Sinopsis Are You the One Episode 6 - Part 2

Saat He Zhen datang, dia melihat Mian Tang terbaring sakit dan tampak agak pucat yang membuat He Zhen benar-benar mengkhawatirkannya.

 

Padahal sebenarnya Mian Tang cuma berakting. Dia beralasan bahwa penyakitnya membutuhkan obat herbal khusus yang harus dirawat di tempat yang subur, makanya baru-baru ini dia membeli tanah di tempat yang bagus untuk menumbuhkan tanaman herbal untuk menyembuhkan penyakitnya ini.

Aktingnya bagus banget sehingga He Zhen mempercayainya, tapi tetap saja, mereka sangat amat perlu menggunakan tanah yang Mian Tang miliki itu karena itu jalur satu-satunya, sedangkan jalur-jalur yang lain sekarang digunakan untuk perbaikan saluran sungai.

Ini situasi darurat, mereka harus segera mengantarkan produk-produk tembikar mereka dan persembahan untuk Kaisar. Kalau sampai terlambat, itu termasuk pelanggaran besar dan mereka akan dihukum mati.

Mian Tang tentu saja setuju untuk membantu mereka... asalkan dia juga bisa mendapatkan pesanan dari keluarga kerajaan dan berdagang dengan bebas seperti para anggota asosiasi perdagangan.

Dengan begitu, mungkin penyakitnya ini akan bisa sembuh dengan hanya meminum obat biasa. Dia tidak mengancam, tapi terpaksa melakukan ini. Nona He juga tahu sendiri betapa sulitnya bagi wanita untuk berdagang.

He Zhen mengerti dan langsung pamit pulang untuk mendiskusikan permintaan Mian Tang tersebut dengan ayahnya.


Xing Zhou sedang mengawasi pelatihan para prajuritnya saat tiba-tiba dia diberitahu kabar dari mata-matanya bahwa Mian Tang sedang sakit. Beuh! Dia langsung khawatir banget dan langsung bergegas pulang dengan membawa obat dan makanan.

Tapi begitu dia baru tiba di depan kamarnya Mian Tang, dia malah mendengar percakapan Mian Tang dan Bibi Li yang jelas menyebutkan bahwa Mian Tang cuma pura-pura sakit untuk mengelabuhi para pedagang asosiasi perdagangan.


Rencana Mian Tang sukses besar saat tak lama kemudian, dia mendapatkan undangan dari asosiasi perdagangan untuk berdiskusi besok.

Awalnya tidak ada yang menyadarinya, tapi kemudian Mian Tang mengendus aroma teratai yang datang dari luar. Saat itulah dia melihat makanan yang ditinggalkan Xing Zhou di meja luar.

Mian Tang pun langsung bergegas menyusulnya. Xing Zhou berusaha menyembunyikan obat yang dia bawa, tapi Mian Tang tetap mengetahuinya. 

Jadi Xing Zhou asal saja beralasan kalau obat panas dalam ini untuknya sendiri, lalu langsung cepat-cepat pamit pergi lagi sambil diam-diam senyam-senyum gaje.

Pastinya, para anggota asosiasi tersebut masih meremehkan Mian Tang. Bukannya diundang untuk berdiskusi dengan para pria, dia malah diarahkan untuk bergaul dengan para istri mereka.

Para nyonya itu beralasan bahwa para anggota asosiasi masih sibuk berdiskusi tentang tokonya Mian Tang, jadi Mian Tang mending nge-teh dan ngobrol dulu dengan mereka.

Mereka menunjukkan padanya sepotong kain sutra berkualitas tinggi, mengira kalau Mian Tang pasti jarang melihat kain sebagus ini. Namun Mian Tang dengan santainya berkata bahwa dia memiliki beberapa potong kain yang sama persis seperti ini.

Sontak saja para nyonya itu kompakan tak mempercayainya. Kain sutra ini bahkan tidak bisa dibeli oleh pejabat biasa, jadi mana mungkin Keluarga Cui bisa memiliki kain-kain semacam ini? 

Mereka semua sinis menuduhnya membual dan meremehkannya... sampai saat Mian Tang mengeluarkan sapu tangan untuk mengelap keringatnya yang sontak membuat para nyonya itu heboh karena kain yang Mian Tang pakai buat ngelap keringat ini adalah kain sutra yang harganya selangit. Mian Tang beli di mana? Bisa-bisanya dia membuat kain semahal ini jadi lap keringat? Wkwkwk!

Mian Tang benar-benar bingung dengan reaksi mereka. Suaminya yang memberikan sapu tangan ini untuknya, dia tidak pernah menanyakan apa-apa tentang kain ini. Wow, sontak saja para nyonya itu mendadak berubah sikap jadi lebih sopan dan hormat sama Mian Tang.

Mian Tang jelas semakin keheranan dengan semau ini. Maka begitu pulang ke rumah, dia langsung mengobrak-abrik seisi kamarnya dan mendapati baju-bajunya memang terbuat dari kain-kain sutra berkualitas tinggi.

Aneh sekali. Kondisi perekonomian mereka sedang terpuruk, lalu dari mana suaminya bisa mendapatkan barang-barang berkualitas tinggi semacam ini?


Dia tidak mengatakan alasannya mengobrak-abrik isi lemarinya, tapi Bibi Li curiga, makanya Bibi Li diam-diam pergi melaporkan masalah ini ke Xing Zhou. Ini masalah serius, sepertinya Mian Tang mulai mencurigai Xing Zhou.


Kecurigaan Mian Tang semakin meningkat saat kemudian dia menemukan penindih kertasnya memiliki stempel yang sama persis dengan stempel yang pernah dia lihat di mangkok tembikar yang dijual Keluarga He, itu stempel keluarga kekaisaran, dan pengrajin tembikarnya mengonfirmasi bahwa ini adalah barang asli.

Maka kemudian, dia diam-diam membuntuti Xing Zhou tanpa sadar kalau Xing Zhou sebenarnya sengaja memancingnya ke sebuah restoran, di mana dia sudah mengatur agar Mian Tang bisa menguping dari ruang sebelah saat dia bersandiwara dengan orang yang dia bayar untuk berakting jadi seorang pejabat yang berkoar-koar lantang bahwa Cui Jiu sering bermain catur bersama Raja Huaiyang  dan para pejabat tinggi lainnya, lalu Xing Zhou berkoar-koar memuja-muji si pejabat palsu itu seolah dia adalah seorang penjilat.

Rencananya sukses besar, Mian Tang jadi berpikir bahwa ternyata selama ini suaminya sering bermain catur dengan Raja Huaiyang dan para pejabat tinggi lainnya tapi dia sengaja mengalah untuk menjilat mereka demi mendapatkan keuntungan dari mereka.

Karena itulah, begitu Xing Zhou pulang, Mian Tang langsung mengomelinya karena dia mengira bahwa Cui Jiu bukan cuma sekedar bermain catur dengan para pejabat tinggi, melainkan juga menjilat mereka untuk mendapatkan semua barang-barang mewah di rumah ini. Pfft!

Xing Zhou tentu saja berakting seolah dia tidak merasa itu salah, beralasan bahwa dia melakukan semua itu demi mencari nafkah untuk keluarga.

Mian Tang tidak setuju. Dia kan sudah bilang bahwa dia sendiri yang akan menanggung beban keluarga untuk mencari nafkah supaya Cui Jiu bisa bersenang-senang dengan tenang, tapi Cui Jiu malah melakukan hal-hal yang tidak bermartabat semacam ini.

Dia benar-benar sedih sampai berurai air mata. Xing Zhou yang awalnya mau mendebat, mendadak jadi tidak enak hati melihatnya menangis.

"Kau masih belum mengerti kenapa aku marah. Aku ingin bergabung ke asosiasi perdagangan, tapi kau malah menentang keras dengan alasan bahwa itu akan mempermalukanmu. Namun, kau malah rela membuang harga dirimu demi mencari nafkah. Kita sebagai suami istri seharusnya saling memikul beban bersama-sama. Namun, sepertinya hanya aku yang terus hidup di dalam perlindunganmu. Kau tidak pernah menceritakan masalah pikiran dan kesedihanmu padaku. Aku juga tidak pernah mendapatkan kepercayaan darimu."

"Bukankah karena itu karena ucapanmu sebelumnya? Hubungan di antara kita hanya ada hubungan utang budi. Jadi bagaimana bisa memikul beban bersama-sama?"

"Namun aku menginginkannya. Dulu, aku telah salah paham padamu. Aku tidak tahu kau lebih memilih dirimu menderita sendirian daripada melihatku dipersulit oleh orang asosiasi perdagangan. Aku hanya menganggap kau hanya fokus pada catur, tidak hanya tidak mengurus keluarga, bahkan selalu mengkritikku. Aku memanfaatkan kondisiku yang hilang ingatan untuk melupakan semua kebaikanmu terhadapku dulu. Aku hanya memedulikan perasaanku sendiri, tapi tidak pernah mempertimbangkan pemikiranmu, bahkan mengatakan kata-kata keterlaluan padamu."

Xing Zhou benar-benar jadi tidak enak hati mendengar ketulusan Mian Tang, "Itu... bukan begitu maksudku... Aku... tidak bermaksud menyalahkanmu."

"Fujun, dalam segala hal di masa lalu, baik kesalahpahaman atau kebohongan, kita jangan memperhitungkannya lagi, ya?"

"Baik."

Mian Tang senang, "aku... aku ingin mengenalmu dari awal lagi. Aku ingin mencoba menjadi istrinya Cui Jiu yang sebenarnya. Bagaimana?"

Xing Zhou setuju, dan berjanji bahwa dia tidak akan lagi menjadi penghibur orang lain. Akhirnya, permasalahan di antara mereka selesai, dan mereka pun tidur seranjang lagi.

Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments