Cemburu dengan high heels pemberian Dokter Zhou, hari ini Xin Qi mengajak Hardy ke toko sepatu wanita. Pfft! Tapi setelah melihat-lihat semua sepatu high heels di sana, dia bingung kenapa mereka harus memaksa wanita untuk memakai sepatu high heels. Cantik sih, tapi bagaimana kalau mereka bertemu perampok, kan susah kalau mau lari. (Pfft! So sweet Xin Qi. Sungguh cowok yang pengertian)
Lagian dia tidak mengerti apa bedanya tiap-tiap sepatu, kelihatannya sama saja semua. Tapi Hardy, siapa sangka, ternyata justru sangat amat memahami fashion sepatu cewek dan langsung nyerocos panjang lebar tentang beda jenis tiap-tiap sepatu high heels wanita. Xin Qi sampai heran sekaligus aneh sama asistennya yang satu ini, makanya dia menolak membeli sepatu rekomendasinya Hardy
Keesokan harinya, Xin Qi memberikan sepatu yang dia beli kemarin ke Min Hui, tapi dia beralasan kalau itu adalah pemberian temannya, tidak bisa dia pakai, jadi dia hibahkan saja ke Min Hui. Pfft!
Min Hui awalnya menolak karena dia kira kalau itu high heels. Namun sepatunya ternyata sepatu loafers yang lebih nyaman. Xin Qi bahkan langsung berlutut di hadapan Min Hui untuk membantu memakaikan sepatu itu... yang dalam prosesnya membuat wajah mereka berdua menjadi sangat dekat yang sontak saja membuat keduanya jadi gugup.
Cepat-cepat menguasai diri, Min Hui dengan canggung mundur lalu bergegas pergi meninggalkan Xin Qi yang jantungnya lagi berdisko ria.
"Papa malu?" tanya Quan Quan yang sedari tadi memperhatikan interaksi mereka.
Xin Qi ngotot menyangkal, beralasan kalau dia cuma kepanasan, gerah, cuaca panas. Tapi si pintar Quan Quan bisa melihat dengan jelas kalau Xin Qi cemburu sama Papa Zhou dan meyakinkan Xin Qi untuk tidak mengkhawatirkan masalah itu, Min Hui tidak menyukai Papa Zhou. Canggung, Xin Qi terus saja ngotot menyangkal.
"Hadeh! Begitulah orang dewasa, lain di mulut, lain di hati." (Pfft!)
Sayangnya Mommy-nya Quan Quan justru tidak setajam Quan Quan dalam masalah ini, biarpun hatinya juga deg-degan gara-gara kedekatan mereka tadi, tapi tetap saja dia tidak kepikiran apa alasan Xin Qi membelikan sepatu itu untuknya.
Bahkan Cao Mu bisa langsung menebak kalau itu adalah sepatu pemberian Xin Qi (tidak mungkin pemberian Dokter Zhou) yang sontak saja membuatnya jadi semakin penasaran dengan perkembangan hubungan mereka, dia sama sekali tak percaya dengan alasan bahwa sepatu ini dihibahkan padanya oleh Xin Qi karena pemberian orang lain yang tidak cocok.
Dia yakin banget kalau Xin Qi sedang mengejar Min Hui, tapi Min Hui ngotot menyangkal. Itu karena ada banyak masalah di antara dia dan Xin Qi.
"Kalau ada masalah, selesaikan saja. Apa yang bisa menghentikan dua orang yang saling mencintai untuk bersama."
"Dari novel cacat mana kau membaca kalimat ini?"
"Kutanya padamu, apa kau menyukainya?"
Min Hui seketika canggung dan bingung bagaimana harus menjawabnya, "hubunganku dengannya sulit digambarkan dengan suka atau tidak suka."
"Apa maksudnya?"
"Mungkin, tidak ada hubungan adalah hubungan terbaik kami sekarang."
Cao Mu bingung, ".... Nggak ngerti."
"Sama." (Pfft!)
Siang harinya, Min Hui menjemput Quan Quan di sekolah, eeeeh, Quan Quan malah kecewa, soalnya dia mengira kalau papanya yang akan menjemputnya hari ini. Wah! Mommy jelas tidak terima, Quan Quan tidak boleh pilih kasih, Mommy bisa cemburu loh ya.
"Kenapa orang dewasa seperti kalian sangat suka cemburu?"
"Selain aku, siapa yang cemburu?"
"Xin Qi, dia cemburu sama Papa Zhou."
Tapi Min Hui bersikeras menolak mempercayainya, malah mengatai Quan Quan sok tahu. Tepat saat itu juga, salah satu ibu murid memberitahu Min Hui bahwa kelas mereka akan mengadakan pertemuan orang tua murid.
Min Hui sebenarnya ragu untuk ikut karena kesibukannya, tapi karena Quan Quan merengek minta ikut, akhirnya dia mengalah. Tapi ternyata dia juga diminta untuk membuat kue apa saja yang bisa dia buat. Min Hui jadi malu, soalnya dia tidak pintar masak, tidak bisa bikin kue apa pun.
"Mommy sangat memalukan," ejek Quan Quan. (Wkwkwk! Nih anak agak liar) Tapi demi putranya, Min Hui akan berusaha untuk belajar membuat kue yang dia pikir paling mudah saja, cupcake.
Karena Quan Quan juga berharap papanya ikut, maka begitu Xin Qi pulang malam harinya, dia berniat bertanya apakah Xin Qi ada waktu atau tidak untuk mengikuti kegiatan ini. Namun bahkan sebelum dia sempat mengutarakan pertanyaannya, Xin Qi tiba-tiba memberitahu bahwa dia harus pergi dinas ke Beijing besok, mungkin satu atau dua hari, mungkin juga lebih.
Min Hui jadi tidak enak untuk mengganggunya terkait masalah ini dan akhirnya tidak memutuskan untuk tidak memberitahunya saja. Xin Qi tidak mengatakan alasan dinasnya, padahal sebenarnya dia dinas karena ada masalah dengan pemilihan proyeknya Min Hui.
Para pemegang saham tidak ada yang menyetujui proyek pilihan Xin Qi ini karena lamanya waktu pengembangan dan besarnya modal yang diperlukan, ditambah lagi, teknologi semacam ini sudah pernah dilakukan di luar negeri tapi sejauh ini belum ada kemajuan. Makanya Xin Qi butuh segera pergi ke cabang Beijing untuk menyelesaikan perkara ini dan meyakinkan para pemegang saham tentang potensi besar proyek ini.
Jadilah Min Hui harus berusaha sendirian belajar membuat cupcake. Namun yang tak disangkanya, ternyata membuat cupcake tidak semudah yang dia pikir. Kuenya sama sekali tidak mengembang, malah jadi bantat.
Quan Quan diam-diam memotret Min Hui dan mengeluh ke Xin Qi tentang Mommy-nya yang gagal bikin kue. Namun karena keluhannya juga tidak memberi informasi apa pun tentang alasan Min Hui belajar bikin kue, Xin Qi pun tetap tidak tahu apa-apa tentang masalah pertemuan orang tua murid ini.
Quan Quan menyarankan agar mereka beli kue langsung jadi saja, toh tidak mungkin ada yang tahu, tapi Min Hui menolak, bersikeras mau bikin kue sendiri karena dia tidak mau berbohong dan mengajari Quan Quan untuk tidak berbohong biarpun untuk urusan sepele semacam ini.
Dokter Zhou hendak menemui Min Hui, tapi baru juga tiba di depan rumahnya, dia malah kaget mendapati banyak asap keluar dari dalam rumahnya Min Hui yang jelas saja membuatnya cemas mengira rumahnya Min Hui kebakaran.
Namun ternyata kebakaran itu cuma gara-gara Min Hui kelamaan memanggang kuenya sampai jadi gosong-song-song-song. Dokter Zhou jadi geli juga, dibalik segala kehebatan Min Hui, ternyata dia punya kekurangan juga, ini salah satunya.
Tapi tidak masalah, Dokter Zhou kan pintar masak, biar dia yang mengajari Min Hui. Biarpun dia sendiri sebenarnya belum pernah bikin cupcake, tapi dengan kepintaran dan keahlian memasaknya, dia mampu mempelajarinya dengan mudah dan cepat... dan walah! Cupcake buatan Dokter Zhou pun jadi dalam bentuk yang sempurna.
Min Hui benar-benar kagum dengan kehebatannya. Dia sudah takut saja bakalan membuat Quan Quan kecewa, tapi sekarang dia percaya diri kalau dia pasti bisa membuatnya dengan mengikuti langkah-langkah masaknya Dokter Zhou.
Dokter Zhou penasaran kenapa Xin Qi tidak ikut padahal itu acara pertemuan orang tua murid. Min Hui memberitahu kalau Xin Qi tidak ada waktu karena pergi dinas, padahal sebenarnya Quan Quan ingin sekali dia ikut.
"Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau berharap dia ikut?" tanya Dokter Zhou.
Min Hui jujur mengakui bahwa dia juga sebenarnya berharap Xin Qi bisa ikut, karena belakangan ini dia baru menyadari bahwa Quan Quan memang membutuhkan seorang ayah. Saat mereka bermain di taman hiburan waktu itu, Quan Quan sangat bahagia, sudah lama Min Hui tidak melihat putranya sebahagia itu.
Dari situlah dia sadar bahwa ada beberapa peran ayah yang tidak akan bisa digantikan oleh ibu. Quan Quan juga selama ini selalu menginginkan seorang ayah, Min Hui saja yang selalu bersikeras menolak menghadapi kenyataan ini. Tapi belakangan ini dia bertanya pada dirinya sendiri, apakah dia sungguh tega membiarkan Quan Quan tumbuh dengan kekurangan seperti ini.
Dia tidak sadar kalau jawabannya membuat Dokter Zhou jadi sedih. Dokter Zhou penasaran apakah itu artinya Min Hui dan Xin Qi berniat untuk rujuk demi Quan Quan. Min Hui menyangkal, tapi mungkin, dia dan Xin Qi bisa bekerja sama untuk menjadi orang tua yang baik bagi Quan Quan.
Pada saat yang bersamaan, Xin Qi mendapatkan video call dari putranya yang saat itu sedang belanja snack bersama Hardy. Dia memberitahu bahwa dia akan membawa snack-snack ini ke acara pertemuan orang tua murid besok. Akhirnya, dari sinilah Xin Qi baru mengetahui adanya acara itu dan baru mengerti apa alasan Min Hui belajar bikin kue.
"Awalnya aku ingin Papa juga ikut, tapi sayangnya, Min Hui bilang kalau Papa tidak ada waktu."
"Siapa bilang aku tidak ada waktu?!... Ah benar, Papa memang agak sibuk dua hari ini. Papa akan menemanimu setelah pulang nanti, ya."
"Baiklah. Sudah kumaafkan, dadah."
Namun biarpun sudah berusaha membuat kuenya dengan benar dan enak, tetap saja kuenya Min Hui tampak terlalu biasa dibandingkan kue-kue buatan ibu-ibu yang lain. Wajar saja sih, cupcake-nya polosan tanpa hiasan apa pun sehingga tidak tampak menarik. Tidak ada satu pun teman-temannya Quan Quan yang menginginkan kuenya. Quan Quan jadi sedih.
Untungnya di tengah keputusasaan mereka, Papa-nya Quan Quan mendadak muncul dengan membawa banyak peralatan bikin kue dan dengan manisnya membela Mommy-nya Quan Quan yang telah berusaha keras demi cintanya pada putra mereka padahal dia sebenarnya sangat amat sibuk.
Tentu saja karena ini kegiatan orang tua murid, Xin Qi sebagai papanya Quan Quan juga ingin ikut berpartisipasi. Makanya dia membawa semua ini untuk bikin kue baru untuk anak-anak, dia dan Mommy-nya Quan Quan yang akan membuatnya.
Min Hui sampai kaget dengan semua ini, lagian siapa yang mau bikin kuenya? Dia kan tidak bisa. Tenang, tenang, Papanya Quan Quan meyakinkan kalau dia bisa... dan benar saja, tak lama kemudian, dia dengan dibantu Hardy menyajikan beberapa kue tart dengan berbagai hiasan lucu-lucu untuk anak-anak yang sontak saja membuat Quan Quan dan teman-temannya bersorak kegirangan.
Sedangkan Min Hui cuma bisa melihat dari kejauhan dengan agak sedih sekaligus iri. Melihat itu, Xin Qi langsung mengajak Quan Quan untuk menghibur Mommy.
Mereka memberinya cupcake buatannya sendiri yang tidak termakan sama sekali, tapi Xin Qi dengan manisnya mencicipi kue itu dan memuji rasanya. Dia bahkan mengajari putra mereka untuk menghargai kerja keras dan niat baik Mommy. Quan Quan pun akhirnya mau memakan kue itu dan memang rasanya lumayan walaupun bentuknya biasa saja.
Xin Qi punya ide bagus, "Quan Quan, mari kita bertiga membuat kue milik kita bertiga. Bagaimana?"
Min Hui awalnya tidak percaya diri kalau dia bisa, tapi berkat semangat dari Quan Quan, akhirnya mereka bertiga mulai bekerja sama sambil bercanda riang gembira, menghias kue tart dengan gambar kartun mereka bertiga sekeluarga.
Begitu bahagianya mereka sehingga tidak ada seorang pun yang mengetahui kedatangan Dokter Zhou. Dia juga datang dengan membawa kue, tapi melihat mereka bertiga begitu bahagia, dia akhirnya pergi diam-diam dengan kecewa dan sedih.
Epilog:
Lima tahun yang lalu, Xin Qi mengajak Min Hui makan kue di sebuah cafe. Saat menunggu pesanan mereka, mereka justru melihat pria di meja sebelah tengah melakukan lamaran pada kekasihnya dengan cara memasukkan cincin lamaran di dalam kue yang dimakan kekasihnya.
Tapi bukannya merasa itu romantis, Min Hui justru merasa kalau itu cara lamaran yang kuno banget. Dilakukan di tempat umum lagi. Duh! Kalau sampai Min Hui yang dapat lamaran semacam itu, dia pasti bakalan menolak. Malu banget.
Pfft! Komentarnya sontak membuat Xin Qi panik membawa pergi kue pesanan mereka yang baru datang. Wkwkwk! Kayaknya dia juga mau melamar Min Hui dengan cara yang sama, tapi sekarang dia buru-buru membatalkannya, dan Min Hui bahkan tidak bisa menebak apa alasan Xin Qi mendadak pergi begitu saja.
Xin Qi perginya lama banget lagi, Min Hui lama-lama jadi kebingungan dan akhirnya pergi mencarinya. Namun saat dia tengah menghubungi Xin Qi dan menanyakan keberadaannya, tiba-tiba saja dia mendengar suara tabrakan di seberang lalu tiba-tiba saja Xin Qi tidak bisa dihubungi lagi. OMG!
Min Hui seketika ketakutan dan langsung bergegas pergi ke TKP. Namun untungnya ternyata yang kecelakaan bukan Xin Qi, dan Min Hui mendapatinya sedang duduk tak jauh dari sana karena kejadian barusan membuat jantung Xin Qi hampir kumat, makanya dia sedang menenangkan diri sekarang.
Min Hui hampir menangis saking takutnya terjadi apa-apa dengan Xin Qi, syukurlah dia baik-baik saja. Dan yang tak disangkanya, ternyata Xin Qi tadi pergi untuk membelikannya sebuket mawar merah, senyum Min Hui pun akhirnya bisa merekah kembali.
Kisah couple kedua:
Cao Mu menurut saja saat Jia Jun mengajarinya berenang padahal dia sudah bisa. Namun saat Jia Jun keluar sebentar untuk membelikannya minuman, tiba-tiba Cao Mu melihat seorang anak tenggelam.
Refleks dia terjun ke kolam untuk menyelamatkan anak itu... dan baru sadar tak lama kemudian kalau Jia Jun sudah kembali dan jelas saja sekarang Jia Jun menatapnya dengan kesal karena merasa terkhianati, menyadari kalau dia sudah dibohongi. Cao Mu pun jadi merasa bersalah padanya.
Cao Mu santai mengatasi masalah dengan mengajak Jia Jun ke bar dan mengingatkan bahwa sekarang mereka impas. Jia Jun pernah membohonginya dan sekarang dia membalasnya dengan cara yang sama.
Yang lebih tidak Jia Jun sangka, ternyata Cao Mu semasa sekolah dulu pernah ikut tim renang sekolah, sekitar 7-8 tahunan. Tapi setelahnya, Cao Mu mulai kehilangan minat dan akhirnya berhenti.
Jia Jun heran mendengarnya, bagaimana bisa Cao Mu berhenti begitu saja? Cao Mu merasa itu wajar saja. Dia bahkan tidak bisa menyukai siapa pun selamanya, apalagi cuma sekedar olahraga.
"Kenapa tidak bisa?" protes Jia Jun, "bukankah kebahagiaan seseorang adalah bisa menemukan orang yang dicintai seumur hidup dan hidup bersama dengan baik?"
Pembicaraan ini akhirnya membuat Jia Jun mulai lebih berani mendekati Cao Mu, dia bahkan memanggil Cao Mu dengan namanya langsung tanpa embel-embel 'Jie' (kakak perempuan) lalu tiba-tiba saja dia menc1um Cao Mu... sebelum kemudian muntah-muntah karena mabuk. Pfft!
Cao Mu akhirnya membawa Jia Jun pulang ke rumahnya, tapi malah mendapati Jia Jun lagi menggila di dalam bathtub, bermain sama mainan bebek-bebekan. Geli, Cao Mu langsung merekam momen ini.
Namun saat Jia Jun menyadarinya, dia langsung menarik Cao Mu ke dalam bathtub. Kali ini dia minta izin dulu untuk mencium Cao Mu. Namun sekarang Cao Mu-lah yang menc1umnya duluan.
Keesokan harinya, Jia Jun kaget mendapati dirinya terbangun di ranjangnya Cao Mu dalam keadaan hanya memakai selembar selimut. Mereka tidak melakukan apa-apa kan semalam? Cao Mu mengiyakannya, soalnya Jia Jun mabuk berat semalam. (Hmm, benarkah?)
Namun tak lama kemudian saat dia berangkat kerja, Cao Mu mendadak kepikiran untuk mengirimkan rekaman semalam pada Jia Jun yang jelas saja membuat Jia Jun malu.
Kisah couple kedua:
Dokter Zhou baru saja kembali setelah melakukan operasi. Dia lagi kecapekan tapi malah mendadak diganggu oleh Zi Zhu lagi. Zi Zhu bahkan mulai berani bersikap semakin mesra yang jelas saja membuat Dokter Zhou tak nyaman.
Kedatangannya kali ini sepertinya untuk menanyakan masalah sepatu high heels yang kemarin, tapi dia tidak menanyakannya secara langsung dan hanya mencoba memberinya isyarat. Tapi Dokter Zhou sama sekali tidak mengerti apa maksudnya, jadi dia langsung saja mengusirnya secara halus. Zi Zhu jadi bingung.
Bersambung ke episode 12
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam