Shi Qi jelas panik dan ketakutan saat Pangeran Ning menguncinya di tembok, tapi dengan cepat dia menguasai diri dan bertindak tegas mendorong Pangeran Ning dan menolaknya dengan alasan bahwa mereka sedang berada di tempat dan waktu yang tidak tepat.
Namun sikapnya ini malah membuat Pangeran Ning semakin tertarik padanya, dia yakin sekali kalau kejadian malam itu pasti membuat Han Sheng jatuh cinta pada Shen Qin, bagus sekali kalau begitu, berarti Shen Qin akan bisa lebih mudah membantunya mendapatkan benda milik Putra Mahkota yang dipegang oleh Han Sheng.
Tepat saat itu juga, Han Sheng mendadak muncul dan melihat bayangan mereka dari balik pertisi kertas jendela. Jelas saja dia jadi curiga, tapi anak buahnya Pangeran Ning dengan cepat memberi isyarat sehingga Shi Qi langsung mendorong Pangeran Ning menjauh dan Pangeran Ning dengan muka tanpa dosanya bersikap seolah dia cuma sedang ngobrol dengan Shen Qin karena mereka teman lama.
Malam harinya Pangeran Ning bersenang-senang di rumah bordir. Sebenarnya dia juga ada sedikit sisi baik. Saat madam tempat itu menawarkan gadis-gadis remaja padanya, Pangeran Ning sontak murka memerintahkan dan mengancam si madam untuk melepaskan para pekerja di bawah umur itu.
Tapi dalam hal wanita dewasa, dia memang br3ngsek bin pl4yboy. Saat tak sengaja dia menabrak Shen Qin (dalam wajah Shi Qi). Kecantikannya dan sikapnya yang jelas-jelas menggodanya membuat Pangeran Ning langsung tertarik padanya hingga Pangeran Ning langsung menariknya masuk ke kamar.
Kejadian ini tak sengaja disaksikan oleh Ying Xiu yang kebetulan lewat dan jelas saja dia kaget mengira Shi Qi-lah yang masuk ke kamar bersama pria.
Keesokan harinya, Shi Qi datang lagi memenuhi panggilan Shen Qin hanya untuk menanyakan barang yang dicarinya. Shi Qi mengaku belum menemukannya. Shen Qin jadi curiga dan langsung menyingsingkan lengan bajunya Shi Qi dan menemukan tanda merah itu di sana.
Pantas saja Shi Qi kesulitan mencarinya, Han Sheng bahkan belum pernah menyentuhnya. Shen Qin jadi ingin membantu mereka untuk menunaikan kewajiban mereka sebagai suami istri biar Shi Qi bisa lebih punya lebih banyak akses di rumah itu untuk mencari benda itu.
Malu, Shi Qi sontak ngotot menolak bantuannya dan berjanji akan mencari cara lain untuk mencari dan mendapatkan benda itu. Hmm, tapi Shen Qin jelas tidak akan melepaskan masalah ini begitu saja dan bertekad untuk membantu Shi Qi secara diam-diam.
Malam harinya saat Shi Qi tengah merenung galau sembari menatap benda milik kakaknya, bingung apa yang harus dia lakukan karena sebenarnya dia tidak ingin mengkhianati pahlawan penyelamatnya.
Tepat saat itu juga, tiba-tiba saja ada seorang anak perempuan imut yang muncul di hadapannya dan menyapa... "Jadi kau istri ayahku."
Hah? Han Sheng sudah punya anak? Saking penasarannya, anak itu langsung mengecek seluruh wajah Shi Qi kanan-kiri-atas-bawah, lalu dengan gaya sok dewasanya dia geleng-geleng kepala dan memutuskan bahwa dari segi penampilan, Shi Qi bukan tipe gadis yang disukai ayahnya, pantas saja mereka tidur pisah kamar. Pfft!
"Oh, jadi ayahmu hanya menyukai ibumu?"
"Ayahku belum pernah bertemu ibuku (Hah?). Aku juga belum pernah bertemu ibuku," ujar anak itu. (Errr... berarti dia bukan anak kandungnya Xiao Han Sheng dong).
"Yuan Bao," panggil Han Sheng tiba-tiba memanggil anak itu.
Yuan Bao sontak panik memaksa Shi Qi untuk menggendongnya dan melindunginya dari ayahnya. Kenapa dia ketakutan sama ayahnya?... Karena dia ternyata datang kemari dengan cara kabur dari asrama akademinya.
Han Sheng langsung berusaha menarik Yuan Bao dari gendongan Shi Qi, tapi Yuan Bao bertahan sekuat tenaga dengan cara berpegangan pada bajunya Shi Qi hingga tiba-tiba saja BREEET! Baju luarnya Shi Qi terbuka yang sontak saja membuat Han Sheng salting. Hehe.
Dia terus berusaha menarik Yuan Bao tapi tenaga Yuan Bao ternyata kuat banget sambil mewek heboh mengeluhkan Han Sheng yang tidak pernah ada untuknya karena selalu pergi berperang.
Frustasi, Han Sheng akhirnya memutuskan mengalah saja daripada bajunya Shi Qi semakin terbuka. Dengan canggung dia mengizinkan Yuan Bao bermalam di sini lalu bergegas pergi. Senang, Yuan Bao jadi semakin suka sama istri ayahnya ini sehingga saat itu juga dia memutuskan bahwa mulai sekarang, Shi Qi adalah ibunya.
Bahkan keesokan malamnya, dia dengan antusias membantu ibu barunya itu berias agar Shi Qi cantik dan wangi supaya ayahnya menyukai Shi Qi. Jika ayahnya menyukai Shi Qi, maka ayahnya itu akan bisa pergi berperang dengan tenang dan membiarkannya untuk tinggal di sini bersama Shi Qi. (Pfft! Ada maunya ternyata)
Yuan Bao mengaku bahwa dia sangat ingin tinggal di sini. Ini pertama kalinya dia memiliki ayah dan ibu lengkap sejak dia lahir. Mereka sekarang ibu dan anak, jadi harus saling membantu. Shi Qi membantu dia, dan dia pun akan membantu Shi Qi.
Berdasarkan informasi dari pelayan barunya Shi Qi, Yuan Bao sudah kehilangan ibunya sejak dia bayi. Ditambah lagi, Han Sheng juga selalu pergi berperang, makanya Yuan Bao haus perhatian dan kasih sayang orang tua.
Biarpun Han Sheng ayahnya, tapi sebenarnya bukan ayah kandungnya. Ayah kandungnya Yuan Bao adalah mendiang wakil jenderal yang gugur di medan perang. Han Sheng kasihan pada Yuan Bao, makanya Han Sheng mengadopsinya.
Petunjuk baru dari kasus kematian Putra Mahkota semakin mencurigakan karena catatan kasim pada hari kejadian itu malah hilang, jelas ada orang yang sedang berusaha menghalangi penyelidikan ini.
Si penasihat militer menyarankan Han Sheng untuk memanfaatkan istrinya saja karena dia masih sangat meyakini kalau Shen Qin ada andil dalam kasus ini. Namun Han Sheng bersikeras menolak, karena dia juga sangat meyakini bahwa istrinya itu tidak tahu apa-apa dan dia yakin kalau istrinya itu tidak sedang berakting.
Yuan Bao punya ide mengajak ibu barunya untuk membangun tenda di tengah taman rumah dengan menggunakan kunang-kunang sebagai lampu dan memintanya untuk menceritakan kisah dongeng. Namun jelas tujuan utamanya bukan ini, melainkan mengharapkan kedatangan ayahnya, dan harapannya akhirnya terkabul tak lama kemudian saat sang ayah akhirnya muncul.
Han Sheng mengira kalau Yuan Bao sendirian, makanya dia langsung canggung begitu melihat Shi Qi. Yuan Bao langsung menarik ayahnya masuk, mendudukkannya bersama mereka dan membuat mereka bertiga saling berangkulan selayaknya keluarga lengkap nan bahagia, dan menyuruh ayahnya untuk membuat satu permintaan pada kunang-kunang.
"Ibu berkata bahwa satu kunang-kunang mewakili satu permintaan," ujar Yuan Bao.
Itu adalah kata-kata yang lagi-lagi membuat Han Sheng tercengang dan membuatnya penasaran dari mana Shi Qi mendengar kata-kata semacam ini. Shi Qi dengan canggung mengaku bahwa dia membacanya di sebuah buku lalu berusaha cari-cari alasan untuk menghindar.
Namun Han Sheng dengan cepat mencegahnya, malah memintanya untuk tetap di sini karena dia ingin menceritakan kisah tentang kunang-kunang. Kisah yang diceritakannya sebenarnya memiliki pesan moral yang baik, tapi kisahnya benar-benar bikin ngantuk sehingga Shi Qi dan Yuan Bao sudah ketiduran nyenyak saat Han Sheng selesai bercerita.
Tapi tak pelak pemandangan ini membuat Han Sheng jadi semakin terpesona pada sang istri hingga dia langsung geser mendekat sehingga saat kepala Shi Qi oleng, langsung tersandar ke bahu Han Sheng.
Tepat saat itu juga, sekumpulan kunang-kunang keluar dari dalam lampion kertas dan salah satunya hinggap di bahunya Shi Qi. Pemandangan yang kontan mengingatkan Han Sheng pada gadis yang dia selamatkan dan menyelamatkannya di di masa lalu.
Flashback...
Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga menarik Han Sheng dengan tandu, pada akhirnya Shi Qi tidak kuat hingga dia terjatuh, dan bahunya yang digunakan untuk menarik tandu jadi terluka dan berdarah.
Di tengah kegelapan inilah, tiba-tiba saja bermunculan banyak sekali kunang-kunang yang menerangi sekitar mereka. Kunang-kunang inilah yang membuat Shi Qi kembali bersemangat, membuatnya memiliki harapan lagi.
Flashback end.
Tepat saat itu juga, Shi Qi tiba-tiba terbangun, lalu Yuan Bao ngelindur dan tak sengaja menarik bajunya Shi Qi sehingga terlihatlah bekas luka yang ada di bahu Shi Qi. Jelas saja Han Sheng kaget dan tercengang mengenali bekas luka itu, bekas luka yang sama dengan yang dimiliki gadis di masa lalunya.
"Bagaimana bisa kau mendapatkan bekas luka ini? Siapa kau sebenarnya?" tuntut Han Sheng.
Sayangnya, tepat saat itu juga, pengawalnya Shi Qi muncul mengabarkan tentang kedatangan Kasim Hai lagi. Kali ini Kasim Hai datang dengan membawakan seteko arak yang dia bilang dari Kaisar untuk kedua pengantin baru.
Han Sheng dan Shi Qi percaya-percaya saja, padahal sebenarnya itu bukan dari Kaisar, melainkan dari Pangeran Ning. Kasim Hai disuap oleh Pangeran Ning untuk membawa arak itu ke mereka dengan mengatasnamakan Kaisar.
Hmm, sepertinya Pangeran Ning menginginkan giok Putra Mahkota itu karena mungkin dia ada hubungan dengan kematian Putra Mahkota, dan Kasim Hai kongkalikong dengannya.
Namun yang tidak semua orang ketahui, bahkan Pangeran Ning pun tidak tahu, Shen Qin diam-diam mencampur arak itu dengan obat p3r@ngs4ng. Selain itu, dia juga diam-diam mencampurkan obat itu di arak yang diminum Pangeran Ning sehingga jadilah mereka menghabiskan malam bersama.
Pada saat yang bersamaan, setelah meminum secangkir arak itu bersama, Shi Qi berniat mau menghindari Han Sheng. Namun Han Sheng dengan cepat mencegahnya pergi untuk menuntut jawaban tentang segala keanehan Shen Qin/Shi Qi.
Apa mereka pernah bertemu sebelumhya? Siapa yang memberitahu Shi Qi tentang kunang-kunang? Shi Qi menyangkal kalau mereka pernah bertemu dan mengklaim tidak ingat siapa yang memberitahunya tentang kunang-kunang.
Tapi Han Sheng masih ingat, "aku ingat orang yang memberitahuku tentang kunang-kunang, memiliki tahi lalat di matanya. Aku ingat suaranya, ingat semua kata yang diucapkannya. Aku mengingat setiap gerakannya. Jika dia muncul di hadapanku, aku ingin bertanya padanya, apalah dia masih mengingatku?"
"Dia mungkin ingat. Sudah larut, aku pergi."
"Baiklah. Kalau begitu aku ingin memberitahunya sekarang. Tiga tahun terakhir ini, dia tidak pernah meninggalkan pikiranku. Aku ingin bertanya padanya, apakah panah itu mengejutkannya? Aku ingin bertanya, apakah luka di bahunya masih sakit? Aku juga ingin bertanya, apakah dia juga sama sepertiku, selalu melihat hutan malam itu dalam mimpinya?"
Shi Qi hampir menangis mendengarnya, tapi sekarang dia bukan dirinya yang asli, wajahnya yang sekarang bukan wajahnya yang sebenarnya. Jadi terpaksa dengan berat hati dia berbohong bahwa dia bukan orang itu, Han Sheng sudah salah orang.
"Lihatlah saya. Apakah saya adalah dia?"
Wajahnya memang berbeda dari wanita di masa lalu, akan tetapi bagi Han Sheng... "penampilannya tidak terpatri di mataku, melainkan di dalam hatiku. Jika kau benar-benar bukan dia, maka anggap saja pertanyaanku tadi sebagai ucapan untuk dia tiga tahun yang lalu."
Ucapannya inilah yang akhirnya membuat Shi Qi luluh dan langsung memeluknya, secara tak langsung mengonfirmasi bahwa dia memang gadis tiga tahun yang lalu... dan akhirnya mereka pun 'menyempurnakan' pernikahan mereka.
Bersambung ke episode 7
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam