Tuan Besar mendatangi Yin Jun di rumahnya dan menanyainya tentang pendapatnya terkait misi inspeksi keliling negeri yang hendak Tuan Besar lakukan sebentar lagi. Yin Jun berkata bahwa dia akan melakukan apa pun yang Tuan Besar perintahkan.
Tapi saat Tuan Besar menyuruhnya ikut, Yin Jun malah menolak secara halus dengan menggunakan alasan kesibukan kerja di istana. Tuan Besar jelas kecewa mendengar jawabannya.
Sebenarnya Tuan Besar tahu betul kalau Yin Jun itu orang baik. Hanya saja dia gampang terpengaruh dan terhasut... terutama oleh istrinya. Tuan Besar sudah tahu kalau An Xi Yuan menyuruh bidan untuk mempercepat kelahiran bayi mereka, si bidan sendiri yang mengaku.
Jelas sekali kalau istrinya Yin Jun itu pembawa bencana bagi Yin Jun. Karena itulah Tuan Besar menuntut Yin Jun untuk menceraikan An Xi Yuan. Tapi Yin Jun lebih memilih membela dan mempertahankan istrinya.
Dia bahkan lebih rela dihukum seperti Yin Song daripada kehilangan istrinya. Karena baginya, istrinya adalah partner dalam menjalani pahit manisnya kehidupan seumur hidup dan bukan barang yang bisa seenaknya digonta-ganti.
Ketulusan Yin Jun terhadap istrinya akhirnya membuat Tuan Besar memutuskan mengalah, tapi bagaimanapun, Yin Jun tetap salah. Tuan Besar hanya bisa berharap suatu hari nanti Yin Jun akan bisa mempergunakan ketulusan yang sama terhadap orang dan hal lain.
Masalah bayinya Yin Jun, Tuan Besar menaugerahkan nama Yin Che untuknya. Artinya adalah transparan, itu adalah harapan Tuan Besar agar nantinya anak itu akan menjadi orang yang jujur dan transparan dan tidak mengulangi kesalahan orang tuanya.
An Xi Yuan baru keluar dari persembunyiannya setelah Tuan Besar pergi. Walaupun mereka sama-sama sedih dengan nasib mereka, namun Yin Jun berusaha tetap berpikir positif. Apalagi Tuan Besar menginginkannya untuk ikut inspeksi, itu artinya Tuan Besar memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri.
Karena sekarang mereka sudah tidak mungkin lagi mendapatkan tahta, Yin Jun sekali lagi mengusulkan agar mulai sekarang, mereka hidup dengan tenang saja. Yang penting anak mereka akan memiliki masa depan yang lebih cerah karena dia anak sah, tidak seperti mereka berdua yang merupakan anak tidak sah (anak selir). Kali ini An Xi Yuan akhirnya setuju.
Setelah itu, Tuan Besar memanggil Yin Zheng dan memberitahunya tentang tanggal pernikahannya bulan depan, Tuan Besar ingin melihat Yin Zheng dan Li Wei menikah sebelum dia berangkat inspeksi keliling negeri. Dia juga mengizinkan Yin Zheng untuk terlebih dulu membawa Li Wei pulang menemui kedua orang tuanya.
Setelah itu, Tuan Besar mengajukan pertanyaan yang sama tentang apa rencana Yin Zheng sebelum dia pergi inspeksi. Berbeda dengan Yin Jun yang menolak pergi, Yin Zheng justru tidak masalah jika harus ikut dan dengan bijak berkata bahwa dia akan membuat perencanaan kerja lebih dulu dengan semua departemen sebelum pergi jika dia harus ikut pergi. Namun jika Tuan Besar ingin dia tetap tinggal, maka dia berjanji akan mengurus pekerjaan Departemen Urusan Sembilan Wilayah dengan baik.
Tuan Besar jelas langsung suka mendengar jawabannya, lalu... "bagaimana jika aku memintamu untuk mengurus kerajaan?" (Oww, akhirnya!)
Tercengang, Yin Zheng dengan mantap menjawab, "aku akan meminta petunjuk Ayah, membedakan hak dan tanggung jawab, mengawasi para tuan muda dan para menteri melakukan tugas mereka, mengurusi hal besar maupun hal kecil dengan baik. Jika ada yang tidak bisa diputuskan, segera mengirim utusan untuk melapor ke Tuan Besar."
Puas mendengar jawabannya, Tuan Besar pun mantap mengangkat Yin Zheng sebagai Putra Mahkota dan secara resmi menyerahkan stempel penerus tahta padanya.
Setelah itu, Yin Zheng mendatangi Guru Dai untuk memberikan hormatnya untuk sang guru yang telah banyak membimbingnya hingga dia sampai ke titik ini. Dia bahkan menawarkan jabatan di pemerintahan untuk Guru Dai.
Guru Dai tentu saja sangat bangga padanya sekaligus bersyukur karena akhirnya negeri ini diserahkan ke orang yang tepat. Guru Dai semakin yakin dengan pilihan Tuan Besar saat Yin Zheng menolak merayakan pengangkatannya ini. Karena bagi Yin Zheng, sekarang ini tugasnya semakin berat, langkahnya pun semakin sulit, karena itulah, ini bukanlah sesuatu yang patut dirayakan.
Namun Guru Dai menolak tawaran jawaban itu karena dia benar-benar tidak memiliki ambisi untuk bekerja di pemerintahan dan hanya ingin fokus pada pekerjaannya yang santai ini.
Oh yah, Guru Dai dengar kalau Yin Zheng akan membawa Li Wei pulang ke Jichuan untuk bertemu kedua mertuanya. Guru Dai mewanti-wantinya untuk berhati-hati karena menghadapi ayah mertua itu biasanya tidak mudah. Sudah pasti ayah mertuanya Yin Zheng akan mempersulitnya. Oh, jangan khawatir. Yin Zheng sudah punya persiapan.
Yin Qi dan Shangguan Jing jalan-jalan di pasar malam yang sekarang semakin ramai. Para wanita pun lebih bebas. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan Hao Jia yang sekarang sudah semakin sukses dengan bisnisnya, dia bahkan sudah bisa membuka beberapa cabang.
Bahkan seluruh jalan di blok ini sudah dikuasai oleh kios-kiosnya Hao Jia yang menjual berbagai macam barang. Karena itulah sekarang dia cukup kaya untuk menyewa 4 baby sitter untuk menjaga Changle di rumah.
Biarpun sekarang wanita sudah lebih bebas, namun Hao Jia tetap memakai dandanan prianya soalnya dia lumayan tampan kok. Dan berkat ketampanannya ini, setiap hari banyak gadis cantik datang dan menawarkan diri untuk menjadi ibu tirinya Changle. Pfft! Makanya Hao Jia ingin mempertahankan dandanan prianya ini sedikit lebih lama. Tak lupa dia juga memberi kosmetik gratis untuk Jing, biar hubungan Jing dan Yin Qi makin romantis.
Hari ini Yin Zheng dan Li Wei akan berangkat ke Jichuan. Su Shen heboh memberi perintah sana-sini karena banyaknya barang bawaan mereka. Seperti biasanya, dia suka lebay melebih-lebihkan segalanya dengan berkata pada Li Wei bahwa Yin Zheng tidak tidur semalaman saking antusiasnya mempersiapkan berbagai macam hadiah untuk keluarga mertua, sanak saudara, para tetangga, dll.
Yin Zheng pura-pura menegur ke-lebay-annya, tapi begitu Li Wei tidak melihat, dia dan duo pelayan sontak kompak mengacungkan jempol untuknya. Hehe. Yin Zheng ingin pergi berduaan saja dengan Li Wei, tapi Su Shen dan Yu Ping sontak protes heboh, tidak terima ditinggalkan begitu saja.
Su Shen bahkan sampai mewek, tidak rela melepaskan tuannya pergi tanpa dirinya. Yu Zhan seorang yang senang mendapat libur dan dengan senang hati menghalangi Su Shen dan Yu Ping yang masih heboh berteriak memanggil tuan dan nyonya mereka.
Beberapa waktu kemudian, mereka akhirnya tiba di rumah Li Wei. Rumah mereka di Xinchuan memang benar-benar mirip banget sama rumah keluarganya Li Wei. Ah! Akhirnya Yin Zheng benar-benar memenuhi janjinya untuk membawa Li Wei pulang kampung.
Tapi seperti yang sudah diduga, sang ayah mertua kesal melihat Yin Zheng, tidak terima putrinya pulang dengan membawa suaminya. Dia hanya ingin putrinya pulang sendirian dan kembali tinggal bersama mereka sekeluarga seperti dulu.
Karena itulah dia menolak menyetujui Li Wei sebagai istri resminya Yin Zheng, tapi sontak saja penolakannya itu langsung mendapat protes heboh sekeluarga. Ibu sangat setuju dan merestui hubungan mereka, soalnya Ibu tahu betul kalau putri mereka sangat menyukai Yin Zheng.
Menemukan seseorang yang benar-benar dicintai itu tidak mudah. Li Cang juga setuju Li Wei tinggal selamanya di Xinchuan agar Li Wei tidak bisa lagi merebut makanannya. Pfft!
Ayah tetap keukeuh menolak, bahkan dengan gigih membujuk Li Wei untuk pulang selamanya dan tidak usah balik ke Xinchuan. Sontak saja Ibu langsung menyepak kaki Ayah dengan kesal.
Tapi Ayah tak peduli dan terus mencari-cari keburukan Yin Zheng, mengkritik kebiasaan buruknya yang suka pilih-pilih makanan. Padahal saat itu Yin Zheng bahkan tidak protes sedikit pun dengan makanan yang disajikan untuknya dan makan dengan lahap. Ayah jadi tambah kesal.
Bersambung ke part 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam