Sinopsis The Love You Give Me Episode 22 - Part 1

Sudah malam, waktunya minum obat, tapi Min Hui malah mendapati Xin Qi masih sibuk kerja dan bukannya istirahat. Dasar pecandu kerja! Min Hui sontak mengomelinya karena mengabaikan kesehatannya sendiri hanya demi uang. Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, Quan Quan pasti akan sedih.

Xin Qi malah menanggapi omelannya dengan pasang muka melas lalu mulai merayunya untuk duduk di ranjangnya. Min Hui di ruang tamu malah membuat Xin Qi jadi semakin merindukannya. Pfft!

Min Hui akhirnya mau juga menurutinya untuk duduk di ranjangnya, tapi terus menghindari kontak mata dengan Xin Qi, tapi Xin Qi malah dengan gigih terus menerus menatapnya sampai Min Hui protes tak nyaman ditatap terus-terusan.

Xin Qi akhirnya mau juga minum obat sebelum kemudian memberitahu Min Hui tentang masalah Grup Yuanlai yang berencana menjual Bai An. Tapi dia meyainkan Min Hui untuk tidak panik dulu dan bersiap-siap saja karena dia sudah menyelidiki dari berbagai rumber dan berita ini benar adanya.

Baiklah, Min Hui setuju bahwa masalah kerjaan sebaiknya dibahas nanti saja. Yang penting sekarang adalah sebaiknya Xin Qi menutup laptopnya dan istirahat. Dia sendiri mau pulang dan datang lagi besok.

Hah? Jadi mereka tidak akan menginap? Xin Qi langsung ngedrama sok melas dengan menggunakan penyakit jantungnya seolah dia mungkin bisa saja mati dalam tidurnya kalau tidak ada yang menjaganya.

Min Hui tidak termakan aktingnya, tapi Quan Quan mendadak muncul dan ikutan ngedrama memohon-mohon pada Mommy-nya untuk tetap di sini dan merawat Xin Qi. Hadeh! Terpaksalah Min Hui harus mengalah lagi dan setuju untuk menginap.

Tapi begitu Min Hui keluar kamar, Quan Quan ternyata benar-benar khawatir kalau-kalau papanya beneran akan mati dalam tidur (Aww, poor Quan Quan). Xin Qi meyakinkan bahwa itu tidak akan terjadi, dia cuma menipu Min Hui. 

Xin Qi janji akan menemani Quan Quan selamanya, tubuhnya sangat sehat kok. Akan tetapi... ada satu hal yang dia tegaskan tidak boleh Quan Quan tiru darinya. Yaitu Quan Quan tidak boleh menakut-nakuti Min Hui dengan cara seperti ini.

"Jangan khawatir. Aku lebih tidak tega membuatnya sedih darimu," ujar Quan Quan.

Tak lama kemudian, Min Hui menyeret kursi ke dalam kamarnya Xin Qi, berniat tidur di situ sambil menjaga Xin Qi. Dengan begini, akan lebih mudah jikalau terjadi sesuatu atau Xin Qi ada permintaan apa pun.

"Permintaan apa saja boleh?" tanya Xin Qi penuh arti.

Min Hui sontak kesal menabokinya dan Xin Qi langsung berakting dadanya sakit. Begitu Min Hui mendekat untuk mengeceknya, Xin Qi langsung mendorong kepala Min Hui ke dadanya dan mendekapnya erat, memaksa Min Hui untuk mendengarkan detak jantungnya.

"Sangat tenang dna sangat sehat. alangkah baiknya jika bisa terus seperti ini selamanya."

"Aku akan berusaha keras selama kau terus menemaniku."

Pfft! Kata-kata rayuan yang sontak membuat Min Hui menjauh darinya dengan kesal. Berhubung jantungnya Xin Qi sangat sehat dan sepertinya tidak akan terjadi apa-apa, jadi Min Hui memutuskan menghindar dengan pindah ke kamar tamu. Yaaaah, Xin Qi kecewa.

Keesokan paginya saat Min Hui membangunkan Xin Qi, Xin Qi malah tidak berreaksi yang jelas saja membuat Min Hui cemas sehingga dia langsung menempelkan telinganya di dada Xin Qi untuk mengecek jantungnya masih berdetak atau tidak, eh tiba-tiba Xin Qi malah mendekapnya erat. Dasar!

Dia memang sengaja menggoda Min Hui, tapi dia meyakinkan Min Hui untuk tidak khawatir. Dia sudah janji pada Quan Quan untuk menemani Quan Quan selamanya, tentu saja, dia juga akan menemani Min Hui dan tidak akan lagi membuat Min Hui terjebak dalam situasi seorang diri lagi.

"Aku sungguh malas meladenimu. Cepat bangun."

Cao Mu sibuk luar biasa sejak pagi. Harus bertemu klien satu demi satu. Jia Jun sebenarnya tidak setuju dengan pekerjaannya yang terlalu menyita waktu ini, tapi tak ada yang bisa dilakukannya.

Tepat saat itu juga, Cao Mu malah mendapat telepon dari Min Hui yang mengabarkan tentang perusahaan mereka yang akan dijual. Kedua sahabat itu akhirnya mengerti kenapa belakangan ini Pak He mendadak berubah sikap. 


Pak He yang awalnya tak pernah peduli dengan proyek Pemodelan Jantung AI, sekarang tiba-tiba saja gencar mempromosikan proyek ini, karena proyek ini bisa menaikkan nilai jual Bai An agar nantinya bisa dijual dengan harga tinggi.

Jia Jun yang mendengarkan percakapan mereka, langsung sigap mencari informasi jadwal penerbangan pulang paling cepat. Cao Mu senang, dia kira kalau Jia Jun hanya akan merepotkannya, tapi ternyata Jia Jun justru banyak membantunya, jadi Cao Mu pun menghadiahinya dengan k3cvp4n manis.

Xin Qi menemui Cindy untuk mengetahui situasi Bai An tapi malah diberitahu bahwa dewan direksi masih meragukan masalah akuisisi Bai An. Karena itulah Cindy memutuskan untuk tinggal selama beberapa hari lagi untuk lebih memahami situasi Bai An yang nantinya akan bisa dia gunakan untuk membujuk para dewan direksi.

Senang, Xin Qi pun berniat mau mentraktir Cindy makan malam bersama, tapi Cindy malah menolak karena nanti malam dia ada janji penting dengan seseorang. Siapa? Rahasia dong.

Begitu Cao Mu pulang, dia dan Min Hui langsung bekerja sama menyudutkan dan mengonfrontasi Pak He... hingga Pak He akhirnya menyerah dan memberitahu mereka tentang banyaknya perubahan di Grup Yuanlai sejak berganti kepemimpinan. 

Salah satu perubahan itu adalah menjual Bai An, hanya saja memang belum diumumkan. Tiga tahun terakhir ini, Yuanlai banyak merugi di bisnis utama. Bai An juga terus menerus mengeluarkan uang. Makanya mereka menjual Bai An untuk menyelamatkan bisnis utama mereka.

Namun Pak He meyakinkan mereka untuk tidak terlalu memikirkan masalah ini. Bisnis akan bisa tetap berjalan tak peduli siapa pun pemimpin baru mereka nantinya. Yang penting mereka fokus saja mengembangkan dan mempromosikan proyek Pemodelan Jantung AI untuk menaikkan harga jual Bai An.

Yang tidak Xin Qi ketahui, ternyata orang penting yang Cindy temui adalah Min Hui. Tujuannya? Tentu saja untuk membantu Xin Qi dengan cara memberitahu Min Hui tentang segala kebaikan Xin Qi dan masa kecil Xin Qi.

Dia bercerita bahwa dulu waktu kecil, Xin Qi sering sakit-sakitan. Yang paling dia takuti adalah jika penyakit jantungnya kambuh, karena dia takut kalau kondisinya itu akan membuatnya dikembalikan ke panti asuhan.

Karena itulah, sejak kecil Xin Qi belajar untuk meremehkan penyakitnya dan selalu berpura-pura kuat saat penyakitnya kambuh. Bahkan pernah bibirnya sampai berubah ungu tapi dia malah bilang kalau dia baik-baik saja agar tidak membuat semua orang mengkhawatirkannya. Mengingat masa-masa itu benar-benar membuat Cindy jadi sedih.

Berusaha menguasai emosinya, Cindy memberitahu bahwa dia akan pulang kembali ke luar negeri minggu depan. Mungkin setelah ini dia bakalan sulit meluangkan waktu untuk menemani Xin Qi.

Keluarga mereka di luar negeri sebenarnya sangat mengkhawatirkan Xin Qi. Namun sejak Cindy mengetahui ada Min Hui yang menjaganya, Cindy akhirnya bisa merasa tenang. Dia memahami kekhawatiran Min Hui, tapi dia memohon pada Min Hui untuk tidak menolak Xin Qi.

Sejak kecil, Xin Qi tidak punya keluarga. Hanya Min Hui dan Quan Quan cahaya bagi Xin Qi. Mendengar itu, Min Hui akhirnya melunak dan menyetujuinya. Cindy begitu bahagia mendengarnya dan langsung memeluknya dengan penuh rasa terima kasih.

Sementara itu di rumah, Xin Qi mondar-mandir gelisah menunggu Min Hui yang tak kunjung pulang. Apalagi saat akhirnya Min Hui pulang tak lama kemudian, dia malah mengendus bau alkohol yang jelas saja membuatnya jadi makin heboh menuntut dengan siapa Min Hui minum-minum barusan.

Eh sebentar, Xin Qi tiba-tiba mengendus ada bau lain di tubuh Min Hui, ini kan... parfumnya Cindy, cuma dia doang yang pakai parfum ini. Ah! Sekarang dia mengerti. Ternyata orang penting yang ditemui Cindy tuh Min Hui. Baguslah, dia bisa tenang sekarang.

Ah, ngomong-ngomong tentang bau parfum, Xin Qi mendadak punya ide. Dia langsung mengeluarkan beberapa koleksi parfum cowok dan menyuruh Min Hui untuk memakai salah satu.

"Saat pria lain mencium aromanya, mereka akan tahu kalau kau sudah ada yang punya dan tidak akan berani jatuh cinta." (Pfft!)

"Apa kau sudah memeriksakan otakmu saat pemeriksaan terakhir kali? Menurutku otakmu bermasalah."
"Tidak ada yang kau suka? Aku masih punya banyak yang lain atau besok kita bisa beli yang lain."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments