Sinopsis Are You the One Episode 9 - Part 2

Keesokan harinya, Xing Zhou berniat memberitahu Mian Tang tentang kebenarannya lalu mengembalikan Mian Tang ke Lu Wen. Namun Bibi Li sontak tidak setuju.

Dia mengingatkan Xing Zhou bahwa Mian Tang awalnya adalah wanita polos yang kemudian diculik bandit ke gunung hingga kehilangan kesuciannya, yang pada akhirnya malah berakibat urat tangannya dipotong dan dibuang ke sungai. 

Jadi bagaimana bisa dia malah mau dikembalikan ke tempat yang begitu berbahaya? Bahkan sekalipun Mian Tang dibiarkan untuk memilih sendiri, dia juga pasti tidak akan bersedia kembali ke sana. Apalagi sekarang Mian Tang telah menetapkan hatinya pada Xing Zhou. Jika dia mengetahui kebenarannya, dia pasti akan sangat sedih.

Xing Zhou jadi tambah bingung sekarang. Mian Tang yang melihatnya melamun sedih pagi-pagi, memutuskan untuk mengajaknya jalan-jalan dan bermain di pinggir sungai dan melempar bidak-bidak catur ke sungai. Berhubung bidak-bidak catur ini yang membuat Cui Jiu sedih dan stres, jadi mending dibuang saja.

"Di dunia ini, mana ada lawan catur sepadan yang bertahan selamanya. Bisa bermain dengan gembira, meninggalkan permainan dengan bebas, lalu dengan tanpa beban melanjutkan ke permainan berikutnya. Ciu Jiu, lawanmu hari ini adalah aku. Apa kau bisa mengalahkanku?"

Oh, tentu saja. Jadilah mereka bermain melempar bidak ke sungai dengan gembira. Xing Zhou bahkan bisa tersenyum begitu lebar, Mian Tang pun senang.

"Fujun, senyummu indah."

Xing Zhou benar-benar tersentuh hingga dia refleks memeluk erat Mian Tang. Sebenarnya masih ada bidak terakhir yang belum dia buang, tapi dia sengaja merahasiakannya dari Mian Tang.

"Orang bilang bahwa ketrampilan catur harus selaras dengan dunia. Kau dan aku telah benar-benar membuat langkah dan bermain catur di dunia ini."

"Namun aku bermain dengan agak kacau dan masih belum mengalahkanmu."

"Berhubung kita membuat langkah di dunia ini, kau tidak perlu lagi begitu terpaku pada menang atau kalah. Kita bukan sedang bermain catur di dalam ruangan kecil yang hanya memperhatikan lawan dan hanya memedulikan siapa yang bisa pergi dengan tersenyum. Kau dan aku bisa bersama-sama melihat pemandangan yang luas ini, melihat perubahan angin dan awan, melihat pergerakan mendung dan cerah, serta pergantian musim. Itu juga keberuntungan. Kenapa harus memedulikan yang lain?"

"Sepertinya kau telah menemukan cara untuk menghiburku. Tapi benar juga, bisa bersama istriku memang suatu keberuntungan. Kenapa harus memedulikan yang lain."

"Kau memang sudah cerdas dan bijak, tidak perlu dihibur olehku."

"Mian Tang, kenapa kau begitu baik kepadaku?"

"Karena kau adalah suamiku."

"Namun, kau sudah tidak ingat apa pun. Kau menerima semua yang kukatakan. Apa kau tidak takut bahwa aku mungkin pernah membohongimu, menyakitimu, juga membuatmu mencintai orang yang salah?"

"Aku yakin dengan setiap pilihan yang kubuat. Memilih seseorang, lalu mempercayainya. Memercayakan seluruh hidup ini kepadanya. Dia pasti akan memberiku tanggapan terbaik." (Aww, Mian Tang. Sepercaya itu kamu pada dia)

Karena sekarang Xing Zhou sudah merasa lebih baik, Mian Tang pun mengajaknya pulang besok. Dia sudah kangen rumah. Xing Zhou setuju.

"Kita kesampingkan semuanya hari ini dan beristirahat di sini. Kita pulang besok saja, ke rumah kecil kita."

"Pulang ke rumah kecil kita."

Ternyata yang diperintahkan Shi Yi Kuan pada Zi Yu sebelumnya adalah menyerang dan membunuh Xing Zhou dalam perjalanannya pulang ke Zhenzhou, harus dilakukan tanpa jejak sedikit pun.

Namun saat pasukan Zi Yu mengejar lewat jalan uta,a, mereka malah cuma menemukan papan catur giok putih yang sengaja ditinggalkan begitu saja di sebuah rumah gubuk yang jelas bertujuan untuk mengecohnya sekaligus memberinya peringatan.

Shi Yi Kuan jelas kecewa dengan kegagalan ini, tapi dia tidak marah pada Zi Yu dan hanya menyuruh Zi Yu untuk fokus mempersiapkan pernikahannya saja.

Kita kemudian bertemu dengan salah satu putrinya Shi Yi Kuan, Shi Xue Ji, dialah yang ternyata akan dinikahkan dengan Zi Yu. 

Xue Ji itu gadis yang polos, lembut dan pemalu. Pastinya sifatnya ini membuatnya jadi takut dan gugup di hadapan kakak-kakak tirinya. Maklum, ayahnya kan hobi mengoleksi selir, makanya dia punya banyak saudara tiri.

Shi Yi Kuan kemudian mengirim laporan pada Ibu Suri (yang berperan sebagai wali penguasa karena Kaisar masih kanak-kanak) untuk meminta instruksi Ibu Suri tentang bagaimana sebaiknya menangani Cui Xing Zhou.

"Tidak perlu terburu-buru. Perihal Cui Xing Zhou, aku sudah punya strategi balasan," perintah Ibu Suri.

Dari percakapan para ibu, diketahui bahwa Xing Zhou, Bing Lan dan Zhao Quan adalah saudara sepupu Zhao Quan dulu pernah hampir menikah, tapi kemudian pihak wanita membatalkan pernikahan mereka. Sejak saat itu Zhao Quan jadi tidak mau lagi memikirkan pernikahan dan lebih suka bersenang-senang di luar. 

Saat Xing Zhou datang tak lama kemudian, Ibu Ratu langsung menyuruhnya untuk jalan-jalan berdua dengan Bing Lan. Zhao Quan malas sebenarnya, tapi terpaksa dia menurut. Bing Lan jelas senang bisa kencan sama dia, padahal Xing Zhou sama sekali tidak tertarik dengan apa pun yang dia ucapkan. Dia tahu kalau dia harus menikahi Bing Lan nantinya, tapi sekarang dia jadi semakin galau karena Mian Tang dan tak tahu bagaimana harus menyelesaikan perkara ini.

Namun Xing Zhu sadar bahwa dia benar-benar harus melepaskan Mian Tang sekarang. Namun tentu saja dia tidak bisa melepaskan Mian Tang begitu saja, jadi dia berniat mencarikan jodoh yang baik untuk Mian Tang.

Wuih kesempatan! Zhao Quan langsung menawarkan dirinya untuk Mian Tang, tapi Xing Zhou menolak. Zhao Quan tidak terima, kenapa dia tidak bisa? Apa yang kurang darinya? Dia punya status, karakter yang baik dan juga moral yang baik.

"Kau tidak cocok! Kau ini... Kediaman Adipati-mu bukanah keluarga biasa berstatus rendah. Jika mengikutimu, kelak bagaimana dia menghadapi kenalan lama di Zhenzhou? Bagaimana dia harus berdagang? Aku harus membuatnya menjalani kehidupan yang tenang. Hidupnya harus nyaman."

Pfft! Yakin cuma itu alasannya?... Zhao Quan mendengus geli melihat Xing Zhou yang dulu begitu dingin dan tidak berperasaan, sekarang menjadi lebih manusiawi sejak bersama Mian Tang.

Dengan dibantu Bibi Li yang mencarikan calon suami untuk Mian Tang melalui Mak Comblang, Xing Zhou mulai meneliti kandidat mana saja yang paling bagus, tapi semuanya tidak ada bagus-bagusnya di mata Xing Zhou. 

Saat para kandidat itu datang satu per satu ke toko tembikar dengan menyamar sebagai pembeli, Xing Zhou langsung mengusir mereka secara halus, bahkan ada yang dia usir terang-terangan dengan menyatakan bahwa dirinya adalah suaminya Mian Tang. 

Pastinya, karena menurutnya tidak ada satu pun di antara para pria itu yang pantas untuk Mian Tang, alias dia cemburu sama semua pria yang dekat dengan Mian Tang. (Wkwkwk! Ya udah, kamu aja nikahin dia)

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments