Menyadari Cui Xing Zhou tidak mau mendengar fakta bahwa Mian Tang memang secantik itu, Bibi Li langsung saja menyenangkannya dengan mengklaim bahwa Mian Tang tidak cantik-cantik amat, mana mungkin selir seorang bandit cantik.
Anak buahnya melapor bahwa ada beberapa orang lainnya selain si Tuan Muda yang mengikuti Mian Tang hari ini, termasuk seorang pengemis yang hampir masuk ke kediaman, tapi dia tidak melakukan apa pun, tapi... mungkin juga dia mata-mata dari Gunung Yang. Jelas saja Cui Xing Zhou jadi curiga.
Makanya malam harinya, dia mendadak kembali menemui Mian Tang di kediamannya dengan niatan untuk menginterogasi Mian Tang, dia dengan penuh percaya diri meyakini bahwa dia pasti akan bisa mendapatkan pengakuan Mian Tang karena selama ini tidak ada seorang pun yang bisa menyimpan rahasia darinya.
Baru masuk kamar, dia langsung disuguhi pemandangan indah akan Mian Tang yang baru keluar dari bak mandi dan tampak begitu cantik memesona sehingga membuatnya terpukau dan melongo. Pfft!
Mian Tang dengan cepat melaksanakan tugasnya sebagai istri yang baik dengan membantu melepaskan mantelnya dan menceritakan tentang dua toko dan perapian yang baru dia beli, dan juga tentang si Tuan Muda yang menggodanya di jalan tadi.
Tapi sekarang dia sudah sadar kalau perbuatannya pada si Tuan Muda tadi salah dan bisa menyebabkan masalah untuk suaminya. Makanya dia sudah menulis surat pengaduan tentang masalah ini untuk dikirimkan ke Raja Huaiyang (Pfft!) supaya Raja Huaiyang menyelidiki masalah ini dan memberikan mereka keadilan.
Bukannya membelanya, Xing Zhou malah berusaha membuat Mian Tang melupakan masalah ini dengan memberitahunya bahwa meskipun masalah ini diselidiki, tetap saja pada akhirnya Mian Tang harus membayar biaya pengobatan si Tuan Muda karena dia yang menusuk si Tuan Muda.
Eh, ngomong-ngomong, dia jadi penasaran dengan teknik tusukan akupuntur yang Mian Tang gunakan pada si Tuan Muda. Dari mana dia mempelajarinya?
Mian Tang dengan antusias menunjukkan buku medis pemberian Tabib Zhao untuk membantu pemulihan dirinya. Dia mempelajari titik-titik akupuntur dari buku ini.
Buku itu dilengkapi dengan sebuah gambar, tapi gambarnya gambar cowok setengah te*****ng yang sontak membuat Xing Zhou heboh dan langsung melarang Mian Tang untuk membaca buku ini lagi.
Mengalihkan topik, Mian Tang dengan antusias menunjukkan surat-surat jual-beli dan perpajakan dua toko barunya. Namun saat dia mulai meminta pendapat Xing Zhou tentang masalah perpajakan kedua toko tersebut, Xing Zhou malah bingung dan ragu yang jelas menunjukkan kalau dia tidak memahami masalah beginian.
Heran, Mian Tang langsung beralih menyodorkan sebuah vas untuk dia teliti, tapi Xing Zhou bahkan tidak bisa melihat adanya kecacatan di vas tersebut yang jelas menunjukkan bahwa Xing Zhou tidak tahu apa-apa tentang tembikar padahal katanya dia pedagang tembikar.
Mian Tang jelas mulai curiga pada suaminya tersebut, sepertinya dia bukan pedagang tembikar. Xing Zhou jadi galau dan bingung sekarang. (Pfft! Kepedean amat merasa bisa menginterogasi Mian Tang, sekarang malah Mian Tang yang menginterogasinya)
Bingung harus bagaimana, akhirnya Xing Zhou dengan sangat lantang beralasan bahwa dia sebenarnya hanyalah anak orang kaya yang tidak berguna. Wkwkwk!
Dengan dibantu Bibi Li, mereka menunjukkan beberapa surat kepemilikan tanah milik Xing Zhou, tapi mereka mengklaim bahwa semua ini dulunya diurus sendiri oleh Mian Tang.
Pokoknya sejak mereka menikah, yang mengurus segala masalah besar maupun kecil dalam rumah tangga mereka adalah Mian Tang seorang. Makanya Xing Zhou punya banyak waktu luang untuk mengembangkan ketrampilan caturnya.
Kadang-kadang dia ikut dalam pengiriman barang, tapi tetap saja dia tidak segiat Mian Tang. Dia tidak memberitahu Mian Tang tentang semua ini karena dia ingin membuka lembaran baru dan memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
"Namun sayangnya..."
"Namun sayangnya, dia tidak kompeten dan harus mengandalkan Nyonya," celetuk Bibi Li. Wkwkwk! Xing Zhou jadi kesal sama Bibi Li dan langsung mengusirnya.
Mian Tang benar-benar bingung, dia sama sekali tidak ingat kalau dia pintar berdagang. Berusaha mengalihkan perhatiannya, Xing Zhou langsung memeluknya erat dan meyakinkannya untuk tidak merasa bersalah karena hilang ingatannya, semuanya pasti akan baik-baik saja.
Wajar saja hati Mian Tang gelisah karena dia hilang ingatan, tapi dia tidak perlu sampai mencurigai cinta di antara mereka. Demi meyakinkannya, Xing Zhou langsung saja menyatakan bahwa malam ini dia akan tidur di sini. Pfft!
Jadilah mereka tidur seranjang malam ini, Liu Mian Tang jadi gugup tapi juga antusias, apalagi ini pertama kalinya mereka tidur bersama. Namun tentu saja Xing Zhou tidak melakukan apa pun padanya dan langsung menutup mata di sampingnya.
Mian Tang jadi bingung dan penasaran, apakah dulu mereka juga tidur bersama seperti ini saja? Dia jadi penasaran kenapa Xing Zhou tidak mengangkat selir? Xing Zhou dengan sok romantis meyakinkannya bahwa Mian Tang saja sudah cukup baginya.
Tapi ini membuat Xing Zhou jadi sadar kalau Mian Tang sudah mulai mencurigainya. Dia jadi semakin bingung dengan Mian Tang. Sepertinya ingatannya memang belum pulih, tapi jika belum pulih, kenapa dia bisa mengamati dengan begitu cermat?
Tiba-tiba Mian Tang membuka mata, Xing Zhou pun langsung pura-pura tidur. Mian Tang sebenarnya cuma kebelet, tapi Xing Zhou mencurigainya, makanya dia langsung memerangkap Mian Tang.
Namun saat Mian Tang menarik tangan Xing Zhou darinya, dia malah melihat ada bekas luka sayatan panjang di telapak tangan Xing Zhou yang jelas saja membuatnya penasaran. Namun Xing Zhou menolak menjawab dan langsung menyuruhnya tidur saja.
Bekas luka itu sebenarnya adalah bekas luka sayatan anak panah yang ditembakkan si penjahat bertopeng kayu yang waktu itu, dan dia yakin bahwa si penjahat bertopeng kayu waktu itu adalah Lu Wen. (Hmm??? Tapi kayaknya penjahat bertopeng kayu itu cewek deh)
Saat Mian Tang terbangun keesokan harinya, dia mendapati suaminya sudah mau pergi lagi, kali ini dengan alasan mau main catur. Mian Tang pun cepat-cepat mengejarnya hanya untuk menitipkan surat pengaduannya kepada Raja Huaiyang. Pfft!
Xing Zhou sontak menolak dengan alasan bahwa Raja Huaiyang sangat sibuk dengan urusan resmi, tidak mungkin ada waktu mengurusi masalah sepele seperti ini. Lah, kok dia bisa tahu? heran Mian Tang. Pfft!
"Itu... tidak sulit menebaknya. Meski kau mengirimnya, belum tentu ini berguna."
Mian Tang jelas bingung dan curiga mendengarnya. Kenapa? Apakah Xing Zhou takut? Atau jangan-jangan, Raja Huaiyang ini sebenarnya adalah pejabat korup yang pura-pura melawan pejabat korup padahal sebenarnya melindungi mereka?
"Tentu saja bukan!" teriak Xing Zhou tersinggung.
"Fujun, kenapa kau marah?"
"Aku... cuma marah pada si penggoda itu."
"Aku tahu kau sangat menyayangiku. Aku juga percaya bahwa kau pasti bukan orang yang takut pada orang yang berkuasa?" ujar Mian Tang sembari menyodorkan surat pengaduannya tersebut. Xing Zhou akhirnya terpaksa menerima surat itu.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam