Sinopsis Drama Cina The Love You Give Me Episode 13

Proyeknya Min Hui akhirnya mendapat persetujuan dewan direksi. Min Hui merayakan keberhasilan ini dengan mentraktir Xin Qi makan dua hari lagi, bersama Quan Quan juga pastinya.

Cao Mu akhirnya dit3mbak juga sama Jiang Jun, di kolam renang pakai gaya renang indah. Dia mengaku bahwa belakangan ini dia rutin belajar renang indah, dan semua ini khusus untuk Cao Mu.
Tersentuh, Cao Mu pun menghadiahinya k3cup4n manis di pipi, dan menjawab perasaan Jiang Jun dengan menc1umnya mesra. 

Tepat saat itu juga, Min Hui menelepon Cao Mu untuk mengabarkan tentang kabar baik tentang proyek mereka yang akhirnya mendapatkan lampu hijau dari dewan direksi. Jiang Jun jadi penasaran dengan temannya Cao Mu yang bernama Min Hui ini, soalnya dia sering mendengar Cao Mu membahasnya.

Cao Mu jadi ingat kalau Jiang Jun dan Min Hui belum pernah bertemu, dia jadi ingin memperkenalkan mereka, ingin memamerkan pacar barunya yang tampan ini.

Maka keesokan harinya, dia mengajak mereka untuk bertemu di restoran. Min Hui dan Jiang Jun tidak tahu kalau mereka sebenarnya berada di lift yang sama saat keduanya sama-sama menuju restoran.

Namun tiba-tiba di dalam lift ada pria kurang ajar, meraba wanita yang berdiri di sebelahnya Min Hui. Jiang Jun yang menyaksikan kejadian itu, langsung balas menab0k p@nt4t pria itu dan Min Hui pun dengan penuh keberanian melabrak pria itu.

Pria kurang ajar itu mau melarikan diri begitu lift terbuka. Min Hui hampir mau melempar tasnya ke pria itu, tapi Jiang Jun bergerak lebih cepat menangkap pria itu.

Tak lama kemudian, pria itu ditangkap polisi. Min Hui menasehati si korban untuk tidak takut jika dia berada dalam situasi seperti tadi dan lapor polisi saja. Tepat saat dia mengucap kata-kata ini, kebetulan Mei Mei, sekretarisnya Ding Yi Feng, lewat dan mendengar nasehatnya.

Cao Mu bergegas turun saat mendengar kabar ini dan saat inilah dia baru tahu kalau sahabatnya dan pacar barunya sudah bertemu dalam insiden barusan. Min Hui langsung menyetujui pilihan Cao Mu kali ini. 

Pacar barunya bukan cuma tampan tapi juga bisa diandalkan, bisa dinilai dari sikap Jiang Jun dalam menghadapai insiden tadi. Jiang Jun juga sangat perhatian pada Cao Mu.

Hari ini waktunya makan malam bersama Min Hui dan Quan Quan. Xin Qi antusias banget mencoba beberapa setelan jas, bahkan menyiapkan hadiah untuk Min Hui, lipstik kesukaan Min Hui, bukan cuma satu biji, melainkan sepuluh. Wkwkwk! 

Eh tapi, dari mana Xin Qi bisa mengetahui warna lipstik kesukaannya?... Xin Qi pun menjawabnya dengan melempar tatapan penuh arti yang langsung dipahami oleh Min Hui. Xin Qi mengetahuinya dari bekas lipstiknya Min Hui yang pernah nempel di kemejanya Xin Qi waktu itu, kemeja yang belum dia cuci sampai sekarang. Min Hui senang, Quan Quan pun ikut senang melihat Mommy-nya tersenyum bahagia.

Usai makan, Min Hui tiba-tiba mendapat telepon dari rekan kerjanya dan jadilah dia sibuk beberapa saat berkutat dengan ponselnya. Xin Qi baru keluar tak lama kemudian dan sontak kebingungan karena tidak melihat Quan Quan bersama Min Hui. Loh?

Min Hui jelas bingung karena dia baru melepaskan Quan Quan sebentar dan Xin Qi juga yakin kalau Quan Quan tidak mungkin ke toilet karena dia barusan keluar dari sana. Waduh! Quan Quan menghilang.

Sontak saja Min Hui dan Xin Qi panik bukan main berkeliling mencari Quan Quan dan tanya-tanya pada orang-orang sekitar, namun tak ada satu pun yang melihat Quan Quan. Mereka hampir saja putus asa mau menelepon polisi, namun syukurlah saat itu tiba-tiba Min Hui mendapat telepon dari nomor asing yang mengabarkan keberadaan Quan Quan.

Mereka pun bergegas ke lokasi di depan sebuah toko baju dan Min Hui refleks mengomeli Quan Quan dengan mata berkaca-kaca saking khawatirnya. Ternyata Quan Quan ingin membeli baju untuk Mommy-nya, ingin memberikan Mommy-nya hadiah seperti yang dilakukan papanya, sayangnya dia tidak punya cukup uang untuk membeli baju itu. 

Penjaga toko baik hati-lah yang menelepon Min Hui tadi, dan dia mengetahui nomornya berkat Quan Quan yang mengingat nomor telepon Mommy-nya. Quan Quan begitu merasa bersalah karena sudah membuat Mommy khawatir dan langsung memeluknya sembari menangis meminta maaf. Mommy pun langsung meminta maaf padanya karena sudah membentaknya tadi.

Segalanya sudah aman sekarang, Quan Quan sudah tidur nyenyak, Mommy dan Papa pun lega. Min Hui benar-benar menyesali keteledorannya hari ini, namun Xin Qi dengan manisnya memujinya karena Min Hui justru telah berhasil mendidik Quan Quan dengan baik dengan cara mengajari Quan Quan untuk menghapal nomor teleponnya. 

Xin Qi benar-benar berterima kasih karena Min Hui telah membesarkan Quan Quan dengan baik. Kejadian hari ini membuat Xin Qi menyadari bahwa membesarkan seorang anak itu tidaklah mudah, apalagi anak yang menderita penyakit jantung, dan Min Hui melakukannya seorang diri. Min Hui membuatnya jadi berpikir bahwa orang tua kandung Xin Qi pasti punya alasan kuat tentang kenapa dulu mereka membuangnya.

"Sebenarnya, seharusnya akulah yang berterima kasih padamu. Melalui interaksi kita belakangan ini, aku bisa merasakan bahwa Quan Quan semakin mengandalkanmu. Tentu saja aku agak iri, tapi aku juga tahu jelas bahwa kebahagiaan seorang anak saat bersama orang tuanya adalah sesuatu yang tidak bisa kuberikan sendirian. Kau membuat Quan Quan memiliki keluarga yang utuh," ujar Min Hui.

Karena itulah, Min Hui usul agar mereka melupakan apa yang terjadi di masa lalu dan bersama-sama membesarkan Quan Quan dengan identitas sebagai orang tuanya Quan Quan. Xin Qi setuju.

Zi Zhu mendadak masuk ke mobilnya Dokter Zhou lalu memaksanya pergi bersamanya melihat bianglala raksasa, menyuruhnya untuk membelikannya teh susu, bahkan mengajaknya naik bianglala itu bersama suatu hari nanti.

Namun sebenarnya tujuan utamanya adalah ingin tanya-tanya tentang orang yang Dokter Zhou sukai. Dia penasaran apakah orang itu juga menyukai Dokter Zhou.

"Tidak."

"Kenapa? Kau menyukainya kenapa dia tidak menyukaimu?"

"Bukan berarti saat kau menyukai seseorang, orang itu pasti akan menyukaimu juga. Alangkah baiknya jika perasaan bisa sesederhana yang kau katakan."

Hmm, baguslah kalau begitu. Awalnya Zi Zhu berpikir untuk menyerah jika Dokter Zhou dan orang yang dia sukai tersebut sudah bersama. Berhubung mereka ternyata tidak ada hubungan asmara, maka Zi Zhu menyatakan bahwa dia tidak akan menyerah terhadap Dokter Zhou dan akan bersaing dengan orang tersebut secara adil.


Pfft! Dokter Zhou sontak panik berusaha meminta Zi Zhu untuk menyerah saja dan jangan menyia-nyiakan waktu padanya, tapi Zi Zhu ngotot menolak. Dia justru rela kok menyia-nyiakan waktu untuk mengejar Dokter Zhou. 

Lagipula, jika semisal orang yang Dokter Zhou sukai mengatakan pada Dokter Zhou untuk tidak menyia-nyiakan waktu padanya, apa Dokter Zhou bisa melakukannya? Pertanyaannya sontak membuat Dokter Zhou terdiam, menyadari kalau dia tidak akan bisa melakukannya.

Zi Zhu senang, makanya dia akan terus memperjuangkan cintanya, tak peduli bagaimana hasil akhirnya nanti, entah apakah Dokter Zhou pada akhirnya akan menyukainya atau tidak, dia tidak akan menyesalinya.

Keesokan harinya, Min Hui tak sengaja menemukan kemejanya Xin Qi yang masih ada bekas lipstiknya, kemeja kesayangan yang belum pernah dia cuci sampai sekarang biar lipstiknya tidak hilang. Hehe. Min Hui jadi berpikir untuk memberikan hadiah balasan untuk Xin Qi.

Karena itulah, siang harinya Min Hui mampir ke kantornya Xin Qi. Kebetulan saat dia tiba, Xin Qi dan Hardy masih dalam perjalanan ke kantor. Namun saat dia tengah menunggu, dia tidak sengaja melihat sebuah dokumen yang berjudul 'Surat Persetujuan Gugatan Hak Asuh Anak'. OMG! Min Hui sontak gemetar penuh emosi mengira Xin Qi mau merebut anaknya.

Yang tidak dia ketahui, dia cuma salah paham, Xin Qi bahkan tidak tahu apa-apa dan baru mengetahui tentang surat gugatan itu dari Hardy saat mereka dalam perjalanan kembali ke kantor.

Semua ini berawal gara-gara kebodohan Hardy yang hobi ikut campur dalam urusan bosnya tapi tidak cukup jeli melihat situasi, makanya dia mengira kalau Xin Qi ingin merebut Quan Quan dan melaporkan dugaannya itu ke Ketua Dewan. Ketua Dewan-lah yang menyewa pengacara untuk melakukan tuntutan gugatan hak asuh anak itu.

Jelas saja Xin Qi jadi kesal sama Hardy. Tepat saat dia menelepon Ketua Dewan untuk memarahinya, dia berpapasan dengan Min Hui yang baru keluar dari kantornya dengan penuh amarah. Xin Qi langsung tahu alasan kemarahan Min Hui saat melihat surat gugatan itu di mejanya dan langsung bergegas menyusul Min Hui.

Namun setibanya di rumah, dia langsung diusir oleh Min Hui beserta semua barang-barangnya. Xin Qi berusaha menjelaskan kalau ini semua adalah kesalahpahaman, dia tidak mungkin akan tega membuat seorang anak meninggalkan ibunya, tapi Min Hui tak mempercayainya sedikit pun.

Mi Hui yakin kalau Xin Qi mau balas dendam padanya karena Xin Qi masih dendam padanya atas kejadian 5 tahun yang lalu. Dia bisa menerima kemarahan Xin Qi terhadapnya, tapi tidak menyangkut Quan Quan, tidak ada seorang pun yang boleh merebut Quan Quan darinya. Karena itulah, mulai sekarang, Xin Qi tidak boleh bertemu Quan Quan lagi.

Pada Quan Quan, Min Hui beralasan kalau Xin Qi pergi dinas, tapi si pintar Quan Quan jelas bisa merasakan ada yang aneh mengingat semua barangnya Xin Qi sudah tidak ada dan Xin Qi bahkan tidak pamitan padanya, dan semakin merasa aneh saat dia mempertanyakan masalah ini tapi Min Hui malah emosi membentaknya.

Di rumahnya sendiri, Xin Qi juga sedang sedih dan kesal, dan yang kena omel pastinya Hardy. Hardy sendiri juga sedih, soalnya dia sendiri sudah dekat dengan Quan Quan. Kalau Xin Qi tidak diizinkan bertemu Quan Quan lagi, berarti dia juga tidak akan bisa bertemu Quan Quan lagi. Parahnya lagi, Xin Qi benar-benar tidak bisa menghubungi Min Hui karena nomornya sudah diblokir sama Min Hui. 

 

Besoknya, Xin Qi sengaja menunggu di rumah sakit Jiaren karena dia tahu Min Hui seharusnya ada jadwal rapat proyeknya. Namun yang tak disangkanya, Min Hui justru tidak hadir. Cao Mu tidak langsung memberitahunya, melainkan memberitahu Dokter Zhou (di hadapan Xin Qi) bahwa hari ini Min Hui izin cuti sakit kepala dan meminta Dokter Zhou untuk menjenguk Min Hui nanti. Cao Mu beneran khawatir karena baru kali ini Min Hui minta cuti padahal biasanya Min Hui sekuat baja.

Xin Qi sontak cemas mendengarnya, makanya dia langsung membuntuti Dokter Zhou pulang. Sayangnya cuma Dokter Zhou yang diizinkan masuk sama Min Hui, jadi terpaksa Xin Qi pulang.

Setelah Min Hui memberitahunya tentang Xin Qi yang ingin merebut hak asuh Quan Quan darinya, Dokter Zhou langsung berinisiatif memperkenalkan kenalannya yang berprofesi sebagai pengacara khusus perceraian.

Tapi... dia memberitahu Min Hui bahwa biasanya pengadilan akan condong pada sisi keluarga yang sehat dan lengkap, karena itulah, dia langsung memanfaatkan momen ini untuk mengusulkan (dengan nada bercanda) agar mereka berdua menikah saja, terus nanti cerai kalau sudah dapat hak asuh anak.

Namun biarpun dia mengucapkannya dengan gaya bercanda, Min Hui tetap menolak dan tetap menegaskan bahwa dia baginya, Dokter Zhou adalah teman baik. Karena itulah, Min Hui tidak mau memanfaatkan dan menyakiti Dokter Zhou demi menyelesaikan masalahnya sendiri. Meski Dokter Zhou rela mengorbankan dirinya, dia yang tidak bisa melakukannya.

Kecewa, Dokter Zhou buru-buru meyakinkan Min Hui kalau dia cuma bercanda untuk mencairkan kecanggungan di antara mereka.

 

Epilog:

Lima tahun yang lalu saat mereka main ke dermaga, Xin Qi tiba-tiba melamar Min Hui dengan menggunakan gelang yang sangat Min Hui inginkan waktu itu. Dia mengaku bahwa gelang inilah yang awalnya dia sembunyikan di dalam kue tart, namun urung dia lakukan karena Min Hui tidak menyukai gaya lamaran semacam itu.

Sekarang dia memutuskan bahwa formalitas itu tidak penting, yang terpenting adalah kesungguhan hatinya. Karena itulah... "Min Hui, maukah kau menikah denganku?"

Tentu saja Min Hui menerimanya dan meminta Xin Qi untuk memakaikan gelang itu ke tangannya. Errr... tapi... bukankah melamar itu seharusnya pakai cincin?

"Cincin?... aku lupa."(Pfft!)

"Lupa?"

"Aku tidak sempat."

"Tidak sempat? Kalau begitu aku menolak."

Min Hui cuma bercanda, tapi Xin Qi mengira dia serius dan sontak panik karenanya, untungnya dia cepat sadar kalau Min Hui cuma bercanda dan jadilah mereka bercanda mesra dengan riang gembira.

Bersambung ke episode 14

Post a Comment

0 Comments