Para tetangga penggosip memperhatikan bahwa selalu Mian Tang yang bekerja, sementara suaminya biasanya pulang larut malam dan pergi lagi di pagi buta. Makanya mereka jadi curiga bahwa Liu Mian Tang ini sebenarnya adalah selir.
Mian Tang tetap tenang menghadapi mereka dan dengan ramah memberitahu mereka bahwa suaminya jauh lebih sibuk darinya karena dia bertugas mengirimkan barang dan menangani berbagai hal penting lainnya setiap hari sehingga baru bisa pulang larut malam dan pergi lagi di pagi buta.
Karena itulah, dengan tetap tersenyum manis dia memperingatkan mereka untuk tidak sembarangan memfitnah orang. Dia tidak akan segan untuk memukul atau memarahi atau menarik lidah panjang siapa pun yang berani memfitnah keluarganya.
Sementara itu, Xing Zhou baru saja berhasil menangkap mata-mata yang masuk ke kediamannya Zhao Quan dan juga menemukan petunjuk bahwa orang-orangnya Lu Wen sudah menyadari keberadaan Liu Mian Tang dari sebuah simbol yang dia dapatkan di sebuah kedai yang pernah dirampok orang-orang Gunung Yang.
Sudah tiga tahun dia mengamati Lu Wen, makanya dia tahu betapa telitinya Lu Wen, dia tahu Lu Wen tidak akan muncul kecuali benar-benar diperlukan.
Sudah pasti dia mau mencari Liu Mian Tang. Makanya dia curiga bahwa Liu Mian Tang mungkin cuma pura-pura amnesia agar bisa berhubungan dengannya di sini.
Karena itulah, dia akan mengikuti permainan mereka dan mengatur adegan pertemuan yang megah untuk mereka, dia akan membuat semua orang di kota ini bertemu dengan Liu Mian Tang agar mereka cepat bertemu.
Dia tidak sadar kalau Liu Mian Tang saat ini sedang memasak makan siang untuknya, berniat memberikan itu untuknya di balai asosiasi catur karena tadi kan Xing Zhou bilangnya mau main catur, tapi Mian Tang malah tidak menemukannya di sana.
Makanya Mian Tang jadi semakin mencurigai suaminya sekarang, curiga bahwa suaminya membohonginya dan menyimpan suatu rahasia busuk darinya, curiga bahwa mungkin gosipan tetangganya benar, bahwa dia sebenarnya bukan istrinya Cui Jiu, pria yang dia anggap suaminya ini.
Makanya begitu Xing Zhou pulang, Mian Tang langsung terus terang menanyakan hal ini padanya, terus terang tentang semua kecurigaannya terkait hubungan mereka yang lebih terasa seperti orang asing dibandingkan suami-istri.
Bahkan waktu dia digoda oleh si Tuan Muda itu, reaksi Xing Zhou sama sekali tidak perhatian padanya selayaknya suami pada umumnya. Xing Zhou malah menginterogasinya semalaman, dan dia yakin kalau surat pengaduan itu pasti belum Xing Zhou berikan pada Raja Huaiyang.
Dan juga, ke mana sebenarnya Xing Zhou pergi dengan alasan bermain catur? Dia sudah bertanya, bos tempat itu bilang bahwa tidak ada anggotanya yang bernama Cui Jiu di sana.
Xing Zhou dengan berapi-api meyakinkan Mian Tang bahwa dia sudah mengirimkan surat pengaduan itu ke Raja Huaiyang, dan menyangkal semua tuduhan Mian Tang. Sedangkan masalah catur, dia beralasan bahwa dia tidak pandai main catur tapi perlu jaga harga diri, makanya di sana dia pakai nama samaran.
"Nama samaran? Siapa nama samaranmu?"
"Jiu... Jiu..." Xing Zhou bingung harus ngarang nama apa.
"Nama samaranmu Jiu Jiu?" Mian Tang menyimpulkan, dan Xing Zhou langsung saja mengiyakannya.
Dia beralasan bahwa dia sudah tidak pernah lagi datang ke sana setelah kalah telak. Dia sekarang berguru ke orang lain. Sungguh!
Seperti biasanya, Mian Tang langsung percaya dan tertawa memikirkan nama samaran lucu itu. Namun tiba-tiba Tuan Zhang, tetangga sebelah, marah-marah pada Mian Tang.
Tuan Zhang dan istrinya bertengkar hebat karena ternyata Tuan Zhang selama ini membohongi istrinya. Hmm, kurang lebih, kebohongan Tuan Zhang pada istrinya mirip dengan yang dilakukan Xing Zhou pada Mian Tang.
Dia pura-pura mencintai istrinya, tapi ternyata dia punya motif lain. Semua yang dia katakan pada istrinya adalah kebohongan. Karena itulah, Mian Tang memberi saran pada Nyonya Zhang untuk mengambil alih toko mereka dan memutuskan mata pencaharian Tuan Zhang, dan sekarang istrinya sudah pergi meninggalkannya.
Makanya Tuan Zhang murka pada Mian Tang sampai-sampai dia menuduh Mian Tang sebenarnya cuma selir dan bukan istri sah. Dari sinilah Xing Zhou akhirnya tahu bahwa Mian Tang ternyata digosipkan sebagai selirnya gara-gara dia jarang terlihat di rumah.
Xing Zhou tidak senang dan langsung menggenggam tangan Mian Tang, dengan manisnya meminta maaf karena dia sudah membuat Mian Tang menderita.
Karena itulah, dia berniat untuk membersihkan nama dan reputasi Mian Tang dan menghentikan gosip ini. Bibi Li memberi saran agar dia mengadakan perjamuan mengundang para tetangga, Mian Tang sebagai nyonya rumah pastinya harus muncul.
Dengan begitu, identitasnya sebagai Nyonya akan menjadi jelas dengan sendirinya. Selain itu, juga bisa memberi kesan baik kepada para tetangga sehingga dia akan lebih mudah membantu urusan perdagangan di masa depan.
Ide yang bagus dan sangat sesuai dengan rencana Xing Zhou untuk mengekspos Mian Tang ke hadapan banyak orang untuk memancing Lu Wen.
Dia langsung menyetujui ide itu dan menyuruh Mian Tang untuk menyiapkan makanan dan minuman mahal untuk perjamuan itu. Namun Mian Tang tidak setuju, soalnya semua itu butuh biaya banyak. Terlalu boros.
Namun Xing Zhou tetap ngotot, dengan sok manisnya meyakinkan Mian Tang bahwa dia rela mengeluarkan berapa pun demi Mian Tang dan membersihkan reputasi istri tercintanya, sekaligus demi menyingkirkan semua kecurigaan Mian Tang tentangnya dan tentang hubungan pasutri mereka agar mereka tidak lagi saling curiga di masa depan.
Mian Tang sebenarnya masih tidak setuju, tapi keputusan Xing Zhou sudah bulat. Bibi Li meyakinkannya bahwa Xing Zhou melakukan semua ini untuknya, dia rela menghabiskan uang demi Mian Tang karena dia tulus terhadap Mian Tang.
Dia hanya ingin Mian Tang merasa tenang. Uang bisa dicari lagi kalau habis, namun hubungan suami istri tidak bisa ditukar dengan berapa pun.
Untungnya Mian Tang percaya dan akhirnya mulai aktif menyiapkan perjamuan ini dengan mendata siapa saja yang perlu mereka undang.
Dia bahkan berniat menulis sendiri undangannya, tapi Xing Zhou malah menertawainya gara-gara tulisannya jelek. Maka kemudian, dengan gaya romantisnya dia menggenggam tangan Mian Tang dan mengajarinya cara menulis yang baik dan benar.
Di tempat lain, tampak seorang pria misterius yang sedang memainkan kecapi. Lalu kemudian muncul seorang wanita muda yang memanggilnya Tuan Muda yang mengomentari musiknya yang terdengar sangat sedih.
"Anda pasti sedang merindukan Kak Liu, bukan?" tanya wanita itu. (Liu Mian Tang kah yang dia maksud? Masa dia Lu Wen? Tapi penampilannya tidak seperti seorang bandit)
Bersambung ke episode 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam