakutkan dari hasil ciptaan mereka adalah racun kupu-kupu. Saat seseorang terinfeksi racun tersebut, maka orang itu akan menjadi seganas monster.
Dulu, kakak perempuannya Chang Feng adalah korban dari infeksi ini. Yang tidak dia sangka sekarang, ternyata istrinya yang dulu dia selamatkan dari pembantaian tersebut ternyata adalah salah satunya.
Di rumah, Qian Yue panik bukan main dengan tato kupu-kupu itu tersebut sehingga dia hampir saja mau menyayat kulitnya sendiri untuk menghilangkan tato tersebut.
Namun sebelum dia sempat melakukannya, tiba-tiba terdengar suara kasim yang mengumumkan kedatangan Tuan Putri Bao Zhu. Dia akrab dengan Qian Yue karena Chang Feng mereka semua adalah saudara.
Chang Feng adalah kakak sepupunya Tuan Putri dan dia sudah mendengar tentang rumor penyerangan pada festival lampion kemarin, makanya dia bergegas datang sekarang karena mencemaskan Qian Yue.
Qian Yue yang sedari pagi tadi mengira bahwa kejadian semalam itu cuma sekedar mimpi dan tidak ada seorangpun di rumah yang memberitahunya tentang kebenarannya, jelas penasaran dengan rumor itu dan langsung mengundang Tuan Putri masuk untuk mendengarkan detil dari rumor itu.
Sementara itu di istana, Pangeran Wu'an tiba-tiba datang yang sontak membuat Ibu Suri cemas memeluk dan melindungi Kaisar yang masihlah seorang anak kecil berumur lima tahun. Makanya dia diam-diam memerintahkan Kasim untuk segera pergi memanggil Chang Feng.
Pangeran Wu'an sudah mendengar berita tentang penyerangan kemarin, makanya dia bergegas kembali untuk memaksa Kaisar kecil untuk membuat titah, dia bahkan langsung menuntun paksa tangan Kaisar kecil untuk menulis titah tersebut.
Untungnya Chang Feng datang tepat waktu untuk menghentikannya dan menyuruhnya untuk turun dari singgasana yang bukan haknya tersebut. Aura persaingan terasa begitu kuat dari kedua pria itu. Namun tiba-tiba ketegangan di antara mereka tersela oleh kedatangan anak buahnya Marsekal Agung yang meminta kedua pria itu untuk menghadapnya.
Namun begitu mereka sampai di sana, baru juga mereka mau menyapa, Marsekal Agung mendadak melemparkan segulung laporan ke mereka sambil marah-marah pada Pangeran Wu'an. Ternyata Marsekal Agung adalah Ayahnya Pangeran Wu'an dan Ayahnya Chang Feng juga. (Pfft! Pantesan Marsekal Agung tidak marah saat Chang Feng seenaknya mengambil darah Kirin)
Dulunya, Pangeran Wu'an atau nama aslinya adalah Ling Chang Jin, mendapatkan gelar Pangeran dari mendiang Kaisar terdahulu, makanya sekarang Marsekal Agung kesal dengan kelakuan Pangeran Wu'an yang seenaknya dan lancang pada Kaisar kecil.
Chang Jin beralasan kalau dia ingin membantu Kaisar menyelidiki kasus penyerangan Lagiun Kupu-Kupu Yilan tersebut. Dialah yang paling mengetahui sejarah Klan Yilan, jadi dialah orang terbaik untuk menyelidiki kasus ini.
Chang Feng tidak terima, kasus ini milik Departemen Ningcheng. Namun Marsekal Agung mendadak marah-marah juga pada Chang Feng karena pada dasarnya ya... Chang Feng memang gagal melindungi warga kemarin.
Makanya, Marsekal Agung menuntutnya untuk mengundurkan diri dari Departemen Ningcheng demi menenangkan orang-orang. Sedangkan untuk penyelidikan kasus ini, Marsekal Agung setuju untuk menyerahkannya ke Chang Jin.
Anak buahnya Chang Feng tidak mengerti kenapa Chang Feng memerintahkannya untuk memborgol mayat korban. Berhubung sudah mati, jadi dia borgol asal-asalan saja. Kan sudah mati, toh?
Oh tidak! Tepat setelah dia berpikir begitu, si mayat mendadak hidup kembali dalam keadaan sudah berubah menjadi monster dan hampir saja menyerangnya. Untungnya dia terselamatkan berkat orang asing yang mendadak muncul dan sigap melempar pedang pada si monster.
Namun efeknya cuma sementara karena begitu pedang tersebut ditarik, luka tusukan pada si mayat dengan cepat menutup kembali dengan sempurna. Dan ya, dia juga memiliki tato kupu-kupu yang sama dengan Qian Yue.
Si penyelamat tersebut ternyata anak buahnya Chang Jin yang datang untuk memberitahunya bahwa kasus ini sekarang sudah dilimpahkan kepada Pangeran Wu'an.
Chang Jin tidak berbohong tentang pengetahuannya terhadap Klan Yilan, dia tahu bahwa makhluk ini kebal dibunuh dengan cara ditusuk atau semacamnya. Satu-satunya cara yang paling cocok untuk membunuh mereka adalah dengan cara membakarnya.
Setelah mendengarkan rumor itu dari Tuan Putri, Qian Yue akhirnya mulai mengingat kejadian semalam, dia diserang oleh anggota grup LKKY itu, makanya tato kupu-kupunya sekarang kembali. Chang Feng pasti sudah melihatnya.
Yang jadi masalah, Tuan Putri mendadak mimisan dan bau darah sontak membuat insting monsternya Qian Yue bangkit. Qian Yue berusaha meminta Tua Pergi pergi secepatnya, tapi Tuan Putri sama sekali tidak curiga apa-apa, malah cuma bingung melihat tangan Qian Yue yang bergerak mendekatinya.
Saat Chang Feng pulang tak lama kemudian dan mengetahui bahwa Tuan Putri sedari tadi ada bersama Qian Yue di dalam kamar dan belum keluar-keluar, dia sontak cemas dan bergegas masuk kamar.
Saat dia membuka pintu, dia mendapati Tuan Putri sudah pingsan dan Qian Yue sudah berubah bermata merah dan langsung menyerangnya. Tak punya pilihan lain, Chang Feng dengan terpaksa menghentikan Qian Yue dengan menusukkan pedang ke dadanya.
Bersambung ke episode 4
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam