Sinopsis New Life Begins Episode 37 - Part 2

Bisa diduga, para pejabat banyak yang khawatir kalau-kalau Tuan Besar akan mati, jadi mereka berusaha mendesak agar Tuan Besar mulai memkirkan penobatan Putra Mahkota baru. Bahkan Yin Jun pun memiliki pikiran yang sama dengan para pejabat walaupun dia berakting sok khawatir.

Hanya tiga tuan muda yang benar-benar peduli dengan kesehatan Tuan Besar: Yin An, Yin Zheng dan Yin Yan. Yin An dan Yin Zheng sontak marah saat salah satu pejabat dan Yin Jun mendesak penobatan Putra Mahkota baru alih-alih mendoakan kesehatan Tuan Besar.

Yin Zheng jadi tidak nafsu makan saking khawatirnya memikirkan ayahnya. Dia memberitahu Li Wei bahwa banyak pejabat yang sudah bersiap-siap dengan kemungkinan bahwa Tuan Besar akan mati. Bahkan di antara Tuan Muda, hanya dia, Yin An dan Yin Yan yang peduli dengan keselamatan Tuan Besar.

Menurut Li Wei, reaksi para pejabat itu wajar mengingat mereka bekerja hanya demi mendapat gaji dan saat butuh sandaran seperti ini, pastinya sifat busuk mereka akan keluar. Mereka hanya akan bekerja dengan baik jika keadaan baik-baik saja. 

Tidak masalah, yang penting kan masih ada beberapa tuan muda yang benar-benar peduli dengan Tuan Besar. Tuan Besar pasti bisa merasakan perhatian mereka. Masalah Tuan Besar menolak menemui semua orang, Li Wei rasa ada satu orang yang bisa menemuinya. Siapa?

Tentu saja Yin Qi yang paling berani melawan para pengawal istana dan teriak-teriak heboh demi menemui ayahnya yang sakit. Dia benar-benar gigih hingga akhirnya dia diizinkan masuk. Awalnya dia hanya diizinkan melihat melalui sekat, tapi saat Tuan Besar tiba-tiba terbatuk-batuk, Yin Qi tak peduli lagi dan langsung nekat masuk.

Terlepas dari apa yang Tuan Besar lakukan padanya, tapi bagi Yin Qi, mereka tetaplah keluarga. Yin Qi mengerti kenapa Tuan Besar menolak bertemu dengan semua orang, termasuk anak-anaknya sendiri, adalah karena Tuan Besar takut akan ada yang berniat jahat dan bersiasat. Tapi tidak seharusnya Tuan Besar memukul rata semua orang.

Mungkin memang ada beberapa orang yang kurang ajar seperti itu, tapi ada juga yang benar-benar tulus merindukan Tuan Besar dan mencemaskannya. Mereka keluarga, tidak seharusnya Tuan Besar bersikap seperti ini pada anak-anaknya sendiri. Bulan depan adalah ulang tahun Tuan Besar, masa anak-anaknya harus mengucap selamat ultah padanya melalui sekat?

Tuan Besar tercengang mendengarnya, sungguh tidak menyangka kalau anaknya ada yang ingat ulang tahunnya. Tentu saja, tidak mungkin ada anak yang melupakan ulang tahun ayahnya sendiri. (Dipikir-pikir, masa iya ulang tahun raja nggak ada yang ingat sih?)

Jika Tuan Besar bersedia mengakuinya sebagai anak, Yin Qi berjanji akan merawatnya dengan baik, memberinya ucapan selamat dan berbakti padanya. Tuan Besar begitu terharu hingga matanya berkaca-kaca, bahkan dia mulai bisa tersenyum tipis menyadari masih ada anak-anaknya yang benar-benar tulus padanya.

10 hari kemudian, keadaan Tuan Besar akhirnya membaik dan hari ini dia mengundang empat anaknya (Yin An, Yin Qi, Yin Zheng, dan Yin Zai) dan dua selirnya (Nyonya He dan Nyonya Chun) makan bersama.

Yin Zheng membawakan abon sapi buatan Li Wei untuk Tuan Besar yang saat ini masih harus makan bubur tawar. Tuan Besar langsung suka, bahkan makannya jadi sangat lahap, semua orang pun senang.

Tuan Besar menitipkan ucapan terima kasihnya untuk Li Wei pada Yin Zheng, sekaligus menitahkan agar bulan depan Li Wei dinobatkan sebagai Nyonya Muda Keenam. Ah! Akhirnya! Yin Zheng sontak mengucap terima kasih dengan heboh saking senangnya, membuat Tuan Besar keheranan karena baru kali ini dia melihat Yin Zheng begitu bahagia. 

Jelas dong, Yin Zheng kan paling menyayangi Li Wei, wajar saja kalau dia bahagia banget karena akhirnya Li Wei akan menjadi istri resminya. Semua orang pun senang untuk Yin Zheng. Apalagi Yin Zai yang juga sangat menyukai kakak ipar keenamnya.

Tapi tiba-tiba keceriaan semua orang terganggu gara-gara kedatangan Yin Jun dan istrinya yang datang dengan muka tanpa dosa. Tuan Besar terang-terangan menunjukkan ketidaksenangannya atas kunjungan mereka dengan cara mengomeli Yin Jun dan menuduhnya tidak becus karena membiarkan istrinya yang hamil tua keluar rumah dan mengusir mereka secara halus.

Semua orang akhirnya bisa ceria lagi setelah kedua orang itu pergi. Nyonya Chun dan Nyonya He langsung membahas masalah Yin An, Yin Qi dan Yin Zheng yang masih belum punya anak dan mendesak mereka semua untuk bergegas memberi Tuan Besar cucu. Tuan Besar pun bisa kembali ceria melihat canda tawa para selir dan anak-anaknya.

Sementara itu di kediaman Yin Jun, An Xi Yuan agresif banget untuk membuat Yin Jun mendapatkan tahta. Karena itulah, dia bertekad baja untuk mencari bidan yang bisa membantunya melahirkan prematur tepat pada hari ulang tahun Tuan Besar nanti dan memberi Tuan Besar hadiah cucu laki-laki pertama tak peduli biarpun itu membahayakan nyawanya sendiri. Buset!

Yin Jun sebenarnya kurang setuju, selain berbahaya, mereka kan tidak tahu apakah bayinya laki-laki atau perempuan. Tapi An Xi Yuan dengan penuh tekad menyatakan bayi mereka sudah pasti laki-laki, harus laki-laki. Kalau tidak laki-laki, maka An Xi Yuan akan membuatnya jadi laki-laki. (Kasihan anaknya, belum lahir sudah dijadiin sapi perah)


Ya begitulah bagaimana beberapa hari kemudian An Xi Yuan berhasil melahirkan bayi laki-laki, dan langsung dibawa ke Tuan Besar. (Buset! Itu bayi dilahirkan prematur secara paksa dan baru lahir 0 hari sudah dibawa keluar rumah. Orang tua sinting!)

Yin An dengan cerdiknya menyindir halus kelahiran bayi itu, pinter banget ya bayinya lahir di hari yang sama dengan hari ulang tahun Tuan Besar padahal katanya baru akan lahir setengah bulan lagi.


Tuan Besar senang-senang saja mendapat cucu laki-laki pertama. Tapi tentu saja dia juga tidak cukup bodoh untuk tidak menyadari niatan busuk Yin Jun dan istrinya. Tuan Besar sadar betul siapa di antara anak-anaknya yang benar-benar tulus padanya dan fokus pada pekerjaan utamanya, dan siapa yang hanya fokus memikirkan hal lain demi keuntungannya sendiri.

Sejak dia sakit, pikirannya menjadi lebih terbuka. Karena itulah, masalah penobatan penerus tahta, Tuan Besar akan memilih yang terbaik, seseorang yang selalu memikirkan rakyat.

Bersambung ke episode 38

Post a Comment

0 Comments