Gara-gara memelintir Xin Qi, bajunya Min Hui jadi sobek. Xin Qi dengan manisnya memberikan jasnya untuk menutupi Min Hui, yaaa... walaupun dia melakukannya dengan muka cemberut.
Mereka berdua sama-sama tidak mau saling jujur tentang alasan mereka berada di tempat ini, tapi sebenarnya mereka memiliki tujuan yang sama dan sama-sama menyadari ada yang aneh dari Dekan Pu karena hari ini.
Di tempat masing-masing, Min Hui membicarakan masalah ini dengan Dokter Zhou, sedangkan Xin Qi membicarakannya dengan Hardy.
Hal pertama yang sama-sama mencurigakan bagi mereka adalah bahwa Dekan Pu dan istrinya hari ini pergi membeli sebuah apartemen mewah yang harganya seharusnya di atas kemampuan ekonomi mereka. Dekan Pu dan istrinya bahkan membeli apartemen itu secara kontan.
Memang, Dekan Pu-lah yang seharusnya bertanggung jawab jika ada apa-apa dengan proyeknya Perusahaan Guan Chao. Namun tahun depan Dekan Pu akan pensiun, Min Hui curiga bahwa mungkin saja Dekan Pu menilap sejumlah uang untuk masa pensiunnya.
Hardy menyelidiki kartu-kartu pemungutan suara dan mengeceknya ke beberapa ahli analisa tulisan tangan dan mendapati fakta bahwa beberapa kartu pemungutan suara ini ditulis oleh orang yang sama.
Xin Qi paling curiga dengan Lin Xi Yue karena tadi Xi Yue dengan polosnya, errr... lebih tepatnya, dengan bodohnya mengakui bahwa dirinya sangat amat memahami Dekan Pu. Sudah jelas kalau mereka pasti menyuap Dekan Pu.
Xin Qi tidak punya bukti untuk dugaannya ini. Namun alih-alih menyuruh Hardy untuk menyelidikinya, dia memutuskan untuk menyelidiki Dekan Pu sendiri.
Keesokan harinya, Min Hui diam-diam membuntuti Dekan Pu keliling mall, mulai dari showroom mobil mewah sampai ke toko baju. Saat Dekan Pu masuk kamar pas, Min Hui langsung menempelkan telinganya di pintu dan menguping Dekan Pu sedang menelepon Lin Xi Yue.
Tiba-tiba saja pintu terbuka, tapi untungnya ada orang yang mendadak menarik Min Hui ke kamar pas sebelah sebelum Dekan Pu sempat melihatnya, dan Min Hui berakhir dalam dekapan orang itu dengan bibirnya nempel ke kemeja putihnya, dan orang itu ternyata Xin Qi.
Setelah Dekan Pu keluar dari toko itu, Min Hui langsung mengonfrontasi Xin Qi tentang alasannya membuntuti Dekan Pu. Xin Qi pasti juga curiga bahwa ada yang tidak beres dengan voting tender, tapi Min Hui tidak mengerti kenapa, bukankah Xin Qi mendukung proyek perusahaan Guan Chao?
Xin Qi menyangkal. Min Hui terkejut, jadi Xin Qi mendukung proyek Mist? Kenapa?... Xin Qi menolak menjawab dan berniat pergi, tapi pramuniaga tiba-tiba memanggilnya dan menyuruhnya membayar untuk kemeja yang kena noda lipstik, tapi Xin Qi dengan seenaknya menyuruh Min Hui bayar soalnya kan itu bekas lipstiknya Min Hui. Lagian dia tidak bawa uang, dia baru balik dari luar negeri, belum punya e-wallet lokal.
Iiish! Min Hui kesal banget sama dia, tapi baiklah... Min Hui langsung saja menyuruh pramuniaga untuk membungkusnya, sekalian dia juga minta dibungkusin semua warna lain yang ada, karena... "Aku mau memberikannya untuk 'adikku' ini," sinis Min Hui (Pfft!), "Apa lagi yang kau inginkan? Kakak bisa membelikannya untukmu, Adik."
Karena mereka punya misi dan tujuan yang sama, jadi Min Hui mengusulkan agar mereka bekerja sama saja. Penyelidikan masalah ini bukan hanya demi kebaikan proyek Mist, tapi juga demi kebaikan perusahaan Blue Jay.
Min Hui tahu betul orang seperti apa Lin Xi Yue itu karena dulu dia magang di perusahaan Guan Chao bersama Xi Yue. Selain itu, Ini pertama kalinya Xin Qi mengikuti tender di kota Bincheng, Xin Qi pasti tidak ingin nama baik perusahaannya tercoreng karena masalah ini, iya kan?
Karena itulah, lebih baik mereka bekerja sama saja untuk mengatasi masalah ini demi kepentingan bersama. Xin Qi awalnya sengaja ngotot menolak sambil dengan sengaja mengungkit-ungkit dosa Min Hui padanya dulu, tapi pada akhirnya dia setuju juga... dengan syarat, Min Hui harus mendengarkan perintahnya.
"Tentu saja... kita akan mendengarkan siapa pun yang benar," ujar Min Hui berdiplomasi.
Cao Mu datang ke rumah sakit untuk mengunjungi Jia Jun tapi malah mendapatinya sedang melatih otot seorang pasien lain dan otomatis membuat para perawat wanita kesengsem. Dia lebih muda, makanya dia memanggil Cao Mu sebagai 'Jie' (Mbak).
Bukan cuma para suster, bahkan Cao Mu pun kesengsem pada ketampanan Jun Jie, dan tampak jelas kalau Jun Jie juga tertarik padanya.
Keesokan harinya, Xin Qi dan Min Hui bekerja sama membuat jebakan untuk Istrinya Dekan Pu dan Lin Xi Yue. Min Hui mengundang Nyonya Pu ke sebuah restoran dengan alasan seolah dia mau menyuap Dekan Pu, lalu tak lama kemudian Xin Qi membawa Lin Xi Yue ke ruang private di restoran yang sama seolah mereka tak sengaja.
Lin Xi Yue dan Nyonya Pu sontak panik dan gugup banget sehingga mereka tidak bisa berpikir jernih. Begitu Min Hui dan Xin Qi sama-sama pamit sebentar dengan berbagai alasan, Lin Xi Yue langsung saja menelepon Nyonya Pu dan mengingatkannya untuk berhati-hati agar tidak sampai membocorkan masalah kesepakatan mereka dengan Dekan Pu pada Min Hui.
Mereka sama sekali tidak sadar kalau telepon mereka sedang disadap oleh Min Hui dan Xin Qi. Saking senangnya dengan keberhasilan rencana jebakan mereka, Xin Qi dan Min Hui tidak menyadari kedekatan mereka dan saat akhirnya mereka menyadarinya, sontak saja mereka jadi gugup lalu buru-buru menjauh dengan canggung.
Tapi intinya, mereka sudah berhasil mendapatkan bukti tentang kecurangan Dekan Pu dan Lin Xi Yue. Berarti sekarang mereka hanya butuh bukti transfer suap itu, bagian yang ini akan Xin Qi serahkan untuk diselidiki oleh pihak perusahaannya.
Masalah Dekan Pu, Xin Qi tidak akan mempersulitnya jika dia bersedia mengundurkan diri dan mengakui kesalahan. Setidaknya, ini adalah wujud apresiasi Xin Qi atas pengabdian Dekan Pu pada rumah sakit Jiaren selama bertahun-tahun ini. Namun jika Dekan Pu tidak mau mengakui kesalahan, maka Xin Qi akan memperkarakannya ke polisi.
Sedangkan tentang perusahaan Guan Chao, tentu saja hasil tender akan dianggap tidak sah dan membatalkan kerja sama. Tapi... biarpun rumah sakit Jiaren batal bekerja sama dengan perusahaan Guan Chao, bukan berarti mereka akan langsung beralih ke perusahaan Bai An. Kerja sama mereka cuma sampai di sini, selesai!
Iish! Nyebelin banget, tapi baiklah, Min Hui tidak akan menyerah, dia sangat percaya diri terhadap proyek Mist... "Kali ini, aku akan menunggumu datang mencariku," ujar Min Hui penuh percaya diri.
Jelas saja saat Cheng Qi Rang mengetahui masalah ini, dia langsung murka hingga keceplosan mengatai Lin Xi Yue sehingga dia hampir saja menghancurkan hubungan perselingkuhan mereka.
Min Hui sama sekali tidak kaget saat keesokan harinya Cao Mu mengumumkan bahwa rumah sakit Jiaren memilih proyek Mist. Malam harinya, mereka mengundang Xin Qi ke restoran untuk merayakannya. Namun suasana yang seharusnya ceria, malah berubah jadi dingin sekali gara-gara Xin Qi yang cemberut terus.
Untungnya Cao Mu dengan cepat mengambil alih situasi dan menghidupkan suasana dengan mengajak semua orang untuk bersulang. Tapi ujung-ujungnya, Cao Mu malah terus-menerus mengajak Xin Qi bersulang, berniat membuatnya mabuk, balas dendam atas kesulitan yang Xin Qi berikan pada mereka sebelumnya.
Namun itu membuat Min Hui jadi cemas. Dia berniat mau memberitahu Cao Mu tentang kondisi Xin Qi, tapi Cao Mu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk bicara.
Tepat saat itu juga, Cao Mu mendapat telepon dari Jia Jun yang mengabarkan bahwa dia sudah boleh pulang besok. Cao Mu senang mendengarnya dan berjanji akan datang untuk menjemputnya besok.
Namun saat dia kembali ke meja, dia malah mendapati Min Hui sedang mengajak semua orang minum-minum, jelas sedang berusaha mengalihkan perhatian semua orang dari Xin Qi agar mereka tidak mengajaknya minum terus. Jelas saja situasi ini membuat Cao Mu bingung dan penasaran dengan hubungan mereka.
Gara-gara kebanyakan minum, perut Min Hui jadi sakit sekarang. Xin Qi langsung mengikutinya keluar karena cemas dan menyatakan bahwa dia pasti akan membalas kebaikan Min Hui.
"Siapa juga yang menyuruhmu untuk membalasnya? Apa kau tidak menyadari kondisi tubuhmu sendiri? Jika orang lain menuang alkohol ke gelasmu, tidak seharusnya kau meminumnya."
Tapi Xin Qi malah sinis mendengar perhatiannya, sama sekali tak percaya kalau Min Hui tulus, bersikeras meyakini kalau Min Hui cuma pura-pura peduli padanya. Karena itulah, dia tetap tidak akan memaafkan Min Hui atas penipuan yang Min Hui lakukan padanya dulu.
Astaga! Min Hui sampai heran sama dia... "Apa kau berencana untuk hidup selamanya di masa lalu?"
"Benar! Aku memang tidak berencana untuk memaafkanmu. Asalkan aku tidak memaafkanmu, maka kau tidak akan bisa memaafkan dirimu sendiri."
"Baiklah! Teruslah membenciku, dengan begitu, kau tidak akan bisa melupakanku seumur hidupmu."
Ya memang, dia dulu menipu Xin Qi, tapi dia melakukannya agar Xin Qi bertahan hidup. Dia selalu ingin mengatakan kebenarannya pada Xin Qi, dia bahkan pernah mengatakan kebenarannya pada Xin Qi, tapi Xin Qi tidak mau mendengarnya.
Terserah kalau Xin Qi tidak percaya padanya, tapi yang pasti, dia tidak punya hutang apa pun pada Xin Qi, karena dulu saat Xin Qi sekarat setelah mengetahui kebenarannya, Min Hui-lah yang setia menemani Xin Qi di rumah sakit.
Setiap hari dia bicara pada Xin Qi, membacakannya buku diary-nya Su Tian dengan harapan Xin Qi akan bertahan hidup... "Aku tahu saat kau sadar, kau pasti akan membenciku. Namun aku... aku benar-benar tidak bisa melihatmu pergi."
"Tapi saat tersadar, aku tidak melihatmu."
"Itu karena kau sendiri yang bilang kalau kau tidak mau menemuiku lagi seumur hidup! Xin Qi, kutanya padamu, apa kau sungguh tidak tahu apakah perasaanku padamu ini asli atau palsu?"
Xin Qi galau, masih meragukan segalanya. Min Hui sudah tidak kuat berdiri lagi sehingga dia langsung menyandarkan kepalanya ke Xin Qi. Namun tepat saat itu juga, Cao Mu mendadak muncul, jadi Xin Qi langsung mendorong Min Hui ke Cao Mu, menyuruhnya membawa Min Hui pulang lalu dia sendiri pun pergi duluan. Namun Xin Qi jadi tidak bisa tidur memikirkan masalah ini sepanjang malam.
Keesokan harinya, kepala Cao Mu masih pusing, tapi Min Hui malah baik-baik saja seolah tak pernah minum banyak semalam. Cao Mu sampai heran dengannya. Dia penasaran kenapa Min Hui menggantikan Xin Qi minum semalam, tapi MIn Hui buru-buru mengalihkan perhatiannya ke kontrak dari Blue Jay yang baru saja datang.
Min Hui menyuruhnya tanda tangan... sekaligus menyuruhnya untuk pergi rapat mingguan ke Blue Jay besok. Lah? Cao Mu bingung, penanggung jawab proyek kan Min Hui, kenapa malah dia yang harus pergi rapat mingguan?
Hmm, jelas untuk menghindari Xin Qi, tapi Min Hui beralasan kalau dia sangat amat sibuk. Hadeh! Padahal Cao Mu sendiri kan juga sibuk.
Siang harinya, dia menepati janjinya menjemput Jia Jun pulang. Namun saat memapah Jia Jun ke sofa, dia tak sengaja oleng dan akhirnya jatuh menimpa Jia Jun, dan tak pelak kejadian ini membuat keduanya jadi semakin dekat.
Jia Jun mengaku bahwa dia bekerja jadi instruktur renang. Dulunya dia atlet renang, tapi memutuskan pensiun dini karena tidak ada perkembangan. Di salah satu foto-foto yang terpajang di dinding, ada satu foto masa kecil Jia Jun bersama kakak perempuannya. Sayangnya sekarang kakak perempuannya sudah meninggal.
Jia Jun mengaku bahwa dia dan kakak perempuannya sudah terpisah sejak mereka kecil karena mereka yatim piatu. Makanya selama ini dia selalu berusaha mencari keberadaan kakaknya. Dua tahun yang lalu, dia baru mengetahui bahwa kakaknya sudah meninggal. (Errr, apa mungkin, kakak perempuannya adalah Su Tian?)
Keesokan harinya dalam rapat mingguan, Xin Qi tampak jelas tidak senang karena Min Hui tidak datang. Jadi dia dengan sengaja menyusahkan Cao Mu dengan membahas masalah teknis proyek Mist yang jelas-jelas bukan bidangnya Cao Mu hingga membuat Cao Mu kebingungan tak tahu bagaimana harus menjawab semua pertanyaannya.
Maka kemudian dia menyarankan Cao Mu untuk menyerahkan masalah teknis ini pada ahlinya, secara tak langsung mengisyaratkan Min Hui untuk datang. Cao Mu memahami maksudnya, jadi dia langsung izin ke toilet sebentar, padahal dia menelepon Min Hui dan memaksa Min Hui untuk segera datang ke Blue Jay sekarang juga.
Terpaksalah Min Hui harus bergegas datang ke sana dan beralasan pada Xin Qi bahwa dia tadi sedang menangani proyek lain.
"Oh, sepertinya Bu Min punya proyek lain yang lebih penting daripada Mist. Jika tidak, kau pasti akan menghadiri rapat mingguan ini," sindir Xin Qi.
Berusaha bersabar, Min Hui meyakinkan bahwa Mist adalah proyeknya yang paling penting saat ini, makanya Cao Mu mewakilinya datang kemari, tapi bukankah mereka seharusnya belum membahas masalah teknis?
Xin Qi dengan muka tanpa dosanya berakting seolah dia salah proyek. Maaf, proyek yang ditangani perusahaannya sangat banyak, makanya dia keliru menanyakan pertanyaan yang seharusnya untuk proyek lain. Tapi karena Min Hui sudah datang, jadi untuk selanjutnya, Min Hui saja yang memimpin proyek ini.
Tidak bisa menghindar, terpaksa Min Hui menyetujuinya. Namun bahkan sebelum mereka sempat membahas apa pun, Min Hui tiba-tiba mendapatkan telepon dari rumah sakit yang mengharuskannya untuk pergi ke sana. Min Hui langsung panik memohon pada Xin Qi untuk membiarkannya pergi karena anaknya membutuhkannya di rumah sakit.
Epilog:
Lima tahun yang lalu, setelah berkeliling mencari Min Hui, yang dia kira Su Tian, tanpa hasil, Xin Qi akhirnya tak sengaja menemukannya. Xin Qi berusaha mengajaknya untuk pergi ke Amerika bersamanya karena dulu dia pernah berjanji pada Su Tian untuk membawanya ke Amerika bersamanya.
Saat inilah, Min Hui jujur memberitahunya bahwa dia bukan Su Tian, melainkan Min Hui. Namun bahkan sebelum dia menjelaskan apa pun lebih lanjut, penyakit jantungnya Xin Qi tiba-tiba kumat hingga dia pingsan.
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam