Sejak kemarin Dokter Zhou mencoba menghubungi Zi Zhu tapi tidak dijawab sama sekali. Malah hari ini dia mendapati temannya bisa melihat update story-nya Zi Zhu tapi dia tidak, dan akhirnya dia baru sadar saat dia mencoba mengirim chat, ternyata dia sudah diblokir. Pfft! Dokter Zhou sontak panik dan bergegas pergi mencari Zi Zhu.
Tak lama kemudian, dia akhirnya menemukan Zi Zhu dan langsung menanyakan alasannya memblokirnya. Dia mengakui kalau dia baru mengetahuinya sekarang karena beberapa hari ini dia sangat sibuk di rumah sakit.
Zi Zhu berkata kalau dia berubah pikiran dan memutuskan menyerah. Karena Dokter Zhou sudah menolaknya, jadi dia akan keluar dari hidup Dokter Zhou. Dia punya tiga prinsip dalam berpacaran.
Pertama, tidak boleh menjadi pihak ketiga. Kedua, tidak menjadi penjilat. Ketiga, tidak menjadi cadangan. Jadi mulai sekarang, Dokter Zhou tidak usah menemuinya lagi. Zi Zhu pun langsung pergi.
Hmm, jual mahal doang sih sebenarnya. Dia cuma bersembunyi di balik papan, berharap Dokter Zhou mengejarnya. Namun dia tidak tahu bahwa tepat saat itu juga, Dokter Zhou mendapatkan telepon dari Xin Qi yang menyuruhnya kembali ke rumah sakit. Dokter Zhou awalnya galau, tapi akhirnya dia lebih memilih balik ke rumah sakit. Jelas saja Zi Zhu jadi kecewa.
Begitu Min Hui dan Quan Quan tiba, mereka mendapati Xin Qi tak sadarkan diri dan Dokter Zhou sedang memeriksanya. Min Hui dan Quan Quan jadi khawatir. Dokter Zhou memberitahunya bahwa kondisi tidak separah kelihatannya tapi tidak ringan juga. Mereka baru akan bisa mendiagnosa kondisinya yang sebenarnya setelah hasil tesnya keluar nanti.
"WOI! Bukannya kau setuju untuk membantuku?" protes Xin Qi yang mendadak bangun dan mengagetkan semua orang. Pfft! Ternyata dia cuma pura-pura tak sadarkan diri.
"Membantu apa?" curiga Min Hui.
"Jika kau benar-benar tidak ingin membuat Min Hui khawatir, seharusnya kau jujur padanya. Dia tidak serapuh yang kau kira," saran Dokter Zhou.
Dokter Zhou meyakinkan Min Hui untuk tidak terlalu mengkhawatirkan Xin Qi, mungkin dia hanya terlalu lelah bekerja. Menyadari kedua orang ini butuh bicara berdua, Hardy pun berinisiatif mengajak Quan Quan main di luar.
Xin Qi meyakinkan Min Hui bahwa kondisinya sekarang ini sungguh tidak begitu parah, hanya sedikit merasa tidak nyaman saja, dia lebih tahu bagaimana kondisi tubuhnya sendiri.
"Meskipun tidak parah, tapi seharusnya kau mendengarkan kata dokter. Berobat dengan baik. Apa untungnya memaksakan diri? Aku sungguh tidak mengerti. Sebelumnya kau pura-pura sakit padahal tidak sit, sekarang kau sakit tapi pura-pura tidak sakit."
"Sebelumnya aku pura-pura sakit agar kau panik dan mengkhawatirkanku, sekarang aku pura-pura tidak sakit karena takut kau khawatir. Penyakit ini sudah bersamaku selama bertahun-tahun. Aku lebih mengerti kondisi tubuhku sendiri. Sungguh ini bukan masalah besar. Dari dulu aku selalu menanggungnya sendirian."
"Sekarang kau tidak sendirian lagi," refleks Min Hui. Pfft!
Jelas saja Xin Qi langsung bersemangat mendengarnya, "apa maksudnya?"
Min Hui mendadak canggung tak tahu bagaimana harus menjelaskannya dan akhirnya cuma menjawab dengan ketus, "sesuai yang kau dengar. Cepat istirahat!"
Qi Rang mendadak memberi Xi Yue hadiah perhiasan mahal. Xi Yue sudah senang saja, tapi tiba-tiba Qi Rang memaksanya untuk menandatangani surat pengunduran diri dari perusahaan.
Xi Yue jelas tidak terima dipaksa mengundurkan diri dan mengorbankan karirnya hanya karena istrinya Qi Rang sudah mengetahui hubungan mereka. Namun seperti biasanya, Xi Yue dengan cepat luluh oleh kata-kata rayuan gombalnya Qi Rang yang mengklaim bahwa dia melakukan ini demi kebaikan mereka juga.
Dia harus mendapatkan perusahaan dulu, baru mereka bisa bersama secara terbuka dan menikah. Dia meyakinkan bahwa perpisahan mereka hanya untuk sementara dan pengorbanan Xi Yue pasti akan terbayar setelah dia mendapatkan perusahaan nanti. Xi Yue sebenarnya ragu antara harus mempercayainya atau tidak, tapi pada akhirnya dia memutuskan mengalah dan mempercayainya.
Saat Xin Qi bangun, dia mendapati Min Hui dan Quan Quan masih di sini menemaninya dengan Quan Quan menggambar hati di tangannya. Min Hui benar-benar menepati ucapannya untuk menemani Xin Qi agar dia tidak sendirian.
Lalu suster datang membawakan obatnya Xin Qi sambil bertanya apakah Min Hui adalah kerabatnya Xin Qi dan Min Hui refleks mengiyakannya. Pfft! Xin Qi sontak bahagia karenanya sampai-sampai dia menolak minum obat biar dia bisa sakit lebih lama. Perasaan memiliki kerabat itu sungguh luar biasa.
"Kalau kau tidak membaik dalam seminggu, kami tidak akan menemanimu lagi," ancam Min Hui.
Pfft! Xin Qi seketika patuh meminum obatnya... saat tiba-tiba saja Cindy muncul dengan heboh memanggil, "Jason! (nama Inggris-nya Xin Qi). Oh, poor Jason, are you alright?"
"Kenapa kau datang?"
"Menjengukmu."
Gara-gara kedatangan Cindy, Min Hui akhirnya membawa Quan Quan pulang dan membiarkan Xin Qi dijaga oleh Cindy. Dia tahu kalau Quan Quan mengkhawatirkan papanya, makanya dia berjanji akan membawa Quan Quan kembali menjenguk Xin Qi besok.
"Kalau begitu, bantu aku membuat roti lapis cinta untuk Xin Qi," pinta Quan Quan.
Dulu waktu dia masih dirawat di rumah sakit, Xin Qi pernah memberinya energi jantung. Sekarang Xin Qi sakit, Quan Quan ingin membalas kebaikan Xin Qi dengan roti lapis cinta. Dia tidak bisa membuatnya sendiri, soalnya masih kecil. Dia menekankan bahwa roti lapisnya harus dibentuk heart, jika tidak, maka namanya bukan rorti lapis cinta.
Xin Qi protes kesal sama kakaknya itu, gara-gara kedatangannya, Min Hui dan Quan Quan jadi pulang. Wah! Cindy tidak terima, dasar tidak tahu terima kasih padahal dia langsung terbang kemari dari luar negeri begitu Hardy memberitahunya tentang masalah ini. Air susu dibalas air tuba.
"Akhirnya kau menggunakan peribahasa yang benar. Ada kemajuan."
"Tentu saja. Aku belajar dengan serius. Kalau tidak, aku bakalan ditertawakan lagi oleh Quan Quan. Jangan mengalihkan topik. Hardy bilang kalau hasil tesnya belum keluar tapi kau sudah ingin pulang."
"Dasar besar mulut!" kesal Xin Qi pada asistennya itu.
Tapi alasan Cindy kembali kali ini sebenarnya karena dia punya berita penting. Kabarnya Grup Yuanlai yang merupakan pemegang saham terbesar Bai An ingin menjual Bai An.
Xin Qi sontak tidak tenang mengetahui kabar itu karena pastinya jika sampai Bai An jatuh ke perusahaan lain, maka akan memengaruhi proyeknya Min Hui, makanya dia langsung memerintahkan Hardy untuk menghitung harga pasar Bai An, dia ingin mengakuisisi Bai An.
Dia tidak peduli biarpun melakukan itu sebenarnya terlalu riskan mengingat dia sendiri masih baru di kota ini dan sebagian besar dana Blue Jay juga sudah dialokasikan untuk proyeknya Min Hui.
Dia melakukan ini bukan cuma demi Min Hui, melainkan juga demi proyek Pemodelan Jantung AI. Proyek itu adalah impiannya. Karena itulah, dia ngotot mendesak Cindy untuk membantunya mengurus administrasi keluar dari rumah sakit. Cindy sebenarnya tidak setuju dia keluar rumah sakit terlalu cepat, tapi karena Xin Qi terus mendesaknya, terpaksa akhirnya dia menyetujuinya.
Keesokan paginya, semua orang termasuk Min Hui dan Quan Quan mengantarkan Xin Qi pulang. Hardy seorang yang tidak mengerti situasi dan terus memprotes masalah kepulangan Xin Qi ini, dia bahkan semangat banget menyatakan bahwa dia yang akan merawat Xin Qi dan berjanji akan merawat Xin Qi dengan baik.
Xin Qi jelas tidak mau dirawat sama dia dan langsung memberi kode pada kakaknya. Cindy langsung bisa memahami maksudnya, makanya dia buru-buru menyela cerocosan Hardy dan menyatakan kalau Hardy harus ikut dengannya, dia butuh bantuan Hardy untuk urusan bisnis.
Cindy mengklaim kalau punya banyak sekali urusan di sini, dan berhubung dia akan membawa Hardy bersamanya, otomatis Xin Qi tidak punya teman. Karena itulah, dia memohon pada Min Hui untuk menemani dan menjaga Xin Qi di sini.
Quan Quan langsung antusias menyetujuinya, tapi Min Hui mengaku tidak bisa karena sibuk kerja. Sontak saja duo dramatis ayah anak itu, ditambah Cindy, langsung ngedrama dengan muka melas... sampai akhirnya Min Hui bersedia mengalah dan setuju untuk tinggal di sini untuk merawat Xin Qi selama beberapa hari sampai dokter menyatakan penyakit Xin Qi membaik.
Tapi dia menyatakan bahwa dia hanya akan membantu Xin Qi terkait makan-minum dan obat karena dia tetap harus mengerjakan pekerjaannya. Urusan lainnya, Xin Qi urus sendiri. Dia lalu memberikan roti lapis cinta yang dia buat, tapi dia menegaskan bahwa ini adalah permintaan Quan Quan, dia hanya membantu Quan Quan membuatnya.
Wah! Xin Qi senang banget, bentuknya hati lagi. Tapi waktu dia mencicipinya, wajahnya malah langsung mengernyit, Min Hui jadi khawatir mengira kalau roti lapisnya keasinan. Namun begitu dia mendekat untuk mengambil rotinya, tiba-tiba saja Xin Qi meng3cvp tangannya dan berkata bahwa rotinya agak manis. Pfft!
Min Hui kaget banget dan jadi kesal karenanya, "semoga kemanisan sampai kau terkena diabetes!"
Bersambung ke episode 21
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam