Sinopsis Drama Cina The Love You Give Me Episode 17 - Part 2

Mereka tiba di rumah saksi tepat saat si bapak sedang menyiram jalan. Bapak Saksi masih mengenali Min Hui dan dialah yang mengonfirmasi kejadian sebenarnya pada hari naas itu.

Waktu itu,ban bus tiba-tiba meletus sehingga bus pun kehilangan kendali hingga berakhir di tepi jurang. Para penumpang sontak panik keluar dari bus. Karena Min Hui dan Su Tian duduk di bangku paling belakang jadi mereka yang paling terakhir. Namun Su Tian malah lebih mementingkan fotonya bersama adiknya yang terjatuh dan bersikeras untuk balik ke belakang hanya demi mengambil foto padahal situasi sudah sangat darurat.

Menyadari situasinya sudah tidak memungkinkan jadi si Bapak langsung menarik Min Hui, satu-satunya orang yang bisa dia selamatkan, untuk keluar dari bus. Lalu tepat setelah itu, bus terguling ke jurang dengan membawa Su Tian.


Namun Jia Jun masih saja bersikeras menolak mempercayainya, soalnya ucapan si Bapak beda dari para saksi yang lain. Bapak Saksi meyakinkan kalau dia tidak mungkin salah ingat. Para saksi yang lain lah yang salah ingat. Dia adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan Min Hui dan Su Tian pada waktu itu, jadi dialah yang paling tahu situasinya.

Jia Jun sontak tertunduk sedih mendengarnya, sam sekali tidak mengerti kenapa kakaknya malah kembali ke belakang alih-alih menyelamatkan nyawanya.

Tak lama kemudian, Min Hui bicara berdua dengan Jia Jun. Dia mengaku bahwa pada hari kecelakaan itu, suasana hatinya sedang buruk, tapi senyuman Su Tian berhasil membangkitkan kembali mood-nya.
"Dia benar-benar gadis yang sehangat matahari."

 
 
"Benda apa yang sebenarnya ingin diambil kakakku tanpa memikirkan bahaya saat itu?" tanya Jia Jun.

Min Hui pun menjawabnya dengan menyerahkan fotomasa kecil Su Tian dan Jia Jun. Min Hui memberitahunya bahwa Su Tian selalu membawa foto itu ke mana-mana.Waktu di bus, Su Tian berkata bahwa dia memiliki dua keinginan.

Yang pertama, dia ingin bertemu dengan Xin Qi lagi. Yang kedua, dia ingin menemukan adiknya. Min Hui sungguh meminta maaf karena gagal membawa Su Tian keluar dari bus.

Jia Jun sontak menangis mendengarnya. Namun dia sadar bahwa dialah yang seharusnya meminta maaf pada Min Hui karena sudah salah memahaminya.

"Jika kau bersedia kau bisa menganggapku sebagai kakakmu," ujar Min Hui.

Sementara Dokter Zhou sibuk mengurus rumah bak seorang bapak rumah tangga yang baik, Zi Zhu sibuk bermain princess-princess-an dengan Quan Quan. Zi Zhu pura-pura pingsan setelah makan apel, dan Quan Quan bukannya menc1vmnya, malah menggoyang-goyangkannya dengan cukup keras. Karena kan memang logikanya kalau orang pingsan seharusnya digoyang-goyangin dan bukannya dic1vm.

Duh, Quan quan pintar sekali. Zi Zhu suka deh. Zi Zhu langsung menc1vmnya tapi Quan Quan langsung melarikan diri sambil mengadu ke Papa Zhou sehingga Dokter Zhou pun harus menegur Zi Zhu dan memberitahu Zi Zhu tentang penyakit jantungnya Quan Quan.

Eh tapi jangan salah, Quan Quan dengan manisnya memberitahu Papa Zhou untuk tidak salah paham pada Zi Zhu. Dia cuma tidak suka d1vm, tapi dia suka sama Zi Zhu, jadi Papa Zhou harus baik pada Zi Zhu. Pfft!

"Bagaimana ini? Kakak Zhu Zhu adalah wanita yang akan menikah dengan Papa Zhou," ujar Zi Zhu.

Tak tahu bagaimana harus menanggapi pernyataan itu, Dokter Zhou akhirnya cuma menyuruh Quan Quan tidur. Quan Quan tidak mau, tapi saat Zi Zhu yang menyuruhnya, Quan Quan langsung menurut dengan patuh. Pfft! 

"Sekarang kau sudah tahu seberapa besar pesonaku, kan?" goda Zi Zhu dengan angkuhnya.

"Aku mengerti, Putri Salju. Sekarang aku akan mengantarmu kembali ke kastil."

Dokter Zhou benar-benar berterima kasih padanya atas hari ini karena Zi Zhu sudah mau repot-repot menjaga anak kecil. Zi Zhu meyakinkan kalau dia tidakmerasa repot, dia pada dasarnya suka anak kecil dan Quan Quan sangat lucu.Zi Zhu penasaran dengan Quan Quan. 

Dia tadi mendengar Dokter Zhou dan Cao Mu membahas tentang mamanya Quan Quan, bagaimana dengan papanya?

"Mereka sudah berpisah."

"Oh, dia pasti sangat menderita membesarkan anak sendirian. Bisa membesarkan Quan Quan menjadi anak selucu itu, dia pasti wanita hebat."

"Min Hui. Namanya Min Hui."

"Apakah Min Hui adalah orang yang selalu kau sukai?"

Dokter Zhou tak menjawabnya, secara tak langsung mengonfirmasi pertanyaan Zi Zhu. Zi Zhu jadi ingin bertemu dengannya. Orang yang membuat Dokter Zhou jatuh cinta pasti sangat cantik.

"Dia memang cantik bagiku."

"Wah! Ternyata kau bisa juga mengucapkan kata-kata romantis. Selain cantik, apa lagi yang kau sukai darinya? Jangan bilang kalau kau suka semuanya, aku tak percaya ada orang yang begtu sempurna."

Dokter Zhou mengakui kalau Min Hui memang tidak sempurna. Bahkan punya banyak kekurangan. Namun dia mengucapkan semua kekurangan Min Hui dengan nada penuh cinta, tidak sadar sama sekali kalau itu membuat Zi Zhu jadi sedih.


Intinya, apa pun kekurangan Min Hui, Dokter Zhou tetap tertarik padanya karena setiap kali melihat Min Hui, dia seperti melihat cahaya yang terpancar darinya. Suatu pesona yang membuatnya ingin selalu berada di sisi Min Hui.

Zi Zhu blak-blakan mengaku bahwa dia juga merasakan hal yang sama terhadap Dokter Zhou. Setiap kali melihatnya, Dokter Zhou bagaikan cahaya dalam mata dan hatinya. Tidak masalah biarpun Dokter Zhou menyukai orang lain, dia ingin bersaing secara adil dengan orang yang Dokter Zhou sukai untuk memperebutkan cinta Dokter Zhou.

Biarpun Min Hui sangat baik di mata Dokter Zhou, tapi Zi Zhu sendiri kan juga tidak buruk-buruk amat. Dokter Zhou masih ingin mendebatnya, tapi Zi Zhu dengan cepat memotongnya dengan alasan taksinya sudah datang. Selamat malam. Bye!

Dia pergi dengan penuh senyum, padahal di sepanjang jalan, dia terus murung. Untungnya dia bertemu dengan supir taksi baik hati yang menyemangatinya untuk tidak pantang menyerah mengejar pria yang dia sukai dan meyakini bahwa pria itu pasti akan menyukai Zi Zhu cepat atau lambat.

Terlepas dari sudah jelasnya kesalahpahaman tentang Min Hui, tapi Min Hui tetap belum bisa memaafkan Xin Qi atas ketidakpercayaan Xin Qi terhadapnya. Bahkan sekalipun Xin Qi berusaha meyakinkan bahwa dia percaya bahwa Min Hui tak mungkin mencelakai Su Tian tapi tetap saja Min Hui menolak kembali padanya, karena Xin Qi sudah mengkhianati sesuatu hal yang paling penting baginya, kepercayaan.

Keesokan harinya, Xin Qi diberitahu Jia Jun bahwa Min Hui sudah pulang duluan. Jia Jun jadi merasa bersalah sudah merusak hubungan mereka, tapi Xin Qi sama sekali tidak marah padanya.

Xin Qi lalu membawa Jia Jun ke panti asuhan mereka dulu, memberitahu Jia Jun bagaimana dulu kakaknya Jia Jun selalu disukai banyak orang. Bahkan sebenarnya orang tua angkatnya dulu ingin mengadopsi Su Tian, tapi Su Tian bersikeras menolak, malah meminta mereka untuk mengadopsi Xin Qi agar mereka menyembuhkan penyakit jantungnya.

Xin Qi selalu merasa bersalah karena merasa dia sudah merenggut kesempatan Su Tian untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, tapi Su Tian bilang padanya kalau dia tidak mau ke luar negeri karena dia ingin menemukan adiknya setelah dia dewasa nanti.

Karena itulah dulu Xin Qi bertekad bahwa jika dia masih hidup setelah dewasa, dia akan membantu Su Tian untuk mencari adiknya. Jia Jun penasaran, seandainya dulu Xin Qi tidak salah mengenali Min Hui sebagai Su Tian, apakah Xin Qi masih akan menyukainya?

"Ya," jawab Xin Qi mantap, "karena yang kucintai adalah Min Hui dan bukan Su Tian."


Sedangkan tentang Su Tian, dia akan selalu menganggapnya sebagai adiknya, selamanya. Tepat saat itu juga, Ibu Kepala Panti muncul dan langsung mengenali Xin Qi, karena ternyata Xin Qi adalah donatur rutin panti asuhan ini.

Alasan Xin Qi membawa Jia Jun kemari adalah karena dia ingin Ibu KepalaPanti menceritakan masa kecil Su Tian pada Jia Jun. Namun yang tidak mereka sangka, Ibu Kepala Panti mengaku bahwa tadi ada gadis bernama Su Tian yang datang kemari dengan tujuan yang sama, ingin mengetahui masa kecil Su Tian.

Berarti Min Hui masih belum pergi jauh. Xin Qi pun sontak pergi keliling kampung, menanyai orang-orang tentang Min Hui, tapi tidak ada yang melihatnya. Akhirnya Xin Qi kepikiran satu tempat, Xin Qi pun bergegas pergi ke pohon besar dan di sanalah akhirnya dia menemukan Min Hui.

Epilog:

Lima tahun yang lalu sebelum bus mengalami kecelakaan, Su Tian memperhatikan Min Hui sedih terus sepanjang jalan. Jelas dari percakapan mereka kalau mereka teman yang baru kenalan beberapa hari.

Selama beberapa hari kemarin pula, Su Tian selalu memperhatikan Min Hui murung. Makanya dia selalu berusaha mengajak Min Hui bercanda dan menceritakan banyak hal padanya dengan harapan bisa membuat Min Hui kembali ceria.

Su Tian dengan ceria bercerita bahwa dia datang ke Kota Shian untuk menemui teman baiknya. Mereka sudah 15 tahun tidak bertemu karena temannya itu tinggal di luar negeri, tapi mereka sudah berjanji akan bertemu untuk merayakan ulang tahunnya Su Tian yang ke-22 tahun di bawah pohon besar.

Bersambung ke episode 18

Post a Comment

0 Comments