Dari percakapannya dengan orang Cina pemilik sebuah kasino yang bernama Jin Hok, sepertinya Jao Jom Kinnaree-lah orang yang menyewa pembunuh untuk membvnvh Kapten Jean. Namun siapa pembvnvh bayaran tersebut dan apa motif Kinnaree melakukan semua ini, segalanya masih misterius.
Dia jelas wanita yang ambisius dan pendendam. Saat tak sengaja melihat dua orang yang hampir merampoknya waktu itu, dia langsung menyuruh anak buahnya si pemilik kasino untuk membunuh kedua perampok itu.
Dia tahu kalau kain Yang berpola Kinnaree itu hilang, dan jelas dari reaksinya kalau itu adalah barang bukti yang cukup penting, makanya dia khawatir dan agak panik ingin segera mencari dan mendapatkan kain itu.
Dia yakin banget kalau kain itu pasti ada pada Clara, makanya dia sengaja mendatangi Clara dengan dalih menghibur Clara, padahal niat aslinya mencari kain itu dengan alasan bahwa dia pernah meminjamkan kain Yang pada Kapten Jean.
Clara sepertinya benar-benar tidak tahu apa-apa tentang bagaimana sebenarnya hubungan Kinnaree dan Kapten Jean, makanya dia masih mengira kalau Kinnaree selalu baik pada keluarganya.
Clara juga jelas tidak tahu apa-apa tentang kain itu, namun Kinnaree tak percaya. Karena itulah, dia akan tetap melakukan segala macam cara untuk mencari dan mendapatkan kain Yang itu dari kediaman Clara.
Pada saat yang bersamaan, Pudsorn tiba-tiba dimintai bantuan untuk mengobati seorang pasien ibu tua yang rumahnya di tempat yang cukup jauh. Sebagai dokter yang baik, Pudsorn mau-mau saja pergi ke sana karena prihatin mendengar kondisi si pasien yang sepertinya cukup parah, namun dia tidak tahu kalau pasien yang akan dia obati itu sebenarnya adalah Juang, ibunya Jan. Dia bahkan tidak tahu kalau orang yang mendayung perahunya sebenarnya adalah Jan.
Saat dia mengecek tubuh Juang, Pudsorn melihat luka lebam yang cukup besar di bagian perutnya, sepertinya luka lama yang tidak pernah terobati. Pudsorn jadi penasaran apakah Juang pernah jatuh dari tempat tinggi atau pernah kena pukul sesuatu atau... mungkin pernah dih4jar oleh seseorang?
Pertanyaan terakhir Pudsorn itu sontak membuat Juang terdiam gugup. Dia menyangkal, namun dalam flashback, sebenarnya dia memang pernah dih4jar dan dit3ndang dengan kejam oleh Kapten Jean gara-gara dia pernah meminta bantuan Clara untuk menyelamatkan Jan dari penjara dan berusaha meyakinkan Clara bahwa Kapten Jean-lah pembvnvh Oun yang sebenarnya.
Clara kedatangan tamu lagi, kali ini In dan Robaire, yang pastinya datang lagi untuk menginterogasi Clara lebih lanjut perihal pernyataan Count Kocha tentang Jan yang katanya pernah jatuh cinta pada Clara.
Clara meyakinkan mereka berdua bahwa Jan adalah orang yang sangat baik, hubungan mereka pun sangat baik selayaknya hubungan majikan dan pelayan. Karena itulah, Clara sangat percaya pada Jan.
Dia tidak tahu bagaimana perasaan Jan terhadapnya, namun dia sendiri tidak pernah punya pikiran macam-macam terhadap Jan dan hanya menganggap Jan sebagai pelayan saja. Namun sejak ayahnya memperkenalkannya pada Kapten Jean, dia jadi jarang bicara dengan Jan.
Dalam flashback, Kapten Jean langsung jatuh cinta pada pandangan pertama pada Clara (Err... Aku nggak yakin apakah dia jatuh cinta ataukah cuma nafsu). Keluarga mereka ada hubungan dengannya karena hubungan bisnis antara Count Kocha dengan Kapten Jean.
Sejak saat itu, Kapten Jean sering berkunjung ke rumah untuk menemui Clara dengan membawakannya berbagai macam hadiah. Namun karena Clara dekat dengan Jan, yang waktu itu bekerja sebagai pengawal pribadinya Clara dan otomatis selalu mengikuti Clara ke mana pun Clara pergi, makanya Kapten Jean jadi benci banget sama Jan.
Jelas dari cerita Clara bahwa Jan bukanlah orang yang ambisius seperti yang diceritakan oleh Count Kacha, Robaire jadi bertanya-tanya apakah Clara menikah dengan Kapten Jean karena paksaan. Namun Clara menyangkal.
Menurut cerita Clara, waktu Kapten Jean pertama kali melamarnya, Clara awalnya agak ragu mengingat mereka bahkan belum begitu lama saling mengenal, tapi Kapten Jean nafsu banget ingin segera memperistri Clara. Dan karena sikapnya waktu itu cukup romantis, Clara pun akhirnya cepat luluh dan menerima lamarannya.
Bagian akhir cerita Clara ini jelas sangat berbeda dari cerita Count Kacha. Sama sekali tidak ada cerita tentang Jan disiksa seperti yang diceritakan Count Kacha. Hmm, jadi siapakah yang jujur dan yang bohong? Kalau Clara bohong, apa alasannya?
Clara memang sering mendengar pertikaian antara suaminya dengan Jan setelah dia menikah. Namun dia tidak begitu banyak tahu juga karena dia tidak menyaksikannya secara langsung, hanya satu kali saja dia pernah menyaksikan perseteruan suaminya dengan Jan.
Suatu hari, Kapten Jean pernah jalan-jalan di pasar dalam keadaan setengah mabuk, Clara juga ada di sana menemaninya. Kebetulan Juang dan Oun ada di sana, sedang berjualan sayur.
Namun saat Kapten Jean melihat tubuh Oun yang aduhai, dia mendadak nafsu sama Oun hingga dia langsung nekat mendekap Oun. Sontak saja Jan langsung murka mengh4j4rnya habis-habisan. Namun saat Jan hendak menghantam dengan kayu, Clara sontak panik mencegahnya.
Clara jujur mengaku bahwa Kapten Jean sering kali menyakitinya, bahkan bukan dia dan Oun saja korbannya. Seandainya bukan karena mereka menyelidiki kasus ini, Clara pasti akan membawa aib ini ke liang kuburnya.
Robaire penasaran siapa wanita lain selain Clara dan Oun, tapi Clara terlalu sedih hingga tidak bisa melanjutkannya lagi. Tapi Eiang akhirnya memberanikan diri angkat bicara, Kapten Jean sering sekali main ke rumah bordir dan melecehkan para p3l4cur di sana.
Eiang sebenarnya tahu bahwa dulu Kapten Jean, bukan cuma pernah melecehkan Oun, tapi bahkan pernah hampir memp3rk0s4 Oun, tapi entah kenapa sekarang dia malah memutuskan untuk menutupi fakta ini dan tidak mengatakannya ke Robaire dan In.
Dua pernyataan yang berbeda dari ayah dan anak ini, jelas membuat In dan Robaire semakin curiga dengan semua orang, terutama Clara yang jelas-jelas sedang menyembunyikan sesuatu dari mereka dilihat dari pernyataannya yang dulu dan sekarang yang sangat berbeda.
Tapi jangan khawatir, pembohong biasanya akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan-kebohongannya yang lain. Kebohongan mereka suatu hari pasti akan menghantui diri mereka sendiri... hingga pada akhirnya, kebenaran pasti akan terungkap.
In dan Robaire lalu pergi ke rumahnya Pudsorn, tepat saat Pudsorn baru saja pulang diantarkan Jan. Sayangnya mereka melewatkan Jan. Mereka datang untuk membagikan informasi yang mereka dapatkan barusan pada Pudsorn.
Pudsorn dan Robaire sepakat bahwa berdasarkan kedua penyataan yang berbeda dari Count Kocha dan Clara tersebut, Jan bukan hanya tersangka, tapi juga saksi mata. Karena itulah mereka harus segera menangkap dan menginterogasinya.
Kalau begitu, In mengajak Robaire untuk pergi menemui ibunya Jan besok, Juang. Mendengar nama itu sontak membuat Pudsorn langsung sadar bahwa pasien yang barusan diobatinya ternyata Ibunya Jan.
Makanya dia langsung meminta ikut mereka besok, sekalian mau mengantarkan obat untuk Juang.
Ibunya Pudsorn menyela untuk mengundang kedua pria untuk makan malam bersama keluarga mereka. Robaire menerima undangannya dengan senang hati, tapi In menolak dengan alasan masih ada urusan lain.
Dalam perjalanan mengantarkan In keluar, Pudsorn mengomentari In yang setiap hari selalu tampak serius. Kalau dia begini terus, lama-lama dia bakalan stres loh. Karena itulah, dia menyarankan agar In minum suplemen dan langsung memerintahkan Jeeb untuk mengambil suplemen khusus untuk In, siapa tahu bisa mengobati stresnya In dan membuatnya bisa tersenyum.
Hmm, memang sih niatnya dia baik, tapi karena cara mengucapkannya terdengar agak menyindir ditambah sifatnya In yang gampang panas dan jelas masih menyimpan dendam pada keluarganya Pudsorn, dan errr... mungkin agak cemburu juga, In sontak sinis balas menyindir Pudsorn dan kedekatannya dengan Robaire.
Pudsorn sontak tersulut emosi karenanya dan jadilah mereka bertengkar heboh seperti biasanya. Kasihan Jeeb yang lagi-lagi harus terjebak dalam perdebatan heboh kedua orang ini.
Tapi Pudsorn memang benar tentang depresinya In. Seperti sebelum-sebelumnya, In selalu minum-minum setiap malam... hingga dia mabuk dan kembali mengkhayalkan mendiang istrinya ada di sisinya. Khayalan yang membuatnya bahagia, namun dengan cepat berubah termenung sedih kembali saat akhirnya dia menyadari kalau kehadiran istrinya hanya khayalan.
Keesokan harinya, mereka bertiga menginterogasi Juang tentang akar masalah pertikaian Kapten Jean dan Jan yang sebenarnya. Tersentuh karena mereka akhirnya memandang anaknya secara berbeda alih-alih cuma sebagai penjahat, Juang akhirnya mau jujur tentang cerita dari sudut pandangnya.
Dari sini jelas yang berbohong adalah Clara karena menurut penuturan Juang, Jan dan Oun memang pernah dic4mbvk oleh Count Kocha. Setelah kejadian itu, Jan membawa pulang Oun ke rumahnya. Saat Juang menanyakan alasan mereka dicambuk, Oun memberitahu Juang bahwa ini gara-gara Clara. Hah?
Jadi cerita yang sebenarnya adalah Jan dicambuk bukan karena dia terlalu dekat dengan Clara, tapi karena Clara meminta Jan untuk membawanya kabur ke tempat yang jauh karena Clara tidak mau menikah dengan Kapten Jean.
Padahal Jan bahkan belum melakukan apa pun saat itu, belum pula menyetujui permintaan Clara, tapi Count Kocha dan Kapten Jean sudah mengepung mereka duluan dan menuduh Jan mau membawa kabur Clara.
Namun tepat saat itu juga, Pun mendadak muncul dan berusaha menyelamatkan Jan dengan berbohong bahwa yang mau dibawa kabur Jan bukan Clara, melainkan dirinya. Dia mengklaim kalau dia sudah jadi istrinya Jan, makanya dia ingin kabur dari perbudakannya ini dan tinggal bersama Jan.
Awalnya Count Kocha tak percaya. Oun pun diam-diam mengisyaratkan Jan untuk mengiyakan pernyataannya, jadi terpaksalah Jan dengan berat hati berbohong membenarkan pernyataan Oun. Hmm, dilihat dari tatapan matanya pada Clara, sepertinya Jan memang punya perasaan pada Clara, dan sepertinya Clara juga punya perasaan yang sama padanya.
Untungnya Count Kocha akhirnya percaya, tapi dia tidak terima budaknya mau dibawa lari dan langsung memerintahkan mereka untuk dihukum cambuk. Clara sontak panik dan buru-buru menyelamatkan mereka dengan menyatakan bahwa dia akan membayar kebebasan Oun.
Tapi Count Kocha hanya mau menerima uangnya Clara hanya jika Clara mau menikahi Kapten Jean. Jika Clara terus menunda pernikahannya, Count Kocha mengancam akan menjebloskan Jan ke penjara.
Clara pun akhirnya terpaksa menyetujuinya dengan berlinang air mata, tapi Count Kocha tetap saja menghukum c4mbvk Jan dan Oun sebelum mengusir mereka berdua. Sejak saat itu, Oun tinggal bersama mereka dan pada akhirnya menjadi istrinya Jan.
Kebenaran dari ceritanya Juang ini dibenarkan oleh Pai, tetangga mereka yang selama ini menjaga Juang. Pai adalah saksi mata yang pada malam kejadian itu kebetulan ada di rumah Count Kocha setelah melakukan jual beli rebung dan tak sengaja menyaksikan kejadian itu dari kejauhan.
Pai juga saksi mata dari beberapa kali aksi kejahatan yang dilakukan Kapten Jean terhadap Oun bahkan setelah Kapten Jean menikah dengan Clara. Tidak ada seorang pun yang berani menolong karena mereka pasti akan dih4j4r oleh para anak buahnya Kapten Jean, sehingga Jan harus berjuang seorang diri untuk melindungi istrinya.
Setiap kali Jan terluka, Clara pasti akan datang membawakannya obat, tapi dia juga selalu meminta Jan untuk tidak melaporkan Kapten Jean ke polisi, bahkan meminta Jan untuk memaafkan Kapten Jean demi ayahnya.
Tapi setelah apa yang dilakukan Kapten Jean pada Oun di pasar, Jan benar-benar sudah tidak tahan lagi dan memperingatkan Clara bahwa kesabarannya ada batasnya. Jika Kapten Jean berani macam-macam dengan istrinya lagi, maka Jan tidak akan ragu lagi untuk membvnvhnya.
Tapi pada akhirnya, Kapten Jean tetap kembali melakukan aksinya. Bahkan Kapten Jean nekat mengejar mereka sampai ke rumah ini, dan pada akhirnya berhasil memp3rk0s4 Oun dan dalam prosesnya membunuh Oun (B4ngs4t! Dia memang pantas mati dengan mengenaskan).
Jan gagal menolongnya karena dia dihajar dan ditahan sekuat tenaga oleh para anak buahnya Kapten Jean, tak berdaya menyaksikan istrinya mati di hadapannya.
Juang pernah melaporkan Kapten Jean ke polisi, tapi dia malah dituduh berbohong. Tapi saat Kapten Jean menuduh Jan sebagai pembvnvh anak buahnya, semua orang langsung percaya dan menangkap Jan, bahkan memvonisnya dengan hukuman mati.
Bahkan Robaire yang juga orang bule Perancis pun ngeri mendengar kejahatan Kapten Jean. Prihatin, In meminta Juang untuk membujuk Jan menyerahkan diri agar penderitaannya ini bisa segera berakhir.
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam