Zi Zhu pun membawa Dokter Zhou naik bianglala untuk gladi bersih. Zi Zhu pura-pura jadi Dokter Zhou untuk menunjukkan apa-apa yang nantinya harus Dokter Zhou katakan pada Min Hui, tapi rasanya justru seperti Zi Zhu sedang mengungkapkan perasaannya pada Dokter Zhou.
Bahkan Dokter Zhou tampak begitu tersentuh mendengar ketulusannya. Namun dengan cepat Zi Zhu menormalkan wajahnya dan menyemangati Dokter Zhou yang tampak jelas sangat gugup untuk mengungkapkan perasaannya pada Min Hui.
Zi Zhu menegaskan bahwa Dokter Zhou harus menatap wajah Min Hui saat mengungkapkan perasaannya, maka Dokter Zhou pun menatap mata Zi Zhu saat dia mempraktekkan apa-apa yang akan dia katakan pada Min Hui.
Akan tetapi... rasanya seperti sedang mengutarakan perasaan pada Zi Zhu. Bahkan orang yang dia pikirkan saat dia mengucap ungkapan cintanya, justru Zi Zhu alih-alih Min Hui.
Akhirnya, dia benar-benar menyadari kalau dia sebenarnya sudah jatuh cinta pada Zi Zhu sehingga sekarang tanpa sadar dia sebenarnya benar-benar mengucapkan semua ungkapan cintanya itu untuk Zi Zhu dan bukan untuk Min Hui.
Zi Zhu hampir menangis mendengar ketulusan Dokter Zhou, sedih karena dia mengira kalau semua kata-kata itu untuk Min Hui. Namun dia berusaha tetap tegar menyemangati Dokter Zhou dan meyakinkan Dokter Zhou bahwa Min Hui pasti akan sangat terharu mendengar semua itu.
Dokter Zhou tidak mengerti kenapa Zi Zhu melakukan ini, bukankah Zi Zhu bilang kalau Zi Zhu menyukainya? Kenapa sekarang malah membantunya menyatakan cinta pada Min Hui?
"Mungkin karena aku menyukaimu, jadi aku tidak ingin melihatmu sedih akibat cinta yang tidak berbalas. Aku kasihan padamu, aku ingin mewujudkan keinginanmu. Aku ingin kau menemukan kebahagiaanmu sendiri. Aku memang menyukaimu, sangat amat suka. Namun aku juga mengerti prinsip cinta tidak bisa dipaksakan. Aku sudah melakukan banyak hal belakangan. Namun aku masih belum bisa masuk ke hatimu. Jadi kupikir, sudah saatnya aku menyerah," ujar Zi Zhu dengan mata berkaca-kaca. (Aww, kamu sudah masuk ke dalam hatinya kok Zi Zhu)
Zi Zhu memintanya untuk menganggap ini sebagai hadiah terakhir darinya dan menyemangati Dokter Zhou untuk menjadi lebih berani, dia harus berani menyatakan cintanya pada wanita yang dia cintai. Dia yakin kalau Dokter Zhou pasti akan berhasil.
"Asalkan kau bahagia, aku baru bisa merasa senang," pungkas Zi Zhu sebelum kemudian pamit pergi karena sebentar lagi Min Hui akan datang.
Dokter Zhou hampir saja mau mengejarnya, tapi Min Hui mendadak muncul saat itu. Baru saat inilah Dokter Zhou menyadari bahwa bianglala yang satu ini didekorasi dengan banyak bunga-bunga cantik yang romantis, dan semuanya disiapkan setulus hati oleh Zi Zhu.
Dokter Zhou akhirnya mantap untuk mengaku pada Min Hui, tapi... dia mengucap kalimatnya dengan kata-kata, "aku PERNAH menyukaimu."
Yang itu artinya, dulu dia suka tapi sekarang sudah tidak lagi. Jujur dia akui bahwa sekarang, yang dia pikirkan justru orang lain. Sekarang dia akan mengejar kebahagiaannya sendiri dan setulus hati berharap Min Hui juga bahagia.
Min Hui yang awalnya sempat kaget dan canggung, sontak lega menyadari perasaan Dokter Zhou padanya sekarang murni platonik. Tentu saja dia juga mendoakan yang terbaik untuk kebahagiaan Dokter Zhou.
Dokter Zhou pun bergegas pergi mencari Zi Zhu, sayangnya, karena Zi Zhu sudah bertekad untuk putus hubungan sama Dokter Zhou karena mengira kalau pengakuan cinta Dokter Zhou sudah sukses, jadi dia sengaja mematikan HP-nya sehingga Dokter Zhou tidak bisa menghubunginya.
Biarpun sekarang Cao Mu dan Jia Jun sudah rujuk, tapi Cao Mu menolak permintaan Jia Jun untuk membantu Xin Qi rujuk dengan Min Hui karena dia tidak mau Min Hui terus menderita gara-gara Xin Qi.
Xin Qi semakin lama semakin murung dan semakin galau. Apalagi saat Jia Jun datang tak lama kemudian dengan wajah cerah meronah dan mengaku kalau dia sudah rujuk sama Cao Mu. Dia tidak terima, kenapa Jia Jun bisa berhasil sedangkan dia gagal? Prihatin, Jia Jun menyarankannya untuk membuang harga dirinya.
"Aku sudah membuangnya. Jika kubuang lagi, aku akan membuangnya sampai ke inti bumi," ujar Xin Qi merana. (Wkwkwk!)
Tidak. Menurut Jia Jun, itu masih belum cukup. Dia harus membuang harga dirinya lebih banyak lagi. Belajarlah darinya, bertingkah g3nit dan imut dengan tepat, bahkan berpura-pura menyedihkan. Semua wanita itu memiliki sifat keibuan, Xin Qi harus bisa membangkitkan sifat keibuannya Min Hui, maka dia pasti akan berhasil.
Xin Qi pesimis. Ide semacam itu tidak sesuai dengan karakternya, dan lagi, bukankah cara itu terlalu licik? Jia Jun mengingatkan bahwa hari ini Xin Qi merusak kencan butanya Min Hui itu juga termasuk licik. Tidak masalah apa pun caranya, yang penting niat Xin Qi baik dan tidak menyakiti siapa pun.
Xin Qi masih galau tidak ingin memakai cara itu, tapi saat Min Hui pulang malam harinya dan mwngaku kalau tadi dia kencan buta dengan lebih banyak pria, bahkan berbohong kalau dia sudah setuju untuk pacaran dengan salah satunya, Xin Qi mendadak berakting jantungnya kumat (katanya nggak mau pakai caranya Jia Jun?).
Min Hui sudah cemas saja mau panggil ambulans, tapi Quan Quan mendadak membantu papanya dengan mendesak Min Hui untuk memberi Xin Qi napas buatan.
Min Hui langsung sadar kalau Xin Qi sedang berakting. Jadi dia sengaja menutup hidung Xin Qi seolah mau memberi napas buatan, padahal dia cuma terus menutupnya sampai akhirnya Xin Qi sesak napas dan terpaksa mengakhiri aktingnya.
Min Hui benar-benar sudah tidak mempan dengan akting sakitnya dan langsung pergi menyeret Quan Quan pulang dan meninggalkan Xin Qi. Gagal lagi deh.
Saat dia menggedor rumah mereka. Kali ini Quan Quan juga menghalanginya masuk rumah. Bukan berarti dia tidak mau membantu Xin Qi, tapi Min Hui mengancam akan menyuruhnya untuk Xin Qi kalau dia membiarkan Xin Qi masuk.
Dia tidak akan bisa lagi membantu Xin Qi kalau dia keluar dari rumah ini. Tapi Min Hui cukup perhatian juga dengan menyuruh Quan Quan untuk memberikan beberapa bungkus permen coklat pada Xin Qi.
Saat Zi Zhu pulang, dia malah mendapati Dokter Zhou sudah menunggunya di depan. Malah Dokter Zhou sudah menunggunya sejak lama.
Zi Zhu lebih dingin sekarang, tidak mengerti kenapa Dokter Zhou ada di sini padahal seharusnya dia bersama Min Hui. Dia seharian jalan-jalan dan sekarang membeli sekantong ayam goreng untuk menghibur patah hatinya.
Namun yang tidak Zi Zhu sangka, tiba-tiba saja Dokter Zhou malah berkata, "Zi Zhu, aku menyukaimu."
Dia jujur mengaku bahwa dulu dia memang menyukai Min Hui, tapi sekarang sudah tidak lagi. Kaget, Zi Zhu malah salah paham, mengira Dokter Zhou menyatakan cinta padanya karena cintanya Dokter Zhou ditolak sama Min Hui.
Zi Zhu jadi semakin patah hati karena pemikirannya sendiri itu, mengira Dokter Zhou datang padanya karena Dokter Zhou menjadikannya sebagai ban serep. Dokter Zhou berusaha menyangkal, tapi Zi Zhu tak percaya. Aigoo, Dokter Zhou frustasi tak tahu harus bagaimana.
Sebagai direktur pemasaran, pastinya Cao Mu memiliki banyak relasi. Jadi untuk penerapan klinis proyek Pemodelan Jantung AI ini, dia sendiri yang akan pergi ke tiga rumah sakit di Jiangbei yang tertarik terhadap proyeknya Min Hui ini.
Namun membahas proyek ini pastinya tidak akan terlepas dari investor utama mereka, Xin Qi yang bersedia menambahkan lebih banyak modal.
Namun mendengar nama Xin Qi justru membuat Min Hui jadi semakin bertekad untuk kencan buta lagi. Cao Mu bersedia membantu, tapi ternyata dia diam-diam juga menyampaikan informasi ini ke Jia Jun.
Di kantornya sendiri, Hardy mendapati bosnya mondar-mandir galau menatap ponselnya karena chat-nya belum dibalas sama Min Hui sedari tadi.
Hardy mencoba menyarankannya untuk bersikap lebih agresif mengejar Min Hui, tapi gara-gara semua kegagalannya, Xin Qi jadi semakin pesimis dan tidak bisa lagi mempercayai apa pun rencana Hardy maupun Jia Jun. Namun tepat saat itu juga, tiba-tiba saja Jia Jun meneleponnya dan memberitahunya kalau Min Hui kencan buta lagi.
Bersambung ke episode 21
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam