Sinopsis Are You the One Episode 5 - Part 2

Pastinya Xing Zhou dengan cepat mengetahui rencana Mian Tang untuk bergabung dengan asosiasi perdagangan dari Bibi Li. Namun dia juga kurang setuju jika Mian Tang pergi sendiri ke sana.

Dia berusaha meyakinkan Mian Tang supaya dia sendiri saja yang ke sana, tapi Mian Tang sama sekali tidak bisa yakin kalau dia bisa karena Xing Zhou kan tidak tahu menahu tentang bisnis tembikar.

Pantang menyerah, Xing Zhou berusaha membujuknya untuk pelan-pelan saja dulu mengingat bisnis mereka ini juga masih baru, lagipula, para anggota asosiasi perdagangan tersebut adalah orang-orang senior yang sudah berbisnis selama bertahun-tahun dan hubungan mereka rumit. Mian Tang tidak akan bisa bergabung ke asosiasi mereka dengan mudah.

Atau kalau toko mereka benar-benar tidak bisa bertahan, mending tutup saja tokonya, mereka bisa mencari uang dengan cara lain. Dia berusaha meyakinkan Mian Tang untuk tidak perlu pusing memikirkan masalah uang, dia yang akan memberinya uang untuk kebutuhan keluarga. 

Dia akan tetap mampu menghidupi Mian Tang biarpun Mian Tang cuma ongkang-ongkang kaki di rumah. Mian Tang sama sekali tidak perlu memikul beban keluarga.

Mian Tang tetap bersikeras menolak dan ingin mendebatnya, tapi Xing Zhou mendadak langsung mengakhiri perbincangan ini sampai di sini, bersikeras menyatakan bahwa dia sendiri yang akan mengurus asosiasi perdagangan lalu bergegas pergi lagi dengan alasan main catur lagi.

Mian Tang jelas kecewa dengan Xing Zhou, makanya dia kemudian bertanya penasaran pada Bibi Li tentang pria yang dia anggap suaminya tersebut. Sebenarnya, orang yang seperti apa suaminya dulu?

Bibi Li canggung mengklaim bahwa dia dulu sama saja seperti sekarang. Jawaban yang sungguh mengecewakan bagi Mian Tang, mengira bahwa itu maksudnya adalah suaminya itu sedari dulu selalu bersikap labil dan suka mengambil keputusan sendiri. 

Apakah dulu mereka juga sering bertengkar seperti ini? Bibi Li mengklaim kalau dia tidak tahu, itu kan urusan pribadi suami-istri di antara mereka.

Yang tidak Mian Tang ketahui, Tuan He, ketua asosiasi perdagangan saat ini justru sedang mendatangi Xing Zhou yang dia kenali hanya sebagai Raja Huaiyang untuk mengeluhkan besarnya pajak yang harus dibayarkan para pedagang pada pemerintah dan militer.

Xing Zhou berjanji akan mempertimbangan masalah itu dan mengundang para anggota asosiasi perdagangan untuk menghadiri dimulainya pekerjaan saluran sungai besok.

Keesokan harinya, Mian Tang nekat seorang diri mendatangi Asosiasi Perdagangan yang semua anggotanya pria. Ada Nona He, tapi yang dia lakukan lebih seperti seorang pelayan yang kerjanya cuma keliling menghidangkan teh untuk para pria itu walaupun tampak jelas kalau dia lebih baik dan lebih pintar dibandingkan Tuan Muda He, kakak laki-lakinya yang sombong. 

Pastinya, para pria itu kaget dan tak senang melihat yang datang malah wanita dan jelas mereka langsung meremehkan Mian Tang, apalagi Tuan Muda He yang kasar dan tidak sopan banget sama Mian Tang, menyindir Mian Tang datang kemari karena suaminya tidak berguna.

Tak gentar, Mian Tang langsung balas mengingatkan Tuan Muda He bahwa yang mengurus toko Keluarga He kan juga wanita, Nona He. 

Keluarga He mengizinkan Nona He mengurus toko, bukankah itu artinya mereka sebenarnya mengakui bahwa wanita boleh dan mampu untuk berdagang?

Tapi tentu saja, harga diri para pria itu membuat mereka menutup mata tentang fakta ini. Namun mereka tidak menolak Mian Tang secara langsung, jadi Tuan Muda He membuat syarat untuknya. 

Yaitu, Mian Tang harus bisa menjual produk tembikarnya ke keluarga kerajaan. Hmm, jelas dia sengaja membuat syarat yang sulit untuk menolak Mian Tang.


Dalam perjalanan pulang, Mian Tang tak sengaja melihat orang-orang berkumpul membaca pengumuman tentang perbaikan saluran sungai. Upacara pembukaan pengerjaan proyek ini akan dihadiri langsung oleh Raja Huaiyang.

Pengumuman ini sontak membuat Mian Tang mendadak punya ide bagus. Makanya dia langsung menyuruh salah satu pelayan untuk pergi ke toko untuk mengambil tong besar yang baru saja dibuat dan menyuruhnya untuk membawa benda itu ke pinggir sungai, lalu dia menyuruh Bibi Li untuk membeli ikan koi di pasar, dia tidak peduli biarpun harga ikan itu sangat mahal.


Tak lama kemudian, dia dan para warga lainnya berkumpul di area depan proyek perbaikan saluran sungai tanpa mengetahui bahwa Xing Zhou sedang ada di dalam area proyek bersama Shi Yi Kuan. Karena tempatnya agak jauh, makanya dia tidak bisa melihatnya.

Karena Shi Yi Kuan adalah tamu kehormatan, jadi Xing Zhou memberinya kehormatan untuk membuka upacara proyek ini. Tuan Besar He dan beberapa anggota asosiasi perdagangan datang tak lama kemudian untuk mengucap selamat dan memberikan hadiah mereka. 

Tak lama kemudian, rencana Mian Tang mulai berjalan saat seseorang mengumumkan adanya ikan koi di sungai, orang-orang sontak bersuka cita meyakini bahwa ikan koi membawa keberuntungan tanpa menyadari bahwa Mian Tang-lah yang melepaskan ikan koi itu ke sungai.

Tepat saat beberapa pekerja menangkap beberapa ikan koi, para pegawainya Mian Tang datang membawa sebuah gentong besar yang kemudian mereka persembahkan pada Raja Huaiyang untuk menampung ikan-ikan koi itu.

Xing Zhou awalnya senang-senang saja... sampai saat dia melihat gentong itu memiliki stempel Toko Tembikar Yushao yang merupakan toko milik Mian Tang. 

Parahnya lagi, seorang prajuritnya kemudian melapor bahwa pemilik Toko Tembikar Yushao ingin bertemu untuk meminta imbalan atas gentong ini. 

Gawat, dia berniat menyuruh prajurit saja untuk melakukan itu, tapi Shi Yi Kuan menyuruhnya untuk memberikannya secara langsung untuk membalas kebaikan si pemilik toko ini.

Bahkan sebelum Xing Zhou sempat mengatakan apa pun, Shi Yi Kuan langsung saja memerintahkan prajurit untuk membawa masuk orang itu.

Hadeh! Bagaimana ini? Xing Zhou bingung, apalagi saat dia melihat Mian Tang semakin mendekat. Akhirnya dia pura-pura mendadak tidak enak badan biar ada alasan untuk menyembunyikan dirinya di dalam tandu tepat sebelum Mian Tang sempat melihatnya sehingga Mian Tang jadi berpikir bahwa Raja Huaiyang adalah Shi Yi Kuan yang kebetulan sedang berdiri sendirian di atas mimbar.

Begitu prajurit memberikan satu koin padanya, Mian Tang pun berterima kasih pada Shi Yi Kuan yang dia kira Raja Huaiyang lalu pulang dengan hati senang. Xing Zhou pun lega.

Begitu pulang, Xing Zhou langsung mengomel memarahi Bibi Li yang tidak bisa mengawasi Mian Tang dengan baik, malah membiarkan Mian Tang berbuat onar. 

Padahal Bibi Li sebenarnya tidak salah apa-apa karena dia hanya menuruti perintah Mian Tang tanpa benar-benar mengetahui tentang rencana Mian Tang.

Mian Tang sendiri sekarang pergi lagi ke asosiasi perdagangan untuk menuntut janji mereka. Namun si brengsek Tuan Besar He mendadak mengklaim bahwa ucapan anaknya mengucap itu hanya sebagai alasan untuk menolak Mian Tang secara tidak langsung. 

Parahnya lagi, saat Mian Tang pulang tak lama kemudian, Xing Zhou menolak mendengarkan keluhannya tentang asosiasi perdagangan, malah bersikeras menyuruhnya untuk tidak bergabung dengan asosiasi perdagangan itu.

Mian Tang jelas kecewa padanya. Padahal sebelumnya Cui Jiu sangat mendukungnya untuk membuka usaha, kenapa sekarang dia malah menghalanginya? Apa sebenarnya yang Cui Jiu takutkan? Jangan-jangan ucapan Cui Jiu yang sebelumnya sebenarnya hanya untuk mengelabuhinya? Apakah Cui Jiu malu dia muncul di depan publik?

Padahal dia bahkan tidak pernah mengeluhkan sifat Cui Jiu yang suka bermalas-masalan dan merasa sok paling benar sendiri. Dia bersedia maju untuk melindungi dan membantu Cui Jiu, tapi dia juga tidak mau melihat Cui Jiu menjadi pengecut.

Cui Jiu ingin membuka usaha tapi takut pada asosiasi perdagangan dan menyembunyikan ketakutannya itu dengan pura-pura menjadi pemalas dan sekarang Cui Jiu malah menghalanginya muncul di depan umum. Dia sungguh kecewa dengan suaminya yang seperti ini.

Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments