Recap A Familiar Stranger Episode 12, Episode 13 & Episode 14

Suatu hari, tabib datang untuk memeriksa Shi Qi dan mendapatinya hamil. Yuan Bao senang sekali mau punya adik, tapi Shi Qi masih galau karena situasi dirinya, makanya dia memutuskan untuk merahasiakan masalah ini dari Han Sheng dulu.

Begitu keluar dari kediaman Han Sheng, si tabib langsung ditangkap oleh orang-orangnya Pangeran Ning. Dair si tabib inilah, Pangeran Ning mengetahui bahwa Istrinya Han Sheng hamil, dan berhubung dulu Shen Qin yang asli pernah bilang kalau dia hamil, makanya Pangeran Ning mengira kalau anak yang dikandung Shi Qi adalah anaknya.
 


Berhubung sekarang Pangeran Ning suka sama Shi Qi (yang dia kira Shen Qin), makanya informasi ini membuatnya senang sekali. Bahkan malam itu juga, dia langsung mencari orang-orangnya dan memerintahkan memerintahkan mereka untuk mencarikan tonik terbaik (untuk kehamilan Shi Qi).
Namun tepat saat itu juga, dia malah tak sengaja melihat Shi Qi mendatangi rumah bordir dengan memakai samaran pria.


Pastinya dia datang untuk menemui Ying Xiu untuk menceritakan situasinya yang sekarang. Dia benar-benar galau, awalanya dia pikir dia tidak akan tinggal lama di sana. Namun Han Sheng sangat baik padanya, sangat amat baik sehingga dia jadi takut kalau Han Sheng akan tahu bahwa dia Shen Qin palsu. Semakin lama dia merasa dirinya jadi semakin serakah. Entah apakah dia hars memberitahukan kebenarannya pada Han Sheng.

Ying Xiu dengan bijak menyemangatinya untuk tetap bersama orang yang dia cintai. Bagaimanapun, semua pertemuan di dunia ini adalah takdir.
 
 
Sudah larut malam, sudah waktunya Shi Qi pulang. Namun saat dia membuka pintu, dia malah langsung berhadapan dengan Pangeran Ning.

Err... tapi sepertinya Pangeran Ning tidak mendengarkan percakapan mereka tadi. Malah fokus utamanya hanya menanyakan masalah kesehatan Shi Qi dan mengembalikan gelang mutiaranya Shi Qi yang tercerai berai saat Shi Qi hampir menvsvknya dengan tusuk konde waktu itu.

Mutiara dalam gelang itu seharusnya berjumlah 17 sesuai dengan namanya Shi Qi (yang artinya 17), namun mutiaranya hilang satu sehingga Pangeran Ning menggantinya dengan mutiara lain.
 
 
Sikap Pangeran Ning terhadap Shi Qi jelas sangat berbeda dibandingkan terhadap Shen Qin, dia lebih lembut dan penuh perhatian. Namun tetap saja Shi Qi tak nyaman dengan sentuhannya.

Pangeran Ning bahkan berjanji tidak akan muncul secara tiba-tiba lagi. Dia mengerti berkat pukulan Shi Qi. Jika Shi Qi tidak ingin bertemu dengannya secara pribadi, maka dia akan mencari segala macam alasan untuk bisa bertemu dengan Shi Qi. Dia mengaku bahwa dia sudah tahu kalau Shi Qi hamil, karena itulah dia berjanji akan baik pada Shi Qi di masa mendatang. 

Dia mencoba menggenggam tangan Shi Qi, tapi Shi Qi sontak melepaskan tangannya, tak senang menyadari kalau Pangeran Ning mengira bahwa anak yang dikandungnya ini adalah anak Pangeran Ning.

Namun terpaksa dia diam karena tidak bisa memberitahukan kebenarannya, dan buru-buru menghindar dengan alasan sudah larut malam, sudah waktunya baginya untuk pulang, jika tidak, dia bakalan dicurigai.
 

Sepanjang jalan, Shi Qi menyadari ada beberapa orang yang mengikutinya. Dia jadi ketakutan, tapi tidak tahu bahwa orang-orang itu sebenarnya para anak buahnya Pangeran Ning yang diperintahkan untuk membuntutinya dan memastikannya pulang dengan selamat.

Untungnya Han Sheng mendadak muncul melindunginya dan menghaj4r orang-orang itu sampai pingsan, sebelum kemudian menyusul Shi Qi dan meyakinkannya bahwa dia sudah aman. Lega, Shi Qi pun refleks memeluknya erat.
 
 
Selama beberapa hari berikutnya, Han Sheng tidak pulang entah ke mana. Shi Qi sangat merindukannya. Saat Yuan Bao mengagumi lukisan seorang pahlawan yang dibuatnya, Yuan Bao bertanya-tanya apakah dia bisa melukis ayahnya.

Shi Qi pun mengaku bahwa dia sebenarnya sudah melukis ayahnya Yuan Bao dan langsung menunjukkan lukisan Han Sheng saat sedang memanah. Dia mengaku bahwa ini adalah lukisan saat dia pertama kali bertemu dengan Han Sheng. Yuan Bao jadi penasaran apakah Shi Qi sudah menyukai Han Sheng sejak mereka pertama kali bertemu.

"Benar. Aku sudah sangat lama menyukai ayahmu," aku Shi Qi.
 

Pada saat yang bersamaan, Pangeran Ning frustasi memikirkan Shen Qin palsu yang sekarang dia sukai tapi tak bisa dia miliki. Dia jadi mabuk-mabukan gara-gara itu dan ujung-ujungnya jadi mendatangi Shen Qin. 

Dalam mabuknya, dia membayangkan melihat wajah Shen Qin yang asli (wajah yang sekarang dimiliki Shi Qi) dan itu membuatnya senang. Namun sedetik kemudian saat dia sadar kalau wajahnya lain, sikapnya seketika berubah dingin sebagaimana sikapnya pada Shen Qin yang asli. Jelas saja Shen Qin tak senang menyadari Pangeran Ning sepertinya mulai jatuh cinta pada Shi Qi yang sekarang memiliki wajahnya.
 

Shi Qi masih terus berharap dan menunggu kedatangan suaminya dengan sabar. Malam itu, dia terbangun tengah malam dan mendapati suaminya tiba-tiba sudah ada di sampingnya dan menatapnya dengan penuh cinta. Shi Qi pun akhirnya bisa lega dan langsung tidur dalam pelukan suaminya.
 
 
Keesokan harinya, Pangeran Ning baru bangun dan mendapati Shen Qin yang asli masih berada di sana. Dia benar-benar tak senang dengan keberadaannya, apalagi dia susah sekali diusir. Akhirnya Pangeran Ning sendiri yang pergi dengan kesal. 

Shen Qin jadi marah besar karenanya, tidak terima karena Pangeran Ning malah jatuh cinta pada Shi Qi yang memiliki wajahnya. Karena itulah, dia berniat mau menghancurkan hubungan Shi Qi dengan Han Sheng dengan menggunakan lukisan mesra dirinya bersama Pangeran Ning yang dulu dilukis oleh Shi Qi.
 

Shi Qi hendak pulang setelah membeli buku-buku yang mungkin bisa memberinya pengetahuan terkait pertukaran wajah saat tiba-tiba saja Kakaknya Shen Qin muncul menghadangnya. Namun tentu saja Shi Qi tidak mengenalnya, jadi dia langsung mau menghindar.

Namun si kakak langsung menyeretnya dengan kasar ke gang sepi di mana Pangeran Ning sudah menunggunya di sana. Biarpun Pangeran Ning bersikap lembut padanya, namun tetap saja Shi Qi tak nyaman, apalagi karena Pangeran Ning masih meyakini kalau anak yang dikandungnya adalah anaknya.
 
Pangeran Ning bahkan langsung mendekatkan kupingnya ke perutnya Shi Qi, ingin mendengarkan detak jantung janin yang dia kira anaknya itu. Shi Qi hampir saja mau memberitahukan kebenaran tentang siapa bapak anak ini yang sebenarnya, tapi tepat saat itu juga, sebuah bola melayang ke arah mereka dan hampir saja mengenai Shi Qi kalau saja Pangeran Ning tidak sigap melindunginya.
 


Sebenarnya cuma seorang anak kecil yang tak sengaja melempar bola terlalu jauh, tapi tetap saja Pangeran Ning marah. Mungkin dia benar-benar akan memarahi anak itu kalau bukan karena Shi Qi yang mencegahnya.

Namun tetap saja biarpun dia berusaha bersikap ramah pada anak itu, aura dingin dan kejamnya begitu terasa hingga si anak langsung pergi sambil menangis.
 
 
Tak lama kemudian, Han Sheng menerima kiriman lukisan mesra Shen Qin dengan Pangeran Ning tepat saat Shi Qi baru saja pulang. Awalnya dia memang kaget, tapi untungnya dia tidak cepat terbawa emosi dengan terlebih dulu menilai seperti apa istrinya yang ada di hadapannya ini dengan wanita nakal yang terlihat di lukisan tersebut.

Jelas istrinya yang polos dan manis ini tidak mungkin wanita yang sama dengan yang ada di lukisan ini. Alih-alih mencurigai istrinya, lukisan ini justru membuat Han Sheng menjadi semakin yakin bahwa istrinya bukan Shen Qin.

Dia jadi semakin bersemangat untuk mengetahui siapa sebenarnya identitas istrinya yang sebenarnya dan siapa pelukis dari lukisan tak senonoh ini.


Di tengah kegalauannya memikirkan masalah ini, sungguh tak disangka dia malah mendapatkan petunjuk penting dari putri angkatnya. Karena melihat ayah angkatnya termenung terus memikirkan istrinya, si pintar Yuan Bao pun langsung menunjukkan padanya lukisannya Shi Qi, lukisan Han Sheng sedang memanah, dan memberitahu Han Sheng bahwa menurut Shi Qi, lukisan ini adalah pertemuan pertama Shi Qi dengan Han Sheng.

Dia juga memberitahu Han Sheng bahwa Shi Qi mengaku bahwa Shi Qi sudah sangat lama menyukai Han Sheng. Sontak saja informasi itu langsung membuat Han Sheng sumringah bahagia.

Berkat lukisan panahan itu pula, Han Sheng jadi mengetahui tulisan di lukisan tak senonoh itu sama persis dengan tulisan di lukisan panahan, yang jelas menunjukkan bahwa kedua lukisan ini dilukis oleh orang yang sama... bernama Shi Qi.

Jika orang yang melukis lukisan tak senonoh ini adalah Shi Qi, maka sudah pasti istrinya yang sekarang bukan Shen Qin, melainkan Shi Qi.
 
 
Untuk memastikan kecurigaannya, Han Sheng pun langsung mendatangi Ying Xiu untuk mencari informasi tentang Shi Qi dan memastikan apakah pelukis lukisan panahan ini adalah Shi Qi. Ying Xiu dengan canggung mengonfirmasi segala pertanyaan Han Sheng tentang Shi Qi. Maka semakin yakinlah Han Sheng bahwa istrinya memang benar Shi Qi dan bukan Shen Qin.
 


Akhirnya, dia mengetahui identitas asli istrinya. Han Sheng bahagia sekali. Saat dia pulang dan melihat istrinya, dia langsung mengetesnya dengan memanggilnya Shi Qi dan Shi Qi refleks menjawab.Pfft! Shi Qi kaget, Han Sheng memanggilnya apa barusan? Namun kali ini Han Sheng pura-pura bodoh lalu cepat-cepat pergi dengan senyum lebar.
 


Malam harinya, Shi Qi malah mendapati kamarnya dikunci dan pelakunya adalah Han Sheng. Pfft! Jelas ini adalah triknya Han Sheng untuk memaksa Shi Qi tidur sekamar dengannya. Ada-ada saja triknya Han Sheng untuk menarik istrinya mendekat padanya.

Saat Shi Qi menanyakan masalah kamarnya yang dikunci, Han Sheng santai menyuruhnya untuk membantunya menggiling tinta, tapi kemudian dia dengan sengaja menyeret tintanya semakin mendekat sehingga Shi Qi berakhir dalam pelukannya.
 

Shi Qi jadi tersipu malu memaksa Han Sheng untuk menyerahkan kunci kamarnya, tapi Han Sheng dengan muka tanpa dosanya mengklaim bahwa dia sudah membuang kuncinya ke danau. Jadi, mau tak mau, Shi Qi harus tinggal sekamar dengannya. Mereka suami-istri, mana ada suami-istri tinggal terpisah. Han Sheng jujur mengaku bahwa dia sudah melihat lukisannya Shi Qi, lukisan dirinya sedang memanah.

Bersambung ke episode 15

Post a Comment

0 Comments