Recap Drama Cina Lost You Forever Episode 1

Cang Xuan - Pangeran Negara Xiyan - cucunya Raja Xiyan, memiliki hubungan dekat bagai saudara kandung dengan sepupunya, Xiao Yao - Putri Negara Haoling. Bersama nenek mereka yang merupakan Ratu Xiyan, mereka tinggal di Istana Puncak Zhouyun di Gunung Xiyan.

Ibunya Xiao Yao dulunya menikah dengan Raja Negara Haoling, namun yang tidak Xiao Yao ketahui, kedua orang tuanya sebenarnya sudah bercerai, makanya sekarang ibunya membawanya tinggal di Xiyan.

Sedangkan Ayah dan Ibunya Cang Xuan sekarang ini tengah berperang. Namun tepat saat Cang Xuan bertanya-tanya pada neneknya tentang kapan kedua orang tuanya akan pulang dari perang, tiba-tiba saja langit menghitam dan bergemuruh yang sontak membuat Ratu Xiyan shock hingga dia pingsan karena itu adalah pertanda buruk.

Benar saja. Tak lama kemudian, kita melihat prosesi pemakaman ayahnya Cang Xuan. Dari sini tampak jelas keluarga kerajaan Xiyan dipenuhi oleh intrik politik perebutan kekuasaan.

Tepat saat Raja Xiyan hendak menutup makam ayahnya Cang Xuan, Ibunya Cang Xuan tiba-tiba muncul dengan mengenakan gaun merah di antara semua orang yang memakai pakaian berkabung, lalu mengumumkan pada semua orang bahwa mereka kalah perang dan suaminya mati karena Xiyan Yipeng - Pangeran Ke-9 - pamannya Cang Xuan, menyabotase surat mereka yang meminta bala bantuan.

Karena keegoisan dan dendam pribadi Xiyan Yipeng, ayahnya Cang Xuan dan enam ribu pasukan Suku Ruoshui mati. Karena itulah, Ibunya Cang Xuan pun langsung men1k4m Xiyan Yipeng.

Ibu lalu memberikan tusuk konde bunga Roumu-nya pada putranya dengan pesan untuk memberikan tusuk konde bunga Roumu ini pada wanita yang Cang Xuan cintai, lalu kemudian Ibu men1k4m dirinya sendiri dan terjatuh ke makam suaminya tepat saat kuburannya menutup, meninggalkan Cang Xuan sendirian di dunia ini.

Cang Xuan akhirnya menjadi yatim piatu dan sangat sedih karena kematian kedua orang tuanya sekaligus. Hanya pada Xiao Yao satu-satunya yang bisa menghiburnya.

Tak lama setelah itu, kesehatan Ratu Xiyan pun semakin memburuk, diperparah dengan rasa bersalahnya karena gagal melindungi putra dan menantunya. Menyadari waktunya sudah dekat, Ratu Xiyan pun memanggil kedua cucunya.

Dia berpesan pada mereka bahwa kehidupan ke depannya akan semakin sulit, karena itulah, ia meminta mereka untuk bersumpah bahwa mereka selalu saling menjaga, saling mempercayai, saling menghargai dan tidak akan saling meninggalkan satu sam lain. Tepat setelah kedua anak itu mengucap sumpah, Ratu pun meninggal dunia juga.

Sekarang setelah Cang Xuan yatim piatu dan tidak memiliki pelindung, anak-anak lain jadi meremehkannya dan membulinya. Cang Xuan sendiri tidak pintar berkelahi, makanya dia gampang ditindas. Untungnya Xiao Yao cepat datang menyelamatkannya dan dengan penuh keberanian melawan para anak laki-laki itu sendirian. 

Xiao Yao memang sangat kuat, itu karena dia memiliki kekuatan roh yang hebat. Makanya biarpun perempuan, dia mampu mengalahkan para anak lelaki itu dengan mudah. Namun dari para anak lelaki itu pula, Xiao Yao baru mengetahui tentang perceraian kedua orang tuanya.


Usai mengalahkan mereka, Xiao Yao lalu menggendong Cang Xuan. Xiao Yao tetap ceria menanggapi perceraian kedua orang tuanya, malah dia merasa senang-senang saja karena itu artinya dia bisa tinggal di Puncak Zhouyun bersama Cang Xuan selamanya.

Namun Cang Xuan mengingatkan bahwa nanti kalau setelah Xiao Yao sudah dewasa, dia pasti akan menikah lalu meninggalkan Puncak Zhouyun dan meninggalkan dia.

"Selama aku meimei-mu selamanya, maka kita tidak akan berpisah selamanya," ujar Xiao Yao.

Cang Xuan setuju. Kalau begitu, mereka pun sepakat untuk selamanya menjadi gege dan meimei. Tak peduli apa pun yang terjadi, mereka berjanji akan selau bersama selamanya sebagai gege dan meimei.

Namun suatu malam, Cang Xuan melihat bibinya (Ibunya Xiao Yao) masih belum tidur dan menangis diam-diam. Sebelumnya, Ibunya Xiao Yao tampak menulis beberapa kitab tentang pengobatan yang kemudian dia sihir ke dalam sebuah liontin.

Ibunya Xiao Yao memberitahu Cang Xuan bahwa dia diperintahkan oleh Raja Xiyan untuk memimpin pasukan untuk berperang. Biarpun dia perempuan, tapi dia seorang prajurit Xiyan, dia bahkan bergelar Putri Jenderal Xiyan.

Dia kemudian memberi Cang Xuan sebuah b3lat1 yang dulunya adalah hadiah pernikahan Raja Haoling untuk kedua orang tua Cang Xuan, sekaligus senjata yang digunakan mendiang ibunya Cang Xuan untuk bvnvh diri.

Sekarang hanya Cang Xuan satu-satunya pria di Istana Puncak Zhouyun. Karena itulah, dia berpesan agar Cang Xuan menjaga dirinya sendiri dan melindungi Xiao Yao. Dia memberitahu Cang Xuan bahwa Xiao Yao itu beda, tapi tidak menjelaskan lebih jauh tentang apa maksudnya dengan 'beda'.

Sebelum pergi, Ibunya Xiao Yao mengalungkan liontion yang kemarin ke leher sang putri dan berpesan padanya untuk selalu menjaga dirinya sendiri dengan baik selama dia tidak ada. Ibu dan putri itu pun saling berjanji bahwa Ibu pasti akan kembali.


Namun beberapa waktu kemudian, mereka mendapatkan kabar bahwa Ibunya Xiao Yao gugur di medan perang, otomatis menjadikan Xiao Yao juga tidak memiliki ibu. Lalu Raja Xiyan memberitahu Cang Xuan bahwa Xiao Yao akan dia kirim ke Gunung Yu untuk belajar di sana. 


Cang Xuan yang telah kehilangan begitu banyak orang terdekatnya dalam waktu begitu singkat, sontak berusaha protes, bahkan rela bersujud dan membenturkan kepalanya berulang kali ke lantai.

Sayangnya, tidak ada negosiasi dalam hal ini. Keputusan Raja Xiyan sudah bulat dan dia meyakinkan Cang Xuan bahwa dia melakukan ini demi keamanan Xiao Yao.

Xiao Yao juga sebenarnya sangat sedih, tapi dia selalu berusaha tegar dan tersenyum di hadapan Cang Xuan. Sebelum pergi, Xiao Yao berpesan pada Cang Xuan untuk rutin menyiram arak pada lebah pohon murbei dan meminta Cang Xuan untuk berjanji untuk menunggunya pulang agar mereka bisa meminum Madu Murbei bersama-sama.

Xiao Yao juga memberinya aksesoris kesayangannya berupa ekor rubah berekor sembilan. Jadi, jika Cang Xuan merindukannya, dia cukup melihat aksesoris ini saja.


Kedua anak itu pun akhirnya terpisah, dan Cang Xuan sontak menjerit sekuat tenaga, melampiaskan segala kesedihan dan frustasinya karena harus terpisah dari Xiao Yao juga. Entah apa yang kemudian terjadi pada hidup kedua anak ini.


300 tahun kemudian...

Di sebuah pasar di Kota Qingshui, ada seorang pendongeng yang menceritakan tentang pembukaan kisah kita ini. Manusia, Dewa dan siluman hidup bersama di dunia yang kacau. Ada tiga negara dalam  kisah kita ini.

Negara Haoling adalah negara yang kuat dan kaya, Negara Chenrong yang paling luas dan memiliki populasi paling banyak, dan Negara Xiyan memiliki militer yang kuat.

Perang terakhir kali adalah perang di antara Xiyan dan Chenrong yang dimenangkan oleh Xiyan, namun dalam prosesnya menewaskan Putri Jenderal Xiyan (Ibunya Xiao Yao) dan jenderal Chenrong yang bernama Chenrong Ci Chen.

Negara Chenrong kalah total. Sekarang Negara Chenrong menjadi bagian dari Negara Xiyan sehingga sekarang hanya tersisa dua negara (Xiyan dan Haoling).


Meneruskan ceritanya, si pendongeng sekarang menceritakan tentang adanya dua anak yatim piatu di Puncak Zhouyun, namun kemudian keduanya terpisah dan tidak pernah bertemu lagi. Tapi kali ini kisah yang dia ceritakan agak dilebih-lebihkan dan detilnya agak beda dari aslinya.

Dari ceritanya ini pula, kita mengetahui bahwa setelah perpisahannya dengan Xiao Yao, hidup Cang Xuan tidak mudah sehingga akhirnya dia juga terusir dari Xiyan dan menjadi pangeran sandera di Negara Haoling dan menjadi akrab dengan Tuan Putri Kedua Haoling. Kabarnya, sekarang dia sudah melupakan Putri yang dikirim ke Gunung Yu.

Dia begitu asyik dengan ceritanya tanpa sadar bahwa salah satu dari penontonnya sebenarnya adalah Xiao Yao. Namun entah apa yang terjadi padanya sehingga sekarang dia menyamar jadi pria dan berprofesi sebagai tabib khusus fertilitas bernama Wen Xiao Liu (untuk sekarang ini, aku panggil dia Xiao Liu, biar tidak bingung). 


Kehebatan ilmu medisnya diakui dan dikagumi oleh banyak orang. Ramuan obatnya telah sukses membuat seekor siluman kelinci yang sudah lama tidak punya anak, akhirnya melahirkan 7 ekor anak kelinci. Dia sebenarnya bukan bidan, tapi di saat darurat, dia terpaksa menggunakan keahlian dan ilmunya untuk menjadi bidan dadakan untuk si siluman kelinci yang mendadak kontraksi.

Pada saat yang bersaman, kita bertemu dengan Cang Xuan. Sejak menjadi pangeran sandera di Haoling, dia jadi akrab dengan Putri Kedua Haoling yang bernama A Nian, tapi bahkan sampai sekarang, dia tidak pernah melupakan Xiao Yao dan masih aksesoris ekor rubah berekor sembilan.

Sekarang dia dan A Nian sedang dalam perjalanan menuju Kota Qingshui. Kota ini biarpun terlihat biasa saja, tapi ini satu-satunya wilayah yang tidak berada di bawah yuridiksi kedua negara.

Saat melihat seorang wanita yang memiliki tanda merah bunga persik di keningnya yang sama persis dengan tanda merah yang dimiliki Xiao Yao dulu, dia langsung mengejar wanita itu, tapi tentu saja dia salah orang dan langsung meminta maaf begitu menyadarinya. Saat itulah dia baru memperhatikan bahwa kebanyakan wanita memang memiliki tanda merah bunga persik yang mereka gambar kening mereka.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments