Shi Qi baru pulang dari mencuci piring di sungai dengan membawakan setangkai bunga untuk Xiao Liu. Maksudnya buat ditaruh di vas, tapi sama Xiao Liu malah dimakan. Harap maklum, dulu waktu dia masih mengembara di hutan, dia biasanya makan segalanya. Dari pengalamannya itulah, dia tahu bahwa ada banyak bunga yang enak.
Mendengar itu, Shi Qi langsung mencoba ikutan memakannya dan setuju kalau rasanya enak. Bahkan dengan manisnya berkata bahwa dia akan memetikkan semua bunga yang Xiao Liu sukai.
Chuan Zi baru kembai saat itu dan langsung mengeluhkan Ma Zi yang sejak menikah tidak pernah lagi membantu mereka. Namun Xiao Liu maupun Lao Mu sama sekali tak mempermasalahkannya.
Bagi Xiao Liu dan Lao Mu yang paling penting adalah kebahagiaan Ma Zi, dan mereka juga memiliki pemikiran yang sama terhadap Chuan Zi. Mereka juga tidak akan keberatan jika nanti setelah Chuan Zi menikah, dia jarang kemari.
Tepat saat itu juga, Ma Zi datang dalam keadaan kepala berdarah dan Chun Tao memberitahu mereka tentang kejadian di depan toko yang pada akhirnya membuat Ma Zi kena pukul sampai berdarah.
Xiao Liu jelas tidak terima Ma Zi diperlakukan seperti ini. Dia langsung menyuruh Lao Mu untuk mengecek keadaan di sana, sementara dia mengobati Ma Zi sembari mendengarkan garis besar ceritanya dari Chun Tao.
Setelah itu dia bergegas pergi menyusul Lao Mu dan Chuan Zi, tapi malah mendapati keduanya sedang dihajar terus menerus oleh pelayannya A Nian dengan menggunakan kekuatan rohnya. Bahkan sekalipun Xiao Liu sudah berusaha memohon baik-baik agar dia berhenti, A Nian malah tambah kelewatan.
Dia benar-benar seorang tuan putri yang sangat kurang ajar karena terlalu dimanja, apalagi sedang tidak ada Cang Xuan yang bisa menengahi masalah ini. Namun karena tak ingin memperbesar masalah, Xiao Liu hanya diam-diam menggunakan energi rohnya untuk meracuni si pelayan dan akhirnya kedua orang itu memutuskan mundur.
Dia menahan diri hanya di hadapan Lao Mu, Chuan Zi dan Ma Zi. Ketiga orang ini selalu berpikir bahwa dia adalah orang baik, padahal sebenarnya dulu dia sering membvnvh orang, dan hari ini keinginan itu muncul kembali.
Shi Qi sebenarnya kurang setuju karena orang-orang itu berasal dari klan Dewa yang energi rohnya lebih tinggi, tapi tekad Xiao Liu sudah bulat, bahkan meminta Shi Qi untuk membantunya.
Yang perlu Shi Qi lakukan hanya menghadang mereka karena sekarang ini Xiao Liu cuma ingin menguji kualitas energi roh orang-orang itu agar nantinya dia bisa tahu apa yang harus dia lakukan untuk membuat mereka mati keracunan. Shi Qi akhirnya setuju untuk membantu.
Begitu Cang Xuan pulang, A Nian langsung heboh mengutuki Xiao Liu seolah hanya Xiao Liu yang paling bersalah dan Cang Xuan mempercayainya begitu saja.
Maka keduanya lalu pergi ke Aula Huichun di mana Xiao Liu sudah menunggu mereka dengan sikap angkuhnya. Cang Xuan ingin meminta penawar racun untuk pelayannya A Nian dengan cara baik-baik, tapi A Nian mau pakai cara kekerasan saja sekalian.
Xiao Liu menuntut A Nian untuk bersujud meminta maaf pada saudaranya, baru setelah itu dia akan memberikan penawarnya. Namun A Nian ngotot menolak mengaku salah dan terus menyalahkan pihak Xiao Liu.
Cang Xuan masih berusaha bersabar saat sekali lagi meminta penawar racun itu. Namun Xiao Liu keukeuh menolak dengan angkuhnya, bahkan menantang Cang Xuan karena mengira kalau dia punya Shi Qi yang mendukungnya.
Namun saat dia menoleh, dia baru menyadari kalau Shi Qi sudah menghilang entah ke mana, dan seketika itu pula Cang Xuan langsung menyerangnya untuk merebut penawar itu, dan karena energi rohnya Xiao Liu lemah, makanya dia langsung jatuh tersungkur. Bahkan Cang Xuan pun kaget baru menyadari betapa lemahnya energi rohnya Xiao Liu.
Xiao Liu begitu kecewa dan sakit hati dengan pengkhianatan Shi Qi sehingga satu-satunya yang bisa dia lakukan hanya tertawa miris. Cang Xuan ingin membantunya berdiri tapi Xiao Liu sontak menampiknya dengan kasar dan membiarkan mereka pergi membawa penawarnya.
Saat Shi Qi muncul tak lama kemudian, Xiao Liu langsung mengonfrontasi alasannya mendadak menghilang tadi. Dia yakin kalau Shi Qi mengenal orang-orang itu. Shi Qi mengonfirmasi bahwa dia memang mengetahui bahwa gadis yang bersama Cang Xuan adalah putri keluarga bangsawan dari Klan Dewa.
"Apa kau takut mereka mengenalimu, makanya kau bersembunyi? Atau kau merasa aku tidak seharusnya mencari masalah dengan mereka, makanya kau bersembunyi agar mereka berhasil membawa penawarnya?"
Shi Qi malah diam tak bisa menjawabnya. Jelas saja Xiao Liu jadi kesal dan langsung menampik makanan yang dia sodorkan dan langsung pergi meninggalkannya.
Panik, Shi Qi akhirnya mengakui kalau dia memang takut A Nian mengenalinya. Namun dia meyakinkan bahwa dia lebih takut jika Xiao Liu bermusuhan dengan mereka.
Namun apa pun penjelasannya, itu sama sekali tak bisa meredakan amarah dan rasa kecewa Xiao Liu terhadapnya. Bahkan saking tidak inginnya melihat muka Shi Qi, Xiao Liu langsung ikut saat Xiang Liu datang menjemputnya.
Xiang Liu jadi penasaran melihat interaksi mereka. Apa yang sudah dilakukan Shi Qi pada Xiao Liu sehingga Xiao Liu yang dulunya sangat menyayangi Shi Qi, sekarang malah jadi marah padanya.
Xiao Liu menyangkal kalau dia marah pada Shi Qi. Dia marah pada dirinya sendiri karena punya pemikiran mengandalkan orang lain dan menaruh harapan pada orang lain padahal dia tahu betul sebesar apa harapan yang dipertaruhkan, sebesar itu pula kepahitan yang akan dirasakan kelak.
"Lebih baik aku mengandalkan diri sendiri daripada begini."
Xiang Liu merasa bahwa mengandalkan orang lain itu sesuatu yang wajar. Bukankah klan manusia dan klan dewa biasa memang selalu mengandalkan orang lain, terutama keluarga.
Tidak bagi Xiao Liu. Sejak kecil dia sudah tidak punya orang tua atau pun kerabat lainnya. Dia tidak mengandalkan siapa pun saat dia sangat putus asa dan tak berdaya. Sekarang dia sudah dewasa, tidak seharusnya dia memiliki pemikiran mengandalkan orang lain. Meski terjatuh, yang bisa menolongku hanya diriku sendiri," ujar Xiao Liu lalu tiba-tiba saja dia menjatuhkan dirinya dari si elang dan tercebur ke laut di bawah.
Xiang Liu diam saja melihatnya tercebur, namun bukan berarti dia cuek karena pada akhirnya dia tetap menyuruh elangnya turun untuk mengambil Xiao Liu dari air.
Namun Xiao Yao malah menantang Xiang Liu untuk berlomba renang dengannya, tapi tidak boleh pakai energi roh. Apa Xiang Liu berani... atau takut kalah?
"Karena kau memohon padaku, aku setuju."
"Kapan aku memohon padamu?"
"Bukankah begitu?"
Baiklah, terserah saja, anggap saja dia memohon pada Xiang Liu. Mulai sekarang! Xiang Liu langsung saja terjun lagi ke air... sendirian. Pfft! Nyatanya Xiang Liu malah tetap duduk santai di atas punggung elang raksasanya membiarkan Xiao Liu berenang sendiri.
Tak lama kemudian, mereka duduk bersama di tepi sungai dengan Xiao Liu membakarkan ikan untuknya. Xiang Liu bisa menduga kalau Xiao Liu dulu pernah tinggal di Haoling dilihat dari kemampuan renangnya.
Memang sih berenang belum tentu menunjukkan asal muasal seseorang, tapi berenang bisa membuat bahagia dan santai. Seharusnya ini berhubungan dengan pengalaman masa kecil Xiao Liu yang membahagiakan.
"Semua orang bilang kalau kau siluman kepala sembilan. Sembilan otakmu langsung memikirkan masalah bersamaan. Benar saja, kekuatanmu sungguh luar biasa. Kau bahkan sangat pandai bicara."
Xiao Liu mendadak jadi penasaran seperti apa sebenarnya penampilan sembilan kepalanya Xiang Liu. Apa semuanya berbaris horizontal, vertikal atau dibagi 3 kanan, 3 di kiri, dan 3 di tengah? Apakah kesembilan kepalanya itu tidak berkelahi saat makan?
Sebal mendengar ocehannya, Xiang Liu langsung saja menjentikkan jarinya dan mulut Xiao Liu pun seketika terkunci, lalu tiba-tiba saja dia menggigit leher Xiao Liu lagi.
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam