Usai tim dokter memeriksanya, Dokter Zhou pun mengizinkan Min Hui masuk. Namun sepertinya kondisi Xin Qi sangat serius sehingga setelah Min Hui masuk, Dokter Zhou langsung bicara serius dengan Hardy.
Min Hui berusaha tetap tersenyum saat Xin Qi akhirnya sadar. Xin Qi pun, sama seperti biasanya, pura-pura meremehkan penyakitnya agar Min Hui tidak khawatir. Namun saat Min Hui menuntutnya untuk mengulangi lamarannya yang tadi, Xin Qi bersikap pura-pura lupa, waktunya tidak tepat, mungkin menyadari bahwa kali ini dia tidak akan selamat dan tidak akan bisa membahagiakan Min Hui.
Tak lama kemudian, di luar kamar rawat, Dokter Zhou memberitahu Min Hui tentang bagaimana kondisi Xin Qi yang sebenarnya. Mungkin karena dia bekerja terlalu keras sehingga muncul komplikasi, sebenarnya Dokter Yao sebelumnya sudah pernah memperingatkan Xin Qi tapi waktu itu masih diremehkan karena gejalanya yang masih belum parah.
Intinya, Xin Qi harus segera dioperasi, jika tidak, bisa saja membahayakan nyawa. Masalahnya, jika dioperasi di sini, maka dokter di sini akan butuh waktu cukup lama untuk mempelajari riwayat penyakit dan rencana pembedahannya.
Karena itulah, dia harus dioperasi di luar negeri, dokternya Xin Qi yang dulu ada di sana, mereka yang lebih memahami riwayat penyakitnya Xin Qi. Mendengar itu, Min Hui tak kuasa lagi menahan air matanya dan menangis diam-diam.
Keesokan paginya, Xin Qi sudah bersiap untuk keluar dari rumah sakit, Hardy sudah menyiapkan segalanya agar Xin Qi kembali ke luar negeri secepatnya. Namun pada Min Hui, dia berbohong bahwa dia harus segera pergi ke luar negeri besok dengan alasan pekerjaan.
Min Hui pura-pura mempercayainya saja dan langsung memeluknya erat, meyakinkannya bahwa dia dan Quan Quan akan menemaninya seharian ini.
Maka begitu keluar dari rumah sakit, mereka pun berkencan naik bianglala raksasa, berharap bisa melihat matahari terbenam sesuai keinginan Min Hui. Namun jika tidak bisa melihat matahari terbenam pun tidak masalah bagi Min Hui, mereka masih akan punya banyak waktu bersama di masa depan.
Xin Qi tersentuh mendengarnya, "Min Hui, aku berjanji, aku pasti akan kembali dengan sehat."
Min Hui percaya dan langsung menghadiahinya dengan k3cvp4n manis. Tapi, masih ada satu hal lagi yang ingin Min Hui lakukan dan menuntut Xin Qi untuk menemaninya, tapi... dia menolak memberitahu apa yang mau dia lakukan. Hmm? Tapi baiklah, Xin Qi dengan senang hati menuruti apa pun yang Min Hui inginkan.
Tak lama kemudian, sembari menutupi mata Xin Qi, Min Hui menuntunnya pulang lalu menempatkannya berdiri di tempat strategis, melarang Xin Qi buka mata sebelum hitungan ke lima lalu pergi meninggalkan Xin Qi entah ke mana.
Saat akhirnya dia membuka mata di hitungan kelima, ternyata dia langsung berhadapan dengan video rekaman Min Hui yang mengonfrontasi kebohongannya tentang masalah penyakitnya. Akan tetapi, Min Hui percaya kok pada janjinya Xin Qi.
Xin Qi bilang bahwa sekarang waktunya tidak tepat, tapi menurut Min Hui, tidak penting waktunya tepat atau tidak karena... "baik lima tahun yang lalu atau sekarang, aku hanya ingin menikah denganmu seorang. Xin Qi, jika pemikiranmu sama denganku, maka berputarlah."
Seketika itu pula, pintu di belakangnya Xin Qi dibuka oleh semua teman-teman mereka, memperlihatkan Min Hui yang muncul dengan gaun putih cantiknya dan berkata...
"Xin Qi, jika kau tidak mau menanyakan pertanyaan itu, biar aku saja. Aku mengerti kau takut kau tidak bisa kembali setelah operasi di luar negeri kali ini. Kau tidak mau menghambatku. Namun, Xin Qi, bukankah seharusnya aku yang membuat keputusanku untuk kehidupanku sendiri?"
Min Hui tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, "tapi saat ini, aku tahu aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu. Kita sudah menyia-nyiakan terlalu banyak waktu. Aku yang sekarang hanya ingin menghargai setiap detik yang kuhabiskan bersamamu."
Hardy langsung maju untuk memberikan cincin lamaran ke Min Hui, "Xin Qi, apakah kau bersedia menikahiku?"
Tentu saja Xin Qi bersedia. Min Hui pun menyelipkan cincin tunangannya ke jari manis Xin Qi. Namun saat gilirannya Xin Qi, dia menolak memakaikan cincin tunangannya Min Hui.
Tunggu dia kembali, dia pasti akan kembali. Baru saat itu dia akan memakaikan cincin ini di jari Min Hui dalam keadaan sehat. Dia janji. Lamaran itu pun diakhiri dengan c1vman manis yang sontak membuat semua orang bahagia dan terharu.
Mereka bertiga kemudian tidur bersama. Quan Quan sudah tidur, tapi Mommy dan Papa malah ribut memperdebatkan siapa gen unggul mereka yang paling banyak menurun ke Quan Quan.
Qaun Quan dengan mengantuk melerai mereka dan dengan bijak memberitahu mereka bahwa dia adalah gabungan dari gen unggul mereka berdua. Berapa sih umur mereka masih memperdebatkan hal seperti ini?
Min Hui menyesal atas sikapnya pada Xin Qi selama ini. Seharusnya saat Xin Qi kembali, dia menggenggam erat Xin Qi.
"Sekarang juga belum terlambat. Aku janji padamu, aku pasti akan kembali dengan sehat. Aku akan memakaikan cincin itu di jarimu dengan tanganku sendiri. Menemani Quan Quan tumbuh besar dan menua perlahan bersamamu."
"Aku akan menunggumu. Jangan membuatku menunggu terlalu lama."
"Tidak akan. Aku juga tidak tega."
Namun keesokan harinya saat Min Hui baru bangun, dia malah mendapati Xin Qi sudah pergi tanpa pamitan dan hanya meninggalkan sebuah surat warisan yang dia berikan pada Min Hui. Aww, Xin Qi.
Min Hui langsung meneleponnya dan protes karena Xin Qi tidak membiarkan mereka mengantarkannya pergi. Namun Xin Qi memang sengaja. Dia tidak mau mereka mengantarkannya karena takutnya dia malah tidak akan rela pergi. Dia janji pasti akan pulang cepat. Kapan dia pernah mengingkari janji? "Xin Qi, aku sangat mencintaimu."
"Aku juga mencintaimu. Tunggulah bersama Quan Quan sampai aku kembali, ya?" "Tenang saja. Kami akan menunggumu. Selamat jalan."
Begitulah, mereka pun terpisah jarak yang begitu jauh, namun tetap rutin saling menghubungi. Xin Qi pun rutin melaporkan perkembangannya kesehatannya di sana, dan beberapa lama kemudian, proyek Pemodelan Jantung AI pun sukses besar.
Setengah tahun kemudian...Min Hui terburu-buru ke suatu gedung di mana Cao Mu sudah menunggunya. Cao Mu bilang mau ketemu klien, tapi entah mengapa Cao Mu memaksanya untuk berdandan cantik kayak mau kencan saja.
Dari percakapan mereka, ternyata belakangan ini Xin Qi jarang menghubunginya. Setengah bulan yang lalu Hardy bilang kalau penyakitnya Xin Qi kambuh dan butuh istirahat total.
Awalnya dia masih bisa dihubungi, tapi seminggu ini Xin Qi seperti menghilang. Namun Min Hui masih tetap percaya pada Xin Qi, karena Xin Qi sudah janji padanya dan Quan Quan bawha dia pasti akan kembali.
Baiklah, sebaiknya mereka masuk sekarang. Namun Cao Mu mendadak berkata kalau dia sakit perut, jadi dia menyuruh Min Hui naik duluan, lantai 20. Lah? Min Hui kan jadi bingung, dia bahkan tidak tahu siapa kliennya. Dasar Cao Mu!
Terpaksalah Min Hui naik sendiri. Dia yakin dia memencet tombol lantai 20, tapi anehnya, liftnya seolah bergerak sendiri terus naik sampai lantai paling atas.
Tempat itu sepi sekali, Min Hui jadi tambah bingung. Apalagi tiba-tiba saja terdengar suara nyaring Quan Quan dari sebuah speaker yang memberinya arahan.
Min Hui pun mengikuti arahan Quan Quan...hingga kemudian dia berakhir di helipad. Tapi tidak ada apa-apa di sana. Bingung, Min Hui langsung berbalik mau pergi, namun tiba-tiba saja terdengar suara Xin Qi memanggilnya.
Aww, akhirnya dia benar-benar memenuhi janjinya untuk kembali. Keduanya pun sontak saling berlari hingga berakhir dalam pelukan satu sama lain dengan penuh haru.
Tak lama kemudian, mereka pun menikah dalam upacara pernikahan sederhana yang dihadiri orang-orang terdekat mereka saja. Quan Quan yang bertindak sebagai pemimpin upacara, berpidato bahwa dia benar-benar beruntung karena dia bisa hadir di upacara pernikahan kedua orang tuanya, tidak semua anak bisa. Pfft!
"Jadi aku ingin mengucapkan pada Papa dan Mommy, selamat menikah. Semoga rukun sampai tua. Jangan lupa segera memberiku adik perempuan yang cantik." (Wkwkwk!)
Baiklah, upacara pun dimulai. Quan Quan bertanya pada Papa dan Mommy-nya tentang apakah mereka bersedia saling menerima satu sama lain sebagai suami dan istri dalam suka maupun... errr. Quan Quan mendadak berhenti membaca... soalnya dia belum bisa membaca dengan baik. Pfft!
tidak masalah, Papa dan Mommy langsung saja mengucap sumpah pernikahan mereka sendiri. Saling menerima satu sama lain sebagai suami dan istri, dalam suka maupun duka, dalam sakit maupun sehat, muda maupun tua. Menjadi cinta sejati satu sama lain seumur hidup mereka.
Sesuai janjinya, Xin Qi akhirnya memakaikan cincinnya ke jari Min Hui, dan mengakhirinya dengan c1vman manis.
Sekarang saatnya lempar buket pengantin. Para wanita sudah berkumpul dengan antusias, eh malah ketangkap oleh Jia Jun yang bersemangat banget banget mendapatkan buket pengantin itu untuk Cao Mu.
Setelah itu, ketiga pasangan kencan bersama dengan riang gembira.
Malam harinya, Xin Qi membawa Min Hui ke pohon besar yang sekarang penuh dihiasi dengan banyak sekali jimat.
Dia mengklaim kalau semua ini adalah jimat harapan yang dibuat dan digantung banyak orang dengan harapan orang yang mereka sukai akan menuwujudkan harapan mereka. Xin Qi juga menulis ikutan pastinya, coba Min Hui cari.
Baiklah. Min Hui mengambil satu dan langsung dapat punyanya Xin Qi. Oh? Kebetulan sekali. Xin Qi menulis harapan dic1vm orang yang dia cintai. Min Hui dengan senang hati memberikan k3cvpan manis.
Eh tapi kemudian semua jimat lain yang dia ambil juga punyanya Xin Qi, dan semuanya sama, minta dic1vm. Dasar curang, Min Hui tidak mau lagi menc1vmnya.
Kalau begitu, Xin Qi saja yang menarik jimat lain. Dia asal menarik satu jimat, meyakinkan bahwa kali ini bukan jimatnya lagi, melainkan jimatnya Min Hui. Pfft! Kapan Min Hui menulis ini? Masa bodo, Xin Qi langsung saja menc1vmnya mesra.
Namun lebih daripada c1vman, harapan terbesar Xin Qi adalah ingin melihat seluruh pemandangan di dunia ini bersama Min Hui. Min Hui bersedia.
Dua tahun kemudian, Min Hui dan Xin Qi membawa Quan Quan dan bayi kedua mereka yang baru lahir ke pohon besar untuk menunjukkan pada Quan Quan tempat mereka pertama kali bertemu. Cantik, bukan?
Indah memang, tapi Quan Quan lebih tertarik pada adik bayi perempuannya yang berada di dalam stroller warna pink. Dia janji nanti kalau dia sudah besar, dia akan membelikan banyak sekali boneka dan gaun yang cantik untuk adik, dan membuatnya menjadi tuan putri paling bahagia di dunia.
Namun Mommy dengan cepat mengoreksi dan mengingatkan Quan Quan bahwa adik bayinya ini... laki-laki. Pfft! Quan Quan tak peduli, dia ngotot mau punya adik perempuan.
Papa malah mendadak mendukung Quan Quan dan mengusulkan agar mereka punya bayi satu lagi, kasihan Quan Quan. Pfft! Min Hui yang tidak mau. Xin Qi pantang menyerah untuk terus membujuknya, bahkan tiba-tiba saja menyatakan pada Quan Quan kalau Mommy sudah setuju. Lah, kapan Min Hui setujunya?
Dasar Xin Qi! Min Hui sontak mengejarnya dengan riang gembira... saat tiba-tiba saja bayi mereka menangis sehingga mereka pun bergegas kembali padanya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam