Sinopsis Drama Cina The Love You Give Me Episode 12 - Part 2

Hari ini di rumah sakit Jiaren, Xin Qi ngomel-ngomel kesal karena hari ini seharusnya dia cuma perlu melakukan CT Scan jantung untuk melengkapi data kasus penyakitnya untuk digunakan dalam penelitian, tapi Hardy malah memaksanya untuk rawat inap sekalian melakukan pemeriksaan menyeluruh. Hardy juga sebenarnya tidak berani memaksanya, tapi ini perintah langsung dari Ketua Dewan. Makanya Xin Qi kesal karena tidak bisa melawan perintah ini.

"Ketua Dewan-mu sangat perhatian padamu," komentar Min Hui yang baru datang.

Hardy membenarkan. Hal pertama yang sangat dipedulikan dan dikhawatirkan Ketua Dewan adalah masalah kesehatannya Xin Qi. Hal kedua yang paling dipedulikan Ketua Dewan adalah masalah percintaannya Xin Qi. Pfft! Xin Qi jadi sebal sama kecerewetan sekretarisnya yang satu ini.

Tapi menurut Min Hui, Hardy ada benarnya. Mumpung sudah datang ke rumah sakit, sekalian saja Xin Qi melakukan pemeriksaan menyeluruh. Xin Qi ngotot tak setuju, lagian dia tidak bisa tenang kalau tidak mengawasi pekerjaannya Min Hui. Kalau dia harus menginap di sini, maka sekalian saja Min Hui juga menginap di sini.

Hardy langsung setuju. Jangan mengkhawatirkan Quan Quan, dia bisa menjaga Quan Quan, dia juga sudah mulai menguasai berbagai hobinya Quan Quan. Hmm, dilihat dari kekeraskepalaan Xin Qi, sepertinya memang harus begini. Baiklah, Min Hui setuju untuk menemani Xin Qi menginap di rumah sakit.

Tak lama kemudian saat Min Hui baru kembali dari mengurus administrasi, dia malah kaget mendapati Xin Qi lagi ganti baju dan refleks balik badan.

"Kenapa? Lagi pula, kau kan sudah pernah melihatnya."

"Iya, tapi tidak ada yang bisa dilihat. Kau harus berolahraga."

"Benarkah? Apakah Zhou Ru Ji punya abs perut?"

"Kalau kau ingin melihatnya, lihat saja sendiri."

Tak lama kemudian, Min Hui menemani Xin Qi ke ruang pemeriksaan MRI, dia jadi penasaran bagaimana rasanya saat berbaring di dalam alat itu.

"Ketakutan. Aneh sekali. Padahal cuma sebuah mesin, tapi saat kau berbaring di dalamnya, kau akan merasakan kegelapan tanpa batas. Saat kau turun, kau tidak tahu apakah hasil yang menunggumu adalah harapan hidup atau penghakiman kematian."

"Jadi, apakah Quan Quan juga merasakan hal yang sama saat melewati semua ini?"

"Maaf (karena Quan Quan mendapatkan penyakit ini darinya)."

"Kau tidak perlu meminta maaf."

Saat petugas menyuruhnya untuk berbaring di alat tersebut, Min Hui tiba-tiba menggenggam tangannya. Canggung, Min Hui beralasan kalau dia hanya memberikan energinya untuk Xin Qi seperti yang biasanya dia lakukan pada Quan Quan sebelum dia melakukan pemeriksaan. Tersentuh, Xin Qi pun menggenggam erat tangannya sebelum kemudian mulai berbaring di alat itu.

Saat mereka kembali ke kamar rawat tak lama kemudian, mereka mendapati Dokter Zhou ada di depan pintu. Dia baru saja mendengar kedatangan Min Hui, makanya dia cemas, mengira kalau Min Hui yang lagi sakit.

Sontak saja kedua pria langsung saling bertatapan dengan sinis. Dokter Zhou jelas tak senang saat mendengar Min Hui mau menginap di sini menemani Xin Qi, makanya dia berusaha menawarkan kamar istirahatnya di rumah sakit ini. 

Xin Qi langsung sinis mengingatkan bawa ruang istirahat dokter tidak boleh dimasuki oleh orang luar. Min Hui sendiri juga menolak tawaran itu, soalnya dia masih harus kerja lembur bersama Xin Qi juga.

Xin Qi mendadak ngedrama, pura-pura sakit kepala untuk mendapatkan perhatian Min Hui sekaligus mengusir Dokter Zhou dengan alasan kalau dia butuh istirahat. Tentu saja kedua orang itu langsung bisa mengerti maksudnya.

Eh tapi itu malah membuat Min Hui juga ikutan pergi. Terang saja itu membuat Xin Qi jadi kesal dan Dokter Zhou langsung melempar tatapan penuh kemenangan. Padahal sebenarnya Min Hui pergi bukan untuk bersama Dokter Zhou, melainkan pergi untuk membelikan coklat untuk Xin Qi dan menolak ajakan makan siang Dokter Zhou.

Tepat setelah Min Hui pergi, Zi Zhu mendadak muncul di hadapan Dokter Zhou. Seperti biasanya, dia ada di sana untuk bekerja sebagai sukarelawan. Dia beneran serius loh mengerjakan pekerjaan sukarelanya ini, tapi tentu saja, tujuan utamanya adalah untuk menemui Dokter Zhou. Ada yang mau dia bicarakan.

Xin Qi berusaha menenangkan dirinya dengan meyakini kalau kedua orang itu pasti cuma ngobrol sebagai teman. Namun lama-lama dia jadi semakin gelisah saat Min Hui masih juga belum kembali.

Akhirnya dia memutuskan keliling rumah sakit mencari Min Hui tapi malah tak sengaja melihat Dokter Zhou lagi ngobrol sama Zi Zhu. Dia jadi penasaran, makanya dia menguping percakapan mereka.

Zi Zhu penasaran banget dengan masalah sepatu high heels yang waktu itu, soalnya dia masih meyakini bahwa sepatu itu mau diberikan Dokter Zhou untuknya, tapi kenapa sampai sekarang belum Dokter Zhou memberikan sepatu itu padanya? Dokter Zhou meralat, sepatu itu untuk temannya, bukan untuk Zi Zhu.

Zi Zhu jelas kecewa sekaligus penasaran siapa wanita itu, "pacarmu?"

Dokter Zhou sontak terdiam canggung tak bisa menjawabnya. Jadi siapa wanita itu? Wanita yang Dokter Zhou sukai? Dokter Zhou canggung mengiyakannya. Zi Zhu tidak terima, sejak kapan Dokter Zhou menyukai wanita itu? Kenapa? Bagaimana dengannya?

"Apa kau tidak tahu bahwa aku menyukaimu?" tanya Zi Zhu terang-terangan.

Dokter Zhou cuma diam. Jelas saja Zi Zhu jadi kesal dan langsung pergi, dan saat inilah Dokter Zhou baru menyadari kehadirian Xin Qi. Kesal, Dokter Zhou langsung terang-terangan menyatakan kalau dia tidak suka Xin Qi karena dia menyukai Min Hui dan tidak suka melihat Min Hui dekat dengan pria lain, apalagi pria lain itu adalah ayahnya Quan Quan. Dia sudah menyukai Min Hui sejak mereka pertama kali bertemu 4 tahun yang lalu.

Xin Qi santai, kalau memang Dokter Zhou menyukai Min Hui, kalau begitu kenapa dia tidak pernah menyatakan cintanya pada Min Hui? Pasti karena Dokter Zhou sadar betul kalau Min Hui tidak menyukainya, makanya dia terlalu takut menyatakan cintanya. Benar, kan?

Xin Qi setulus hati berterima kasih pada Dokter Zhou atas kebaikannya menjaga Min Hui dan Quan Quan selama 4 tahun ini. Dia juga bisa melihat bahwa Min Hui sangan menghargai Dokter Zhou sebagai teman baik.

Tapi menurut sepengetahuannya tentang Min Hui, jika selama 4 tahun terakhir ini Min Hui tidak punya perasaan apa pun terhadap Dokter Zhou, Min Hui tetap TIDAK akan menyukainya di masa mendatang. Terserah Dokter Zhou mau percaya atau tidak.

"Bagaimana denganmu? Apakah kau yakin Min Hui akan kembali menyukaimu?" balas Dokter Zhou.

Xin Qi sempat ragu-ragu sesaat, tapi dengan cepat dia menjawab dengan yakin dan mantap, "iya."

Kembali ke kamar, Xin Qi mendapati Min Hui ketiduran di sofa dan sudah ada sekantong coklat kesukaannya di meja. Xin Qi seketika semakin terpesona menatap wajah damai Min Hui dalam tidurnya.

Sepelan mungkin dia memindahkan posisi Min Hui agar dia bisa tidur lebih nyaman dan menyelimutinya, eeeeh, dia malah sempat melihat Min Hui sekilas membuka mata lalu buru-buru menutupnya lagi dan pura-pura tidur.

Mungkin dia berharap Xin Qi bakalan segera pergi, tapi Xin Qi malah sengaja tetap duduk di sana, terus menatapnya sambil santai memakan coklatnya... sampai akhirnya Min Hui sendiri yang mengakhiri akting tidurnya.

"Quan Quan memang benar, kau ahli pura-pura tidur. Kelopak matamu terus bergerak tadi. Coklatnya sangat enak, terima kasih."

"Aku menyadari hubungan darah benar-benar sesuatu yang ajaib. Waktu Quan Quan tidak mau ke rumah sakit dulu, aku akan membujuknya dengan cokelat."

Min Hui mengaku bahwa beberapa hari ini dia mempelajari data kasus penyakitnya Xin Qi dan baru mengetahui bahwa penyakitnya Xin Qi lima tahun yang lalu ternyata sangat parah, yang itu artinya, Xin Qi mempertaruhkan nyawanya untuk datang ke janji temu lima tahun yang lalu.

Xin Qi membenarkan, namun dia harus melakukannya karena itu adalah janjinya padanya Su Tian saat dia pergi meninggalkan panti asuhan dulu. Dulu, anak-anak panti asuhan tidak ada yang menyukai karena penyakitnya. 

Hanya Su Tian satu-satunya yang menganggapnya sebagai teman. Karena itulah, Xin Qi pun selalu menganggap Su Tian sebagai adik kandungnya, satu-satunya kerabatnya di dunia ini.

"Meski aku tidak kenal lama dengannya, namun semua topik yang dia bicarakan selalu tentang dirimu. Dia selalu berharap bertemu lagi denganmu. Dia bilang, asalkan kau berdiri di hadapannya dengan sehat, dia sudah sangat puas."

"Terima kasih, Min Hui. Terima kasih sudah menemani Su Tian dan membiarkanku mendengar ini."

"Tak kusangka akan ada hari kita bisa membicarakan Su Tian dengan tenang."

"Benar. Tidak disangka."

Epilog:

Lima tahun lalu saat mereka tengah jalan-jalan, Min Hui tiba-tiba tertarik pada sebuah toko yang menjual aksesoris. Satu-satunya aksesoris yang paling menarik perhatiannya dan paling disukainya adalah sebuah gelang.

Sayangnya saat Xin Qi berniat membelikannya, si pemilik toko berkata bahwa dia tidak bisa membelinya begitu saja, karena semua barang yang ada di sini hanya boleh didapatkan melalui keberuntungan. Kenapa? Karena terkadang cinta itu tergantung pada takdir.

Mereka harus memilih salah satu nomor undian di dalam kantong keberuntungan. Mereka dapat nomor berapa, berarti barang dengan nomor yang samalah yang akan mereka dapatkan. Gelang itu sendiri bernomor satu, tapi sayangnya, Min Hui dapatnya nomor tiga.

Terpaksalah dia hanya bisa ikhlas membawa pulang sepasang anting-anting, walaupun anting-anting itu juga cantik, tapi Xin Qi memperhatikan Min Hui masih berat memandangi gelang tersebut. 

Maka setelah mereka pergi tak lama kemudian, Xin Qi kembali seorang diri ke toko tersebut dan membeli semua kantong keberuntungan itu... "Aku tidak ingin mengandalkan takdir untuk mendapatkan orang yang kusukai. Aku ingin berusaha sendiri."

Ibu pemilik toko setuju, dan begitulah bagaimana caranya Xin Qi mendapatkan gelang itu untuk Min Hui. Namun entah ada di mana gelang itu sekarang.

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments