Sinopsis The Love You Give Me Episode 24 - Part 1

Xin Qi mengajukan syarat pada Bai An. Yaitu, Blue Jay harus menjadi pemodal utama dan terbesar, karena dia ingin Blue Jay yang akan menjadi pemegang saham terbesar dan memegang kendali penuh atas Bai An. Pihak Bai An setuju.

Tiba-tiba di tengah rapat, terdengar bunyi gonggongan anjing yang ternyata berasal dari alarm jam tangan ayam hijaunya Xin Qi. Wkwkwk! Cao Mu sontak geli mengomentari jam tangannya yang... sangat unik itu. 

Xin Qi sama sekali tidak malu, malah membangga-banggakannya, ini hadiah dari putranya, satu-satunya, edisi ayah-anak..."bahkan ibunya saja tidak punya."
 
 
Min Hui cuma bisa menahan geli mendengarnya. Dia lalu memberikan kontrak kerja sama mereka. Namun Xin Qi masih belum puas dengan persyaratan yang diajukannya tadi dan menuntut keuntungan.
Hmm, tapi keuntungan yang dia inginkan kali ini bukan dari pihak Bai An, melainkan dari Min Hui dan langsung memberi Min Hui isyarat dengan penuh arti.

Geli memahami apa yang dia mau, Min Hui meyakinkan Xin Qi bahwa dia pasti akan mendapatkan keuntungan yang memuaskan. Tenang saja. Oke! Puas mendapatkan jawaban, Xin Qi pun dengan senang hati tanda tangan.


Usai rapat, Min Hui pergi duluan. Pak He pergi ke arah lain. Begitu memastikan Pak He sudah cukup jauh, Xin Qi langsung bergegas menyusul Min Hui untuk menuntut keuntungan yang Min Hui janjikan tadi. Waduh! Ini kan tempat umum, Min Hui malu. Namun berhubung Xin Qi ngotot, Min Hui pun memberinya k3cvpan singkat, ini bunganya dulu, dia berjanji akan membayar sisanya nanti malam. Oke! Xin Qi setuju banget.
 
 
Melihat istrinya terus bermain dengan anjing kesayangannya, Qi Rang mencoba meminta istrinya untuk membantunya memakai dasi dengan alasan tangannya yang masih sakit.

Yi Ting menurutinya, tapi dia sama sekali tidak peduli dan tidak mau tahu tentang apa alasan tangan Qi Rang terluka. Lagipula dia tahu betul kalau Qi Rang bertahan di sini hanya karena dia menginginkan jabatan Ketua Dewan Guan Chao.

Mereka berdua sama-sama mendapatkan apa yang mereka butuhkan, jadi tidak perlu menyia-nyiakan perasaan yang tidak penting. Yi Ting bahkan langsung bermain lagi dengan anjingnya setelah selesai, mengabaikan apa pun yang ingin Qi Rang katakan sepenuhnya dan hanya memperingatkan Qi Rang untuk lebih berhati-hati lain kali agar jangan sampai lagi tersebar berita tentang Qi Rang yang dihajar.
 

Dokter Zhou terus berusaha mengejar Zi Zhu dengan gigih dengan membawa bunga lagi. Namun Zi Zhu tetap menolak semua bunganya. Pantang menyerah, Dokter Zhou terus mengikuti Zi Zhu ke mana pun dia pergi.

Dengan sabar menunggunya memilih buku-buku yang dia sukai dan membantu mengambilkan buku yang ingin dia ambil di rak atas. Kesal, Zi Zhu sekalian saja memanfaatkannya untuk menjadi buruh dengan menyuruhnya untuk membawakan bertumpuk-tumpuk buku, tapi kemudian dia mendadak mempermainkan Dokter Zhou dengan menyuruh Dokter Zhou untuk mengembalikan semua buku-buku itu.
 
Dokter Zhou mencoba mengajaknya kencan ke tempat-tempat yang Zi Zhu sukai, tapi Zi Zhu langsung membungkam mulut bawelnya pakai paha ayam.
 
 

Bahkan sampai malam harinya saat mereka makan malam bersama, Xin Qi masih terus membangga-banggakan jam tangan ayam hijaunya pada Min Hui, meyakini kalau jam tangan ini pasti dipilih dengan sangat cermat oleh Quan Quan.

Namun Min Hui dengan cepat meruntuhkan kesombongannya dengan memberitahu bahwa menurut pengakuan Quan Quan, dia tidak punya cukup uang setelah membelikannya kalung, jadi Quan Quan cuma bisa beli jam tangan ayam hijau itu karena kebetulan cuma jam tangan ayam hijau itu yang lagi diskon, beli satu gratis satu. Pfft!
 
"Apakah sangat susah bagimu untuk mengakui kalau anakku lebih menyukaiku?" protes Xin Qi.

"Kalau di kantor, aku akan bilang kalau dia lebih menyukaimu, tapi sekarang kita sedang berada di rumah."

"Apa bedanya?"

"Kau pemegang saham besar di kantor, jadi aku harus menyenangkanmu. Namun di rumah, kau adalah pacar sekaligus ayahnya anakku, jadi kau yang harus menyenangkanku."

"Kau tahu itu, kita sedang makan tapi kau sedari tadi menatap ponselmu terus. Ada pria sangat tampan duduk di hadapanmu, tapi kau bahkan tidak melihatnya selama makan."
 
 
Min Hui langsung saja menunjukkan apa yang sebenarnya sedang dilakukannya di ponselnya, melihat-lihat rumah... eh apa maksudnya, Min Hui mau pindah dan menjual rumah ini? Min Hui membenarkannya, cara paling cepat untuk mendapatkan uang saat ini adalah dengan cara menjual rumah ini.

Xin Qi awalnya tidak setuju dan berusaha menawarkan uangnya saja, tapi sedetik kemudian dia menyadari sesuatu... kalau Min Hui tidak punya rumah, maka Min Hui bisa pindah ke rumahnya. Pfft! Xin Qi seketika diam membatalkan ucapannya yang tadi dan langsung ganti haluan menelepon Hardy untuk menyuruhnya mencarikan agen real estate.
 
 
Sekalian, dia juga menanyakan keberadaan Hardy dan Quan Quan sekarang ini, dan begitu memastikan Hardy dan Quan Quan masih jauh, Xin Qi dengan penuh arti menuntut Min Hui tentang pembayaran akhir yang Min Hui janjikan tadi siang. Eh Min Hui malah cuma memberinya k3cup4n di pipi, Xin Qi tidak terima dan langsung menyeret Min Hui ke kamar.
 
 
Xi Yue masih terus berharap Qi Rang akan mengembalikan pekerjaannya di Guan Chao, tapi Qi Rang dengan rayuan gombalnya, membujuk Xi Yue untuk membantunya melakukan hal lain.

Qi Rang ternyata sudah tahu tentang rencana akuisisi manajemen yang hendak dilakukan Min Hui, makanya dia sekarang menyuruh Xi Yue untuk menyelidiki perkara itu, cari tahu berapa jumlah tender akuisisi tim Bai An.

Xi Yue jelas tak senang dengan rencana Qi Rang untuk mengakuisisi Bai An, meyakini kalau dia melakukannya demi Min Hui, tapi Qi Rang santai menyangkal, dan meyakinkannya bahwa dia melakukannya demi kemajuan Guan Chao agar nantinya Bai An tidak akan menjadi saingannya Guan Chao. 

Dia bahkan dengan entengnya berjanji akan memecat Min Hui kalau dia berhasil mengakuisisi Bai An. Seperti biasanya, si bodoh Xi Yue langsung mempercayainya begitu saja.
 

Agen real estate datang keesokan harinya dan Xin Qi semangat banget ingin menjual rumah ini secepatnya. Ya, dia akui kalau dia memang ingin cepat-cepat rumah ini terjual biar Min Hui dan dan Quan Quan bisa pindah ke rumahnya.

Dia mengerti kalau Min Hui menginginkan privasi, tidak masalah, rumahnya sangat besar, Min Hui bisa mendapatkan privasi yang dia mau, dia bahkan boleh memiliki ruang mimpi. Dia hanya ingin melihat Min Hui setiap bangun pagi. Anggap saja ini pengorbanan kecil Min Hui untuknya. Quan Quan juga pasti akan senang.

Min Hui akui bahwa sekarang memang tidak ada tempat yang cocok, jadi baiklah, Min Hui setuju untuk pindah ke rumah Xin Qi. YES!!! Akhirnya Xin Qi sontak joget saking senangnya. Ayo cepat berkemas sekarang.
 
 
Cao Mu melihat Jia Jun menyembunyikan sesuatu di sofa. Dia jadi kepo, maka begitu perhatian Jia Jun teralih, dia langsung mencari benda itu dan mendapati ternyata itu adalah cincin lamaran. Namun Cao Mu sama sekali tak senang dan jadi gelisah karena dia sebenarnya tidak ingin menikah.
 


Min Hui sudah mengemas beberapa barang ke beberapa kardus, tapi saat melihat bonekanya Quan Quan, dia seketika berubah sedih. Dulu dia melunasi rumah ini dengan mencicilnya sedikit demi sedikit. Semua barang-barang dan mainan Quan Quan ini dia beli satu demi satu. Dia pikir kalau rumah ini akan menjadi rumahnya dan Quan Quan seumur hidup.
 
 
"Jangan sedih. Bagaimana kalau... tidak jadi dijual?"

"Iya batalkan saja. Aku tidak ingin pindah." 

Pfft! Xin Qi kan nggak serius dan dia langsung menyesali ucapannya sendiri, "Jual, tetap harus dijual, tidak bisa tidak dijual."

Min Hui geli mendengarnya, "aku mengerti. Aku hanya merasakan nostalgia. Aku tahu, setelah rumah ini dijual, aku masih bisa membelinya lagi setelah mengumpulkan uang. Rumah tidak sama dengan keluarga. Keluarga adalah rumah. Tempat keluargaku adalah rumahku."
 


"Ke depannya, tempatku dan Quan Quan berada adalah rumahmu."

"Itu rumahmu juga."
 
"Semuanya punyaku."
Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments