Pastinya si penyusup itu adalah Shi Qi yang datang untuk menyelamatkan Xiao Liu, dan jelas saja dia begitu murka saat melihat kondisi Xiao Liu sehingga dia langsung menggunakan kekuatannya untuk melawan para prajurit itu dan membuat Xiao Liu tercengang melihat kehebatannya.
Shi Qi baru berhenti saat Xiao Liu menyuruhnya. Xiao Liu khawatir dia kenapa-kenapa dan berusaha menyuruhnya pulang duluan, tapi Shi Qi tak gentar sedikitpun di hadapan Xiang Liu dan dengan tegas menyatakan bahwa dia akan membawa Xiao Liu pulang.
Xiao Liu panik memohon-mohon pada Xiang Liu, berusaha meyakinkan Xiang Liu bahwa dia sudah menjadi miliknya Xiang Liu dan memohon padanya untuk tidak menyakiti Shi Qi. Dia orangnya Xiang Liu, sedangkan Shi Qi adalah orangnya.
Karena sekarang dia sudah yakin kalau Xiao Liu memang cuma rakyat jelata tanpa ada niatan jahat terhadap pasukan Chenrong, Xiang Liu pun akhirnya berbaik hati mengizinkan mereka pergi.
Shi Qi pun langsung menggendong Xiao Liu pergi dari sana. Xiang Liu menatap kepergian mereka sambil membatin dalam hati. Dia memang benar-benar hebat, walaupun tidak pernah mengutarakannya, tapi ternyata Xiang Liu bisa melihat kalau Xiao Liu itu sebenarnya wanita, sedangkan Shi Qi sebenarnya adalah klan dewa kelas atas, namun keduanya sama-sama menyembunyikan identitas asli mereka. Menarik sekali.
Xiao Liu benar-benar tersentuh menyadari Shi Qi ternyata tak pernah menyerah untuk menunggunya dan mencarinya..."maaf, aku tahu kau tidak suka menggendong orang, anggap saja aku ini batu yang digendong."
Ah, tidak. Batu kan tidak bisa bicara. Kalau begitu, anggap saja dia kepala babi yang bisa bicara. Namun Shi Qi dengan manisnya berkata bahwa dia hanya akan menganggap Xiao Liu sebagai Xiao Liu. Dia sama sekali tidak keberatan menggendong Xiao Liu.
Namun Xiao Liu memperingatkannya untuk selalu berhati-hati terhadap Xiang Liu. Kali ini Xiao Liu rugi besar, tidak dapat uang, malah harus mengorbankan dirinya sendiri. Bagaimana dia harus menjalani hidupnya kelak?
"Jangan takut," ujar Shi Qi.
Xiao Liu tidak takut kok. Malah dia berencana mau membuat racun yang bisa membvnvh Xiang Liu. Dia yakin pasti ada racun yang bisa membvnvh Xiang Liu. Mengalihkan perhatiannya ke Shi Qi, Xiao Liu baru sadar kalau dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Shi Qi.
Memang sekarang dia adalah Ye Shi Qi. Xiao Liu berharap dia akan selamanya menjadi Ye Shi Qi, tapi Xiao Liu tahu kalau itu tidak mungkin. Akan tetapi, selama Si Qi tidak pergi ke mana-mana, maka dia akan selalu menjadi Ye Shi Qi, dan Shi Qi harus menurut padanya, hanya padanya seorang. Shi Qi dengan senang hati menyetujuinya.
Karena Xiao Liu tidak ingin membuat orang rumah cemas, jadi mereka tidak langsung pulang, melainkan tinggal dulu di gua, sekalian untuk mengobati luka punggungnya Xiao Liu. Xiao Liu hanya memperlihatkan punggungnya saat Shi Qi mengobatinya, makanya dia masih mengira kalau Shi Qi masih belum mengetahui gendernya yang sebenarnya.
Dia berusaha tetap ceria dan menceritakan tentang masa lalunya sebelum datang ke Kota Qingshui. Dia terus saja cerewet bercerita sambil ketawa-ketiwi sendiri, sedangkan Shi Qi hanya menatapnya dalam diam. Entah apa yang Shi Qi pikirkan.
Suatu hari, Shi Qi memanjat sebuah tebing untuk memetik daun roh yang Xiao Liu cari-cari. Namun setelah mendapatkannya, dia salah berpijak sehingga dia langsung jatuh. Namun tepat saat tubuhnya hampir menghantam tanah, tiba-tiba saja muncul sembilan ekor rubah dari dalam tubuhnya yang menyelamatkannya dari benturan fatal. Ah! Jadi ternyata dia rubah berekor sembilan dari Klan Dewa?
Xiao Liu baru bangun saat Shi Qi kembali dan sontak girang bukan main karena akhirnya mereka bisa membayar mas kawinnya Ma Zi. Saking senangnya, dia refleks memeluk Shi Qi. Jelas saja Shi Qi shock mendadak dipeluk seperti itu dan bahagia sekali karenanya.
Namun tepat saat dia hendak membalas pelukannya, Xiao Liu mendadak melepaskan diri dan buru-buru mengajaknya pulang. Lukanya sudah membaik dan orang-orang rumah sudah menunggu mereka.
Saat akhirnya mereka tiba di rumah, Xiao Liu sudah membawa sekantong uang yang bisa mereka gunakan untuk membayar mas kawin. Sontak saja seisi rumah bersorak heboh saking senangnya.
Namun baru juga lima menit tiba di rumah, mendadak muncul burung putih gendut lucu yang bercicit cuit dengan penuh arti. Xiao Liu langsung bisa memahaminya, burung putih gendut lucu itu adalah sarana komunikasi yang dikirim Xiang Liu padanya, menyuruhnya untuk meracikkan suatu ramuan.
Shi Qi jelas tak senang dengan itu, tapi tak ada yang bisa dilakukannya untuk mencegahnya. Akhirnya dia hanya bisa membantu Xiao Liu. Saat Xiao Liu harus begadang untuk merebus ramuannya, Shi Qi langsung berinisiatif menggantikannya.
Xiao Liu menyuruhnya untuk berhati-hati, tapi yang dia maksud bukan berhati-hati agar ramuannya tidak rusak, melainkan berhati-hati agar Shi Qi tidak terkena panas. Aww, Shi Qi benar-benar tersentuh dengan perhatiannya.
Dia penasaran kenapa Xiang Liu menyuruh Xiao Liu untuk membuatkan racun, tapi Xiao Liu sama sekali tidak peduli apa pun alasan Xiang Liu. Yang pasti, racun itu tidak akan membvnvh orang.
Keesokan harinya, burung putih gendut itu datang untuk mengambil obatnya. Tapi tuh burung ternyata pendendam kayak tuannya, saat Xiao Liu diam-diam merutukinya, si burung putih gendut ternyata mendengarnya langsung balas dendam dengan buang hajat di kening Xiao Liu.
Ma Zi akhirnya menikah dan upacara pernikahannya cukup meriah. Cang Xuan sebenarnya diundang, tapi gara-gara undangannya dititipkan ke pelayannya A Nian, sedangkan A Nian yang dengan sombongnya menyatakan bahwa gege-nya tidak akan mungkin menghadiri pernikahan rakyat jelata, jadi pelayan membuang undangan itu.
Malah Xiang Liu yang mendadak datang di tengah acara. Untungnya dia datang bukan untuk bikin ribut, dia malah bawa hadiah karena puas dengan ramuannya Xiao Liu. Namun dia tidak mengerti kenapa Xiao Liu yang termasuk klan Dewa, malah bergaul dengan klan manusia yang masa hidupnya jauh lebih pendek daripada klan Dewa. Xiao Liu masih akan tetap seperti ini setelah manusia-manusia itu mati nantinya.
"Aku takut kesepian. Aku tidak dapat menemukan ketergantungan jangka panjang, jadi pendampingan sementara juga baik," ujar Xiao Liu.
Dia lalu menuang arak untuk Xiang Liu, tapi begitu meminumnya, Xiang Liu langsung sadar kalau itu arak beracun. Akan tetapi... racun itu sama sekali tak mempan padanya.
Xiao Liu sebenarnya tidak ada niatan untuk membvnvhnya sih. Lagipula, di antara mereka juga tidak ada dendam yang terlalu mendalam, tidak pula ada kepentingan politik. Dia cuma ingin menc4mbvk Xiang Liu ratusan kali saja. Pfft!
"Jangan harap bisa terwujud," sinis Xiang Liu sebelum kemudian pergi.
Iiish! Xiao Liu sebenarnya kesal karena racunnya gagal, tapi dia tidak akan menyerah, dia pasti akan menemukan kelemahan Xiang Liu dan menemukan racun yang bisa membvnvhnya. Saking kesalnya, dia asal saja menyodorkan arak beracunnya ke Shi Qi. Eeeeh malah diminum beneran sama Shi Qi.
Jelas saja Xiao Liu langsung panik, apalagi Shi Qi langsung jatuh ke pelukannya dengan lemas. Xiao Liu pun cepat-cepat meminumkan darahnya ke Shi Qi dan terus memeluknya sampai Shi Qi pulih sambil mengatainya bodoh karena malah nekat meminum arak itu.
"Karena kau yang memberikannya," ujar Shi Qi. (Aww, dia rela mati demi Xiao Liu)
Mata-matanya Chang Xuan mengirim kabar ke Cang Xuan bahwa dia ingin bertemu untuk mendiskusikan hal penting. Orang itu sebenarnya ketahuan sama Xiang Liu, tapi Xiang Liu memutuskan untuk melepaskannya dan pura-pura mempercayainya, mungkin karena dia ingin mengetahui siapa orang yang mengirim si mata-mata.
Cang Xuan sendiri agak khawatir dengan aksi si mata-mata yang belakangan ini jadi terlalu sering. Dia sadar betul kalau Xiang Liu bukan jenis orang yang gampang ditipu. Karena itulah, dia mengirim pengawalnya pergi menemui si mata-mata dengan membawa pasukan.
Sejak menikah, Ma Zi sekarang bekerja di toko daging milik mertuanya. Suatu hari, Chun Tao hendak mengantarkan darah domba pesanan salah pelanggan mereka, tapi malah tak sengaja menubruk A Nian sehingga darah domba itu mengotori bajunya A Nian.
Chun Tao berusaha meminta maaf, tapi Pelayannya A Nian malah cari perkara dengan ngamuk sambil mencaci maki Chun Tao yang jelas saja pada akhirnya membuat Chun Tao tersulut emosi.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam