Sinopsis Are You the One Episode 1

Malam itu, hujan mulai turun saat barak militer diserang sekawanan bandit. Sang jenderal tetap duduk menunggu di tendanya sementara para prajuritnya berjuang melawan para bandit tersebut.

Sang jenderal baru keluar setelah para prajuritnya berhasil mengalahkan para bandit tersebut. Namun tiba-tiba pemimpin bandit yang memakai topeng kayu melepaskan anak panahnya padanya, dan hampir saja menembus lehernya kalau saja sang jenderal tidak lihai menangkap anak panah itu.

Sang Jenderal tersebut adalah Cui Xing Zhou yang bergelar Raja Huaiyang (tapi bukan raja penguasa negara ya, itu cuma gelar kebangsawanan).

Kita kemudian melihat si penjahat bertopeng kayu masuk ke sebuah kamar dan mulai melepaskan topengnya. Kita tidak melihat wajahnya, tapi sepertinya dia wanita.

Beberapa waktu kemudian, kita beralih ke sebuah kota kecil, Kota Lingquan. Hari ini seperti biasanya, penduduk kota tersebut sibuk melakukan berbagai kegiatan masing-masing.

Beberapa ibu-ibu sedang berkumpul memotongi sayur-sayuran di depan rumah mereka saat tiba-tiba mereka melihat sebuah kereta kuda berhenti di depan sebuah rumah kosong di depan mereka.

Seorang bibi pengasuh tua muncul dari dalamnya dengan diikuti seorang nyonya muda yang cantik jelita yang sontak jadi bahan gunjingan para ibu-ibu itu. 

Namun dia sendirian, tidak tampak di mana suaminya. Menurut kabar yang beredar, suami si Nyonya Muda ini adalah seorang penjual tembikar. Jadi mungkin si suami sekarang ini sedang melakukan perjalanan bisnis.

Si Nyonya Muda sadar dirinya sedang digosipin, tapi dia sama sekali tidak marah, dia justru tersenyum sangat ramah pada mereka. Malah, Bibi pengasuhnya yang sinis.

Namun dari obrolannya dengan Bibi Pengasuh Li, ternyata Nyonya Muda bernama Liu Mian Tang ini sedang amnesia karena sebuah musibah dan sekarang dalam proses pemulihan. 

Dia sama sekali tidak ingat masa-masa pasca pernikahannya, ingatannya terhenti di memori tentang perjalanannya pada hari pernikahannya, dan yang dia ingat tentang suaminya hanyalah namanya, Cui Jiu.

Menurut penuturan Bibi Li, Mian Tang dan suaminya saling mencintai selama tiga tahun. Demi menyelamatkan nyawa Man Tang, suaminya itu telah menghabiskan setengah hartanya. 

Dia bahkan menjual usahanya di ibu kota dan akhirnya pindah ke Kota Lingquan ini. Semuanya dia lakukan supaya Mian Tang bisa menenangkan diri di lingkungan baru. 

Karena itulah, Bibi Li secara spesifik mengingatkan Mian Tang untuk tidak mengecewakan suaminya kelak. Hmm, dari sikap dan cara bicaranya, sepertinya Bibi Li kurang hormat terhadap nyonya mudanya ini.

Bahkan saat Man Tang bingung memeriksa barang-barangnya karena hanya ada barang-barangnya sendiri dan tidak ada barang-barang milik suaminya, Bibi Li secara implisit memperingatkannya untuk diam saja dan menjadi istri yang baik di rumah.

Namun sebenarnya dia agak takut juga saat Mian Tang mendadak menodongkan gulungan lukisan padanya, mengira Man Tang mau menaboknya, padahal tidak. Kekuatan tangan Mian Tang juga cukup kuat, jelas menunjukkan kalau Mian Tang sebelumnya ahli bela diri, makanya Bibi Li takut.

Hmm, apakah benar suaminya adalah Cui Jiu?... Saat Mian Tang pertama kali bangun dan hilang ingatan, pria yang dia lihat adalah Cui Xing Zhou yang oleh temannya (sekaligus tabib) dipanggil sebagai Cui Jiu.

Ditambah lagi, dia melihat Cui Xing Zhou memakai kantong uang yang mirip dengan kantong uang yang dia bawa pada hari pernikahannya. Makanya dia berasumsi bahwa Cui Xing Zhou adalah suaminya, Cui Jiu, dan langsung saja dia memanggilnya sebagai 'Fujun' (suamiku).

Dia sama sekali tidak menyadari keterkejutan di mata Cui Xing Zhou, tapi dengan cepat Cui Xing Zhou meresponnya dengan balas memanggilnya 'Furen' (istriku).

Yang tidak dia ketahui, Cui Xing Zhou bukan suaminya. Dia sebenarnya hanya menyelamatkan Liu Mian Tang. Liu Man Tang sendiri sebenarnya adalah selir kesayangan Lu Wen, seorang pimpinan bandit Gunung Yang.

Sekarang Cui Xing Zhou mendengar kabar bahwa Lu Wen menggerakkan setengah pasukan banditnya untuk mencari Liu Mian Tang. Selama tiga tahun ini, Cui Xing Zhou selalu mengincar Lu Wen. Dia benar-benar musuh yang tangguh bagi Cui Xing Zhou. 

Sekarang Liu Mian Tang ada di tangannya, Cui Xing Zhou berencana untuk menggunakannya sebagai umpan. Dia yakin, Lu Wen pasti akan muncul.

Berhubung mereka bukan suami-istri betulan, makanya Cui Xing Zhou agak canggung waktu dia mendatangi Mian Tang di kediaman barunya, dan langsung menghindar saat Mian Tang berniat melepaskan mantelnya selayaknya istri yang baik.

Namun dia tetap memperlakukan Man Tang dengan baik dan menghormatinya, dia beralasan bahwa dia tidak bisa datang bersama Mian Tang karena sibuk dengan urusan bisnisnya dan berusaha tetap perhatian dengan menanyakan pemulihan tangannya dan apakah dia sudah mengingat sesuatu.

Mian Tang juga sadar kalau hubungan mereka terlalu canggung sebagai suami-istri, tapi dia tidak mengatakan apa pun tentang masalah ini. Malah, dia kemudian memberikan sekotak uang pada Cui Xing Zhou.

Uang itu adalah harta sesannya dan dia berikan pada Cui Xing Zhou untuk menggantikan uang yang Cui Xing Zhou keluarkan untuk menyembuhkannya. Cui Xing Zhou canggung harus bagaimana untuk meresponnya, akhirnya dia memeluk Mian Tang dengan sangat canggung dan kaku sambil berterima kasih padanya.

Pun begitu, Cui Xing Zhou juga tetap waspada mengawasi Mian Tang dengan curiga. Usai mereka makan bersama, Cui Xing Zhou mendadak pamitan pergi dengan alasan mengurus bisnis lagi dan mungkin tidak akan pulang selama beberapa hari.

Mian Tang mempercayainya dan langsung mengeluarkan sebuah mantel yang baru disulamnya untuknya. Dia menyulam burung elang, tapi karena sulamannya kurang jelas, Cui Xing Zhou jadi salah paham, mengira itu sulaman burung bangau. Wkwkwk!

Cui Xing Zhou dengan cepat memuji mantel itu untuk menyenangkan Mian Tang, bahkan memintanya untuk memakaikannya. Namun saat Mian Tang menalikan bagian lehernya, dia menarik terlalu keras hingga nyaris mencekiknya.

Cui Xing Zhou refleks mencengkeram tangannya dan bertanya dengan curiga, "Furen, apakah kau ingin mencekikku?"

Namun Mian Tang menyangkal, wajahnya tampak benar-benar polos saat dia mengeluhkan tangannya yang sudah pulih tapi belum bertenaga. Dia benar-benar sedih karena apa yang terjadi padanya ini membuatnya jadi tidak bisa membantu suaminya dalam pekerjaannya.

Tiba-tiba sebuah kotak kecil terjatuh dari dalam bajunya Cui Xing Zhou, sebuah kotak bedak parfum dari Jiangnan. Tentu saja itu hadiah untuk Mian Tang.

Namun Mian Tang sama sekali tidak menunjukkan rasa senang. Bukan berarti dia tidak suka sih, hanya saja, dengan kondisi ekonomi mereka sekarang ini, dia merasa mereka seharusnya berhemat. Sedangkan bedak ini tampak jelas mahal.

Berhubung dia bukan Nyonya Cui yang sebenarnya, pantas saja Bibi Li bersikap kurang hormat terhadapnya. Malah, sebenarnya dia adalah mata-mata yang ditempatkan Cui Xing Zhou untuk selalu mengawasi Mian Tang dan mencekokinya dengan kebohongan tentang pernikahan mereka.

Bukan cuma Bibi Li, beberapa pria di sekitar kota ini juga merupakan mata-matanya Cui Xing Zhou yang menyamar khusus untuk mengawasinya.

Benar-benar mengira kalau suaminya adalah seorang pedagang, Mian Tang mendadak ingin mengunjungi toko milik suaminya. Waduh! Bibi Li kan jadi bingung harus bagaimana.

Dia berusaha mencari-cari berbagai alasan, tapi Mian Tang tetap ngotot mau melihat toko suaminya dan terus merecokinya hingga akhirnya Bibi Li keceplosan mengaku bahwa mereka sebenarnya tidak punya toko.

Errrr.... maksudnya... Tuan Cui, Suaminya Man Tang, belum bisa mendapatkan toko yang dia inginkan. Bibi Li beralasan bahwa Tuan Cui menyuruhnya untuk tidak bilang ke Mian Tang supaya tidak membuat Mian Tang khawatir dan mengganggu kesehatannya. Mian Tang percaya-percaya saja padanya dan jadi kasihan sama suaminya.

Hari ini, Liu Mian Tang memutuskan untuk bercengkerama dengan para ibu-ibu tetangga yang biasanya bergosip di depan rumahnya dan dia mendengar mereka sedang menggosipkan tentang Raja Huaiyang, tidak sadar bahwa orang yang mereka gosipkan itu adalah orang yang dia anggap sebagai suaminya.

Mereka penasaran dengan suaminya Mian Tang, Mian Tang pun menceritakan suaminya sesuai omongan Bibi Li. Bahwa suaminya itu adalah pedagang biasa, jujur dan agak pemalu, namun hatinya baik dan penuh rasa belas kasihan.

Pfft! Dia sama sekali tidak tahu bahwa orang yang dia anggap suaminya itu sebenarnya adalah seorang jenderal militer dan sama sekali tidak punya belas kasihan terhadap musuh-musuhnya saat menginterogasi mereka dan baru berhenti setelah dia mendapatkan informasi yang dia butuhkan. 

Menurut Bibi Li, suaminya tersebut juga sangat tulus padanya, tidak pernah meninggalkannya, juga tidak pernah membohonginya. Pokoknya, suaminya sangat mencintainya dan menghormatinya. Dia benar-benar suami yang bisa diandalkan.

Para tetangga jelas kebingungan mendengar Mian Tang menceritakan suaminya sesuai cerita Bibi Li. Masa Mian Tang malah mengetahui segala sesuatu tentang suaminya sendiri dari Bibi Li?

Keesokan harinya di pasar, Bibi Li mendengar beberapa pria menggosipkan Raja Huaiyang yang berhasil menjebak beberapa bandit anak buahnya Bandit Lu. Namun kabarnya, si Bandit Lu ini biasanya merampok orang kaya untuk membantu orang miskin.

Mian Tang sendiri lebih tertarik melihat-lihat sekitarnya dan tidak mendengar gosipan para pria itu, dia juga tidak sadar bahwa Cui Xing Zhou sedang mengawasnya dari lantai atas restoran terdekat.

Cui Xing Zhou memang sengaja membuatnya tampil di depan umum untuk menarik perhatian Lu Wen keluar karena dia yakin di sekitar sini banyak mata-matanya Lu Wen.

Dari obrolan Cui Xing Zhou dan Tabib Zhao Quan, tangan Mian Tang sebenarnya dilukai oleh musuh, sepertinya karena dendam. Mereka tidak tahu siapa yang menyerangnya, namun demi sandiwara ini, mereka sengaja berkata padanya bahwa tangannya hanya dilukai bandit.

Ternyata dulunya Mian Tang memang mau menikah dengan seorang pria bernama Cui Jiu (tapi bukan Cui Xing Zhou), tapi kemudian di tengah jalan, dia diculik dan dibawa ke Gunung Yang dan tinggal di sana selama tiga tahun bersama Lu Wen.

Semua fakta inilah yang justru membuat Cui Xing Zhou curiga pada Man Tang. Siapa tahu, ada beberapa hal yang mungkin bisa memicu ingatan Man Tang.

Bukan hanya Bibi Lu dan sekawanan mata-mata yang tersebar di seluruh kota, Cui Xing Zhou juga sudah bekerja sama dengan Tan'er, pelayan lamanya Mian Tang yang dulu pernah ikut dalam perjalanan pernikahannya.

Mian Tang samar-samar ingat bahwa mereka dikepung sekawanan bandit di tengah perjalanannya menuju ke pernikahannya, namun Tan'er berbohong menyangkal sesuai perintah Cui Xing Zhou.

Dia mengklaim bahwa Mian Tang salah ingat dan perjalanan rombongan pengantin mereka berjalan sangat lancar, mereka menikah dengan lancar dan Mian Tang sangat mengagumi suaminya karena suaminya sangat baik dan sangat mencintainya. Untungnya Mian Tang percaya walaupun tampak masih sedikit ragu.

Setelah itu, Mian Tang mengalihkan fokusnya ke masalah membeli toko untuk suaminya. Dia ternyata benar-benar wanita yang pintar, cerdik dan licik dalam berbisnis.

Toko yang dia incar sulit didapat karena penjualnya mematok harga sangat tinggi. Maka kemudian, dia sengaja menarget toko sebelahnya dan dengan cerdik berhasil membujuk penjualnya untuk menjual toko itu padanya.

Dia kemudian membuka toko perlengkapan pemakaman di sana, membuat orang-orang jadi menjauhi toko sebelahnya karena orang-orang menganggap toko perlengkapan pemakaman dan sekitarnya sebagai tempat yang sial. 

Hasilnya, dia berhasil mendapatkan toko sebelah yang dia incar dengan harga murah. Wkwkwk! Keren! Bukan hanya itu saja, Man Tang juga membeli perapian baru dengan harga murah, dan juga mempekerjakan beberapa pembuat tembikar berpengalaman. Dia benar-benar sangat serius, bahkan sampai banyak tanya ini-itu terkait pembuatan tembikar.

Bibi Li kemudian sendirian mendatangi Cui Xing Zhou di kediaman aslinya, Kediaman Raja Huaiyang, untuk melaporkan bahwa Liu Mian Tang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan ingatan, sekaligus menceritakan tentang kehebatan Mian Tang dalam mendapatkan kedua toko demi membantu suaminya. Jelas dari nada suaranya bahwa Bibi Li sangat kagum dengan kehebatan Mian Tang.

"Aku menempatkannya di jalanan, dia bukan hanya tidak berkhianat, tapi justru membantuku dalam usaha?" heran Xing Zhou.

Dia menyimpulkan dari semua ucapan Bibi Li bahwa Mian Tang itu lembut tapi tegas dan cepat dalam bertindak, juga sangat pandai bersosialisasi.

Tapi dia maklum juga sih, selirnya Lu Wen tidak mungkin seorang wanita biasa mengingat Lu Wen sendiri sangat teliti dan memiliki pemikiran yang dalam.

Tentu saja dia sebenarnya tidak peduli tentang toko-toko itu, jadi dia memerintahkan Bibi Li untuk membiarkan Mian Tang mengelola toko-toko itu supaya Mian Tang tetap terekspos orang banyak.

Dia juga menyuruh Bibi Li untuk memberikan Mian Tang lebih banyak uang supaya Man Tang tidak lagi merendahkan dirinya sendiri demi masalah usaha. (Oww? Mulai perhatian nih sama Man Tang?)

Di tempat lain, Mian Tang sedang jalan-jalan saat mendadak dia dihadang seorang tuan muda dan dua anak buahnya yang kesengsem sama kecantikannya. Mian Tang dengan cerdiknya memancing si Tuan Muda untuk ikut dengannya ke sebuah gang sepi.

Namun begitu tiba di sana, dia langsung memelintir si Tuan Muda lalu sedikit menusuk lehernya tepat di titik vital dengan tusuk konde tapi tidak sampai mematikan.

Kejadian ini dengan cepat sampai ke telinga Xing Zhou yang heran kenapa Mian Tang selalu menjadi pusat perhatian semua orang, baik pria maupun wanita, begitu dia keluar. Apakah dia begitu cantik? (Wkwkwk! Cantik pake banget, Bang. Masa nggak nyadar?)

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments