Tapi siang harinya, mereka berdua mendadak dipanggil ke sekolah. Saat mereka tiba, mereka malah shock mendapati tempat itu sudah porak poranda kayak kapal pecah dan pelakunya adalah Yin Zai. Wkwkwk!
Bukan cuma menghancurkan seisi kelas, dia juga memimpin anak-anak lainnya bolos sekolah. Jadilah Yin Zheng dan Li Wei yang harus diomeli oleh pak guru. Pak guru juga memperingatkan Yin Zheng untuk mendidik Yin Zai dengan benar. Jika tidak, takutnya dia akan tumbuh jadi seperti Yin Qi. Waduh!
Apa boleh buat, Yin Zheng pun memutuskan untuk mengirim Yin Zai ke Guru Dai, meyakini kalau Guru Dai pasti bisa menaklukkan Yin Zai karena Guru Dai kan sudah pernah mengajari berbagai macam murid. Errr... Li Wei tak yakin, Yin Qi kan juga muridnya Guru Dai, tapi nyatanya tetap saja Guru Dai gagal mendidik Yin Qi.
Li Wei memang benar. Malam harinya, Yin Zheng diomeli habis-habisan sama Guru Dai gara-gara Yin Zai merobek-robek semua buku-buku berharganya Guru Dai. Wkwkwk! Bahkan Guru Dai pun menyerah, dia sama sekali tidak sanggup menangani Yin Zai si anak liar itu.
Yin Zheng sampai harus membujuk dan menenangkan emosi Guru Dai dengan berjanji akan membelikan buku-buku langka yang ada di toko bukunya Song Wu (cowok) sebagai ganti rugi atas buku-buku ini. Guru Dai mau berapa buku pun boleh.
Tapi baru juga Guru Dai berhasil ditenangkan, Yin Zai mendadak berlarian ke sana kemari dikejar-kejar Su Shen lalu tiba-tiba saja memecahkan sebuah guci. Hadeh! Bisa hancur semua benda di rumah ini.
Bukan cuma para manusia yang disusahkan oleh Yin Zai, bahkan Baifu pun harus menderita diseret ke sana kemari sama Yin Zai. Li Wei benar-benar frustasi. Baru mengurus anak orang beberapa hari saja susahnya setengah mati, bagaimana nanti kalau harus mengurus anak mereka sendiri?
Yin Zheng dengan manisnya menyatakan bahwa jika nanti mereka punya anak, dia yang akan bertanggung jawab mengurus anak mereka. Li Wei sontak sumringah mendengarnya dan langsung menuntut Yin Zheng untuk mengesahkan janjinya itu hitam di atas putih.
Tepat saat itu juga, Song Wu (cewek) datang mengantarkan pesanan buku-buku mereka. Tapi begitu melihat Yin Zai sedang menyiksa Baifu, mereka berdua mendadak tawuran heboh saling memukul satu sama lain sampai Yin Zheng cs yang harus bertindak memisahkan mereka.
Tak lama kemudian secara bersamaan di dua tempat yang berbeda, Li Wei dan Yin Zheng sama-sama saling mencari tahu apa sebenarnya permasalahan antara Song Wu dengan Yin Zai sehingga mereka benci pada satu sama lain.
Dari pengakuan mereka, ternyata selama ini mereka saling salah paham. Song Wu mengira kalau kelahiran Yin Zai membuat kasih sayang Nyonya He padanya menjadi berkurang. Ditambah lagi, Yin Zai juga sering pamer mainan baru dan kasih sayang ibunya padanya. Bahkan Yin Zai-lah alasan Song Wu pindah untuk tinggal bersama Yin Zheng dulu.
Yin Zai juga sama, dia salah paham mengira ibunya lebih sayang sama Song Wu karena ibunya selalu memuji-muji Song Wu tapi tidak pernah memujinya. Song Wu juga sering pamer segala macam keahliannya, makanya Yin Zai tidak suka sama Song Wu.
Kesempatan ini sekalian dimanfaatkan Yin Zai untuk mempertanyakan Yin Zheng juga, soalnya dulu Yin Zheng kan tidak pernah menghiraukannya. Apakah Yin Zheng juga berpikir bahwa ibu mereka pilih kasih, makanya Yin Zheng juga tidak menyukainya? Canggung, Yin Zheng menyangkal dan meyakinkan Yin Zai bahwa dia selalu menyukai Yin Zai kok.
Siang harinya, Li Wei dan Yin Zheng mengajak Yin Zai makan di restoran, dan akhirnya Yin Zai mau juga makan sayur berkat Xiao Yang yang pintar membuat makanan-makanan itu memjadi berbagai bentuk lucu.
Yin Zheng jadi kagum juga dengan kehebatan Xiao Yang. Kelak kalau anak mereka pilih-pilih makanan, mereka tidak perlu pusing lagi. Li Wei refleks mengingatkan bahwa anak mereka hanya akan pilih-pilih makanan jika ikut Yin Zheng. Kalau anak mereka ikut dia, maka anak mereka tidak mungkin pilih-pilih makanan. Hai Tang geli mendengar percakapan romantis mereka.
Tepat saat itu juga, Song Wu juga datang. Ini memang rencana Yin Zheng dan Li Wei. Mempertemukan Yin Zai dan Song Wu agar kedua saudara angkat itu saling membicarakan permasalahan mereka dan menyelesaikan kesalahpahaman mereka.
Usaha mereka berhasil. Yin Zai dan Song Wu akhirnya saling meminta maaf atas kesalahpahaman mereka pada satu sama lain. Semua orang pun senang melihat mereka bisa akur sekarang.
Setelah itu, Yin Zheng dan Li Wei mengantarkan Yin Zai kembali ke Nyonya He. Yin Zheng sekarang lebih terbuka pada ibunya, bahkan mengundangnya untuk main ke rumahnya kapan-kapan bersama Yin Zai.
Tanpa Yin Zai, Li Wei dan Yin Zheng sama-sama merasa rumah mereka sekarang jadi sepi. Oww, kesempatan, Yu Ping dan Su Shen langsung menyemangati Tuan dan Nyonya mereka untuk tidur sekamar saja mulai sekarang biar tidak sepi. Pfft!
Jadilah mereka tidur sekamar lagi, tapi kali ini benar-benar berduaan saja. Li Wei tegang banget sampai-sampai dia tak sengaja menarik semua selimut ke dirinya sendiri dan Yin Zheng jadi tidak kebagian.
Saat Yin Zheng ingin menarik selimutnya, Li Wei sontak panik memberitahunya bahwa dia belum siap.
Pfft! Padahal Yin Zheng cuma mau selimutnya, dingin. Tapi dia mengerti kok, dan dengan manisnya meyakinkan Li Wei untuk tidak gugup, masalah ini, tergantung kemauan Li Wei saja. Senang, Li Wei pun langsung mengecup pipi Yin Zheng sebelum kemudian menyembunyikan dirinya kembali ke dalam selimut.
Waktu berlalu dengan cepat. Tidak terasa sekarang sudah tahun baru lagi. Li Wei benar-benar berkembang pesat sebagai bos restoran yang baik. Namun dia juga tidak melupakan teman-temannya. Walaupun tak tahu di mana Jing berada sekarang, Li Wei tetap menyiapkan hadiah untuknya dan juga menyimpan jatah bagi hasilnya Jing. Dia juga sudah mengirim hadiah untuk Yuan Ying di Jinchuan.
Yuan Ying sekarang jadi guru bagi adiknya, si Putra Mahkota. Tak peduli sebebal apa pun si adik, Yuan Ying tetap mampu menanganinya dengan baik sebagaimana dia menangani Li Wei dulu. Dia sangat tegas, disiplin dan tak kenal lelah seperti biasanya, dia bahkan baru istirahat sebentar saat pelayannya mengabarkan datangnya hadiah dari Xinchuan.
Yin Qi dan Jing akhirnya menemukan sebuah penginapan. Jing awalnya ragu dan menyarankan agar mereka membangun tenda saja biar hemat uang. Tapi hari ini tahun baru, jadi Yin Qi ingin Jing tidur yang layak.
Yin Qi bahkan rela mengeluarkan lebih banyak uang untuk memesan hotpot. Tiba-tiba di luar hujan salju. Kali ini benar-benar hujan salju asli, sesuatu yang selama ini sangat dirindukan Jing.
Tapi cuacanya dingin banget. Yin Qi dengan manisnya menyelimuti Jing, dan setelah beberapa saat gugup dan berbelit-belit, akhirnya Yin Qi mantap memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada Jing.
Errr... ya awalnya sih romantis, tapi ujung-ujungnya lucu juga gara-gara Yin Qi berniat menggunakan pepatah, tapi dianya lupa kalimatnya. Jing ingat pepatah yang dia maksud, tapi Jing sendiri salah mengucap kata, pepatahnya jadi terdengar aneh. (Wkwkwk! Mereka memang pasangan yang serasi)
Tapi tidak masalah, ikuti saja kata Jing. "Shangguan, aku sudah memutuskan. Mulai sekarang, seumur hidup ini, hanya ada kau seorang. Aku bergantung padamu. Dipukul sampai mati pun, aku tidak akan pergi."
"Dipukul sampai mati, tidak akan pergi?"
"Tapi jangan sampai aku benar-benar mati. Biarkan aku bernapas sedikit."
Shangguan Jing sontak tertawa mendengarnya. Akhirnya Jing tertawa juga, berarti Jing juga punya perasaan yang sama padanya. Yin Qi bahagia dan langsung memeluknya.
Bersambung ke episode 35
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam