Recap The Kinnaree Conspiracy episode 7 & Episode 8

Juang berusaha keras membujuk Jan untuk menyerahkan diri, tapi Jan tetap bersikeras menolak menyerahkan diri entah kenapa.


Karena tak bisa mendapatkan informasi apa pun dari si penjaga penjara pengkhianat karena orang itu terus bersikeras meyakinkan mereka bahwa dia tidak tahu apa-apa, In langsung sadar kalau si penjaga penjara ini memang bukan komplotan mereka, melainkan hanya pengantar pesan.

In langsung meny1ks4 Putra dengan kejam. Tapi tak peduli apa pun yang mereka lakukan padanya, Putra tetap bersikukuh menolak mengatakan apa pun. Akhirnya In memutuskan untuk pakai cara lain saja yang lebih jitu. 

Yaitu, memancing ikan besar dengan ikan kecil. Karena Putra bersikeras diam, maka sebaiknya biarkan saja dulu orang-orang itu melaksanakan apa pun yang tengah mereka rencanakan.
 

Sementara itu di istana, Saraphee baru saja kembali bersama Lookchan. Kebetulan Kinnaree juga baru kembali. Biarpun kedua selir dan mantan selir senior itu saling bersapa dengan sopan, namun jelas ada kesinisan pada satu sama lain dalam tutur kata mereka.

Namun tepat saat Saraphee hendak pergi, Lookchan malah tak sengaja menjatuhkan buntelan berisi kain Yang berpola Kinnaree yang jelas saja mengagetkan Kinnaree. Memang, dia melihatnya hanya sekilas, makanya dia ragu apakah kain itu berpola Kinnaree atau bukan, tapi tetap saja dia tidak bisa tenang. Kalau kain yang tadi beneran Kain Yang berpola Kinnaree miliknya, kenapa bisa ada di tangan Saraphee?
 
 
Saraphee lalu memerintahkan Lookchan untuk membawa kain itu pada seorang petugas di gudang istana yang bisa menyelidiki siapa wanita istana yang merupakan pemilik kain ini, dia memperingatkan bahwa kain ini sangat penting dan tidak boleh ada yang tahu.

Masalahnya, Lookchan cukup ceroboh hingga dia tidak sadar kalau dia sedang diintai oleh Choi, pelayannya Kinnaree. Kinnaree jadi yakin kalau kain itu memang Kain Yang berpola Kinnaree, dan jelas saja Kinnaree jadi cemas, takut ketahuan. Maka dia langsung memerintahkan menghentikan untuk menghentikan penyelidikannya Saraphee dengan cara apa pun. 
 


Cara yang digunakan Kinnaree dan pelayannya sangat keji. Yaitu dengan cara meracuni si petugas gudang istana. Choi berhasil mencuri buntelan kain tersebut saat semua orang sedang tidak memperhatikan. 

Tapi dia ceroboh tak sengaja menjatuhkan kertas berkas pembungkus racun itu. Saat dia kembali untuk mencarinya, dia tidak menemukannya di mana-mana. Karena dia terlalu takut dengan kemarahan Kinnaree, akhirnya dia berbohong bahwa dia sudah membakar kertas itu.

Tapi saat akhirnya mereka membuka buntelan kain itu, Kinnaree sontak murka dan menendang Choi dengan kejam karena yang dia curi itu ternyata bukan Kain Yang berpola Kinnaree.
 


Yang tidak mereka ketahui, kertas bekas pembungkus racun itu sebelumnya sudah ditemukan oleh Saraphee yang jelas curiga dengan segala kejadian ini. Dia yakin petugas gudang istana diracun karena Kain Yang berpola Kinnaree tersebut.
 
 
Mee berhasil mencabut gigi salah satu pasien, sebenarnya sih, itu pun berhasil berkat Robaire juga yang tak sengaja menarik tali yang diikatkan ke gigi pasien. Tapi tetap saja Mee senang dan bangga bukan main.

Dia bahkan sangat amat terharu sampai menangis. Sejak kecil, dia sudah banyak mengecewakan ayah mereka. Tapi... dia mengaku bahwa dia sejak kecil dia tidak mau jadi dokter karena dia takut, dia takut jika pasien yang dia obati malah mati di tangannya.

Prihatin, Pudsorn meyakinkannya bahwa apa pun hasil akhirnya, asalkan Mee punya niat tulus untuk menyelamatkan pasien, maka berarti dia tidak bersalah.
 
 
Si gadis tuli ini agak mencurigakan. Sebenarnya dia ingin memberikan sebuah kantong merah pada Pudsorn, tapi gara-gara kedatangan Jeeb, dia jadi mengurungkan niatnya. Kantong merah itu ternyata berisi sebuah cincin permata Rubi besar yang entah dari mana dia dapatkan.

Entah apakah dia sebenarnya mengerti bahasa Thai atau tidak, tapi saat salah satu pelayan terkena air panas dan Pudsorn memerintahkan para pelayannya untuk mengambilkan lidah buaya, yang paling sigap melakukannya malah si gadis tuli ini.
 
 

In, Robaire dan Pudsorn kembali mendatangi Kapten Paul untuk menanyainya lebih lanjut tentang kebenaran pernyataan Cheow semalam. Namun Kapten Paul jelas sengaja menolak menjawab detil tentang perseteruannya dengan Kapten Jean di kapal, malah mengalihkan topik dengan memberitahu mereka tentang hubungannya yang sebenarnya dengan Kapten Jean dan Cheow.

Dia mengonfirmasi bahwa Kapten Jean dan dirinya sendiri sebenarnya g*y, dulu Cheow adalah pemijat pribadinya Kapten Paul karena dia pelanggan tetap pemandian khusus pria. Tapi kemudian Kapten Jean ikut dengannya dan langsung naksir Cheow.
 

Dia langsung membeli Cheow, dan Cheow yang mata duitan, langsung berpaling ke Kapten Jean. Namun pernah suatu malam, Kapten Paul didatangi Cheow yang saat itu dalam keadaan babak belur setelah dihajar Kapten Jean.

Cheow sangat ketakutan dan memohon pertolongan Kapten Paul, apalagi saat itu Kapten Jean dengan gigih mengejarnya dalam keadaan setengah mabuk. Kapten Paul yang prihatin, langsung menolong Cheow dengan cara menyatakan bersedia melunasi hutang-hutang Cheow pada Kapten Jean asalkan Kapten Jean membebaskan Cheow.

Kapten Jean akhirnya setuju. Cheow berhutang pada Kapten Jean karena dia butuh uang untuk keluar dari pemandian itu, tapi dasar Cheow mata duitan, pada akhirnya dia tetap kembali bekerja di sana biar dapat duit dari klien kaya.
 
 
Tapi biarpun ada cinta segitiga antara dirinya, Kapten Jean dan Cheow, Kapten Paul meyakinkan mereka bahwa dia tidak mungkin membunuh Kapten Jean, karena dia dan Kapten Jean juga saling menyukai. Pfft!

Sungguh cerita yang sangat menjijikkan. Pudsorn, In dan Robaire sontak melongo jijik mendengar kisah itu. Kalau cerita Kapten Paul ini benar, maka kasihan sekali Clara.. atau mungkin... Clara sebenarnya sudah tahu tapi pura-pura tidak tahu?
 


Perubahan informasi ini sontak membuat In dan Robaire mengubah dugaan mereka bahwa mungkin Kapten Paul menginginkan Kapten Jean untuk meninggalkan Clara, tapi Kapten Jean menolak, mereka bertengkar hebat hingga terjadilah pembunuhan itu.

Berarti sekarang tersangka utamanya berubah ke Kapten Paul. Ditambah lagi, Kapten Paul langsung berlayar ke Bangkok satu hari setelah Kapten Paul meninggal dunia, itu jelas sangat mencurigakan.
 
 
Mereka bertiga lalu kembali ke rumah Clara dan menanyainya tentang Cheow. Clara awalnya tidak ingat, tapi setelah diingatkan oleh para pelayannya, Clara akhirnya ingat juga. Tapi dia cuma pernah melihat Cheow satu kali saja saat Cheow membawakan araknya Kapten Jean.
 

Eiang berkata bahwa Cheow cuma pernah bekerja sebentar saja di rumah ini. Terakhir kali Eiang melihat Choew adalah saat dia tak sengaja menyaksikan tuannya menghajar Cheow dengan kejam dan menuduhnya tidak tahu diri. 
 
Entah apa sebenarnya masalahnya, tapi Eiang menyimpulkan bahwa itu karena Cheow beberapa kali mencuri uang Kapten Jean. Karena itulah, Cheow menduga bahwa mungkin Cheow yang membunuh Kapten Jean karena dendam.
 


Saat In memberitahu Clara tentang bagaimana hubungan Kapten Jean dan Cheow yang sebenarnya, Clara sontak marah besar menolak mempercayainya dan menuduh mereka memfitnah suaminya... hingga tiba-tiba saja dia pingsan.
 
 
Saat Pudsorn memeriksa nadinya, Pudsorn merasa ada yang aneh. Tapi pada akhirnya dia terlalu ragu untuk mengutarakan diagnosanya mengingat kondisi mental Clara yang sedang tidak stabil. In dan Robaire jadi semakin bingung dengan cerita semua orang yang arahnya ke mana-mana. Entah siapa di antara mereka yang jujur dan yang bohong. 
 
 

Mereka lalu kembali mendatangi Cheow dan menanyakan alasannya melarikan diri dari Kapten Jean. Cheow mengaku bahwa itu karena Kapten Jean ternyata orang yang sangat amat kejam. Dia melarikan diri karena Kapten Jean menyiksanya dengan kejam saat mereka tidur bersama. Hah? Kenapa ceritanya Cheow tidak ada hubungannya dengan uang sama sekali?

Saat Robaire menanyakan kebenaran ceritanya Eiang, Cheow sontak menyangkal keras dan menuduh Eiang pembohong. Biarpun dia miskin, tapi dia tidak akan mencuri. Uang yang dia miliki, murni dari hasil keringatnya sendiri.
 


Tapi kalau begitu, kenapa Eiang berbohong? Apakah mungkin karena Eiang sebenarnya mengetahui hubungan Kapten Jean dan Cheow yang sebenarnya dan sengaja berbohong untuk menutupi kebenaran ini dari Clara. Jika benar Kapten Jean sekejam itu pada Cheow, apakah mungkin dia juga bersikap yang sama terhadap istrinya?
 

Mereka kemudian mendatangi Count Kocha lagi. Reaksinya saat mendengar menantu kesayangannya ternyata seorang g*y, jauh lebih parah daripada Clara. Dia keukeuh menolak mempercayainya, sangat amat meyakini kalau menantu kesayangannya sangat mencintai putrinya. Tapi kalaupun itu benar, terus kenapa? Apakah itu artinya sekarang dia jadi tersangka?

Hmm, haruskah mereka menjadikan Count Kocha sebagai tersangka juga? In dan Robaire sepakat bahwa mungkin saja Count Kocha sebenarnya mengetahui sisi gelap Kapten Jean lalu membunuh menantunya itu demi melindungi kehormatan keluarganya?
 


Pudsorn satu-satunya yang tidak setuju. Dia yakin Count Kocha benar-benar tidak tahu apa-apa tentang sisi gelap Kapten Jean. Tapi kalaupun dia tahu, tidak mungkin juga dia akan membunuh menantunya itu karena itu akan membuat putrinya jadi janda. Tidak mungkin seorang ayah akan tega membuat putrinya jadi janda.
 

Saat mereka mengantarkan Pudsorn pulang, In malah mendapati ibunya ada di sana untuk berobat (batuk). Malah, Ibunya In dan Ibunya Pudsorn saling mengenal karena dulu mereka pernah bekerja di istana. Ibunya In bahkan langsung suka sama Pudsorn dan ingin melamar Pudsorn jadi menantunya. Pfft!

In yang masih dendam pada kliniknya Pudsorn ini, berusaha membujuk ibunya untuk pulang bersamanya. Tapi Ibu menolak, lagipula dia belum diperiksa, ini baru ngobrol-ngobrol. Terpaksalah In harus pulang duluan dengan kesal, bahkan melampiaskan kekesalannya pada pelayannya yang tidak bersalah (Nih orang semakin lama semakin tidak masuk akal. Selalu cari perkara dengan Pudsorn dan merendahkan Pudsorn di setiap ada kesempatan)

Ibunya In semakin kagum dengan Pudsorn yang menguasai segala macam ilmu medis, baik pengobatan lokal, Cina maupun barat. Tapi dia penasaran apakah putranya pernah melakukan sesuatu yang buruk pada Pudsorn. Hmm, kesempatan nih. Pudsorn pun tak ragu untuk mengadukan segala perbuatan buruk In terhadapnya selama ini.
 
 
Jelas saja saat Ibunya In pulang tak lama kemudian, dia langsung kesal mengonfrontasi sikap buruk In pada Pudsorn. Terlepas dari masalah mendiang istrinya In, tidak seharusnya In bersikap tidak hormat pada Pudsorn. 

Lagipula masalah itu sudah berlalu bertahun-tahun, sudah seharusnya In move on. Pudsorn adalah dokter yang handal. Batuknya sekarang sudah sembuh berkat akupuntur yang dilakukan Pudsorn.
 
 
In jadi frustasi dan langsung melampiaskannya dengan minum-minum lagi. Dia bahkan mendatangi Robaire dalam keadaan sudah teler hanya untuk membujuk Robaire untuk menyingkirkan Pudsorn dari penyelidikan kasus ini biar penyelidikan kasus ini cepat selesai.

Robaire jelas tak setuju. Kehadiran Pudsorn dalam penyelidikan kasus ini sangat berguna, pria dan wanita memandang sesuatu dari sudut pandangan yang berbeda. Jadi dengan adanya Pudsorn, mereka bisa menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Selain itu, Robaire terang-terangan mengaku bahwa dia menyukai Pudsorn.
 
 
Saat pulang tak lama kemudian, In begitu frustasi dengan hidupnya hingga lagi-lagi mengkhayalkan kehadiran istrinya yang berusaha menyemangatinya untuk terus bertahan hidup, mengingatkannya bahwa cinta mereka akan tetap abadi di dalam hati mereka biarpun maut memisahkan mereka.
 

Keesokan harinya, rumah keluarga Pudsorn mendadak didatangi oleh orang-orangnya Tuan Chay yang pastinya datang untuk menyeret paksa si gadis tuli. Sontak saja suasana jadi ribut bukan main, bahkan kepala Mee sampai berdarah saat bertarung dengan orang-orang itu.

Untungnya In dan Robaire datang menolong mereka, dengan dibantu para pelayannya Pudsorn, mereka pun berhasil melumpuhkan dan menghajar orang-orang itu sampai babak belur dan akhirnya mereka mau setuju untuk membebaskan gadis tuli itu asalkan Pudsorn mau membayar dengan sejumlah uang.

Yang mereka minta jumlahnya cukup besar, tapi Pudsorn langsung setuju. Ibunya Mee yang sebenarnya tidak setuju, tidak rela kehilangan uang sebanyak itu. Tapi berkat bujukan Pudsorn dan ibunya, Ibunya Mee terpaksa menyetujuinya.
 


In dan Robaire penasaran tentang asal usul si gadis tuli karena sepertinya dia bukan orang Siam. Orang-orang itu mengaku tak tahu, yang mereka tahu hanyalah tuan mereka membeli gadis itu dari seorang bule. Tapi mereka benar-benar tidak tahu bule yang mana karena yang mengantar gadis itu ke rumah bordir adalah pelayannya si bule.
 


Mereka kemudian kembali ke Clara untuk mengantarkan jaket yang ditemukan seorang warga desa di
Clara langsung mengenalinya karena itu memang milik suaminya, malah, dia sendiri yang menjahitnya. Seperti biasanya, Clara menggambarkan pernikahannya dengan Kapten Jean sebagai pernikahan harmonis dan Kapten Jean sebagai suami yang manis.
 
 
Penemuan jaket itu sontak membuatnya dipenuhi emosi hingga dia pingsan lagi. Kedua kalinya Pudsorn mengecek nadinya, dia jadi semakin yakin dengan diagnosanya yang sebelumnya, bahwa Clara sedang hamil.
 

Fakta ini membuat Pudsorn jadi meragukan kesaksian orang-orang tentang Kapten Jean yang katanya g*y. Bagaimana mungkin dia bisa menghamili Clara jika dia g*y? 

Dan tentang jaketnya Kapten Jean yang ditemukan warga di dalam hutan, In menduga kalau mungkin pelaku sengaja membuangnya di sini biar ditemukan. Jika si pelaku berniat mau membuang barang bukti, maka seharusnya dia menguburnya di tanah atau dibakar. Tapi kalau begitu, apa kira-kira tujuan pelaku melakukan ini? 
 
 
Hari ini Pudsorn cs mendatangi Juang dan mendapatinya sedang bahagia. Tentu saja Pudsorn senang melihat perkembangan kondisinya. Sayangnya, In dengan cepat menghancurkan kebahagiaannya dengan memberitahu bahwa sekarang statusnya Jan bukan hanya tahanan kabur, tapi juga tersangka pembunuh calon ayah, Clara sedang hamil sekarang.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments