Sinopsis Dhevaprom: Dujupsorn Episode 5 - Part 1

Poom membawa Fah makan di restoran, tapi Fah malah melamun memikirkan kenangan buruk masa kecilnya. Waktu itu adalah hari ulang tahunnya Fah, ayah ingin merayakannya kecil-kecilan.

Namun Rumpa mendadak menggila begitu membaca berita di majalah yang mengabarkan tentang ulang tahun anaknya Paengkwan dan Ronnaphee sampai-sampai Fah ketakutan dibuatnya. 

Jelas sekali kalau dia tidak pernah mencintai ataupun menghargai Ayahnya Fah, apalagi dengan fakta bahwa Ayahnya Fah miskin dan tidak sanggup memberinya kehidupan yang sama seperti kehidupannya yang sebelumnya. 

Dia sama sekali tidak sadar dan tidak peduli sedikitpun betapa sakit hatinya Ayah dan Fah karena dia hanya memikirkan penderitaannya sendiri seolah dialah yang paling menderita di muka bumi ini.

"Fah!... Fah!" tegur Poom, "apa ada sesuatu yang salah?"

Fah seketika sadar dari lamunannya, "kenapa anda bertanya?"

"Kau terlihat gelisah dan selalu tampak gelisah."

Fah menyangkal dan beralasan kalau dia hanya canggung karena mereka kan baru kenal, dia tidak tahu bagaimana harus membawakan dirinya di hadapan Poom.

Poom dengan ramah meyakinkannya untuk santai saja terhadapnya, dia tidak seperti Petch kok, dia tidak akan bertindak seperti Petch.

Poom mengaku bahwa dia terus memikirkan Fah sejak mereka bertemu, "ketika aku melihatmu, aku memikirkan seseorang. Kau mengingatkanku pada seorang wanita di foto lama ayahku."

Oooh? Dia mengenali kemiripan Fah dengan masa muda Rumpa? Poom mengaku bahwa ibunya pernah bilang bahwa wanita itu adalah teman lama ayahnya. Makanya dia penasaran siapakah nama ibunya Fah?

Jelas saja Fah jadi gelisah mendengarnya. Tidak mungkin dia mengatakan nama lengkap ibunya, Vailarumpa, maka dia akhirnya dia hanya mengaku bahwa ibunya bernama Vipa dan bukan teman Ayahnya Poom karena ibunya berasal dari Chiang Mai dan belum pernah tinggal di istana.

Untungnya Poom percaya dan meminta maaf atas kesalahpahamannya. Tapi dia meyakinkan bahwa alasannya mengajak Fah kencan hari ini bukan cuma karena alasan itu, melainkan karena dia memang ingin mengenal Fah lebih dalam.

Walaupun awal ketertarikannya pada Fah memang karena kesalahpahaman ini, tapi dia juga punya perasaan bahwa mereka memiliki semacam hubungan. Dia sungguh sangat ingin mengenal Fah. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti dia akan mengejar Fah. Bagaimana kalau mereka berteman dulu sekarang? Fah tersipu malu menyetujuinya.

Di tempat lain, Lisa diajak Saruch bertemu dengan ibunya di sebuah restoran mewah. Sepertinya keluarga Saruch juga orang kaya dilihat dari berbagai perhiasan mewah yang dipakai Ibunya Saruch, apalagi Saruch juga lulusan luar negeri.

Ibunya Saruch langsung suka Lisa, malah langsung mengharapkan mereka untuk segera jadian. Saruch sampai tidak enak hati sama Lisa, tapi tetap saja dia senang karna ibunya menyukai Lisa sebagaimana dia menyukai Lisa.

Ya, dia akui kalau dia sudah menyukai Lisa sejak mereka sama-sama studi di Boston dan London. Dulu dia tidak berani mengungkapkan perasaannya karena semua orang bilang bahwa Lisa akan menikah dengan Petch.

Lisa buru-buru mengoreksi, hubungannya dengan Petch cuma hubungan kakak-adik, tidak lebih. Mendengar itu, Saruch jadi semakin percaya diri menggenggam tangan Lisa, berarti dia masih punya kesempatan, kan? Lisa tersipu malu mengiyakannya.

 

Di tempat lain, Chavit berhasil mengajak Ploy nonton film tapi di apartemen, berduaan saja. Berhubung cuma nonton, jadi Ploy datang pakai piyama sambil bawa bantal dan selimut, padahal Chavit sudah all out mendekorasi apartemennya dengan sangat romantis. Pfft!

Mereka akan nonton film horor, Chavit dengan gaya sok gentleman-nya menyatakan bahwa dia akan melindungi Ploy jika setannya muncul nanti. Tapi begitu mereka mulai nonton dan setannya muncul, malah Chavit sendiri yang menjerit ketakutan. Wkwkwk!

Dari mana Petch mengetahui masalah gangguan mental Ibunya Fah? Pastinya dari Pak Sopir. Namun bukan cuma masalah ini saja yang mengganggu pikirannya sepanjang hari, dia juga gelisah memikirkan keanehan Fah yang mendadak muncul di hotel tadi.

Makanya sekarang dia bimbang apakah harus mengirim pesan ucapan selamat malam seperti biasanya ke Fah atau tidak. Namun akhirnya dia memutuskan tidak mengirim pesan, tanpa menyadari kalau Fah sebenarnya sedang menunggu-nunggu pesannya.

Hari ini hari sabtu, Fah senang banget karena akhirnya bisa santai seharian di rumah. Dia bahkan tidak mau repot-repot mandi dan ganti baju. Pada saat yang bersamaan, Petch sedang sarapan bersama ayahnya dan tidak berencana keluar rumah hari ini.

Lah, Ayah malah menyuruhnya untuk keluar. Soalnya akhir pekan adalah kesempatan terbaik untuk menghabiskan waktu bersama wanitanya. Petch memberitahu Ayah bahwa daripada mengkhawatirkannya, lebih baik Ayah mengkhawatirkan Ploy. Soalnya Chavit bilang kalau dia ingin merayu Ploy.

Namun Ayah malah sama sekali tidak khawatir. Buat apa, putrinya galak banget. Ayah justru lebih mengkhawatirkan Petch. Ayah penasaran ingin tahu siapa dan seperti apa wanitanya Petch, cerita dong mumpung Ibu lagi tidak di rumah sekarang.

Petch akhirnya mengungkapkan kegalauannya terkait wanita yang disukainya tersebut. Kadang dia merasa wanita itu aneh. Saat dia merasa kalau dia bisa mendapatkannya, wanita itu malah melakukan sesuatu yang membingungkan.

"Asal kau tahu saja, wanita tidak ingin kita memahaminya. Mereka ingin kita menyenangkan mereka."

"Tolong ajari saya, Tuan."

"Petch, dengarkan aku baik-baik. Jangan hanya mempercayai apa yang kau lihat dan jangan hanya mendengarkan apa yang kau dengar. Wanita jauh lebih rumit dari yang kau kira. Mungkin ada sesuatu yang terjadi yang tidak kau ketahui. Jadi jangan terburu-buru. Luangkan waktumu untuk memahaminya dan hilangkan semua keraguanmu terlebih dahulu."

Petch sudah menunggu selama ini, jadi tidak ada salahnya menunggu sedikit lebih lama. Petch pasti akan berakhir bersama wanita itu jika wanita itu benar-benar ditakdirkan untuknya.

Hari ini Rumpa akhirnya turun dari kamarnya. Fah senang banget karena akhirnya mereka bisa makan bersama. Biarpun pikirannya kurang waras tapi dia masih memegang teguh tata krama bangsawan, makanya dia tidak senang dengan penampilan Fah yang hari ini berantakan dan terus menerus menegur Fah tentang table manner.

Awalnya dia cuma berbasa-basi menanyakan tentang pekerjaannya Fah, tapi dia baru benar-benar tertarik dengan pembicaraan mereka begitu Fah mulai membahas tentang anak-anaknya Ronnaphee.

Bahkan saking senangnya setelah mendengar rencana mereka memiliki harapan, dia tiba-tiba saja setuju untuk bertemu dokter dan menyuruh Fah untuk bikin janji dengan dokter. Akhirnya, Fah senang banget.

Sesampainya di kantor, Fah bingung sendiri melihat para pegawai bisik-bisik berkelompok tapi langsung bubar begitu melihatnya. Fah langsung curiga kalau ini gara-gara Kanlaya yang menyebar gosip tentangnya.

Untungnya timnya tetap baik padanya, bahkan Nus pun dengan manisnya meyakinkannya untuk mengabaikan para penggosip itu dan fokus saja pada pekerjaannya.

Kali ini Fah mengajukan ide untuk mengembangkan pekerjaan PR ke internet. Namun Petch agak ragu. Maklum, pada tahun ini internet masih terbatas digunakan di komputer saja, sedangkan komputer itu harganya mahal dan tidak banyak orang yang bisa memilikinya. Namun dia tidak langsung menolak ide ini juga sih dan mengizinkan Fah untuk melakukan penelitian lebih dulu.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments