Sinopsis Dhevaprom: Dujupsorn Episode 5 - Part 2

Petch lalu mengalihkan topik dan meminta Fah untuk membantunya memikirkan konsep pernikahan sepupunya, Phu. Kenapa dia tidak menyewa WO saja? Ya karena Petch menginginkan Fah yang melakukannya, dia yakin Fah pasti bisa.

Namun Fah tidak yakin bisa melakukannya, hal-hal semacam ini juga bukan kegemarannya. Fah sendiri tidak pernah bermimpi untuk menikah karena selama ini dia selalu realistis tentang masalah beginian. 

Makanya dia sama sekali tidak tahu bagaimana dia bisa membantu pernikahannya Phu. Namun Petch tak peduli dan tetap bersikeras meminta Fah untuk mencobanya dulu. 

Dan juga... "Kadang-kadang kau tetap harus memikirkannya."

"Apa?"

"Pernikahan impianmu. Kadang kau harus memikirkannya," ujar Petch penuh arti. Pfft! Fah jadi tersipu malu sampai-sampai dia lupa cara membuka pintu. Wkwkwk!

Hari ini Meena mulai bekerja di Departemen Pemasaran dan begitu menghadap Petch, dia langsung kedip-kedip kecentilan untuk merayu Petch. Kayaknya memang ini tujuan utama Meena kerja di sini, bahkan Kanlaya bersikap bak mak comblang. Petch menyambutnya dengan ramah, tapi selayaknya bos doang dan mengusir mereka keluar dari kantornya dengan cepat. Pfft! 

Hari ini Saruch mendatangi Lisa dengan membawakan buket bunga, dengan manisnya memuji betapa cantiknya Lisa hari ini. Walaupun dia merasa kurang pantas untuk Lisa karena dia bukan berasal dari keluarga bergengsi, tapi dia meyakinkan Lisa bahwa dia serius terhadap Lisa, makanya dia kemarin mengenalkan Lisa ke ibunya.

Karena itulah, hari ini, sekarang juga di hadapan semua orang di mall, Saruch berlutut di hadapan Lisa dan meminta Lisa untuk menjadi pacarnya. Walaupun agak canggung dilihat banyak orang, tapi Lisa akhirnya menerimanya.

Malam harinya, Lisa memberitahu Ploy tentang masalah ini. Ploy sebenarnya tidak merasa perkembangan hubungan mereka terlalu cepat mengingat mereka juga sudah lama saling mengenal. Hanya saja selama ini dia tidak pernah tahu kalau Lisa dan Saruch saling menyukai.

Berhubung sekarang mereka sudah pacaran, jadi sudah pasti akan ada masa untuk hal-hal 'semacam itu'. Namun Ploy mengingatkan bahwa Lisa tidak boleh sembarangan, harus Lisa sendiri yang memutuskan kapan dia akan siap untuk itu. 

Jika dia belum siap, maka jangan biarkan Saruch memaksanya. Jika Saruch benar-benar mencintainya, maka dia pasti akan menghormati Lisa dan bersedia menunggu sampai Lisa siap.

Hari ini Chavit mendatangi club malam, terpaksa gara-gara pelanggannya memaksa ke tapi berhubung dia takut Ploy akan mengetahui hal ini, makanya dia meminta kerja sama Petch untuk datang ke sini biar dia punya alibi kalau semisal Ploy mengetahuinya.

Petch menolak, dia tidak bisa menolong Chavit. Hmm, kenapa? Apa Petch takut kalau 'Malaikatnya' akan mengetahuinya dan terbang menjauh darinya? 

Chavit tahu sejak pertama kali melihat Fah bahwa dialah yang Petch sukai. Karena itulah dia menyarankan Petch untuk bergerak cepat sebelum dia keduluan Poom yang kemarin jelas-jelas menunjukkan ketertarikan pada Fah. Petch jadi gelisah sepanjang malam memikirkan masalah ini. 

Keesokan harinya di kantor saat dia melihat Fah sedang memfotokopi dokumen, Petch mau ngomong sama dia, tapi mendadak disela secepat kilat sama Nus yang cemas kalau-kalau hubungan mereka akan jadi bahan gosip.

Petch jadi canggung beralasan kalau dia cuma ingin membuat kopi. Meena yang mendengar kehebohannya Nus, langsung memanfaatkan kesempatan menerjang ke depan. Nus sontak heboh melindungi bosnya tapi dia malah terdorong dengan kuat ke Fah dan jadilah sekarang Meena sukses mendarat di pelukan Petch ala-ala drama romance.

Pastinya Meena langsung kedip-kedip kecentilan, Petch bingung, Nus pun langsung bertindak cepat menabok kaki nakal Meena yang menggelandot ke bosnya dan dengan hebohnya memberitahu Meena tentang nasib para karyawan lain yang pernah mencoba merayu bos dan berakhir dipecat. Pfft! Meena akhirnya tidak berani lebih jauh dan bergegas pergi dengan kesal.

Akhirnya, situasi aman kembali. Petch pun langsung berpaling kembali ke Fah, memberitahunya bahwa hari ini dia ada pertemuan dengan pemilik stasiun TV, jadi dia mau Fah ikut dengannya. Dia mau memperkenalkan Fah ke asistennya si pemilik stasiun TV, siapa tahu bisa membantu mereka untuk proyek masa depan.

Usai pertemuan tak lama kemudian, Fah buru-buru menolak diantarkan pulang, soalnya dia mau pergi ke toko buku. Oh? Kalau begitu, Petch pun langsung berubah haluan menyatakan mau pergi ke sana juga. Ayo pergi bersama! 

Di sana, Petch mendapati Fah sedang membaca buku tentang pernikahan. Lah? Katanya dia tidak pernah membayangkan pernikahan impiannya? Canggung, Fah beralasan kalau dia hanya sedang mencari ide untuk pernikahan sepupunya Petch. 

Oh, begitu? Petch mau lihat juga, makanya dia langsung mendekatkan wajahnya untuk melihat buku itu dan otomatis membuat Fah dag-dig-dug. Hehe.

"Apakah kau menyukai pernikahan seperti ini?" tanya Petch tanpa menjauhkan wajahnya.

"Errr.... menurutku ini terlalu manis," ujar Fah sambil menggeliat menjauh darinya dengan gugup.

Dia mau mengambil buku lain, tapi tangannya tak sampai, maka Petch langsung saja mengulurkan tangannya dan mengambilkan buku itu untuknya, memberitahunya untuk bilang saja ke dia kalau dia menginginkan buku apa pun. Bagaimanapun, ini kan pernikahan sepupunya, jadi dia yang akan membayarnya. Fah canggung banget dan terus berusaha menghindar, dan Petch sadar itu... "Jangan lari dariku, Fah."

Saat mereka keluar dari toko buku tak lama kemudian, mereka malah tak sengaja berpapasan dengan Ploy dan Chavit, dan Chavit refleks menggodai mereka, bahkan memanggil Fah sebagai Nona Malaikat dengan gaya playboy-nya yang sontak saja mendapatkan lirikan sinis dari Ploy.

Mereka berempat kemudian makan bersama dengan kedua wanita yang paling sibuk membicarakan ide untuk konsep pernikahannya Phu. Namun Ploy dengan cepat berganti topik, dengan nada agak cemburu mempertanyakan keanehan Chavit yang sedari tadi terus menatap Fah.

"Aku hanya merasa seperti itu, aku merasa kami sangat cocok," ujar Chavit pada Fah.

"Kau juga merasa seperti itu? Poom juga merasakan hubungan dengannya," ujar Petch tak senang.

"Dan bagaimana denganmu? Kau merasa cocok dengannya atau malah menginginkannya?" balas Chavit... yang sontak saja mendapat lirikan tajam dari Ploy.

Tapi ngomong-ngomong masalah Poom, Ploy serius memperingatkan Fah untuk berhati-hati. Soalnya Poom itu sama playboy-nya dengan Chavit. Dia dengar kalau mereka makan bersama padahal mereka baru pertama bertemu?

Fah canggung mengiyakannya, tapi itu karena Poom bilang kalau dia mirip seseorang yang dia kenal. Pfft! Chavit si playboy langsung sinis menyindir Poom, soalnya itu kan gaya rayuan yang klise banget. Sedangkan Petch diam saja mendengarkan segalanya dengan sedih.

Ploy agak bingung dengan Fah. Bukannya dia tidak suka sih, hanya saja, dia tidak suka dengan fakta kalau Fah dekat dengan Petch dan Poom sekaligus. Jika Fah benar-benar akan menjadi bagian dari hidup kakaknya, maka dia harus memastikan wanita macam apa Fah itu. Ploy tidak suka dengan player, baik itu cewek... maupun cowok (sambil menatap Chavit dengan tatapan penuh peringatan).

Sepanjang perjalanan pulang, suasana di antara Petch dan Fah begitu canggung dan sunyi. Fah sampai ingin diturunkan di tengah jalan saja, tapi Petch menolak. Tak peduli sesedih apa pun perasaannya saat ini, dia tetap baik pada Fah, dia hanya butuh waktu untuk menenangkan perasaannya.

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments