Sinopsis Lost You Forever Episode 16 - Part 2

Karena sekarang Xiao Yao sudah kembali, Cang Xuan tiba-tiba memberitahu Raja Haoling untuk kembali ke Xiyan. Dia tahu kalau kekuatannya belum sebanding dengan kekuatan para pamannya. Namun kembalinya Xiao Yao membuatnya semakin bertekad dan nekat untuk kembai ke Xiyan.

Dia harus mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya (tahta) agar dia bisa memiliki kekuatan untuk melindungi orang yang ingin dia lindungi. (Ah, dia mulai ambisius) Raja Haoling sebenarnya kurang setuju, namun dia bisa melihat kalau Cang Xuan sudah bertekad bulat.

Malam itu, Cang Xuan mendatangi Xiao Yao. Dia sudah dengar kalau tadi Ah Nian mendatangi Xiao Yao tapi mereka tidak bertengkar. Cang Xuan senang. Xiao Yao penasaran, jika dia dan Ah Nian bertengkar di hadapannya, siapa yang akan Cang Xuan bela?

Cang Xuan rasa hal semacam itu tidak akan terjadi karena Xiao Yao dan Ah Nian sangat berbeda. Xiao Yao tidak akan membuatnya dalam kesulitan. Dulu Cang Xuan membayangkan bahwa Xiao Yao seharusnya seperti Ah Nian, seorang gadis yang tumbuh dalam perlindungan, bisa mendapatkan apa pun yang dia inginkan dan tidak pernah mengalami penderitaan apa pun.

Jika Xiao Yao benar-benar tumbuh seperti itu, maka Cang Xuan pasti akan mengerahkan segala daya dan upaya untuk melindunginya. Namun ternyata Xiao Yao sama sekali tidak seperti yang dia bayangkan.

Bukan berarti dia kecewa, dia justru senang dengan kepribadian Xiao Yao yang sekarang. Justru karena Xiao Yao adalah seseorang yang telah merasakan penderitaan, Cang Xuan pun jadi berani menunjukkan dirinya yang sebenarnya pada Xiao Yao tanpa takut membuat Xiao Yao kaget. Dia baik atau buruk, Xiao Yao akan bisa memahami dan menerimanya.

"Xiao Yao, kau jauh lebih baik daripada semua yang kubayangkan."

Xiao Yao senang. Dia memang benar-benar bisa memahami Cang Xuan, termasuk saat Cang Xuan mengaku bahwa dia mau kembali ke Xiyan. Cang Xuan penasaran apakah Xiao Yao sendiri tidak ingin kembali ke Puncak Zhaoyun di Xiyan.

Pembicaraan ini membuat Xiao Yao jadi merindukan masa kecil yang penuh canda tawa. Dia jadi bertanya-tanya apakah ayunan di bawah pohon flamboyan yang dulu sering dia mainkan, masih ada di sana.

"Jika tidak ada, maka bisa membuatnya satu lagi," ujar Cang Xuan.

"Baiklah. Buat satu lagi yang sama persis."

"Puncak Zhaoyun di masa lalu, penuh dengan tawa. Sekarang hanya tersisa kita berdua. Tak peduli sesulit apa pun jalan ini, aku tidak sendirian lagi."

Xiao Yao jadi teringat malam kematian nenek mereka. Beliau memegang tangan mereka berdua dan meminta mereka untuk saling menjaga dan saling mendukung satu sama lain karena mereka berdua anak-anak yang bernasib sulit. Dipikir-pikir, sepertinya sejak awal nenek mereka sudah meramalkan nasib mereka berdua.

Tak lama kemudian, Xiao Yao mengantarkan Cang Xuan keluar. Namun menatap punggungnya yang semakin menjauh, Xiao Yao seketika berkaca-kaca teringat masa kecil mereka yang harus kehilangan orang-orang terkasih mereka. Bahkan mereka berdua pun akhirnya harus kehilangan satu sama lain selama ratusan tahun lamanya sebelum akhirnya mereka bertemu kembali.

Semua ini akhirnya membuat Xiao Yao mantap untuk mengubah keputusannya. Dia yang awalnya menolak menyandang gelar Tuan Putri Haoling, akhirnya sekarang berubah pikiran. Dia ingin kembali menjadi Tuan Putri Haoling.

Dia melakukannya demi Cang Xuan. Dengan menjadi Tuan Putri Haoling, dia akan memiliki kekuasaan. Dengan kekuasaan itu, dia akan bisa melindungi dan mendukung Cang Xuan. 

Namun dia pura-pura menyangkal kalau keputusannya ini semata-mata demi Cang Xuan, mengklaim bahwa dia ingin kembali menjadi Tuan Putri Haoling juga demi kebaikan dirinya sendiri.

Dengan status Tuan putri Haoling, maka tidak akan ada yang berani sembarangan mencelakainya karena mencelakainya sama artinya menentang Raja Haoling dan membuat Raja Haoling murka. Dengan menjadi Tuan Putri Haoling, dia juga bisa menindas orang dan bersikap angkuh, bisa merebut apa pun yang dia inginkan.

Tentu saja Cang Xuan tahu betul kalau Xiao Yao melakukan ini tujuan utamanya adalah demi dia. Cang Xuan begitu terharu dan langsung erat memeluk adik sepupu tersayangnya tersebut. Diam-diam dalam hatinya, dia berterima kasih pada para leluhur yang telah membantunya menemukan Xiao Yao kembali, dia berjanji bahwa kali ini dia akan melindungi Xiao Yao dengan baik.

Xiao Yao pun diam-diam membatin bahwa dia pasti akan selalu menemani Cang Xuan dan membantunya mewujudkan apa pun yang Cang Xuan inginkan tak peduli rintangan atau badai apa pun yang menghadang mereka.

Keesokan harinya, Xiao Yao memberitahukan keputusannya ini pada Raja Haoling. Raja Haoling tentu saja senang, tapi sebelum mengumumkan pengangkatan Xiao Yao secara resmi pada dunia, Raja Haoling menyuruh Xiao Yao untuk pergi ke Gunung Yu dulu.

Raja Haoling sudah mengirim surat pada Wang Mu untuk memberitahukan kondisi Xiao Yao, dan Wang Mu sudah setuju untuk membantu Xiao Yao kembali ke wujud asli wanitanya. Cang Xuan sontak antusias menyatakan akan menemani Xiao Yao pergi ke sana.

 Di tempat lain, Jing meminta pada Yi Ying untuk membatalkan pernikahan mereka. Pernikahan ini hanya pernikahan politik antara kedua keluarga mereka, dan demi membalas jasa Yi Ying yang sudah banyak membantu urusan rumah tangga Keluarga Tushan selama kepergiannya selama beberapa tahun ini, dia jamin bahwa Keluarga Tushan akan terus mendukung Keluarga Fangfeng biarpun pertunangan mereka dibatalkan. Dia juga janji akan memenuhi apa pun permintaan Yi Ying.

Yi Ying sontak menangis menolak permintaannya, berusaha meyakinkan Jing bahwa dia benar-benar menyukai Jing. Jing tak percaya, bagaimana mungkin Yi Ying bisa menyukainya padahal mereka bahkan belum pernah bertemu sebelumnya. Yi Ying bahkan tidak tahu apa-apa tentangnya. Sekali lagi dia meyakinkan Yi Ying bahwa dia bukan pasangan yang ideal untuk Yi Ying.


Dia langsung pergi setelah itu, dan Yi Ying sontak menyeka air matanya dengan kesal dan mengakhiri aktingnya, jelas tidak ada niatan untuk membatalkan pertunangan ini.

Ternyata mereka tidak pergi berdua saja, Ah Nian juga ikut. Karena perjalanan yang jauh, jadi mereka memutuskan untuk beristirahat dulu di sebuah penginapan di Kota Zhiyi. 

Seperti biasanya, Ah Nian tidak suka dengan tempatnya yang menurutnya terlalu kumuh, tapi Cang Xuan mengingatkan bahwa mereka datang dengan identitas samaran agar tidak menarik perhatian orang, jadi lebih baik mereka menginap di sini. 

Ru Shuo yang ikut menemani mereka, sontak menyindir Ah Nian secara halus, "Cang Xuan, kota Zhiyi adalah tempat berkumpulnya berbagai keluarga bangsawan di Dataran Tengah. Pasti ada beberapa keturunan keluarga bangsawan (sambil melirik Ah Nian) yang akan bersikap arogan. Jika kau bertemu, menghindarlah jika kau bisa menghindarinya. Pokoknya abaikan saja. Jika pihak lain benar-benar kasar, serahkan padaku, biar aku yang menanganinya."

"Aku tahu kau mengatakannya untuk kudengar. Hanya kau yang pintar dan bisa menangani masalah, orang lain adalah idiot. Begitu, kan?" kesal Ah Nian.

Menengahi mereka, Xiao Yao cepat-cepat menyela dan membahas tentang Danau Jingshui di kota ini yang kabarnya pemandangannya sangat indah dan merupakan tempat wisata paling terkenal di Dataran Tengah.

Cang Xuan langsung usul untuk membawa mereka wisata ke danau itu. Ah Nian langsung antusias menyetujuinya, cuma Ru Shuo yang menolak ikut karena dia mau mempersiapkan keberangkatan mereka ke Gunung Yu besok.


Hari sudah mulai petang saat Cang Xuan cs naik kapal keliling danau. Xiao Yao menunjukkan keahlian masaknya dengan memanggang ikan, tapi Ah Nian menolak memakannya cuma karena menurutnya bentuknya kotor dan menjijikkan. 

Namun setelah Cang Xuan mencicipinya dan memuji rasanya, Ah Nian mulai penasaran. Xiao Yao dengan penuh perhatian memberinya sepotong daging yang sudah dia buang kulitnya dan meyakinkannya kalau ikan ini tidak kotor.

Ah Nian akhirnya mau juga memakannya dan sontak mengakui kalau rasanya memang enak. Cang Xuan pun senang melihat keakraban kedua kakak-adik itu, sejak kapan mereka mulai sedekat ini?

"Siapa yang dekat dengannya?" sangkal Ah Nian.

Pada saat yang bersamaan di danau itu juga, ada kapal lain yang lebih besar dan mewah yang ditumpangi Fangfeng Yi Ying dan temannya, Chenrong Xin Yue, putrinya Wali Kota Zhiyi. Seperti biasanya, Yi Ying berakting lemah lembut di hadapan orang lain, dia bahkan sengaja merahasiakan masalah hubungannya dengan Jing. 

Saat Xin Yue menanyakan tanggal pernikahan mereka, Yi Ying berbohong kalau dia dan Jing akan menikah seperti kesehatan Neneknya Jing membaik, lalu buru-buru mengalihkan perhatian Xin Yue dengan memintanya untuk memainkan kecapi.

 Ah Nian penasaran dari mana Xiao Liu belajar memasak. Xiao Liu mengaku kalau dia belajar sendiri. Awalnya juga dia tidak bisa, tapi kemudian dia sangat kelaparan, jadi dia mencoba belajar memasak sendiri. Lama kelamaan dia jadi menguasai berbagai cara mengisi perut.

Prihatin mendengar kehidupan sulit yang Xiao Yao alami selama ini, Cang Xuan langsung sigap menggantikan Xiao Yao memasak dan dengan manisnya meyakinkan Xiao Yao bahwa ke depannya, Xiao Yao cuma perlu duduk dan menunggu makanan jadi seperti Ah Nian.

Jadilah cang Xuan yang sekarang memanggang udang. Xiao Yao fokus menatap udang yang tampak sangat lezat itu, sedangkan Ah Nian malah terpesona menatap Cang Xuan (Oww, kayaknya perasaan Ah Nian ke Cang Xuan lebih dari sekedar perasaan kakak-adik).

Tepat saat mereka tengah menikmati udang buatan Cang Xuan, tiba-tiba terdengar suara alunan kecapi dari perahu lain di seberang. Melihat Xiao Yao tampak menyukai alunan kecapi itu, Cang Xuan langsung berinisiatif mengiringi alunan kecapi itu dengan memainkan seruling.

Ah Nian memberitahu Xiao Liu bahwa ayahnya yang mengajari Cang Xuan bermain musik. Walaupun kemampuan Cang Xuan dalam memainkan musik tidak sebanding dengan Tuan Muda Qingqiu (Tushan Jing), namun tidak buruk juga.

Alunan serulingnya sontak menarik perhatian Xin Yue, dan mereka pun berduet. Xin Yue jadi penasaran dengan pemain seruling yang mampu mengikuti alunan nadanya tersebut. Makanya dia langsung memerintahkan pelayannya untuk putar arah.


Namun melihat perahunya besar itu semakin mendekat, Ah Nian seketika cemburu memikirkan pemain kecapinya mungkin wanita, makanya dia langsung menghentikan permainan serulingnya Cang Xuan dan mereka pun kembali melanjutkan acara makan-makan.

Xin Yue seketika kesal saat suara seruling itu terhenti. Kebetulan saat itu, Yi Ying yang duduk menghadap jendela, melihat Cang Xuan, Pangeran Xiyan yang sebelumnya terkena panahnya.

Karena tak mungkin menyerang Cang Xuan sendiri, jadi dia sengaja menggunakan akting lemah lembutnya untuk membuat perselisihan di antara Xin Yue dan Ah Nian. Taktiknya sukses membuat Pelayannya Ah Nian dan Pelayannya Xin Yue adu mulut dengan sengit hingga akhirnya mereka saling beradu kekuatan.

Begitu Yi Ying muncul di geladak, Xiao Yao langsung menyembunyikan wajahnya karena Yi Ying sudah pasti akan mengenalinya. Namun ternyata Cang Xuan sendiri baru kali ini melihat Yi Ying secara langsung.

Xin Yue dan Ah Nian sontak ribut berdebat, dan kesempatan ini langsung dimanfaatkan Yi Ying dengan alasan membantu Xin Yue menghukum mereka, padahal yang dia serang cuma Cang Xuan dan dia menyerang dengan ganas dan tanpa ampun. 

Cang Xuan sigap menggunakan tameng sihirnya untuk melindungi para wanita dan menyuruh mereka untuk kabur duluan. Namun di saat ini, pelayannya Yi Ying melancarkan serangan pada para wanita.

Serangannya mengenai Pelayannya Ah Nian sehingga dia terjatuh ke air, dan jadilah sekarang hanya Xiao Yao satu-satunya yang bisa melindungi Ah Nian. Jalan satu-satunya cuma jendela di kapal, maka Xiao Yao pun langsung menyeret Ah Nian terjun ke air bersamanya. Namun saat Cang Xuan hendak menyusul mereka, tiba-tiba senjatanya Yi Ying berhasil mengenai d4d4nya.

Bersambung ke episode 17

Post a Comment

0 Comments