Hari ini Yin Song resmi diasingkan ke perbatasan. Sebelum pergi, dia berpamitan pada ibunya dan dengan berat hati menolak tawaran ibunya yang berencana menjemputnya kembali ke ibu kota setelah amarah Tuan Besar mereda nantinya.
Sekarang dia rakyat jelata dan ingin hidup dengan mengandalkan usahanya sendiri. Menurutnya ini bagus juga. Setidaknya, sekarang dia sudah tidak perlu lagi jadi seperti hewan yang terkurung dalam sangkar.
Dia berpesan pada Yin Yue untuk selalu menjaga sikap dan menjadikan apa yang terjadi padanya ini sebagai pelajaran. Dia lalu bersujud hormat pada ibunya sebelum kemudian berjalan pergi.
Tuan Besar mengirimkan kasimnya untuk mengantarkan sebundel barang untuk mengantarkan kepergian Yin Song, tapi Yin Song menolak, dia bahkan tidak mau repot-repot melihat barang apa itu. Dia bahkan langsung melempar tiga koin uang terakhir yang dia pegang. Yin Song pun pergi, dan Nyonya Besar langsung pingsan.
Tuan Besar juga sebenarnya sedih, dia sadar bahwa anak adalah cerminan orang tua. Jika seorang anak tidak berbakti pada orang tua dan jahat pada saudaranya sendiri, maka itu artinya yang salah adalah dia sebagai ayah yang gagal mendidik anak dengan benar.
Lalu sekarang setelah Yin Song pergi, siapakah yang akan menjadi penggantinya? Apakah harus Yin Zheng? Memang sih Yin Zheng melakukan semua pekerjaan dengan hampir sempurna, dia juga terlihat tulus.
Namun fakta bahwa hanya dalam waktu semalam Yin Zheng mendapatkan dukungan banyak dan pujian dari para pejabat, membuat Tuan Besar masih agak meragukannya.
Malam itu, Yuan Ying mendatangi Yin Zheng dengan membawakan arak di teko emas seperti yang pernah mereka minum saat mereka membuat kesepakatan di malam pengantin mereka dulu. Kali ini pun dia membawakan arak di teko emas itu untuk membicarakan kesepakatan.
Yuan Ying memberitahu Yin Zheng bahwa sekarang Li Wei sudah bisa mengurus segalanya dengan baik, baik urusan rumah tangga kediaman maupun urusan bisnis restoran. Karirnya Yin Zheng juga sudah lancar sekarang, ditambah lagi, Yin Song juga sudah pergi.
Itu artinya, tugas Yuan Ying sekarang sudah selesai, jadi sudah waktunya dia pergi. Seandainya bukan karena dia tahu bagaimana Yin Zheng, dia pasti akan membawa Li Wei pergi bersamanya.
Yin Zheng setuju untuk bercerai sekarang, lagipula, mana bisa dia mengurung Yuan Ying di sini terus. Dia sudah pernah berjanji pada Yuan Ying, maka dia pasti akan menepatinya. Mereka pun menyepakatinya dengan bersulang arak seperti dulu.
Keesokan harinya saat baru bangun tidur, Li Wei mendapati banyak keanehan di kediaman hari ini. Baifu sudah dikasih sarapan, semua tanamannya sudah disiram, bahkan menu sarapan hari ini adalah makanan kesukaannya.
Li Wei hampir saja senang dengan semua itu... sampai saat pelayannya memberitahu bahwa semua ini dilakukan oleh Yuan Ying. Li Wei seketika mengerti dan sontak panik mencari Yuan Ying hingga dia menemukan Yuan Ying sedang beres-beres di restoran.
Li Wei sedih harus berpisah dengannya, dia sebenarnya tidak rela melepaskan Yuan Ying, tapi dia sadar kalau dia tidak bisa menahan Yuan Ying selamanya di sini. Jadi satu-satunya yang bisa dia lakukan sekarang hanya mendoakan yang terbaik untuk Yuan Ying dan semoga Yuan Ying bisa menjalani kehidupan yang dia inginkan.
Di istana, Yin Zheng sedang tanding catur dengan Tuan Besar saat dia mulai memberanikan diri untuk meminta izin Tuan Besar agar dia dan Yuan Ying bercerai. Dia meyakinkan bahwa perceraian mereka tidak akan memengaruhi hubungan kedua wilayah karena dia dan Yuan Ying sudah membuat rencana yang sempurna untuk itu.
Tapi tentu saja tidak mudah membujuk Tuan Besar yang yakin sekali kalau Yin Zheng melakukan ini hanya karena selirnya dan masih meyakini bahwa cinta bisa menghancurkan karir pria. Yin Zheng dengan tenang meyakinkan Tuan Besar bahwa walaupun itu benar, namun pria bisa bekerja dengan lebih baik jika rumah tangga harmonis.
Selain itu, Yuan Ying sama sekali tidak cocok terkurung di rumah menangani urusan rumah tangga. Dia lebih cocok di pemerintahan dan Yin Zheng yakin bahwa Yuan Ying bisa menjadi orang hebat nantinya.
Dia bahkan menggunakan medali giok hijau pemberian Tuan Besar waktu sebagai ganti kebebasan Yuan Ying dan menyatakan bersedia dihukum apa pun. Kali ini Tuan Besar benar-benar harus memenuhi janjinya sendiri, jadi mau tak mau dia mengabulkan keinginan Yin Zheng.
Tak lama kemudian, Yin Zheng datang ke restoran dengan membawakan titah cerai dari Tuan Besar. Yuan Ying sekarang bisa pulang. Li Wei langsung terjatuh lemas mendengarnya, dia benar-benar harus berpisah dengan Yuan Ying sekarang.
Tapi masalahnya sekarang adalah ayahnya Yuan Ying. Pastinya akan lebih sulit meyakinkan Tuan Besar Jinchuan untuk menyetujui perceraian mereka, mereka mungkin akan menghadapi banyak kesulitan saat pulang ke Jinchuan lagi.
Ditambah lagi, Yuan Ying punya beberapa saudara laki-laki yang keras kepala, apalagi adiknya yang bergelar Putra Mahkota, tuh anak benar-benar anak manja, diperparah dengan kedua orang tuanya yang selalu membelanya.
Ibunya mungkin akan mendukungnya, namun kesulitan terbesar mereka nantinya, pastinya, ayahnya yang selalu bersikap dominan dan sangat konservatif terkait masalah pernikahan. Sebenarnya, dulu Yuan Ying seharusnya ikut seleksi istri dan selir bersama angkatannya Li Wei. Tapi ayahnya menganggap pernikahannya hanya sebagai sebuah bisnis.
Sejak awal, Tuan Besar Jinchuan sudah merencanakan untuk menikahkan Yuan Ying ke Xinchuan, tapi karena waktu itu belum tahu Tuan Muda mana yang bisa mendatangkan banyak keuntungan, jadi ayahnya membuat alasan sakit biar dia bisa mundur dari seleksi itu... sampai akhirnya dia bertemu Yin Zheng. Karena itulah, perceraian ini tidak boleh sampai memengaruhi hubungan kedua wilayah karena ayahnya pastinya tidak akan menyetujui segala hal yang tidak menguntungkan.
Yin Zheng punya usul yang pastinya akan menguntungkan bagi Jinchuan. Yaitu, penurunan pajak. Selama ini pajak Jinchuan yang harus dibayarkan ke Xinchuan cukup tinggi karena kebanyakan peraturan pajak yang saling tumpang tindih, segala macam barang dagangan ada pajaknya masing-masing. Jika mereka menerapkan aturan perpajakan baru yang bisa lebih meringankan, mungkin Tuan Besar Jinchuan akan bisa diyakinkan untuk menyetujui perceraian ini.
Li Wei sampai heran mendengar percakapan kedua orang ini. Sungguh tak disangka perceraian mereka bisa menyeret masalah perpajakan antar kedua wilayah.
Di tengah perjalanan, Shangguan Jing menyelamatkan seorang wanita yang hampir dijual oleh suaminya sendiri. Dia bisa mengalahkan si suami sendiri, tapi kemudian si suami malah memanggil bala bantuan.
Untungnya Yin Qi cepat datang membantu Jing melawan para penjahat itu hingga mereka pun berhasil menangkap semuanya. Segalanya sudah selesai, Yin Qi senang bisa bertemu Jing lagi, tapi tentu saja Jing masih marah mengingatkan Yin Qi bahwa dia sudah menulis surat cerai, jadi mereka sudah bercerai. Tapi Yin Qi santai mengingatkan bahwa surat cerai itu tidak berlaku. Kenapa?
Karena ternyata Shangguan Jing salah menulis nama Yin Qi (Pfft! Mereka ini memang sefrekuensi, sering salah ngomong, sering salah mengucap peribahasa, sekarang juga salah tulis nama). Jing tak peduli, pokoknya dia sudah menulis surat cerai.
Yin Qi ngotot menyatakan kalau surat cerai itu tidak berlaku karena dia tidak menandatanganinya. Selain itu, semua yang Yin Qi ucapkan ke Jing waktu itu adalah kebohongan.
Dia hanya tidak ingin Jing ikut sengsara bersamanya, makanya dia mengusir Jing dengan mengucap omong kosong itu. Tapi ternyata Jing malah kabur beneran. Yin Qi benar-benar menyesal setelah Jing pergi.
Dia benar-benar bodoh. Karena itulah dia datang ke Danchuan untuk meminta maaf pada Jing. Jelas saja Jing merasa tersinggung, apakah di mata Yin Qi, dia adalah orang yang tidak bisa berjuang bersamanya?
"Bukan itu maksudku. Aku takut tidak bisa melindungimu. Aku tahu kau sulit memaafkanku. Tapi ucapan Li Wei benar. Tidak seharusnya aku mengatakan kalau aku menyukai orang lain. Apalagi orang itu adalah temanmu. Aku tahu kalau aku tidak tahu malu. Tapi aku masih sedikit serakah. Aku ingin tahu apakah kau bisa memaafkanku? Apa aku masih punya kesempatan?"
Jing hampir mau menjawab, tapi Yin Qi dengan cepat memotongnya dan meminta Jing untuk tidak terburu-buru menjawabnya, dia juga menolak diusir dan langsung membuntuti Jing.
Sampai ke Jinchuan, Yuan Ying langsung berhadapan dengan adiknya, si Putra Mahkota, dan mengkritik tindakan tidak masuk akalnya yang seenaknya ingin merobohkan bangunan bersejarah jadi tempat rekreasi hanya karena ingin menyaingi Xinchuan yang sekarang melakukan banyak terobosan baru.
Ya jelas beda dong. Perubahan di Xinchuan dilakukan dengan penuh pertimbangan, sedangkan Putra Mahkota Jinchuan bertindak seenaknya tanpa pikir panjang. Parahnya lagi, jelas-jelas si Putra Mahkota belum membaca semua dokumen laporan yang ada di mejanya. Bagaimana bisa orang tidak berguna seperti dia, malah dipercaya untuk mengurus masalah politik.
Si Putra Mahkota tidak terima dan berusaha protes, tapi Yuan Ying sama sekali tak takut melawannya sekarang. Dia bahkan membawa Yin Zheng untuk menghadap Tuan Besar untuk melaporkan perbuatan sewenang-wenang Putra Mahkota.
Sayangnya, bicara dengan Tuan Besar Jinchuan lebih sulit daripada dengan Tuan Besar Xinchuan biarpun Yin Zheng sudah berusaha mengutarakan tentang masalah pengurangan pajak dan meyakinkan Tuan Besar Jinchuan bahwa masalah pengurangan pajak ini sama sekali bukan kompensasi atas perceraian, melainkan sebagai bentuk kerja sama bisnis jangka panjang yang lebih menguntungkan untuk kedua wilayah.
Dia keukeuh menolak perceraian ini, dia tidak peduli biarpun Tuan Besar Xinchuan sudah menyetujuinya, dan saat Yuan Ying keukeuh ingin bercerai, dia langsung menghukum Yuan Ying dengan mengurungnya di kamar. Kesal, Yuan Ying langsung saja masuk ke kamarnya sendiri.
Li Wei dan Yu Zhan ingin mengantarkan makan tengah malam untuk Yuan Ying yang sedari tadi belum makan, tapi para pengawal Jinchuan mirip banget sama Yuan Ying versi lama, ngeyel bahwa orang Jinchuan tidak makan tengah malam demi kesehatan dan keukeuh melarang Li Wei masuk. Hadeh!
Untungnya Nyonya Besar Jinchuan muncul saat itu dan bersedia membantu Li Wei membawakan makanan itu masuk untuk Yuan Ying. Saat Nyonya Besar masuk, dia melihat Yuan Ying sedang menulis.
Kelihatannya sedang menulis tentang aturan wanita, tapi Nyonya Besar mengenal putrinya dengan baik dan tahu betul kalau Yuan Ying sedang menyembunyikan tulisannya yang asli, pastinya tulisan asli yang dia tulis adalah tentang politik.
Nyonya Besar Jinchuan sama sekali tidak mengerti kenapa Yuan Ying malah bersikeras ingin masuk politik padahal dia wanita, tidak ada gunanya dengan melakukannya dengan baik.
"Ibu tahu aku bisa melakukannya dengan baik, kenapa tidak bersedia memberiku kesempatan lebih? Aku bisa melakukan lebih banyak hal untuk Jinchuan. Bukan hanya sebuah pernikahan."
Rantang makanan yang dibawa Li Wei ternyata bukan hanya berisi makanan, melainkan surat dari Yin Zheng yang memberinya beberapa saran. Nyonya Besar sungguh tidak mengerti kenapa ingin bercerai padahal dia lihat Yuan Ying dan Yin Zheng sehati. Jika mereka tidak bercerai, mungkin Yuan Ying bisa melakukan hal-hal yang dia inginkan.
Yuan Ying menegaskan bahwa dia dan Yin Zheng adalah rekan kerja sama yang sangat baik karena mereka berdua memiliki sifat yang sama. Tapi dalam masalah perasaan, mereka sama sekali tidak memilikinya untuk satu sama lain.
Selain itu, Yuan Ying tidak mau berkarir dengan mengandalkan status sebagai istri orang. Dia memiliki kemampuan untuk melakukan hal-hal yang dia kuasai dengan baik, kenapa Ayah merasa cemas? Hanya karena dia perempuan? Sungguh tidak adil.
Yuan Ying langsung memakan kudapan pemberian Li Wei itu dan sontak membuat Nyonya Besar keheranan karena dulu Yuan Ying tidak pernah makan tengah malam.
"Mungkin ada beberapa perubahan yang tidak merugikan."
"Jangan menyalahkan ayahmu, dia melakukannya demi kebaikanmu."
"Demi kebaikanku? Lalu mengurungku di sini? Jika Ibu sungguh menginginkan kebaikanku, mohon Ibu membantu kali ini."
Bersambung ke episode 32
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam