Sinopsis New Life Begins Episode 30

Dengan menyembunyikan air matanya, Yin Qi tiba-tiba menginginkan cerai dari Jing, berbohong dengan mengatakan bahwa karena sekarang dia sudah bukan Tuan Muda lagi, maka itu artinya pernikahan politik mereka ini sudah tidak berarti lagi.

Jing tak percaya, dia yakin kalau Yin Qi pasti bohong. Tapi Yin Qi bersikeras dengan keputusannya untuk bercerai, jadi dia berbohong bahwa dia ingin cerai karena dia menyukai orang lain, Hao Jia. Dia mau mengejar Hao Jia karena sekarang Hao Jia sudah bercerai dari Yin Song.


Marah dan patah hati, Jing sontak menamparnya dan mendorongnya sampai dia tersungkur ke lantai. Tapi Yin Qi tetap menampilkan senyum palsunya sembari terus menyatakan bahwa mereka berdua tidak cocok. Padahal begitu Jing pergi, Yin Qi sontak menangis sedih.

Merasa tidak enak karena tinggal dan makan di restoran gratisan, Hao Jia memberitahu Hai Tang bahwa dia ingin bekerja sendiri, tapi dia tidak akan bekerja di restoran karena dia tidak berbakat di bidang ini, tapi dia punya kemampuan di bidang lain. Yaitu, berjualan kosmetik tapi dengan cara menyamar dalam dandanan pria.

Dia memang terlihat sangat tampan dalam dandanan pria, pantas saja begitu baru buka, kiosnya yang diberi nama 'Gincu Cangle', langsung diserbu puluhan wanita. Ditambah dengan pengetahuannya tentang kosmetik, dagangannya pun laris manis. Hebat! Akhirnya Hao Jia bisa mandiri sekarang.

Li Wei dan Yuan Ying kaget saat membaca surat cerai yang ditulis Shangguan Jing, dia bahkan sudah pergi meninggalkan Xinchuan sekarang. Yin Qi dengan lesu memberitahu mereka bahwa dia harus membiarkan Jing pergi. Dia sudah tidak punya apa-apa sekarang. Jika dia bahkan tidak mampu menjaga dirinya sendiri, bagaimana bisa dia menjaga istri.

Tapi menurut sepengetahuan Yuan Ying, Jing bukanlah seseorang yang hanya memikirkan diri sendiri. Dia tidak mungkin pergi mencampakkan Yin Qi begitu saja hanya karena masalah ini. Pasti Yin Qi mengatakan sesuatu pada Jing sampai membuat Jing pergi.

"Aku bilang padanya... kalau aku masih menyukai Hao Jia."


"Apa kau gila?! Bagaimana bisa kau mengatakan itu?! Bukannya cari alasan lain, malah mengatakan alasan ini! Benar-benar orang bodoh! Cari masalah saja!" kesal Li Wei.

Yuan Ying setuju kalau perbuatan Yin Qi ini memang kelewatan, tapi untungnya Yuan Ying lebih bijak mengingatkan Li Wei untuk tidak memarahi Yin Qi karena Yin Qi jelas-jelas juga menderita.

Yuan Ying benar, Li Wei pun mulai menenangkan emosinya sendiri dan mulai bisa melihat penderitaan Yin Qi juga. Dia bahkan menyemangati Yin Qi untuk segera pergi ke Danchuan untuk menyusul Jing dan meluruskan kesalahpahaman Jing.

Tapi setelah ucapan jahat Yin Qi, apakah mungkin Jing masih mau menemuinya? Yin Qi menolak pergi. Jing tidak mungkin memaafkannya. Lagipula, buat apa Jing pulang kembali ke sini bersamanya? Untuk membuat Jing hidup miskin dan menderita bersamanya? Yin Qi tidak mau.

Shangguan Yan jelas semakin tidak suka sama Yin Qi setelah melihat adiknya pulang karena dikecewakan Yin Qi lagi. Tapi dia juga bisa melihat dengan jelas kalau adiknya benar-benar suka sama Yin Qi. 

Bahkan saat Shangguan Yan ingin balas dendam pada Yin Qi, Jing secara tak langsung mengklaim kalau dia tidak suka sama Yin Qi, padahal jelas itu adalah upayanya untuk melindungi Yin Qi dari murkanya Shangguan Yan.

Memahami usaha adiknya melindungi Yin Qi, Shangguan Yan akhirnya memutuskan untuk tidak balas dendam pada Yin Qi. Tapi... dia ingin Jing segera mencari suami baru dan menikah lagi. Jing jelas menolak tegas.

Tak punya rumah, Yin Qi pun harus menginap di rumah Yin Zheng. Yin Zheng benar-benar merasa bersalah padanya. Namun Yin Qi meyakinkan bahwa dia sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Dia kakaknya Yin Zheng, wajar jika dia melindungi Yin Zheng. Toh Yin Zheng juga sudah berhasil menjatuhkan penghasut kasus ini, itu artinya, Yin Zheng sudah membalaskan dendamnya. 

Lagipula, dia sangat berbeda dengan Yin Zheng. Dia sama sekali tidak punya ambisi dalam pemerintahan dan tidak cocok sama sekali dengan pekerjaan ini. Dia sejatinya hanya ingin menjadi saudara, bukan rekan kerja.

Berusaha menghiburnya, Yin Zheng mengaku bahwa dia mengirim surat ke Jing untuk menjelaskan alasan Yin Qi minta cerai. Sudah ada surat balasannya, tapi Yin Qi menolak membacanya. Soalnya dia bisa menebak apa isinya, Jing pasti memaki-makinya.

Beberapa hari kemudian, Yin Zheng mendadak menyeret Yin An ke kediamannya untuk membantunya menangani Yin Qi, gara-gara beberapa hari ini Yin Qi menolak makan, malah duduk bertapa menghadap tembok dengan berlinang air mata.

Dan itu semua gara-gara dia sudah membaca surat balasannya Jing yang ternyata benar-benar memaki-makinya dengan kasar. Ya, biarpun Yin Qi sudah menebak, tapi tetap saja Yin Qi patah hati.

Yin An berusaha meyakinkan Yin Qi bahwa penderitaannya Yin Qi ini tidak seberapa dibanding penderitaannya. Yin Qi cuma kehilangan satu istri, lah dia malah kehilangan lebih dari 20 istri. (Pfft! Kenapa malah jadi adu nasib). 

Mereka berusaha mengajaknya makan siang, tapi Yin Qi keukeuh menolak, bersikeras mau meratapi nasibnya dengan menghadap tembok. Hadeh! Stres, Yin An dan Yin Zheng sontak bekerja sama menyeret Yin Qi keluar ke meja makan.

 

Mereka berusaha menyajikan berbagai makanan kesukaan Yin Qi, tapi Yin Qi malah ngotot mau makan yang pedas-pedas. Tapi masakannya Koki Liu terasa kurang pedas dan itu sontak membuatnya ngambek heboh merindukan Jing yang biasanya suka makanan super duper pedas.

Tepat saat itu juga, Su Shen datang membawakan sebuah dokumen yang di dalamnya berisi pengumuman bahwa Shangguan Jing mengadakan pemilihan untuk cari suami. Waduh!

Pengumuman itulah yang akhirnya sukses mendorong Yin Qi untuk bergegas pergi ke Danchuan untuk mendapatkan Jing kembali. Tapi perjalanannya tidak mudah karena gambar wajahnya terpampang di pengumuman desa dan kota, dan begitu orang-orang Danchuan mengenalinya, mereka sontak heboh mengejarnya dengan ganas sambil melemparinya dengan segala macam benda padanya. 

Bahkan sesampainya di kota, Yin Qi mendadak diserbu oleh lemparan tombak, tapi untungnya setelah beberapa lama bersama Jing, Yin Qi sekarang jadi lebih gesit menghindari semua itu. Biarpun pengumuman itu membuatnya jadi musuh rakyat Danchuan, namun kalimat di pengumuman itu yang membuat menyadari Jing memang punya perasaan terhadapnya. Makanya Yin Qi penuh semangat untuk mencari dan mendapatkan Jing kembali.

Sayangnya langkahnya terhalang begitu tiba di istana Danchuan. Tapi tekad Yin Qi sangat kuat. Tak peduli biarpun dia diancam dengan pedang, dia tetap bersikukuh untuk menunggu di depan gerbang istana sampai Jing mau bertemu dengannya. Dia bahkan rela biarpun harus menunggu berhari-hari.

Dan dia benar-benar serius. Dia menunggu sepanjang hari dan malam, bahkan sampai terkantuk-kantuk dan hampir saja roboh, tapi dia terus bertahan dengan gigih. Lama-lama pengawal istana Danchuan kasihan juga sama dia dan akhirnya melaporkannya ke Jenderal Danchuan.

Jenderal kemudian melaporkan itu ke Shangguan Yan. Tapi Shangguan Yan berniat membuat Yin Qi sedikit menderita lebih lama, jadi dia sengaja menyuruh Jenderal untuk membiarkan Yin Qi berlutut lebih lama. Dia juga memerintahkan Jenderal untuk membawa para peserta pemilihan suami untuk lewat di hadapan Yin Qi besok.

Bukannya dia melunak dengan memberi Yin Qi kesempatan, dia tetap tidak suka sama Yin Qi, tapi dia melakukan ini demi adiknya yang menyukai Yin Qi. Bagaimana keputusan akhir Jing nanti, itu terserah Jing. 

Di pasar malam, Hao Jia dikunjungi oleh Fang Ru. Fang Ru tentu saja senang melihat Hao Jia yang sekarang lebih bebas dan ceria, dan tidak lagi menahan diri demi pria brengsek itu. Dipikir-pikir, Fang Ru heran dengan dirinya sendiri. 

Dia sungguh tidak mengerti kenapa dulu dia bisa mencintai pria brengsek itu. Padahal sekarang setelah dia pikir-pikir, sebenarnya dia tidak menyukai pria itu. Hao Jia menegaskan bahwa Fang Ru seorang yang pernah mencintai pria itu, dia sendiri tidak pernah menyukainya. 

Yang Hao Jia sukai dari pria itu cuma kedudukannya. Tapi siapa sangka kalau pria itu sangat amat licik dan jahat. Manusia memang tidak seharusnya bergantung pada siapa pun, lebih baik menjadi tuan bagi diri sendiri.

Fang Ru setuju, eh ngomong-ngomong, Fang Ru menawarkan diri untuk membelikan rumah untuk mereka, biar dia bisa membantu merawat anaknya Hao Jia selama Hao Jia bekerja. Hao Jia menolak dengan sopan, masalah anaknya, dia menitipkannya ke penjagaan ibu angkat dan ayah angkatnya.

Fang Ru langsung paham siapa yang Hao Jia maksud, Li Wei dan Yin Zheng. Tapi Yin Zheng kan adiknya Yin Song, yang notabene, pamannya Cangle, bagaimana bisa dia malah jadi ayah angkat?
"Anak itu tidak punya ayah, jadi mana mungkin dia punya paman?"

"Ooooh! Bagus!"

Bayinya Hao Jia sekarang sedang dijaga oleh Li Wei. Yang jadi masalah, Cangle menangis terus terusan dan tidak ada seorang pun yang mengetahui alasannya menangis sehingga mereka tidak tahu bagaimana menenangkannya. Su Shen dan para pelayan berusaha menghiburnya dengan berbagai cara, tapi tetap saja gagal.

Untungnya Yin Zheng datang tak lama kemudian dan langsung mengelus-elus perut Cangle, dan ajaib, Cangle langsung berhenti menangis. Wow! Yin Zheng hebat, calon bapak yang baik nih. 

Su Shen sontak heboh mengagumi kehebatan tuannya yang serba bisa ini, "Tuan Muda memang hebat. Punya banyak bakat. Mulai dari orang tua 80 tahun sampai bayi yang masih dibedong, asalkan Tuan Muda bertindak, tidak ada yang tidak bisa ditaklukkannya! (plok-plok-plok)."

Tapi Yin Zheng sontak mengusirnya, jadilah Su Shen harus menyeret kedua pelayan pergi untuk membiarkan Li Wei dan Yin Zheng berduaan mengurus Cangle. Bagaimana Yin Zheng bisa mengetahui tentang ini? 

Tentu saja dia mendapatkan pengetahuan ini berkat hobinya membaca berbagai macam buku, termasuk buku-buku medis. Sementara mereka sibuk menjaga Cangle, mereka tidak sadar bahwa Yuan Ying sedang memperhatikan mereka dari luar dengan senyum. (Aww, apakah sudah waktunya dia pergi?)

 

Sesuai rencana, Jenderal Danchuan dengan sengaja membawa ketiga peserta seleksi suami masuk istana melewati Yin Qi yang masih gigih berlutut biarpun dia sudah sangat lemas. Bahkan begitu mendengar siapa para pria ini, semangat Yin Qi seketika bangkit dan menyatakan dirinya mau ikut serta juga, bertekad mau menjadi suaminya Jing lagi.

Ujiannya mirip seperti dulu, lomba makan hotpot super duper pedas. Ketiga pria sontak menyerah hanya dengan satu suap, tidak tahan sama pedasnya yang luar biasa. Namun yang tidak Jenderal sangka, Yin Qi santai makan dengan lahap, sama sekali tidak tampak tersiksa oleh rasa pedasnya. Jenderal sampai heran, sejak kapan Yin Qi bisa makan pedas?

"Saat aku bersama Shangguan di Xinchuan, aku perlahan memahami nikmatnya makan pedas. Rasa sakit dari makanan pedas ini, sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan perasaan dingin karena kehilangan dia."


Ujian kedua adalah tanding melawan prajurit wanita Danchuan. Ketiga pria langsung KO dengan cepat. Tapi Yin Qi yang sudah terlatih dibuli Jing selama di Xinchuan, mampu menghindari semua serangan si prajurit wanita, bahkan berhasil mengambil alih senjatanya dengan cepat. Lagi-lagi, dialah pemenangnya. Babak terakhir adalah memilih hadiah untuk Jing. Pemenangnya adalah yang hadiahnya dipilih oleh Jing.

 

Jing galau saat melihat hadiahnya Yin Qi. Bukan bunga, bukan pula benda berharga, melainkan hanya pengumuman poster wajah Yin Qi yang dia garisbawahi di satu kata 'Perasaan'.

Tapi saat hasil ujiannya diumumkan, hasilnya malah tidak ada satu pun yang lulus. Yin Qi tidak terima dan terus ngotot mati-matian meminta bertemu Jing. Dia bahkan tak peduli mati saat Jenderal Danchuan mengancam akan mencambuknya asalkan dia bisa bertemu Jing.

Jenderal jadi kasihan juga sama dia dan akhirnya melunak dengan memberitahunya bahwa Jing sudah pergi dari Danchuan dan sekarang berada di Danau Danxia.

Sekarang dengan perginya Yin Song, para menteri menyarankan Yin Zheng saja yang mengambil alih kepemimpinan Departemen Administrasi atas semua jasa Yin Zheng untuk negeri ini.

Tapi Yin Zheng sendiri menolak karena ingin fokus di Departemen Urusan Sembilan Wilayah dan menyarankan agar Yin An saja yang mengepalai Departemen Administrasi karena Yin An sudah sejak lama bekerja menjadi asisten kepala Departemen Administrasi, jadi Yin An lebih mengerti sistem kerja di sana.

Setelah beberapa lama berjualan kosmetik, Hao Jia akhirnya memiliki cukup uang untuk bayar sewa di restoran. Hai Tang awalnya menolak, tapi karena Hao Jia terus mendesak, Hai Tang akhirnya menerimanya.

Kabar baiknya lagi, tepat saat itu juga, mereka mendapat kabar baik dari istana. Sekarang setelah Yin An mengambil alih Departemen Administrasi, akhirnya restoran mereka pun bisa dibuka kembali.

Seperti sebelumnya, restoran mereka langsung diserbu berbagai pelanggan begitu dibuka. Apalagi mereka selalu memiliki menu baru yang enak-enak, termasuk empat jenis saus baru buatan Li Wei.
Li Wei pun benar-benar sudah semakin pintar dalam menangani berbagai urusan administrasi restoran hingga Yuan Ying kali ini memberinya nilai hampir sempurna.

Malam itu, Hao Jia dan Fang Ru mengunjungi Yin Song di penjara. Yin Song hampir saja senang dan kepedean mengira istri dan selirnya datang karena merindukannya. (Pfft! Masih bisa narsis juga dia).

Jelas tidak lah. Hao Jia langsung menekan bekas luka tusukan di dada Yin Song tanpa kasihan sedikit pun, melampiaskan semua amarah yang dipendamnya atas segala penyiksaan yang Yin Song lakukan padanya dulu sembari mengingatkan Yin Song akan kekejamannya terhadap mereka berdua dulu.

Bahkan dengan sinisnya dia berkata bahwa kelak dia akan berterus terang pada putrinya tentang orang seperti apa ayahnya biar putrinya bisa menilai sendiri. Oh ya lupa, putrinya... bermarga Hao, bukan Yin.

Fang Ru lebih lembut, bahkan masih berbaik hati memanggilnya Tuan Muda untuk yang terakhir kalinya karena sekarang dia datang untuk menyuruh Yin Dong menandatangani surat cerai mereka. Sakit hati, Yin Song akhirnya membubuhkan cap jarinya di surat cerai itu. Akhirnya! Fang Ru bebas.

Bersambung ke episode 31

Post a Comment

0 Comments