Xin Qi berusaha membujuk Min Hui untuk kembali padanya, tapi Min Hui sudah tidak menginginkannya lagi. Biarpun dia sudah memahami pemikiran Xin Qi tentang keterkaitannya dengan kematian Su Tian dan sudah memaafkan Xin Qi, tetap saja dia menolak kembali ke Xin Qi karena dia takut Xin Qi akan kembali mengulang kesalahan yang sama lagi.
Dia takut mereka akan hidup di bawah bayang-bayang Su Tian. Karena itulah, mulai hari ini, mereka hanya ayah dan ibunya Quan Quan, tidak lebih. Sebelum pulang, Min Hui mendatangi tempat kecelakaan bus itu untuk menziarahi almarhum.
Min Hui pulang, tapi bawa oleh-oleh berupa tas yang tidak sesuai ekspektasi Quan Quan, soanya tasnya modelnya kayak model tas cewek. Berusaha membujuknya, Min Hui menyarankannya untuk menghadiahkan tas ini untuk temannya, Huan Huan, saja.
Namun Quan Quan dengan entengnya berkata kalau sekarang dia sudah tidak suka sama Huan Huan, dia sukanya sama Kakak Zhu Zhu (Pfft! Cepat sekali dia pindah hati), tapi Kakak Zhu Zhu ingin menikah dengan Papa Zhou.
Hah? Min Hui kaget mendengarnya. Jela saja dia jadi penasaran tentang siapa itu Kakak Zhu Zhu dan langsung cerewet tanya ini-itu ke Dokter Zhou. Baru kali ini dia mendengar Dokter Zhou punya gandengan. Dia pacarnya Dokter Zhou kah? Apa dia cantik? Berapa umurnya? Apa mereka saling menyukai?
"Apa kau ibuku? Banyak sekali pertanyaanmu," protes Dokter Zhou menghindari semua pertanyaan itu.
"Aku hanya perhatian padamu sebagai temanmu. Sejak aku mengenalmu sampai sekarang, aku tidak pernah melihatmu punya pacar."
"Bukankah kau juga sama? Terus melajang?"
Quan Quan sontak menyangkalnya, dengan polosnya mengingatkan Papa Zhou bahwa Min Hui punya Xin Qi. Ngomong-ngomong tentang itu, Dokter Zhou jadi ingat kalau Cao Mu bilang mereka bertengkar hebat. Apa sekarang mereka sudah berbaikan?
"Kali ini aku benar-benar mengucapkan selamat tinggal," aku Min Hui.
Dia akui kalau dia memang agak sedih, tapi dia sudah bertekad untuk mengakhiri hubungan mereka dan akan menemukan cara untuk bertahan. Namun dia tidak sadar kalau ucapannya itu membuat Dokter Zhou senang dan mulai berharap lagi dengan mencoba tanya-tanya apakah Min Hui tidak berpikir untuk mencari pria lain.
Min Hui mengklaim kau dia sudah berusaha mencari pria lain, tapi belum ada yang cocok. Oooh? Dokter Zhou penasaran Min Hui mencari pria yang seperti apa memangnya? Coba bilang, siapa tahu dia bisa memberi saran?
Min Hui menyebutkan beberapa kriteria. Harus cowok yang bisa nyambung kalau ngobrol dengannya, bisa membuatnya nyaman dan tidak canggung, dan yang paling penting, harus baik pada Quan Quan.
Oh...bukankah semua kriteria itu sesuai dengan Dokter Zhou, "jangan-jangan kau diam-diam suka padaku, ya?" tanya Dokter Zhou dengan nada bercanda.
"Kusiram kau!" canda Min Hui menolaknya.
Hmm, padahal Dokter Zhou sebenarnya tidak bercanda. Dia bahkan berusaha mengisyaratkan Min Hui akan perasaannya dengan cara memberitahu Min Hui bahwa banyak pasangan yang memulai hubungan mereka dari pertemanan. Bukankah cukup menjalani hidup bersama saja?
Min Hui tidak setuju, hidup semacam itu sama sekali tidak bagus, apalagi untuk jangka panjang. Dia tidak mau berkompromi sekarang. Dokter Zhou kan juga tidak bisa mengingat sekarang ada Zhu Zhu yang menunggunya. Dokter Zhou cuma tertawa canggung untuk menyembunyikan kekecewaannya dari Min Hui.
Sepanjang hari dan sepanjang malam Xin Qi mencoba mengirim berbagai chat ke Min Hui, tapi tidak ada satu pun yang dijawab. Xin Qi jadi frustasi.
Keesokan paginya, dia sengaja menunggu di kantornya Min Hui. Namun Min Hui terus memperlakukannya dengan dingin dan formal seolah mereka cuma partner kerja, dan cepat-cepat mengusir Xin Qi.
Namun Xin Qi pantang menyerah. Setiap hari dia mencoba berbagai cara untuk menunjukkan perhatiannya pada Min Hui, tapi Min Hui mengabaikan semua kebaikannya.
Xin Qi tidak tahu lagi harus bagaimana. Dia bahkan sampai harus mencari cara lewat internet. Tepat saat dia tengah browsing, Hardy muncul dan saat Xin Qi bertanya apakah dia pernah pacaran, Hardy mengklaim bahwa dia punya banyak pengalaman pacaran semasa kuliah dulu, tiap tahun ganti pacar. Baru setelah bekerja pada Xin Qi saja, dia tidak punya waktu untuk pacaran.
Wuih! Keren! Xin Qi langsung saja memperlakukannya bagai raja dan meminta saran cinta darinya. Hardy menyarankannya untuk terus mengusik Min Hui. Min Hui itu tipe wanita yang jika diusik, maka dia akan menjadi semakin tangguh.
Jadi cara yang paling mungkin berhasil memenangkan hati Min Hui adalah dengan cara mengusiknya terus menerus. Lagipula, Min Hui tidak akan mungkin bisa putus hubungan sepenuhnya dengan Xin Qi karena di antara mereka ada Quan Quan. Hmm, sepertinya itu ide yang boleh dicoba.
Malam harinya, Xin Qi sengaja berkunjung ke rumah mereka. Berhubung yang membukakan pintu dan menyambutnya masuk adalah Quan Quan, jadi Min Hui tidak bisa mengusirnya demi Quan Quan.
Xin Qi pun santai saja ikutan makan malam, bersikap seolah tak ada masalah apa pun di antara mereka. Xin Qi lalu usul ke Quan Quan agar mereka nonton bioskop usai makan malam, Quan Quan langsung setuju. Min Hui mengizinkan demi Quan Quan.
Xin Qi sudah senang saja mengira mereka bertiga akan nonton bersama. Namun saat mereka hendak berangkat, Min Hui malah menyatakan tidak ikut. Dia mengizinkan mereka pergi hanya karena mereka sudah sepakat bahwa Xin Qi boleh menemui Quan Quan sekali seminggu. Dia harap Xin Qi akan memahami apa yang sudah dia ucapkan di Kota Shian waktu itu.
"Aku mengerti, tapi aku tidak setuju! Itu sebabnya aku ingin membuktikan bahwa kau adalah satu-satunya wanitaku, di masa lalu, di masa sekarang dan di masa depan."
"Tapi aku sudah tidak menyukaimu."
"Kalau begitu, aku akan mencari cara agar kau kembali menyukaiku."
"Terserah. Lagipula kau menghabiskan waktumu sendiri. Jika kau rela menyia-nyiakannya, silahkan saja," kesal Min Hui lalu bergegas pergi naik taksi, mengklaim kalau dia mau pergi kencan.
Nasib Chen Jia Jun juga sama. Cao Mu terus mengabaikannya, bahkan mengubah sandi pintu rumahnya sehingga Jia Jun tidak bisa masuk. Cao Mu bahkan sengaja menerima undangan seorang klien yang tidak dia sukai hanya demi menghindari Jia Jun.
Namun Jia Jun pantang menyerah menunggunya. Dia bahkan sampai ketiduran di tangga depan apartemen sampai akhirnya Cao Mu pulang juga. Cao Mu akhirnya mengizinkannya masuk rumah, tapi dia tetap jaga jarak saat menuntut alasan Jia Jun tidak mengangkat teleponnya dan tidak membalas pesannya waktu itu.
Jia Jun menjelaskan bahwa waktu itu karena dia salah paham mengira Min Hui membunuh kakaknya, sedangkan hubungan Cao Mu dan Min Hui sangat dekat, makanya dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi Cao Mu.
"Jadi jika masalah ini tidak selesai, kau akan putus denganku?" kesal Cao Mu.
"Bukan begitu, aku takut kau akan mengabaikanku."
Namun Cao Mu malah semakin salah paham menuduh Jia Jun sengaja mendekatinya demi menyelidiki Min Hui. Dia ngotot tak percaya saat Jia Jun mengklaim bahwa pertemuan mereka murni kebetulan. Karena itulah, dia langsung mengusir Jia Jun lalu bergegas pergi mengabaikannya.
Dari menyaksikan perdebatan mereka tadi dan fakta kalau Xin Qi terus menerus ingin nge-chat Min Hui sedari tadi, si pintar Quan Quan bisa melihat dengan jelas Xin Qi membuat Mommy-nya marah lagi. Xin Qi merasa bersalah, makanya dia tidak berani mengirim chat-nya.
Quan Quan bisa membantu kalau Xin Qi penasaran Min Hui pergi ke mana atau kencan sama siapa. Dia langsung menuntut Xin Qi untuk menyerahkan ponselnya untuk menelepon Dokter Zhou, dan mengonfirmasi bahwa Dokter Zhou tidak sedang bersama Min Hui. Xin Qi lega, errr... nggak juga, ding. Terus Min Hui pergi kencan sama siapa dong?
Tidak kencan sama siapa-siapa sebenarnya. Min Hui justru sedang minum-minum menemani Cao Mu yang lagi mewek heboh. Dia berusaha meyakinkan Cao Mu bahwa Jia Jun bukan orang semacam itu, tapi Cao Mu ngotot marah pada Jia Jun.
Bahkan sekalipun Jia Jun bukan orang semacam itu, tapi fakta kalau Jia Jun malah menghindarinya dan menolak mempercayai mereka-lah yang membuatnya marah. Biarpun dia cinta Jia Jun, tapi dia tetap lebih mencintai dirinya sendiri. Terlalu bucin hanya akan membuat kita jadi lemah.
Min Hui sebenarnya kurang setuju dengan cara Cao Mu memandang sebuah hubungan cinta, tapi dia akan sangat mendukung apa pun keputusan Cao Mu.
Sama seperti kedua sahabat, sekarang kedua mantan mereka juga sedang bertemu dengan ditemani Quan Quan. Jia Jun benar-benar merasa bersalah pada Xin Qi. Gara-gara dia, hubungan Xin Qi dan Min Hui jadi retak begini. Karena itulah, dia menyiapkan segala macam hidangan lezat ini untuk menebus kesalahannya pada Xin Qi.
Xin Qi tidak marah padanya. Dengan atau tanpa campur tangan Jia Jun juga pada akhirnya akan ada masalah di antara dia dan Min Hui. Su Tian memang benar-benar bagai duri dalam hubungan mereka. Jika duri ini tidak dicabut, maka mereka tidak akan bisa bersama.
Jia Jun benar-benar heran, kenapa wanita itu begitu aneh dan mudah berubah-ubah. Xin Qi juga tidak tahu jawabannya. Malah Quan Quan dengan gaya sok dewasanya memberi mereka saran, soalnya dia yang paling dekat dengan kedua wanita itu, jadi dia pastinya paling tahu bagaimana mereka.
Untuk membujuk Min Hui, biasanya setiap kali Min Hui marah padanya, Quan Quan cukup bersikap manja dan membujuknya. Jia Jun setuju untuk membantu Xin Qi. Mending mereka bekerja sama dan saling membantu.
Jadilah Jia Jun mulai memberi Xin Qi saran-saran tentang cara mengejar Min Hui. Cara pertamanya adalah memberikan buket bunga. Semakin banyak semakin bagus dan menunjukkan ketulusan Xin Qi.
Saat Min Hui baru tiba di kantornya, dia sontak kaget menemukan puluhan buket bunga menunggunya di sana. Namun saking banyaknya, Min Hui malah jadi bersin-bersin karenanya, jadi dia langsung menghibahkan semuanya ke para anak buahnya. Gagal deh.
Hari kedua juga sama. Xin Qi mengirim puluhan buket bunga, membuat Min Hui jadi bersin-bersin, dan akhirnya semua buket bunga itu diambil satu per satu oleh para anak buahnya Min Hui.
Buket bunga gagal. Tidak apa-apa, masih ada cara kedua. Kali ini Jia Jun menyarankan Xin Qi untuk menunjukkan perhatiannya dengan cara mengucap kata-kata romantis.
Keesokan harinya, Min Hui mendapatkan kiriman mug cinta yang disertai pesan berisi kalimat gombal yang sontak membuat Min Hui mengernyit jijik. Padahal Xin Qi sudah sangat berharap Min Hui akan menghubunginya, tapi sama sekali tidak ada respon.
Hari itu, Mei Mei mendatangi Min Hui untuk meminta izin pindah ke dicisinya Min Hui, jelas karena dia sudah tidak tahan dengan kelakuan m3svm Ding Yi Feng. Min Hui setuju-setuju saja, hanya saja, Mei Mei tetap harus mendapatkan persetujuan dari Yi Feng. Jadi dia cuma bisa menyarankan agar Mei Mei membuat surat permohonan pindah dulu. Dia akan berusaha membantu sebisanya.
Tidak tahan lagi, Xin Qi akhirnya memutuskan datang ke kantornya Min Hui, tepat saat Min Hui sedang rapat. Dia langsung saja ikutan rapat sambil mengklaim kalau dia tak sengaja lewat, jadi sekalian mampir.
Dia langsung duduk di samping Min Hui, tapi Min Hui langsung geser menjauh. Selama rapat, Yi Feng terus berusaha menghalangi jalannya Min Hui. Saat Pak He menolak usulan Min Hui, Xin Qi langsung saja bersuara untuk mendukung Min Hui sambil memuja-muji Min Hui dengan kalimat lebay.
Bahkan saat Yi Feng terus berusaha mempersulit Min Hui, Xin Qi sontak memprotes kehadiran Yi Feng dalam rapat ini karena rapat ini membahas tentang proyeknya Min Hui sedangkan Yi Feng sama sekali tidak terlibat, lagian sedari tadi juga Yi Feng sama sekali tidak membantu apa-apa. Pokoknya dia setuju dengan usulan Min Hui.
Tak bisa melawannya, Pak He akhirnya memberi lampu hijau dengan menyuruh Min Hui untuk mendiskusikan usulannya tadi lebih jauh. Kalau begitu, sekalian Min Hui memanfaatkan momen ini untuk meminta Mei Mei dipindahkan ke divisinya dengan alasan dia butuh lebih banyak asisten.
Yi Feng jelas keberatan, tapi berhubung Pak He tak ingin berlawanan dengan Xin Qi, jadi dia menyetujuinya. Puas, Min Hui dan Cao Mau langsung cap jempol. Xin Qi juga mau, tapi Min Hui mengabaikan jempolnya.
Berkat kedekatannya dengan Quan Quan, Zi Zhu sekarang jadi selalu punya alasan untuk bertemu Dokter Zhou. Caranya? Dengan cara menyuruh Quan Quan untuk menghubungi nomornya Dokter Zhou kalau mau bicara sama Zi Zhu. Dia bisa saja memberikan nomornya sendiri ke Quan Quan, tapi sengaja tidak dia lakukan biar bisa terus ketemuan dengan Dokter Zhou.
Namun dia perhatikan Dokter Zhou hari ini sepertinya lagi lesu. Zi Zhu jadi penasaran dan mencoba mendesaknya untuk cerita ke dia.
Dokter Zhou akhirnya mengaku bahwa sekarang dia akhirnya mengerti apa sebenarnya alasan Min Hui selalu melajang selama bertahun-tahun ini. Awalnya dia pikir kalau Min Hui melakukannya demi Quan Quan, tapi sekarang dia mengerti kalau Min Hui sebenarnya masih mencintai Xin Qi. Xin Qi itu ayah kandungnya Quan Quan.
Min Hui murni hanya menganggapnya sebagai teman dan tidak akan pernah lebih dari itu. Bahkan sekalipun Min Hui putus dengan Xin Qi, Min Hui tetap tidak akan berpikir untuk bersamanya. Zi Zhu memang benar, dia memang cuma pemeran utama kedua.
Prihatin mendengar curhatannya, Zi Zhu dengan besar hati menyemangatinya dan mendukungnya untuk tidak menyerah begitu saja. Dia yakin suatu hari nanti Min Hui pasti akan menyadari kebaikan Dokter Zhou.
Yang penting Dokter Zhou harus lebih berani untuk menyatakan perasaannya pada Min Hui. Dokter Zhou harus bilang. Jika tidak, maka Min Hui selamanya tidak akan pernah tahu. Biarpun dia tidak berharap cintanya Dokter Zhou bakalan terbalas, tapi dia lebih tidak rela jika Dokter Zhou memiliki penyesalan karena tidak pernah menyatakan cintanya pada Min Hui.
Bersambung ke episode 19
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam