Sinopsis Are You the One Episode 3

Jelas yang mereka bicarakan memang tentang Mian Tang dan si Tuan Muda yang mungkin adalah Lu Wen ini sepertinya sangat merindukan Mian Tang dan gelisah menantikan kabar tentang keberadaannya.

Si Wanita meyakinkan Tuan Muda bahwa mereka sudah melakukan penyisiran di seluruh Zhenzhou, mereka pasti akan segera mendapatkan kabar tentang keberadaan Mian Tang.

Hmmm, tapi... sepertinya si wanita yang bernama Yun'er ini punya perasaan pada Tuan Muda. Dia meyakinkan Tuan Muda bahwa entah apakah Mian Tang akan kembali atau tidak, tapi dia akan selalu menemani Tuan Muda.

Tepat saat itu juga, seorang pelayan lain muncul membawa kabar gembira, mereka sudah menemukan Nyonya Liu.

Liu Mian Tang ingin mengundang para anggota asosiasi catur dan berusaha memaksa Xing Zhou untuk pergi bersamanya, tapi Xing Zhou malah ngotot menolak dengan alasan bahwa hubungannya dengan orang-orang itu tidak begitu dekat. Kan aneh kalau dia mengundang mereka ke perjamuan.

Namun Mian Tang ngotot untuk mengundang mereka. Terserah para tamu itu mau datang atau tidak, yang penting mereka sebagai tuan rumah tetap harus mengundang karena ini namanya etiket.

Xing Zhou bilang bahwa dia ingin mengadakan perjamuan ini untuk membersihkan namanya, jadi, bukankah lebih baik jika mereka mengantarkan undangan ini bersama-sama? Ya sudahlah, terpaksa Xing Zhou akhirnya menurutinya dan pergi bersamanya.

Sesampainya di balai catur, mendadak semua orang di sana memberi hormat dan menyapa Xing Zhou sebagai Jiu Jiu dengan akrab seolah mereka semua adalah teman baik. Mian Tang jadi percaya dan yakin bahwa suaminya ini memang anggota asosiasi catur walaupun dia merasa agak aneh juga karena dia memperhatikan ketrampilan catur orang-orang ini sangat buruk. 

Yang tidak Mian Tang ketahui, sebenarnya orang-orang ini adalah orang-orangnya Xing Zhou dan bos tempat ini mereka bayar untuk bersandiwara.

Acara perjamuan mereka benar-benar diadakan dengan cukup mewah sehingga membuat para tetangga penggosip, menggosipkan mereka lagi dengan iri dengki. Menurut kabar yang mereka dengar, Nyonya Cui pergi ke kuil di Gunung Lang pagi-pagi sekali untuk mempersembahkan dupa pertama untuk suaminya.

Heran mereka, padahal Keluarga Cui kan cuma pedagang kecil, tapi kenapa mereka pamer kemewahan. Mereka bahkan menyewa paviliun yang cukup besar. Benar-benar terlalu mencolok.

"Itu untuk membungkam kalian para wanita yang suka bergosip," sindir seorang pengemis yang mendengar gosipan mereka. Wkwkwk!

Hmm, tapi si pengemis ini dan beberapa pengemis lainnya tampaknya agak mencurigakan karena jelas-jelas mereka sedang membuntuti kereta kudanya Mian Tang yang saat itu sedang dalam perjalanan ke acara perjamuan.

Sementara itu, Xing Zhou dan Zhao Quan sedang berada di lantai atas sebuah penginapan dalam misi mengamati Mian Tang dan melihat beberapa pria diam-diam membuntuti kereta kudanya Mian Tang.

Dia tengah jalan, mendadak ada orang (entah sengaja atau tidak) yang memecahkan seguci arak tepat di depan kereta kuda sehingga menyebabkan si kuda kalang kabut ketakutan dan pada akhirnya membuat kereta kuda itu hancur dan Mian Tang terlempar dari dalamnya.

Tak ingin terlambat ke acara perjamuan, Mian Tang langsung mengambil kudanya dan mengendarainya secepat mungkin ke tempat acara tanpa menyadari Yun'er dan anak buahnya yang sedang mengawasinya dari kejauhan.

Mereka juga menyamar masuk ke tempat perjamuan sebagai pelayan dan sebagai tamu. Sedangkan Xing Zhou sengaja bersembunyi dan membiarkan Mian Tang menjamu para tamu sendirian. 

Bibi Li dia tugaskan untuk bilang pada Mian Tang bahwa dia sekarang lagi mabuk berat gara-gara kebanyakan minum bersama dengan teman-teman main caturnya. 

Padahal seharusnya Mian Tang hanya bertugas menjamu para tamu wanita, tapi sekarang dia juga harus kerepotan menjamu para tamu pria demi kebaikan orang yang dia anggap sebagai suaminya tersebut, sama sekali tidak sadar kalau suaminya itu sedang mengawasinya dari salah satu kamar di lantai atas.

Mian Tang melihat Yun'er, tapi tampak jelas kalau dia sama sekali tidak mengenali Yun'er ataupun rekannya Yun'er yang menyamar sebagai tamu.

Xing Zhou yang menyaksikan interaksi Mian Tang dengan para tamu, langsung tahu bahwa tidak ada satupun di antara para tamu tersebut yang merupakan Lu Wen.  Dia memang belum pernah bertemu langsung dengan Lu Wen, dan ada satu tamu yang tampak mencurigakan, tapi Xing Zhou yakin kalau si tamu itu bukan Lu Wen. 

Namun dia memperhatikan segalanya dengan detil, dan dia menyadari si tamu sempat melirik ke si pelayan. Makanya dia yakin bahwa pelayan itu adalah mata-mata khusus yang diutus oleh Lu Wen.

Lu Wen tidak mungkin datang sendiri, pelayan itu pastilah orang terdekatnya yang dikirim ke sini untuk mengawasi situasi. Tapi dia tidak mau menangkap si pelayan itu karena target utamanya hanya Lu Wen.

"Kau tidak takut Liu Mian Tang bekerja sama dengannya dan langsung kabur?" tanya Zhao Quan.

"Itu justru bagus. Umpan mana boleh terus di tangan? Aku memang mau memasukkan dia ke mulut musuh. Itu barulah menarik."

Hmm, tapi sepertinya Yun'er punya misinya sendiri. Dia jelas datang bukan untuk menjemput Liu Mian Tang kembali ke Lu Wen, melainkan untuk membunuhnya.

Namun dia kehilangan kesempatan emas sehingga dia terpaksa harus mengurungkan niatnya gara-gara kedatangan para tetangga penggosip yang menyapa Mian Tang dengan antusias.

Bibi Li mendadak muncul mengabarkan bahwa suaminya akan segera datang, jadi Mian Tang diminta untuk menunggu di kamar. Tapi sampai beberapa lama, Xing Zhou malah tidak datang-datang.

Jelas, karena ini sebenarnya hanya rencana Xing Zhou untuk memancing Mian Tang, meyakini kalau Mian Tang pasti akan berinteraksi dengan orang-orang itu.

Padahal Mian Tang sama sekali tidak ada interaksi apa pun dengan siapa pun, malah, dia ingin keluar karena mengkhawatirkan suaminya yang tak kunjung datang dan sama sekali tidak menyadari adanya beberapa pengawal bayangan yang mengawasinya dari kejauhan. 

Bibi Li dengan cepat mencegahnya dan membuat-buat alasan tentang keterlambatan Xing Zhou. Untungnya Mian Tang percaya dan akhirnya masuk kembali ke kamar.

Namun tak lama setelah Bibi Li pergi, para pengawal bayangan mendadak melihat seorang pria mengendap-endap mendekati kamarnya Mian Tang. 

Makanya mereka langsung bersiap dengan senjata-senjata mereka dan pimpinan mereka menyuruh anak buahnya untuk melaporkan masalah ini ke Xing Zhou.

Yang tidak mereka ketahui, pria itu sebenarnya bukan anak buahnya Lu Wen, melainkan si Tuan Muda penggoda yang waktu itu. Dia masih belum menyerah juga, apalagi setelah dia mengetahui bahwa Mian Tang sendirian di kamar tanpa suaminya sekarang.

Si Tuan Muda membuat lubang di jendela lalu kemudian meniupkan asap bius ke dalam kamarnya Mian Tang. Mian Tang langsung sadar bau asap apa itu, makanya dia langsung menutup hidungnya, mematikan lilinnya lalu bergegas keluar lewat jendela secara diam-diam.

Pada saat yang bersamaan Xing Zhou mendapat kabar masalah ini, anak buahnya yakin kalau pria itu adalah Lu Wen. Xing Zhou langsung senang mengira rencananya memancing musuh berhasil. Xing Zhou pun bergegas pergi ke sana, tapi di tengah jalan, dia melihat sebuah lampion yang menarik perhatiannya.

Mian Tang menyuruh seorang pelayan untuk memanggil pengawal, lalu dia mengambil seteko air panas mendidih, berniat memakai air panas itu untuk menyerang si penyusup kamarnya.

Di tengah jalan, dia tak sengaja hampir bertabrakan dengan Yun'er. Yun'er hampir saja marah, tapi Mian Tang benar-benar tidak mengenalinya, dia sama sekali tidak mengenali wajah ataupun nama Yun'er dan buru-buru kembali ke kamarnya untuk menangani si orang jahat.

Begitu masuk ke kamarnya Mian Tang yang gelap, Xing Zhou mendengar suara si pria mesum, sepertinya dia antara mabuk atau gila karena cerocosan mesumnya benar-benar menjijikkan. Secara bersamaan, si Tuan Muda menyadari ada orang masuk dan langsung memeluknya, mengira dia adalah Mian Tang. 

Xing Zhou sontak memelintirnya dengan mudah, sedangkan Mian Tang sudah sampai di depan kamarnya dan langsung saja melempar seteko air panas itu ke arah kedua pria. Dua-duanya kena air panas, Xing Zhou kena di punggung dan si Tuan Muda kena di bagian dada yang sontak membuatnya menjerit kesakitan. Baru sekarang-lah Mian Tang benar-benar melihat siapa yang ada di sana dan jelas kaget melihat suaminya.

Jadilah Mian Tang harus membantu mengoleskan obat ke luka bakar Xing Zhou sambil merutuki si Tuan Muda penggoda itu. Xing Zhou benar-benar bingung dengan sikap Mian Tang, Mian Tang sungguh tidak tahu apa-apa atau sedang mempermainkannya?

Dia sengaja membawa pulang lampion yang dia lihat tadi, sepertinya karena dia curiga gambar-gambar di lampion itu adalah kode rahasia untuk Mian Tang. Makanya dia sengaja menunjukkannya ke Mian Tang untuk mengetesnya atau memicu ingatannya. Namun Mian Tang benar-benar tidak mengingat apa pun.


Yang tidak Xing Zhou ketahui, Lu Wen tidak datang sebenarnya karena dia memang tidak tahu karena semua ini adalah rencana Yun'er sendiri untuk melenyapkan Liu Mian Tang.

Saat mereka hendak tidur, Mian Tang tiba-tiba teringat ucapan para tetangga penggosip tadi tentang 'Menstabilkan Rumah' (alias punya anak). Mian Tang mendadak jadi gugup dan malu, dia sebenarnya belum siap sih, tapi... berhubung dia mengira kalau Xing Zhou juga mau, jadi dia langsung saja masuk ke dalam selimut untuk menanggalkan pakaiannya, bersiap untuk menjalankan kewajibannya sebagai istri yang baik.

Tapi malah Xing Zhou heboh sendiri dan langsung mencegah Mian Tang  melakukan itu. Dia bahkan langsung merapatkan selimutnya, melindungi dirinya yang masih perjaka ting-ting supaya tidak disentuh Mian Tang. Wkwkwk!

Mian Tang jelas bingung, makanya keesokan harinya, dia langsung menanyakan masalah ini ke Zhao Quan. Hadeh! Zhao Quan jadi bingung juga harus beralasan apa... dan akhirnya asal saja dia bilang kalau Xing Zhou itu sedang sakit, penyakit yang sangat memalukan bagi cowok alias impoten. Wkwkwk!

Jelas saja begitu Xing Zhou mendengar ini, dia langsung ngamuk dan hampir saja menghantam Zhao Quan, tidak terima dirinya disebut impoten. Tapi, ya, mau gimana lagi, Zhao Quan juga terpaksa mengatakan itu. Jangan khawatir, tadi dia bilang ke Mian Tang bahwa penyakitnya Xing Zhou ini bisa disembuhkan asalkan dirawat dengan baik.

 
Siang harinya, Mian Tang membuatkan makan siang yang bergizi untuk suaminya yang 'sakit' yang kemudian dia titipkan ke pelayannya Xing Zhou, Mo Ru. Dari Mo Ru, dia mendengar si Tuan Muda penggoda itu sudah dipulangkan karena lukanya yang lumayan parah.

Mian Tang jadi kesal dan tidak terima si brengsek itu dibebaskan dengan cepat, apa karena orang itu keponakan Ketua Prajurit? Mo Ru canggung beralasan bahwa itu karena tuannya cuma seorang pedagang biasa, tidak punya kekuasaan politik.

"Aku tidak menyalahkan suamiku. Aku menyalahkan Raja Huaiyang!" kesal Mian Tang, "dia tidak memberi tanggapan padahal sudah menerima petisi, kini bahkan membiarkan pejabat di bawahnya membengkokkan hukum demi keuntungan pribadi. Apanya yang jujur dan cinta rakyat? Jelas-jelas mengejar ketenaran dan pujian."

Mo Ru sontak terbatuk-batuk canggung mendengar segala kritikan Mian Tang itu. Xing Zhou mendadak muncul, jelas sudah mendengar segala kritikannya, tapi tetap berusaha bersabar meyakinkan Mian Yang untuk tidak lagi mempermasalahkan masalah ini.

Tak lama setelah Xing Zhou pergi, Zhao Quan datang untuk memberikan sebuah lukisan untuk Mian Tang sebagai hadiah untuk acara perjamuan kemarin.

Di barak militer, Xing Zhou tiba-tiba mendapatkan laporan bahwa Mian Tang keluar naik kereta kuda. Hmm, mencurigakan. Xing Zhou pun langsung membawa para anak buahnya ke tempat yang dituju Mian Tang di sebuah tempat terpencil. 

Sepertinya Mian Tang hendak bertemu seseorang. Apalagi jalan ini menuju ke dermaga, mereka curiga kalau Mian Tang mungkin mau kabur meninggalkan Zhenzhou. Berhubung cuma ada kereta kudanya Mian Tang di sana, jadi mereka hanya bisa menunggu dan mengamati dari dalam hutan bambu. 

Tak lama kemudian, sebuah kereta kuda lain akhirnya datang juga. Tapi... yang keluar dari dalamnya ternyata Zhao Quan?... Kenapa dua orang ini bertemu di tempat semacam ini? Berduaan doang lagi? Hubungan mereka juga tampaknya cukup akrab. Jangan-jangan... mereka berdua... selingkuh atau berkomplot?

Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments