Quan Quan sekarang tertidur nyenyak setelah capek kegiatan tadi siang, apalagi tadi dia semangat banget memperkenalkan Xin Qi sebagai ayahnya pada teman-temannya. Mommy dan Papa-nya sekarang kelaparan, apalagi si Papa yang lahap banget makannya kayak belum makan seharian.
Yang tidak Min Hui sangka, ternyata Xin Qi memang belum makan seharian. Soalnya demi pulang cepat, dia harus lembur menyelesaikan pekerjaannya sepanjang malam nyambi belajar bikin kue secara daring, lalu naik pesawat pagi-pagi dan langsung pergi ke sekolah, sama sekali tidak ada waktu untuk makan.
Tak peduli sesibuk apa pun dia, tapi dia akan selalu meluangkan waktu untuk putranya. Selama dia masih sanggup, dia akan melakukan dan memberikan yang terbaik untuk putranya.
Aww, Min Hui terharu, "terima kasih."
"Tidak perlu, Quan Quan kan anakku juga."
"Aku ingin berterima kasih padamu karena kau tidak membuatku menyesal mengenalkanmu pada Quan Quan."
Keesokan harinya, Min Hui memberikan sepotong kue tart yang mereka buat kemarin untuk Cao Mu, ini titipan Quan Quan untuk Cao Mu yang merupakan ibu angkatnya Quan Quan. Cao Mu langsung bisa menebak kalau kue ini sudah pasti bukan Min Hui yang bikin. Ngaku saja deh, siapa yang membuat kue ini?
Min Hui seketika tersipu malu, ya memang bukan dia, mana pernah dia bisa bikin kue sebagus ini. Wah! Cao Mu jadi semakin penasaran, dilihat-lihat dari ekspresi Min Hui yang kayak lagi jatuh cinta ini, jelas yang bikin kue ini bukan Dokter Zhou. Siapa?... Oooooh! Guru pembuat kue kah? Pfft! Jelas bukan lah. Terus siapa dong?! Cao Mu kepo banget nih.
"Apa kau ingat aku pernah membahas tentang ayahnya Quan Quan?"
"Ingat. Kenapa? Pria tak berperasaan itu kembali mencarimu? Kuberitahu kau, Min Hui, jika pria itu kembali..." Cao Mu seketika terdiam, sadar kalau ayahnya Quan Quan memang beneran sudah kembali.
Min Hui membenarkan. Bukan cuma kembali, dia juga sudah berkenalan dengan Quan Quan, dan pria itu adalah Xin Qi. WHAT???!!! Cao Mu shock. Tapi informasi ini akhirnya membuatnya mulai mengerti tentang kenapa dia selalu merasa bahwa ada aura aneh di antara Min Hui dan Xin Qi.
Min Hui bersikeras bahwa hubungannya dengan Xin Qi tidak seperti yang Cao Mu pikirkan, mereka cuma ayah dan ibunya Quan Quan. Min Hui tak percaya, biarpun sekarang mereka tidak ada hubungan apa pun, tapi siapa yang tahu di masa depan nantinya.
Buktinya dua bulan yang lalu Min Hui tidak kepikiran bakalan tinggal bersama Xin Qi, tapi sekarang mereka bertemu siang dan malam. Fakta kalau mereka bertemu kembali setelah bertahun-tahun berpisah, jelas membuktikan kalau mereka memang berjodoh. Cao Mu merestui mereka, Xin Qi juga tampan, mereka cocok. Namun Min Hui malah masih ragu-ragu.
"Min Hui, jangan biarkan bayangan masa lalu menutupi kebahagiaan hari ini. Jika kau punya perasaan terhadapnya, maka hal lain tidak penting."
"Aku mengerti. Jika suatu hari nanti aku yakin dengan perasaanku, aku pasti tidak akan menghindar."
Tepat saat itu, Cao Mu mendapatkan pesan dari Jia Jun yang mengajaknya ketemuan. Cao Mu pun langsung pergi saat itu juga, dia juga ingin mengejar kebahagiaannya sendiri. Wah! Min Hui jadi penasaran, siapa sih cowok barunya Cao Mu yang membuatnya bertingkah aneh belakangan ini.
Di rumah sakit Jiaren, Dokter Zhou hampir saja senang saat diberitahu kalau Min Hui datang mencarinya. Namun yang tak disangkanya, ternyata ada Xin Qi juga di sana. Jadi begini, karena para pemegang saham Grup Angie (pemegang saham terbesar Blue Jay) masih pesimis dengan proyek Teknologi Pemodelan Jantung AI.
Karena itulah, Xin Qi ingin dia membuat demo model sederhana yang bisa Xin Qi gunakan untuk meyakinkan para pemegang saham terhadap proyek ini. Kedatangan mereka kali ini adalah karena mereka butuh contoh kasus penyakit khusus untuk dijadikan model demo, kasus penyakit jantung yang cukup kompleks dan sulit perawatannya, kalau bisa, penyakit jantung bawaan .
Dokter Zhou bersedia membantu dengan senang hati untuk mencarikan contoh kasus yang Min Hui butuhkan, tapi dia juga memperingatkan bahwa jika sudah menemukan kasus yang cocok, dia butuh izin dari si pasien karena ini berhubungan dengan privasi pasien. Jika pasien tidak memberi izin, ya dia tidak boleh dan tidak bisa menggunakannya.
Xin Qi yang sedari tadi gelisah dan cemburu melihat Dokter Zhou terus bergerak mendekati Min Hui, sontak pindah tempat menjadi pembatas di tengah-tengah mereka sembari mengingatkan Dokter Zhou bahwa tugasnya cuma mencarikan contoh kasus yang cocok.
Bahkan saat Dokter Zhou berusaha mengajak Min Hui makan siang atau makan malam bersamanya, Xin Qi langsung menolaknya duluan dengan alasan bahwa Min Hui tidak ada waktu. Min Hui sibuk untuk pembuatan demo, waktunya sangat mendesak, mereka harus kerja lembur sampai malam, dia juga sudah menyuruh Hardy untuk menjaga Quan Quan hari ini.
Cao Mu antusias banget menunggu Jia Jun di tempat janjian mereka, meyakini kalau Jia Jun pasti mau menyatakan cinta. Keyakinan itu semakin menguat saat tiba-tiba muncul sekelompok pemusik memainkan lagu romantis.
Duh, Cao Mu senang banget... sampai saat dia menyadari para pemusik itu bukan untuknya, melainkan dari seorang pria lain yang sedang melamar kekasihnya. Malah Jia Jun baru muncul di sisinya dengan wajah terkagum-kagum menyaksikan adegan lamaran wanita lain di hadapan mereka itu.
Cao Mu jelas kecewa, ternyata Jia Jun mengajaknya keluar bukan untuk menyatakan cinta, melainkan cuma untuk mengajaknya nonton bioskop.
Eh tapi waktu di bioskop, tiba-tiba ada yang mengumumkan pada para penonton untuk menyaksikan momen bahagia dan indah, yang mana seorang pria hendak menyatakan cinta pada wanita idamannya.
Wah! Wah! Wah! Cao Mu langsung kepedean, bahkan langsung berdiri saat lampu sorot menyorotnya... errr... nggak ding, tuh lampu sorot ternyata cuma melewatinya doang. Wkwkwk! Nyatanya semua ini untuk melamar wanita lain juga. Maluuuuu banget! Cao Mu kesal dan langsung berakting seolah dia berdiri cuma untuk mencari ponselnya. Iiish! Nyebelin!
Bahkan dalam perjalanan pulang, banyak sekali pasangan berromantis ria di sepanjang jalan yang otomatis membuat Cao Mu jadi semakin kesal, apalagi Jia Jun tampaknya tidak peka sama sekali. Begitu sampai depan rumahnya juga Jia Jun cuma pamit doang.
Cao Mu kesal dan langsung saja mengonfrontasinya, "Chen Jia Jun, kau anggap aku ini apa?"
"Pacar," jawab Jia Jun. HAH? Menyatakan cinta aja belum, sudah jadi pacar aja. Cao Mu antara bingung dan kesal mendengarnya.
Setelah beberapa lama lembur, Min Hui kasihan juga melihat timnya kecapekan dan akhirnya menyuruh mereka pulang duluan dan istirahat. Dia benar-benar bos yang baik dan pengertian, padahal dia sendiri masih terus lanjut bekerja.
Dia bahkan menyuruh Xin Qi untuk pulang duluan juga, lagian Xin Qi juga tidak bisa membantunya dalam masalah teknis, jadi mending Xin Qi pulang dan menemani Quan Quan saja.
Namun Xin Qi tidak terima diusir begitu saja, "kau sungguh menganggap aku bapak rumah tangga?"
Saat Min Hui mencetak data tak lama kemudian, Xin Qi mendadak muncul dari belakangnya, cuma berniat mengambil data yang barusan tercetak, tapi gara-gara dia munculnya dadakan, Min Hui refleks berbalik padanya dan otomatis membuat mereka berada dalam jarak yang sangaaaat dekat.
Tepat saat itu juga, listrik mendadak padam. Xin Qi jadi terbawa suasana sehingga dia langsung mendekat untuk menc1umnya... saat tiba-tiba saja satpam muncul menyoroti mereka dengan senternya. (Haiyah! Ganggu aja nih pak satpam)
Pak satpam seketika canggung menyadari dia sudah jadi pengganggu romantisme dua insan tersebut dan langsung cepat-cepat pamit, silahkan dilanjutkan saja. Pfft! Min Hui dan Xin Qi seketika canggung dan jadi salting karenanya, dan akhirnya memutuskan untuk pulang saja sekarang.
Setibanya di rumah, mereka malah mendapati Hardy kewalahan menghadapi Quan Quan. Mukanya sudah coreng moreng oleh ulahnya Quan Quan. Jadi ceritanya, Hardy sedang berusaha membujuk Quan Quan minum obat, tapi dengan cara mengajaknya taruhan main suit. Kalau Quan Quan kalah, maka Quan Quan harus minum obat.
Yang jadi masalah, dia meremehkan Quan Quan yang benar-benar mewarisi kepintaran dan kelicikan ayahnya. Jadilah sekarang Hardy yang harus menderita tanpa hasil sama sekali karena Quan Quan yang menang terus menerus.
Untungnya dia cepat terselamatkan berkat kepulangan Mommy dan Papa-nya Quan Quan. Malah mereka berdua bisa dengan mudah dan cepat bekerja sama membujuk Quan Quan untuk minum obat tanpa drama sama sekali.
Yaaa walaupun si anak pintar Quan Quan mengerti kalau mereka cuma berakting untuk membujuknya, namun karena akting dan bujukan mereka tulus, jadinya dia bersedia meminum obatnya. Sudah minum obat, Papa langsung mengajaknya main dan Hardy pun akhirnya bisa pulang dengan selamat.
Tepat setelah itu, Min Hui ditelepon Cao Mu yang ngomel-ngomel kesal gara-gara Jia Jun yang sembarangan menyebutnya pacar cuma karena mereka pernah berc!um4n.
Tapi waktu Min Hui memberi solusi mudah untuk berhenti saja menemui pria itu lagi, Cao Mu menolak. Soalnya sebenarnya tuh cowok baik kok, cuma rada bodoh saja, tapi sikap bodohnya sebenarnya imut juga.
"Selamat Bu Cao kau sudah berpacaran lagi. Bawa dia menemuiku dua hari lagi. Sudah dulu ya, dadah."
Tak lama kemudian saat Min Hui mulai sibuk lembur lagi, Xin Qi mendadak muncul membawakan sebuah data kasus pasien jantung, dan setelah melihat data-datanya, Min Hui langsung senang karena data kasus pasien yang inilah yang paling cocok dengan yang dia butuhkan untuk proyek ini. Dia bahkan langsung semangat ingin pergi menemui si pasien besok untuk meminta izinnya untuk memakai kasusnya ini sebagai bahan penelitian.
"Langsung gunakan saja. Tidak perlu meminta izin," ujar Xin Qi.
"Sebentar. Langsung digunakan..." Ah! Min Hui seketika paham, ini data kasus penyakit jantungnya Xin Qi sendiri. Xin Qi membenarkan sekaligus memperingatkan Min Hui untuk merahasiakan masalah ini, karena jika orang-orang sampai tahu bahwa CEO Blue Jay pernah menderita penyakit jantung yang begitu parah, bisa-bisa harga saham Blue Jay bakalan anjlok.
"Aku tidak akan menyebarkannya. Terima kasih."
"Untuk apa berterima kasih? Karena sekarang kau sudah menemukan kasus penyakitnya, sebaiknya baca lagi besok. Pekerjaanmu hari ini seharusnya sudah selesai. Jangan selalu menyuruh orang lain istirahat, kau kan juga bukan Iron Man," ujar Xin Qi sambil menarik Min Hui dari meja kerjanya biar dia segera beristirahat juga. Met malam.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam