Sinopsis New Life Begins Episode 35

Yin Jun masih belum bisa tenang, biarpun sekarang sudah semakin banyak pejabat yang mendukungnya (berkat kepintaran mereka dalam menjilat dan menyuap sana-sini), tapi Yin Jun menyadari kalau Tuan Besar lebih menyukai orang yang punya kinerja bagus, dan Yin Zheng sama sekali bukan lawan yang mudah.

An Xi Yuan punya cara lain untuk menyingkirkan Yin Zheng dari perebutan tahta, sekarang dia sudah mengandung empat bulan dan dia yakin banget kalau bayi mereka laki-laki (Pfft! Kemarin Yin Song, sekarang mereka juga yakin banget kalau bayinya sudah pasti cowok, sepertinya mata mereka lebih canggih daripada USG 4D).

Bagusnya Yin Jun dibanding Yin Song, setidaknya dia benar-benar tulus mencintai istrinya dan berjanji tidak akan pernah mengambil selir. Errr... tapi istri-istrinya Yin Song jelas lebih baik daripada An Xi Yuan yang licik dan ambisius. 

Nyonya He dan Nyonya Chun mengundang beberapa menantu mereka makan bersama. An Xi Yuan datang agak terlambat dan langsung mengumumkan kehamilannya. Tapi sekaligus dengan liciknya menggunakan alasan kehamilannya itu untuk membuat mereka membuang makanan-makanan yang disediakan Li Wei ini dengan alasan semua makanan ini membuatnya mual.

Di rapat pemerintahan hari ini, Tuan Besar membahas tentang bencana yang terjadi di perbatasan Changcuan (kampung halamannya Hai Tang). Yin Zheng bahkan belum berkesempatan bicara saat Yin Jun mendadak nyerobot memberitahu Tuan Besar bahwa Departemen Administrasi sudah menyiapkan dana bantuan bencana dan menyarankan agar mereka juga meminta bantuan dari Daichuan dan Mochuan yang lebih berpengalaman dalam menangani bencana musim dingin.

Idenya itu sama persis dengan apa yang sebenarnya hendak diutarakan oleh Yin Zheng. Tapi Yin Zheng sebenarnya sudah lebih unggul saat kemudian dia melapor ke Tuan Besar bahwa dia sudah menghubungi Tuan Muda Pertama untuk meminta bantuan Daichuan dan Daichuan sudah setuju untuk mengirimkan bantuan mantel dan arang.

Tapi tetap saja banyak pejabat yang lebih memuji kinerja Yin Jun. Melihat itu, Yin Yan yang biasanya selalu diam, kali ini tiba-tiba saja menawarkan diri dan dukungannya untuk Yin Zheng.

Tuan Besar bingung memikirkan kedua putranya yang dulu sering dia remehkan, Yin Jun ternyata cukup pintar, bahkan pandai bicara (lebih tepatnya, menjilat). Sedangkan Yin Zheng, dia sepertinya lebih tulus. 

Tapi Tuan Besar agak ragu juga karena terkadang dia merasa Yin Zheng susah ditebak. Karena itulah, Tuan Besar memutuskan untuk menguji kedua putranya itu dengan mengirim mereka ke Cangchuan untuk mengurus korban bencana.

Untuk mempersiapkan perjalanan ini, Li Wei membuatkan sepatu baru lagi untuk Yin Zheng, kali ini dia membuatkan sepatu khusus tahan air tapi ringan sehingga cocok untuk perjalanan jauh atau naik gunung.

Dia juga membuat beberapa bungkus makanan instan yang dibentuk blok, tinggal tambah air panas, bisa jadi sup. Cocok banget untuk membantu korban bencana dan juga untuk bekalnya Yin Zheng. Tapi tentu saja Li Wei tidak bisa tidak mengkhawatirkannya dan mengingatkannya untuk selalu mengiriminya surat dan menjaga dirinya sendiri dengan baik.

Yu Ping diam-diam menyarankan Li Wei untuk tidur sekamar dengan Yin Zheng saja malam ini. Lagipula sekarang Yin Zheng sudah menyuruh semua orang untuk memanggil Li Wei sebagai 'Nyonya', jadi bukankah sekarang sudah waktunya?

Li Wei masih bimbang, maka Yu Ping langsung saja berinisiatif berbohong pada Yin Zheng bahwa selimutnya Li Wei lagi basah. Tapi bahkan sebelum dia sempat menyarankan agar Li Wei tidur di sini, Yin Zheng malah nggak nyambung dan langsung menyuruhnya ganti yang baru saja. 

"Tidak mungkin ada yang baru! Gudang kemasukan air. Kebetulan hujan dan semua selimut jadi basah." bohong Yu Ping.

Su Shen yang memahaminya, langsung membantu Yu Ping berbohong dan meminta Yin Zheng untuk memikirkan solusi lain. Yin Zheng punya ide bagus. Semua orang sontak antusias penuh harap untuk mendengar jawabannya.

"Bawa pergi saja kasurku," perintah Yin Zheng. (Wkwkwk! Apa dia terlalu sering ditolak Li Wei, makanya sekarang jadi oon begini?)

Li Wei jelas kecewa dan langsung pergi. Su Shen juga sangat kecewa pada tuannya, bisa-bisanya Yin Zheng nggak nyambung. Yin Zheng pasti akan sangat menyesal kalau dia tahu apa yang dia lewatkan malam ini. Tapi tetap saja Yin Zheng nggak konek. Au ah gelap, Su Shen nyerah! Dan bahkan setelah semua orang pergi, Yin Zheng masih saja bengong kebingungan. Wkwkwk! 

Berbeda dengan Yin Zheng dan Li Wei yang fokus mempersiapkan segala kebutuhan untuk korban bencana, Yin Jun dan An Xi Yuan justru berencana untuk membuka donasi, bukan murni untuk membantu korban bencana, melainkan untuk mendapat apresiasi dari Tuan Besar. 

An Xi Yuan juga membekali Yin Jun uang cukup banyak untuk digunakan menyuap para pejabat di Cangchuan agar mereka menulis pujian tentang Yin Jun pada Tuan Besar. Dengan begitu, reputasi Yin Jun akan semakin naik dan Tuan Besar pasti akan lebih memilih Yin Jun sebagai penerus tahta.

Dari percakapan mereka, ternyata An Xi Yuan juga sama seperti Yin Jun, mereka sama-sama anak selir yang pastinya banyak mengalami kesulitan sepanjang hidup mereka. Saat pemilihan istri, An Xi Yuan sendiri yang berinisiatif untuk mendekati Yin Jun karena dia bertekad untuk menjadi istri resmi dan rencananya berhasil (Ah, mirip Hao Jia waktu Hao Jia merayu Yin Song, bedanya Hao Jia tidak selicik dia dan jelas lebih baik daripada dia).

Yin Jun dan Yin Zheng hampir tiba di lokasi bencana. Tapi Yin Jun dan Yin Zheng memiliki tujuan dan pemikiran yang berbeda. Yin Jun ingin ke Desa Wuxiang, sedangkan Yin Zheng ingin ke Desa Canghe.

Memang Desa Wuxiang terkena dampak paling parah, tapi bantuan di sana juga lebih diutamakan. Jadi menurut Yin Zheng tidak terlalu mendesak untuk membantu Desa Wuxiang dibandingkan Desa Canghe yang letaknya lebih terpencil dan pastinya lebih tidak diperhatikannya. Tapi Yin Jun ngotot menolak hanya karena Tuan Besar lebih mementingkan Desa Wuxiang. 


Frustasi, Yin Zheng akhirnya memutuskan untuk pisah arah dengannya dan langsung mengajak para prajurit yang bersedia ikut dengannya dengan janji akan memberi mereka gaji lebih banyak. Untungnya cukup banyak prajurit yang mau ikut dengannya.

Di Xinchuan, Hai Tang dan Bai Lu bekerja sama membuat blok makanan instan lebih banyak untuk dikirim ke Cangchuan. Dari percakapan mereka, Jing dan Yin Qi juga sedang dalam perjalanan ke Cangchuan. Bahkan Yuan Ying juga turut membantu mengirimkan bantuan pangan ke Cangchuan. Hai Tang benar-benar bersyukur memiliki teman-teman yang baik.

An Xi Yuan membuka donasi, tapi tentu saja dia melakukan itu bukan semata-mata untuk membantu korban bencana, melainkan untuk menggembar-gemborkan nama dan jasa suaminya.

Karena itulah, Hai Tang juga ingin membuka donasi untuk dikirim ke Cangchuan, tapi Bai Lu punya ide lebih bagus... menuntut Yin An untuk mendonasikan hartanya. Dia kan pebisnis kaya.

Tapi yang jadi masalah, Yin An pelitnya minta ampun. Bahkan setelah dia menghitung keuangannya sepanjang hari, dia cuma mau mendonasikan gaji yang dia dapat dari pemerintah. Bai Lu jelas tidak terima dan langsung saja menambahkan nol-nya.

Hai Tang juga langsung pasang muka melas memberitahu Yin An tentan betapa menderitanya sanak saudaranya di Cangchuan yang terdampak bencana. Itu sontak membuat Yin An akhirnya mau juga menambahkan jumlah donasinya. Tapi begitu kedua wanita itu pergi, Yin An mendadak galau menyayangkan duitnya yang baru saja hilang begitu saja.

Yin Zheng akhirnya tiba di Canghe dan mendapati para warga berusaha bertahan hidup dengan seadanya di tengah cuaca dingin yang ekstrem. Wali kota agak terlambat menyambutnya dan langsung berniat menyuruh warga untuk memberi hormat padanya, namun Yin Zheng tegas menolak. Dia datang ke sini untuk membantu, jadi tidak perlu memanggilnya 'Tuan Muda'.

Pak Wali Kota sungguh bersyukur dan berterima kasih pada Yin Zheng yang rela bersusah payah naik gunung ke daerah terpencil ini. Persediaan pangan mereka memang sudah semakin menipis karena selama ini bantuan tak kunjung datang karena masalah jalur transportasi yang sulit.

Di Xinchuan, Li Wei sedang gelisah karena masih belum mendapat surat dari Yin Zheng padahal Xi Yuan sudah mendapat surat dari suaminya. Dia jadi berpikir negatif, khawatir terjadi sesuatu pada Yin Zheng.

Diperparah saat Su Shen memberitahu bahwa Xi Yuan malah sudah mendapat surat dari suaminya yang jelas saja membuat Li Wei jadi semakin mengkhawatirkan suaminya sendiri.

Su Shen sebenarnya ingin agar Li Wei memamerkan donasi yang dia dan Hai Tang kirim ke Cangchuan, biar bisa menyamai open donasi yang dilakukan Xi Yuan untuk menaikkan reputasi suaminya. 

Tapi Li Wei menolak karena dia dan Hai Tang megirim donasi itu murni untuk membantu korban bencana dan bukan untuk pamer sedekah. Takutnya jika mereka meniru Xi Yuan, sumbangan mereka malah akan disalahgunakan.

Yin Zheng benar-benar fokus melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia juga meminta Pak Wali Kota untuk membuat sepatu yang sama seperti sepatu buatan Li Wei untuk para warga. Dia bahkan rela memberikan mantelnya untuk seorang nenek buta yang kedinginan dan meminta Pak Wali Kota untuk membenahi jendela rumah Nenek yang rusak dan memberinya makanan. Yin Zheng jadi terbatuk-batuk tanpa mantelnya, tapi dia tetap bertahan dan mengabaikan kesehatannya sendiri.

Berbeda dengan Yin Zheng yang kesusahan di Canghe, Yin Jun di Desa Wuxiang sedang menikmati kepopuleran bagai seorang selebritis berkat sumbangan besar yang diberikannya. Tapi dia bukan cuma menyumbang untuk korban bencana, melainkan juga bagi-bagi duit (suap) untuk para pejabat di sana. Ditambah dengan kepintarannya dalam menjilat orang, banyak pejabat setempat yang hormat padanya.

Yin Zheng mengirim seorang prajurit untuk mengirim surat ke Yin Jun untuk meminta bantuan beras lebih banyak. Yin Jun memang bersedia memberikan apa yang Yin Zheng minta, tapi dia tidak mengirim prajurit lebih banyak untuk mengawal pengiriman beras itu padahal sudah tertulis jelas di surat itu bahwa ada banyak bandit di sekitar Desa Canghe.

Akibatnya, saat prajurit kembali ke Desa Canghe, mereka benar-benar dihadang bandit dan hanya bisa mempertahankan sedikit bahan pangan. Yin Zheng sama sekali tidak marah pada mereka, justru mengapresiasi mereka karena telah berusaha keras mempertahankan bahan pangan ini demi warga dan menyemangati mereka untuk memulihkan luka-luka mereka dulu, baru nanti mereka akan masuk gunung untuk merebut apa yang para bandit itu rampok dari mereka.

Yang tidak Li Wei ketahui, sebenarnya surat dari Yin Zheng justru dikirim ke rumahnya Yin Jun. Pastinya, An Xi Yuan sengaja tidak mengirimnya ke Li Wei, malah mendatangi Li Wei sendiri untuk menghasutnya, berbohong pada Li Wei bahwa Yin Zheng diserang bandit di Canghe dan terluka parah.

Li Wei dengan polosnya mempercayainya dan jadi cemas karenanya. Yin An dan Hai Tang sebenarnya agak meragukan informasi dari Xi Yuan itu karena mereka tahu sendiri betapa liciknya Xi Yuan. Walaupun memang benar anggotanya Yin Zheng diserang bandit, tapi Yin Jun curiga kalau Xi Yuan cuma melebih-lebihkan.

Tapi Li Wei terlalu mengkhawatirkan Yin Zheng hingga dia tetap nekat pergi ke Canghe dengan hanya membawa kedua pelayannya dan Su Shen. Yang jadi masalah, Su Shen agak kesulitan membaca peta dan sekarang mereka tersesat. Untungnya Li Wei membawa cukup banyak snack di dalam bajunya yang kayak kantong Doraemon itu. 

Saat keesokan harinya mereka kembali melanjutkan perjalanan, mereka lagi-lagi salah arah gara-gara kesalahan Su Shen. Parahnya lagi, mereka tidak sadar kalau mereka sedang diintai oleh kelompok bandit.

Yin Zheng sedang membuat strategi menyerang bandit saat tiba-tiba dia mendapat kabar bahwa istrinya sedang dalam perjalanan kemari tapi sampai sekarang belum tiba. Takutnya terjadi sesuatu padanya. Waduh!

Bersambung ke episode 36

Post a Comment

0 Comments