Sinopsis The Love You Give Me Episode 19 - Part 2

Min Hui baru pulang setelah kerja lembur. Dia kecapekan saat tiba-tiba saja Xin Qi muncul dari persembunyian yang jelas saja membuat Min Hui kaget dan kesal. Kenapa bisa ada dia lagi di sini?!

Xin Qi dengan pedenya menyatakan berulang kali bahwa dia akan pindah ke sini mulai hari ini. Jelas saja Min Hui marah besar dan langsung mengambil standing lamp untuk menghajar Xin Qi. 

Namun tentu saja dia tidak benar-benar menghantamkan benda itu ke Xin Qi. Tak lama kemudian, Min Hui membangunkan Quan Quan dan menyidang kedua ayah dan anak itu dan menuduh Quan Quan tidak menaati perintahnya terkait larangan membuka pintu untuk sembarang orang, perbuatan Quan Quan ini bisa mengundang orang jahat.

Namun si anak pintar Quan Quan santai mengingatkan bahwa Xin Qi bukan orang jahat. Heran dia, masa dia dibangunkan cuma untuk masalah membosankan seperti ini. Gurunya bilang bahwa jika anak kecil tidak tidur dengan baik, maka dia tidak akan bisa tumbuh tinggi. Jika dia tidak tumbuh tinggi, maka dia tidak akan bisa menggendong Min Hui untuk berjemur kalau Min Hui sudah tua nanti. (Pfft! Anak baik Quan Quan)

 

Berusaha menahan geli, Min Hui akhirnya memutuskan berbaik hati tak mempermasalahkan hari ini demi Quan Quan, tapi dia tidak akan menoleransinya lain kali.

Xin Qi beralasan kalau pipa rumahnya lagi bocor dan seluruh rumah kebanjiran, dia tidak punya tempat tinggal, makanya dia datang kemari. Min Hui jelas tak percaya dan langsung video call Hardy untuk memastikan.

Namun tentu saja Xin Qi dan Hardy sudah bekerja sama membuat sandiwara seolah lantai rumah Xin Qi tampak banjir tergenang air. Dia bahkan mengklaim bahwa butuh waktu cukup lama untuk memperbaikinya, satu bulan... eh tidak, enam bulan. (Pfft! Lama amat cuma pipa bocor doang)


Untungnya Min Hui akhirnya percaya, padahal air yang Hardy perlihatkan ke Min Hui itu cuma video banjir, rumahnya Xin Qi masih aman sentosa.

Namun biarpun Min Hui percaya, dia tidak mau tahu dan tetap mengusir Xin Qi. Xin Qi sontak memberi isyarat ke Quan Quan dan Quan Quan sontak mewek heboh lalu diikuti Xin Qi (Pfft! Sungguh dramatis sekali bapak dan anak ini).

Min Hui jelas tak mempercayai sandiwara mereka. Kalau mau akting nangis, minimal mengeluarkan air mata lah sedikit, tapi ayah dan anak itu pantang menyerah, malah berakting semakin dramatis.


"Xin Qi, kau sudah dewasa. Kau seharusnya paham alasan kita jadi seperti ini sekarang. Apa lagi yang kau lakukan ini?"

"Aku mengerti. Semua orang pasti melakukan kesalahan dan punya kesempatan untuk menebusnya."

"Tapi saat aku melakukan kesalahan lima tahun yang lalu, kau tidak memberiku kesempatan untuk menebusnya."

Xin Qi seketika terdiam dengan rasa bersalah. Namun dia pantang menyerah, dia akui kalau dia salah dan jahat, dia rela jika Min Hui ingin menghukumnya atau meny1ks4nya sesuka hati Min Hui. Pokoknya dia menolak pergi.


Baiklah, kalau Xin Qi tidak mau pergi, maka Min Hui-lah yang akhirnya memutuskan pergi dari rumahnya sendiri. Xin Qi awalnya tidak mau mengejarnya, soalnya takut kalau Min Hui cuma memainkan trik.

Namun saat Quan Quan membuat beberapa dugaan tentang tempat tujuan Min Hui, yang mana salah satu dugaannya adalah rumahnya Papa Zhou, Xin Qi seketika panik dan langsung keluar menuju ke rumahnya Dokter Zhou.

Dia tidak berterus terang kalau dia sedang mencari Xin Qi, beralasan kalau dia cuma mau ngobrol dan memberitahu Dokter Zhou tentang rahasianya Min Hui. Namun Dokter Zhou bersikap agak aneh, bersikeras melarangnya masuk dan menolak mendengarkan apa pun tentang Min Hui dari mulut Xin Qi, lalu buru-buru menutup pintu. Hmm, Xin Qi jadi curiga, sepertinya ada yang sedang disembunyikan oleh Dokter Zhou. 

Memang ada yang disembunyikan Dokter Zhou, tapi bukan Min Hui, melainkan boneka pemberian Zi Zhu yang pastinya akan sangat memalukan kalau sampai dilihat Xin Qi. Xin Qi pasti akan menertawainya habis-habisan.

Min Hui sebenarnya mendatangi rumah Cao Mu yang penasaran apakah Min Hui benar-benar tidak mau kembali pada Xin Qi. Cao Mu mau jawaban jujur, tidak boleh lain di hati lain di mulut.

Min Hui menggambarkan hubungannya dengan Xin Qi bagaikan sebuah pohon besar yang memiliki serangga kecil yang jika diabaikan maka semakin lama akan semakin menggerogoti pohon besar ini sedikit demi sedikit... hingga pada akhirnya pohon besar ini patah dan roboh.

Cao Mu juga langsung mengeluhkan hubungannya dengan Jia Jun yang bisa dibilang mirip-lah dengan hubungan Min Hui dan Xin Qi. Intinya, kedua pria itu memiliki satu kesamaan, tidak tahu bagaimana cara membujuk wanita.

Stres, Min Hui berniat mengalihkan pikirnnya dari Xin Qi dengan melanjutkan kerjaannya yang belum selesai saja. Namun Cao Mu sontak protes keras, tidak terima Min Hui mengabaikannya begitu saja. Lagipula, menurutnya cara terbaik untuk melupakan pria bukan dengan cara bekerja, melainkan dengan kencan buta dengan cowok lain dan memulai hubungan baru.

Min Hui tidak setuju, itu sama saja memanfaatkan orang lain sebagai pelampiasan... tapi... dia juga tidak punya cara lain untuk melupakan dan melepaskan diri Xin Qi. 

Keesokan harinya di kantor, Xin Qi sudah menunggu saat Min Hui baru datang dan langsung mencoba mencari tahu di mana dia menginap semalam, dan mencoba memancing tentang apakah semalam dia tinggal di rumah pria.

Min Hui menolak menjawab dan sengaja membiarkan Xin Qi berpikir liar. Namun kemudian Cao Mu datang untuk menyerahkan ponselnya Min Hui yang ketinggalan di rumahnya, otomatis secara tak langsung memberitahu Xin Qi bahwa semalam Min Hui bersamanya.

Xin Qi yang awalnya heboh dan gelisah, akhirnya bisa tenang mengetahui fakta ini. Namun Min Hui masih ngotot mengusirnya, bahkan mengancam bahwa jika Xin Qi tidak mau pindah dari rumahnya, maka Min Hui tidak akan pulang.

Dalam perjalanan keluar, Xin Qi tak sengaja menguping gosipan beberapa pegawai tentang hubungannya dengan Min Hui. Ada yang berpikir bahwa Min Hui yang mengejar Xin Qi dan memaksa Xin Qi untuk menikahinya saat Min Hui hamil tapi Xin Qi tidak mau menikahi Min Hui. Ada juga yang berpikir bahwa Min Hui mencampakkan Xin Qi setelah melahirkan anak mereka.

Kesal mendengar gosipan mereka, Xin Qi langsung ikutan nimbrung untuk mengoreksi mereka. Dialah yang mengejar Min Hui dan sekarang pun dia sedang berusaha mengejar Min Hui, jadi dia memohon bantuan mereka untuk misinya ini. 

Semua orang kompak menyetujuinya. Namun tiba-tiba Min Hui muncul bersama Cao Mu. Para pegawai pun langsung bubar. Min Hui mengingatkannya untuk tidak buang-buang waktu, tapi Xin Qi menolak menyerah begitu saja. Masih ada banyak waktu untuk membuktikan diri.

Namun Cao Mu sengaja memberitahu bahwa Xin Qi mungkin tidak akan punya banyak waktu... karena dia akan mengajak Min Hui kencan buta. Hah?! Bahkan Min Hui saja kaget, dia kan belum menyetujuinya. Namun kemudian Cao Mu membisikinya untuk bekerja sama saja karena hanya ini satu-satunya cara efektif untuk menangani masalah kompleks ini.

Min Hui akhirnya membenarkan omongan Cao Mu, tapi fakta bahwa mereka berbisik-bisik mencurigakan di hadapannya, sontak membuat Xin Qi tak mempercayai omongan mereka dan langsung pergi dengan angkuh.

Min Hui jadi kesal dengan reaksinya dan akhirnya benar-benar setuju untuk melakukan kencan buta dan menyuruh Cao Mu untuk mengaturnya.

Zi Zhu memutuskan untuk menyerah dan berhenti mengejar Dokter Zhou. Namun dia tetap berbesar hati untuk membantu hubungan Dokter Zhou dengan Min Hui. Diam-diam dengan menggunakan ponselnya Dokter Zhou, dia membuat janji temu antara Dokter Zhou dan Min Hui hari Sabtu, dan Min Hui setuju.

Setelah itu dia pura-pura mengajak Dokter Zhou makan bersamanya hari Sabtu. Hmm, tapi sepertinya tidak ada yang sadar bahwa Dokter Zhou sekarang sudah mulai memandang Zi Zhu saat dia dengan senang hati menerima ajakannya Zi Zhu.


Xin Qi akhirnya terpaksa pulang kembali ke rumahnya dan cuma bisa merana ditemani Jia Jun. Tak lama kemudian, Quan Quan video call soalnya ada hal penting yang membuatnya khawatir. Ini tentang Mommy-nya dan Cao Mu.

Bersambung ke episode 20

Post a Comment

0 Comments