Sinopsis Are You the One Episode 10 - Part 1

Malam harinya, Xing Zhou akhirnya menyadari bahwa apa yang dia lakukan ini salah. Tidak seharusnya dia berbuat seenaknya mencarikan orang lain yang mau menerima Mian Tang tanpa persetujuan Mian Tang lebih dulu. Perbuatannya ini sebenarnya sama saja seperti mempermainkan Mian Tang.

Bibi Li pun senang melihatnya sudah menyadari kesalahannya. Karena itulah, Bibi Li menyarankan agar Mian Tang dikirim kembali ke keluarga asalnya saja. Tapi Xing Zhou malah diam saja dan langsung pergi, jelas kalau dia belum siap untuk melepaskan Mian Tang.

Saat dia kembali ke kamar, dia mendapati Mian Tang sedang menyisir rambutnya. Xing Zhou pun mengambil sisirnya lalu membantu menyisir rambutnya dengan lembut. Mian Tang pun berterus terang tentang keheranannya karena dia menyadari Xing Zhou bertingkah aneh sejak mereka kembali dari Qingzhou.

Xing Zhou berbohong bahwa dalam perjalanan pulang, dia mengalami mimpi buruk. Dia bermimpi pergi meninggalkan Mian Tang sendirian dan membuatnya kesepian. Karena itulah dia penasaran, seandainya dia pergi, apa yang akan Mian Tang lakukan?

Jangan khawatir. Biarpun sendirian, Mian Tang tidak akan kesepian karena dia sibuk. Banyak urusan dagang yang harus dia selesaikan. Dia kan wanita mandiri.

Ngomong-ngomong tentang usaha tembikarnya, Mian Tang teringat akan piring jualannya yang polos, piring yang batal dibeli oleh salah satu kandidat tadi. 

Makanya dia meminta Xing Zhou untuk menulis sesuatu di piring tersebut. Xing Zhou pun menulis sebuah puisi di piring itu. Mian Tang jadi berpikir kalau Xing Zhou tadi menghalanginya menjual piring ini karena Xing Zhou sebenarnya menyukai piring ini.

Karena Xing Zhou sudah meninggalkan tanda di piring ini, jadi dia mengusulkan agar piring ini disimpan saja di rumah sebagai hiasan. Xing Zhou langsung setuju. Mian Tang tidak sadar bahwa sebenarnya yang Xing Zhou maksud bukan piring itu yang mau dia simpan, melainkan dirinya.

Keesokan harinya di acara pertemuan para nyonya, Mian Tang mendengar dari gosipan mereka bahwa Raja Huaiyang akan segera menikahi Lian Bing Lan.

Para nyonya sibuk mendiskusikan siapa yang nantinya akan mendapatkan pesanan dari Raja Huaiyang untuk acara pernikahannya. Namun Mian Tang memperhatikan He Zhen tampak sedih mendengar kabar pernikahan Raja Huaiyang ini.

Tak lama kemudian, dia mendengar dua orang nyonya diam-diam menggosipkan He Zhen yang ternyata jatuh cinta pada Raja Huaiyang dan sangat berharap untuk bisa menjadi selirnya Raja Huaiyang. Mian Tang tidak mengerti kenapa He Zhen begitu menginginkan ini. Apakah menjadi selirnya Raja Huaiyang layak ditunggu?

Iya bagi He Zhen. Dia sudah jatuh cinta pada Raja Huaiyang sejak saat Raja Huaiyang menyelamatkannya dan ingin menghabiskan seluruh hidupnya bersama Raja Huaiyang. Dia tidak masalah menjadi selir asalkan bisa bersamanya.

Saat Zhao Quan mendengar Xing Zhou berniat mempertahankan Mian Tang dan menjadikan Mian Tang sebagai selir, dia langsung sinis menyindirnya.

Xing Zhou tak peduli, pokoknya dia berniat menikahi Mian Tang dan bertanggung jawab terhadapnya. Zhao Quan tak percaya, Xing Zhou kan ahlinya berpura-pura.

"Setelah pernikahanku selesai, aku akan membawanya ke kediaman dan memberitahunya yang sebenarnya. Aku akan membuatmu kesal!"

"Bagaimana jika hari itu tidak pernah datang? Bagaimana jika ingatannya tiba-tiba kembali? Bagaimana jika pembekuan di otaknya perlahan-lahan menghilang? Liu Mian Tang bukan wanita biasa. Jika dia tahu kau adalah Raja Huaiyang, dia pasti akan sangat membencimu!"

"Keputusanku sudah bulat dan aku sudah lama bersiap untuk ini!"

Di Qingzhou, Xue Ji akhirnya bertemu dengan calon suaminya. Awalnya dia khawatir dan takut karena Zi Yu kan mantan bandit. Apalagi kakak-kakak tirinya yang mengejeknya dan menakut-nakutinya tentang calon suaminya yang pasti kejam dan kasar karena dia mantan bandit.

Namun yang tak disangkanya, calon suaminya itu ternyata sopan, bertutur kata lembut, dan tampan elegan. Sama sekali tidak tampak seperti seorang bandit gunung. Xue Ji jadi penasaran, bagaimana bisa pria seperti dia malah menjadi bandit gunung?

"Di antara orang yang melarikan diri ke hutan dan menjadi bandit, ada yang berpengetahuan sempit dan ada juga penegak keadilan. Semua orang hanya mencari jalan masing-masing, lalu terjebak dalam tempat yang tidak pas untuk sementara. Semua itu demi bisa hidup seperti yang diinginkan pada suatu hari nanti."

Ucapannya yang bijak itu sontak membuat Xue Ji kagum padanya sehingga akhirnya dia berani mendekat dan memberinya secangkir teh, pertanda bahwa dia menerima perjodohan ini.

Xing Zhou benar-benar menjadi lebih romantis dan perhatian pada Mian Tang sekarang. Dia dengan hati-hati ingin membahas tentang Raja Huaiyang, namun yang tak disangkanya, itu pula yang ingin Mian Tang bahas.

Dia pikir bahwa Mian Tang sudah ingat sesuatu dan sudah tahu bahwa dia mau menjadikan Mian Tang sebagai selirnya. Namun tiba-tiba Mian Tang malah merutuki Raja Huaiyang dengan kesal. Pfft!

Namun yang lebih tak disangkanya, ternyata Mian Tang kesal pada Raja Huaiyang karena berhubungan dengan He Zhen. Xing Zhou jadi mulai bingung dengan arah pembicaraan ini. Maksudnya?

Mian Tang pun memberitahunya tentang perasaan He Zhen terhadap Raja Huaiyang, makanya He Zhen ingin menjadi selirnya Raja Huaiyang.

Mian Tang khawatir. Walaupun Raja Huaiyang pernah menyelamatkan He Zhen, tapi kan interaksi mereka cuma satu kali itu saja, He Zhen tidak benar-benar tahu karakter Raja Huaiyang. Selain itu, Mian Tang kan mengira kalau Raja Huaiyang tuh sudah tua dan kelihatannya orang kasar dan kejam. 

Xing Zhou awalnya bingung, tapi akhirnya paham kalau Mian Tang sudah salah paham. Kalau Raja Huaiyang itu masih muda seusianya, bagaimana menurut Mian Tang?

"Kalau umurnya sama denganmu dan parasnya juga tampan, maka seharusnya He Zhen harus berpikir lebih jernih. Mungkin saja dia hanya terpikat oleh ketampanannya sehingga bersedia menjadi selir. Aku takut Raja Huaiyang bukan orang baik dan menindas He Zhen. Dia hanya memberikan khayalan pada He Zhen dan menyia-nyiakan hidup wanita itu selamanya."

Pfft! Ucapannya membuat Xing Zhou jadi kecut, menyadari Mian Tang sudah pasti tidak akan mau jadi selirnya. Dia ingin ngomong, tapi Mian Tang terus saja mengoceh kesal mengutuki Raja Huaiyang.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments