Bibi Li sengaja menambahkan dua menu untuk menu makan siang. Setelah mencicipi salah satu menu, Mian Tang merasa rasanya terlalu berminyak.
Saat mereka hendak tidur malam harinya, Mian Tang yang awalnya diam merenung, tiba-tiba bangkit dan terus terang menyatakan pendapatnya tentang Cui Jiu karena sekarang dia benar-benar meragukan perasaannya terhadap Cui Jiu.
Dia ingat kalau dulu dia sangat enggan menikah dengan Cui Jiu, namun setelah dia siuman setelah terluka, dia tidak mengingat apapun.
Makanya saat dia mengetahui Cui Jiu banyak berkorban demi menyembuhkannya, dia merasa berutang budi padanya, berpikir bahwa dia beruntung menikah dengan orang yang benar.
Makanya dia ingin baik pada Cui Jiu, namun dia sama sekali tidak ingat bagaimana mereka berinteraksi dulu, jadi dia hanya bisa membayangkan kehidupan pasutri pada umumnya dan belajar untuk menirunya.
Namun semakin dia ingin lebih dekat dengan Cui Jiu, dia justru semakin merasa sangat asing. Sekarang dia akhirnya menyadari bahwa Cui Jiu bukanlah tipe pria idamannya, perasaannya terhadap Cui Jiu lebih banyak didominasi oleh perasaan utang budi alih-alih cinta.
Namun meskipun begitu, dia akan tetap menjalankan kewajibannya sebagai istri dengan baik. Kalau Cui Jiu keberatan, maka Cui Jiu boleh menceraikannya, dia janji akan mengganti semua uang pengobatannya.
Setelah itu, Mian Tang berniat mau tidur di ruang baca. Namun Xing Zhou sendiri yang kemudian pergi membawa perlengkapan tidurnya.
Namun dia tidak bisa tidur, malah mengganggu Zhao Quan dan memaksanya minum bersamanya padahal Zhao Quan sudah ngantuk berat. Jadilah Zhao Quan terpaksa harus mendengarkan keluh kesah Xing Zhou tentang Mian Tang dan semua yang Mian Tang ucapkan padanya tadi.
"Dia ingin pisah kamar denganmu, jadi kau marah?" tanya Zhao Quan curiga.
Xing Zhou sok menyangkal, mengklaim kalau dia justru senang, dia sudah terlalu malas main rumah-rumahan sama Mian Tang dan menghadapi Mian Tang yang suka cari perkara untuknya.
Makanya dia mengklaim bahwa situasi saat ini tuh bagus banget, dia cuma perlu menunggu informasi dari mata-matanya. Setelah itu dia akan bisa menggunakan Mian Tang sebagai senjatanya.
Mian Tang kan cuma pionnya. Mian Tang merasa berutang budi padanya, dia bisa memanfaatkan Mian Tang melalui perasaan utang budi itu. Pokoknya setelah dia berhasil menangkap Lu Wen nanti, dia akan langsung menyingkirkan Mian Tang yang bagaikan bebannya ini.
"Pion? Dilihat dari penampilanmu ini, kau jelas telah menganggapnya sebagai lawan."
Keesokan harinya, Xing Zhou mendadak muncul mendatangi Mian Tang di toko dan menawarkan bantuannya. Biarpun lagi marahan, tapi Mian Tang tetap melaksanakan kewajibannya sebagai istri yang baik dengan menyajikan berbagai camilan untuknya dan melayaninya bagai raja.
Setelah itu dia langsung balik ke pekerjaannya mengelap barang-barang tembikarnya. Saat melihat Mian Tang kesulitan mengangkat guci gara-gara tangannya yang masih pulih total, Xing Zhou refleks bangkit berniat mau membantu, tapi langsung batal sedetik kemudian begitu melihat Mian Tang sudah bisa sendiri.
Tepat saat itu juga, salah satu pekerja muncul membawanya beberapa produk yang baru jadi. Si pekerja ini benar-benar serius dengan pekerjaannya, jelas merupakan tipe pria yang disukai Mian Tang, Xing Zhou mendadak jadi kesal sama si pekerja itu.
Apalagi dia melihat Mian Tang senyum-senyum ramah pada si pekerja itu. Parahnya lagi, saat Mian Tang mengangkat gucinya lagi, si pekerja langsung membantu Mian Tang sambil pegang-pegang tangan Mian Tang.
Xing Zhou kan jadi cemburu dan langsung menegur si pekerja dan mengusirnya. Dia bahkan langsung perhatian mengecek tangan Mian Tang, tapi Mian Tang dengan cepat melepaskan tangannya.
Mian Tang yakin kalau Xing Zhou datang hari ini cuma untuk mengawasinya agar tidak mendatangi asosiasi perdagangan lagi. Jangan khawatir, Mian Tang janji tidak akan berinisiatif mendatangi mereka lagi.
Saat Xing Zhou pulang ke Kediaman Raja Huaiyang, dia mendapati Ibu Ratu dan Bing Lan sedang melihat-lihat gentong berisi ikan koi itu. Ibu Ratu menyukai desain gentong ini dan ingin memesan satu set tembikar dari Toko Tembikar Yushao, tapi Xing Zhou langsung menghalanginya dengan cara menjelek-jelekkan gentong ini.
Pun begitu, seharian Xing Zhou terus menerus memutari gentong itu, memelototi ikan-ikan koinya dan mengomeli mereka seolah mereka musuh, dan ujung-ujungnya dia mengobok-obok airnya dengan kesal.
Keesokan harinya, Tuan Besar He dengan ditemani Nona He, He Zhen, mendatangi kediaman Raja Huaiyang untuk menuntut jawaban atas permintaan pengurangan pajak.
Saat Xing Zhou muncul tak lama kemudian, He Zhen langsung terpesona, karena ternyata dulu, Xing Zhou pernah menyelamatkannya saat dia diculik dulu.
Sebenarnya, alasan Xing Zhou mengundang asosiasi perdagangan ke upacara pembukaan proyek saluran air adalah supaya mereka mau membantu dengan menyediakan kapal pengangkutan, tapi jelas sekali kalau para pedagang ini pelit banget, menginginkan pengurangan pajak tapi menolak permintaan Xing Zhou karena takut rugi.
Bahkan saat Xing Zhou mencoba bernegosiasi memintanya untuk membantu melalui pengangkutan darat, Tuan Besar He tetap cari-cari alasan untuk menolak.
Baru setelah Xing Zhou menjanjikan pengurangan pajak yang Tuan Besar He inginkan dan perbaikan jalur sungai untuk meminimalisir kerugian mereka, Tuan Besar He akhirnya bersedia membantu, itu pun setelah dia berhasil dibujuk dulu oleh He Zhen.
"Kau memiliki seorang putri yang baik," puji Xing Zhou lalu pergi. He Zhen tentu senang mendapat pujian itu.
Tuan Besar He jelas sadar siapa di antara anaknya yang memiliki potensi lebih baik. Sayangnya, cuma gara-gara He Zhen seorang wanita, pada akhirnya dia tetap menyerahkan toko tembikar keluarga mereka ke tangan putranya dan mengecewakan He Zhen.
Begitu Mian Tang mendengar kabar tentang perbaikan jalur sungai, Mian Tang langsung bertindak cepat membeli tanah di jalur yang paling strategis.
Semua perkiraannya benar-benar tepat sasaran, saat para pedagang itu baru selesai berdiskusi untuk membeli tanah di area itu, mereka malah mendapat kabar bahwa tanah di daerah itu sudah dibeli duluan oleh Liu Mian Tang yang langsung menghebohkan seisi ruangan.
Lucunya lagi, saat mereka mengirim pelayan untuk memanggil Liu Mian Tang, Mian Tang menolak datang dengan alasan sakit, dan juga... bukankah mereka sendiri yang bilang bahwa wanita tidak pantas muncul di depan publik dan tidak cocok untuk menjalankan usaha? Makanya dia tidak akan datang menemui mereka. (Pfft!)
Sontak saja para pedagang heboh mengeluh kanan-kiri. Tuan Muda He mendadak punya ide dengan memanfaatkan He Zhen, menyuruh He Zhen untuk pergi mewakili mereka menemui Mian Tang.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam