Sinopsis Drama Cina Hidden Love Episode 10

Episode 10: Bercanda, Berikan Aku Alasan Melupakannya.

Jia Xu tiba-tiba saja membuka matanya sehingga langsung menatap Sang Zhi yang jelas saja membuat Sang Zhi begitu terpana... sampai saat Jia Xu tiba-tiba memecahkan keheningan dengan bertanya apakah Sang Zhi sudah selesai menyekanya.

Baru sadar, Sang Zhi buru-buru menjauh ke toilet lagi untuk menenangkan jantungnya yang berdebar sambil diam-diam menggerutui Jia Xu yang mendadak buka mata nggak ngomong-ngomong. Pfft!

Saat dia keluar toilet tak lama kemudian, dia mendapati Jia Xu masih saja berkutat dengan HP-nya. Dia benar-benar berdedikasi pada pekerjaannya dan baru berhenti saat Sang Zhi mengingatkannya untuk istirahat.

Namun Sang Zhi sendiri tidak bisa tidur, apalagi dengan keberadaan mas crush di sampingnya. Akhirnya dia mengecek HP-nya yang sedari tadi belum tersentuh, dan mendapati beberapa misscall dan pesan dari teman-temannya yang mengkhawatirkannya

Sang Zhi awalnya mau bilang ke mereka bahwa gege-nya sakit, tapi sedetik kemudian dia langsung meralatnya, jelas karena dia tidak ingin menganggap mas crush-nya sebagai gege-nya tapi juga tidak ingin memberitahu mereka detilnya, jadi dia hanya memberitahu mereka bahwa kerabatnya sedang sakit, jadi dia tidak akan pulang malam ini.


Selain itu, juga ada voice note dari Jiang Ming yang memberitahu kalau dia sudah menunggu di pintu bioskop. Namun dia asal putar voice note-nya, suaranya terdengar kencang banget yang sontak saja membuat Sang Zhi panik mematikannya. 

Dia pikir dia aman karena Jia Xu sepertinya sudah tidur, tapi semenit kemudian, Jia Xu tiba-tiba bersuara dan kepo menanyakan siapa orang yang mengajak Sang Zhi kecil nonton dengan alasan kalau dia akan membantu Sang Zhi menilai orang itu baik atau tidak. Sang Zhi masih kecil, takutnya ditipu dan dipermainan orang.

"Kalau diceritakan, bisa semalaman baru selesai. Ada banyak sekali."

"Oh? Sang Zhi kecil kita ternyata populer sekali ya."

"Tentu saja, aku kan cantik."

Jia Xu tidak menanggapinya lagi, Sang Zhi jadi bingung. Maka kemudian dia dengan sengaja mengungkit umurnya Jia Xu yang sudah tua dan mengingatkan Jia Xu untuk tidur cepat saja dan tidak usah kepo dengan kehidupan anak muda sepertinya. Jia Xu tidak mengerti kehidupan anak muda sepertinya, dia ceritakan pun Jia Xu tidak mengerti. 

 
Keesokan paginya, Sang Zhi membantu Jia Xu menyeka wajahnya lagi. Namun kali ini dia melakukannya dalam jarak agak jauh dan agak canggung daripada kemarin. Setelah itu dia pamit mau kuliah dulu, dia akan kembali nanti malam, ngomong saja kalau Jia Xu minta dibawakan apa pun.

Kalau begitu, Jia Xu memintanya untuk pergi ke rumahnya untuk mengambilkannya laptopnya, dia harus bekerja soalnya. Sang Zhi tidak setuju, dia masih sakit, lebih baik istirahat saja. Pokoknya dia tidak mau mengambilkan, kalau yang lain boleh.

Jia Xu geli mendengarnya dan langsung pura-pura mengeluh, Sang Zhi kecil benar-benar sudah dewasa yah, bahkan sudah bisa mengajarinya sekarang.

"Memang sudah dewasa. Sudah bukan anak-anak lagi," ujar Sang Zhi menegaskan.


Sang Zhi hampir telat setibanya di kelas. Ning Wei berusaha memberitahunya bahwa Jia Ng Ming kecewa karena kemarin dia tidak datang, tapi Sang Zhi dengan cepat membungkamnya mulutnya, sama sekali tak peduli.

Namun setelah kelas usai, dia tak sengaja bertemu Jiang Ming di depan lapangan. Jadi Sang Zhi pun meminta maaf karena semalamtidak bisa datang dan menjelaskan alasannya adalah karena ada kerabatnya yang mendadak sakit. 

Sebagai gantinya, Sang Zhi janji akan mengajak Jiang Ming nonton akhir pekan depan. Jiang Ming jelas senang, sama sekali tidak sadar kalau Sang Zhi sama sekali tidak memiliki pemikiran yang sama dengannya.

Tak lama kemudian, Sang Zhi pun tiba di apartemennya Jia Xu dan mendapati ada foto mereka bersama saat wisudanya Jia Xu, dipajang di rak. Juga ada foto Jia Xu remaja bersama mendiang ibunya, Sang Zhi pun langsung menyapa dan memperkenalkan dirinya pada foto ibu.

Dia lalu mengalihkan fokus ke tujuan utamanya, mengepak beberapa bajunya Jia Xu... termasuk daleman. Pfft! Tentu saja Sang Zhi terlalu canggung untuk bagian yang terakhir itu, jadi dia asal saja melemparkannya ke dalam tas langsung dari laci penyimpanannya biar tidak menyentuhnya secara langsung.

Di meja dia melihat laptop yang diinginkan Jia Xu, dia jadi galau antara tak ingin menurutinya tapi juga tak enak. Tak lama kemudian, Sang Zhi pun keluar, namun dia tidak sadar kalau dia berpapasan dengan Jiang Ying.


Pastinya Jiang Ying datang mau menemui Jia Xu, awalnya berusaha bersikap manis dan santun namun seketika berubah jadi emosional dengan cepat saat gedoran pintunya tak mendapat jawaban. (Dia kayaknya memang kurang waras)


Setibanya kembali di rumah sakit, Sang Zhi mendapati ranjang sebelah sudah ada penghuninya, seorang Kakek yang sekarang sedang di luar. Yang tidak Jia Xu sangka, ternyata Sang Zhi berbaik hati membawakannya laptop kerjanya. 

Tapi dia tetap memperingatkan Jia Xu untuk tidak bekerja terlalu keras karena Jia Xu masih sakit. Jia Xu mengiyakannya dan berjanji akan mematikan laptopnya sebelum jam 10.

Tepat saat itu juga, pasien Kakek sebelah datang dan langsung mengira kalau Sang Zhi adalah istrinya Jia Xu. Pfft! Jia Xu berusaha menjelaskan bahwa Sang Zhi ini adiknya dan bahwa mereka tidak menikah, tapi ternyata si Kakek budek tidak menangkap bagian adiknya dan cuma mendengar bagian tidak menikahnya.

Kakek langsung heboh menceramahi Jia Xu untuk segera menikahi si nona kecil cantik ini. Jangan biarkan nona kecil cantik ini menunggu terlalu lama, nanti direbut orang, lagian umur Jia Xu sudah tidak muda lagi. Jia Xu akan menyesal kalau sampai kehilangan nona kecil cantik dan pandai menjaga orang ini.

Sang Zhi canggung ingin menjelaskan, tapi Jia Xu mendadak menyela duluan dan santai saja mengiyakan saran Kakek. Malas berdebat lebih lanjut, makanya dia iyain aja biar cepat selesai, anggap saja candaan. Sayangnya dia tidak sadar kalau Sang Zhi tidak menyukai candaan semacam ini.

Makanya Sang Zhi langsung berusaha menjelaskan pada Kakek bahwa Jia Xu ini bukan pacarnya, dia sudah tua, lebih cocok jadi ayahnya (Pfft! Cuma beda lima tahun loh, neng). 

Namun si Kakek budek ini malah tambah salah paham kalau Jia Xu adalah ayah dari anaknya Sang Zhi dan jadi semakin semangat menyuruh mereka untuk segera menikah dan melahirkan anak secepatnya. Wkwkwk! Sang Zhi nyerah deh.

Nyatanya Jia Xu masih giat bekerja sampai tengah malam saat Sang Zhi sudah tertidur nyenyak. Jia Xu dengan lembut membenarkan selimutnya agar dia tidak kedinginan dan tampaknya dia terpesona saat memperhatikan wajah damai Sang Zhi dalam tidurnya.

Keesokan paginya, Sang Zhi baru bangun tapi malah mendapati Jia Xu masih bekerja. Jangan-jangan dia bekerja semalam suntuk dan tidak tidur? Jelas saja Sang Zhi langsung heboh mengomelinya... sampai saat Kakek mendadak menyela dan lagi-lagi menyuruh mereka untuk segera menikah. (Wkwkwk!)

Saat Jia Xu lagi-lagi berusaha menjelaskan kalau mereka tidak menikah, si Kakek tambah heboh berceramah. Dari pada ribut, Jia Xu akhirnya mengalah saja dan mengiyakan saja saran Kakek, dan menyatakan bahwa mereka akan menikah. Kakek pun senang, Kakek yakin mereka pasti akan bahagia bersama, soalnya mereka cocok banget.

Jia Xu diperbolehkan pulang keesokan harinya. Kakek menasehati mereka untuk baik-baik. Jia Xu ingin menjelaskan lagi, tapi kali ini malah Sang Zhi yang langsung mengiyakan nasehat Kakek. Daripada ribet harus mendengarkan ceramah Kakek lagi, dia langsung saja menyatakan bahwa mereka pasti akan menikah secepatnya. Jia Xu sampai kaget dan tercengang mendengar pernyataan Sang Zhi tersebut.


Sang Zhi bersikeras membawakan barang-barangnya Jia Xu dan tidak membiarkan Jia Xu membawa barang apa pun, tapi mukanya agak cemberut sepanjang jalan. Dia marah?

"Kelak jangan sembarangan bercanda begini," ujar Sang Zhi tak senang.

"Aku terlalu lama tinggal di rumah sakit, jadi kelewat bosan. Aku minta maaf padamu."

"Jadi kelewat bosan itu artinya boleh mengambilku sebagai candaan?" Sang Zhi tak suka itu.

Maksudnya tidak senang adalah dia tidak senang bahwa ini cuma sekedar candaan bagi Jia Xu. Dia yakin bahwa bagi Jia Xu hubungan mereka takkan lebih dari sekedar hubungan kakak-adik, makanya Jia Xu bisa bercanda seperti itu dengan entengnya.

Pikiran itu membuatnya jadi sedih sehingga saat itu juga, dia langsung menarik batas dengan menolak ajakan makan malamnya Jia Xu dengan alasan masih banyak tugas kuliah yang harus dia kerjakan.

Namun dia tetap perhatian dengan menulis berbagai note tentang jam makan obat, makanan-makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan Jia Xu, mengingatkan Jia Xu apa-apa saja yang harus dia hindari dan tidak boleh dia lakukan demi kesembuhannya dan lain sebagainya.

Setelah itu dia langsung pamit. Jia Xu ingin mengantarkannya, tapi Sang Zhi tegas menolak. Bahkan saat Jia Xu ngeyel, Sang Zhi refleks meninggikan suaranya sehingga terdengar seperti marah.


Karena Jia Xu hanya menganggapnya sebagai adik, maka lebih baik menarik batas seperti ini. Sang Zhi bahkan langsung mengubah nama kontak Jia Xu, dari yang awalnya 'Jia Xu Ge' menjadi 'Gege No.2'.

Jia Xu jadi kepikiran terus gara-gara masalah ini, makanya saat dia masuk kantor, dia langsung berkonsultasi dengan Si Yun dan suaminya tentang masalah ini. Dia sama sekali tidak mengerti apa salahnya sehingga Sang Zhi marah padanya, lagian yang bercanda begituan kan si Kakek dan bukan dirinya.

Menurut Si Yun, Jia Xu memang salah. Tidak seharusnya dia bercanda tentang masalah percintaan, apalagi dengan gadis muda yang dulu pernah putus cinta, sudah pasti dia sangat menjaga hatinya, Jia Xu malah mencandainya seperti itu. 

Karena itulah, Si Yun menyarankan Jia Xu untuk mengajak nona muda itu makan bersama dan meluruskan perkara ini, dan yang paling penting, Jia Xu harus berhati-hati dengan ucapannya. Gadis itu sekarang sudah dewasa, jadi Jia Xu tidak boleh mencandainya sebagaimana dia mencandainya sewaktu gadis itu masih kecil dulu.


Di tengah kegalauannya memikirkan Sang Zhi, Jia Xu malah tiba-tiba ditelepon Jiang Ying lagi,masih bersikeras menolak putus hubungan dengan Jia Xu dan tidak terima ditinggalkan Jia Xu begitu saja. Mood Jia Xu seketika memburuk karenanya, sekali lagi dia menegaskan bahwa tidak mau berhubungan lagi dengan Jiang Ying lalu langsung menutup teleponnya dan mengabaikan teleponnya Jiang Ying yang selanjutnya.

Hari ini Sang Zhi memenuhi janjinya untuk nonton dengan Jiang Ming, tapi tentu saja suasananya tidak ada romantis-romantisnya. Malah saat tiba-tiba muncul adegan ayam, Jiang Ming mendadak menjerit ketakutan. Pfft! Ternyata dia phobia binatang berparuh. Dia bahkan jadi berkeringat dingin saking takutnya.

Malu, Jiang Ming pun pergi sebentar ke toilet, dan selama menunggu Jiang Ming, perhatian Sang Zhi tiba-tiba teralih ke mesin capit di depan, mesin capit yang ada boneka beruang kutub yang persis dengan boneka pemberian Jia Xu yang sudah dia kembalikan ke Jia Xu.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

0 Comments