Ayahnya Gui Xiao sudah tahu kalau mereka sudah balikan baru-baru ini, bukan cuma itu saja, dia juga mengetahui latar belakang keluarganya Lu Chen. Ayah Gui langsung terus terang tidak menyetujui hubungan mereka.
Dia tidak mempermasalahkan pekerjaannya Lu Chen, tapi keluarganya Lu Chen, terutama ayahnya yang tukang mabuk itu, jelas masalah. Putrinya tidak pantas untuk seseorang yang berasal dari keluarga semacam ini.
Jelas dari percakapan ini kalau dulu Ayah Gui pernah menemui Lu Chen di Qining, dulu juga dia terus terang tidak menyetujui hubungan mereka dan menyuruh Lu Chen untuk putus hubungan dengan putrinya.
Sekarang pun dia tetap tidak setuju. Dia tidak mau putrinya berhubungan dengan seseorang yang latar belakang keluarganya buruk, jadi dia sekali lagi menyuruh Lu Chen untuk putus hubungan dengan putrinya.
Lu Chen jujur mengakui bahwa ayahnya memang bermasalah, tapi dia dan ayahnya beda. Ayah Gui ngotot tak setuju. Maka Lu Chen pun langsung menyerahkan telepon ini ke Gui Xiao agar Gui Xiao sendiri yang membuat keputusan tentang ketidaksetujuan ayahnya terhadap hubungan mereka.
Ayah Gui berusaha meyakinkan putrinya bahwa Lu Chen itu orang yang licik, cuma ingin memanfaatkan Gui Xiao, numpang hidup dari Gui Xiao biar dia bisa hidup enak. Jelas saja Gui Xiao marah mendengarnya, tidak terima Lu Chen dihina seperti ini.
Dia menegaskan bahwa Lu Chen bukan orang semacam itu dan bahwa dia sendiri-lah yang mencari Lu Chen, dia bahkan memohon-mohon pada Lu Chen untuk balikan dengannya. Dia tidak peduli pendapat Ayah Gui tentang hubungan mereka, ini adalah urusan pribadinya sendiri.
Gui Xiao jadi tidak enak hati pada Lu Chen dan mencoba menanyakan apa yang dikatakan ayahnya padanya tadi. Namun jelas Lu Chen tidak mempermasalahkan apa pun yang dikatakan Ayah Gui tadi demi cintanya pada Gui Xiao, karena dia tidak ingin kehilangan Gui Xiao lagi. Karena itulah dia berbohong kalau dia sudah lupa dan langsung memeluk erat Gui Xiao.
Gui Xiao jelas tak percaya, Lu Chen pasti bohong. Namun alih-alih menjawab rasa penasarannya, Lu Chen sengaja mengakui kebohongannya yang lain. Yaitu sebenarnya dia kidal tapi dipaksa ganti tangan kanan waktu mulai sekolah, cuma keluarganya yang tahu. Pfft! Pantesan waktu main bilyar, Lu Chen bisa mengalahkan Gui Xiao dengan mudah.
Wah! Gui Xiao jelas gregetan mendengarnya dan langsung menggelitikinya dengan gemas... hingga mereka berakhir di atas ranjang. Eiits! Jangan mikir yang aneh-aneh dulu. Lu Chen dengan cepat melepaskan diri karena sebentar lagi mereka sudah harus pergi melanjutkan perjalanan lagi.
Keesokan harinya, mereka bersama Sun Hao pergi mengunjungi makam seorang rekan yang meninggal karena sakit dan juga kapten lamanya Lu Chen yang gugur karena mengorbankan nyawanya demi melindungi Lu Chen.
Setelah itu, mereka pamitan pada Sun Hao. Lu Chen memberinya uang untuk biaya menginap mereka berdua selama dua hari ini, tapi Sun Hao malah menolak. Lu Chen tidak terima penolakannya dan langsung memelintirnya dan memaksanya untuk menerima uangnya.
Sun Hao ngotot menolak uangnya dan langsung pamer kekayaan. Jelas-jelas dia lebih kaya daripada Lu Chen. Dia punya resort, peternakan kuda, domba, jam tangan mahal, dan lain sebagainya yang tidak dimiliki oleh Lu Chen. Jadi dia tidak mau uangnya Lu Chen.
Anggap saja uang ini sebagai hadiah pernikahan darinya untuk mereka karena mungkin dia tidak akan bisa hadir saat mereka menikah nanti. Baiklah! Lu Chen akhirnya mau juga mengalah.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke Kota Qining sambil membicarakan pekerjaan masing-masing. Menurut Lu Chen, pekerjaan mereka sangat berbeda bagai dua dunia. Namun Gui Xiao tidak setuju, pekerjaannya adalah mengembangkan perekonomian negara, sedangkan pekerjaan Lu Chen adalah melindungi negara, tujuan mereka sebenarnya sama, jadi apanya yang beda dunia?
Di tengah jalan, tiba-tiba ban mobil bocor. Sementara Lu Chen sibuk mengganti ban, Gui Xiao menemaninya dengan penasaran, dia juga ingin belajar ganti ban biar bisa melakukannya sendiri kalau sewaktu-waktu ban mobilnya bocor.
"Kau tidak perlu belajar, ada aku," ujar Lu Chen.
Aww, Gui Xiao jadi semakin jatuh cinta padanya hingga dia langsung menuntut, "cium aku."
Lu Chen malah diam saja pura-pura tak dengar. Dasar! Tapi saat Gui Xiao berbalik mau pergi, Lu Chen mendadak menariknya hingga mereka oleng dengan Gui Xiao jatuh menimpa Lu Chen, tapi untungnya Lu Chen sigap melindungi lutut Gui Xiao agar tidak terantuk aspal.
Gui Xiao jadi bingung harus bagaimana? Haruskah dia bangun? Ah tidak! Lagian tidak ada yang lihat, bodo amat biarpun ada mobil lewat. Lu Chen memeluknya makin erat, lalu tiba-tiba saja dia nyanyi lagu romantis untuk Gui Xiao (OST drama ini).
Mereka mungkin tidak akan bangun kalau saja tidak ada mobil yang mendadak lewat mengklakson mereka. Gui Xiao sampai malu. Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan kembali ke kota Qining. Gui Xiao memperhatikan Lu Chen sepertinya sangat senang kembali kemari.
Lu Chen mengakuinya, kalau bukan karena bertemu lagi dengan Gui Xiao, sebenarnya dia berencana tinggal di sini seumur hidup. Tepat saat itu juga, dia mendapat telepon dari ketua SWAT Qining yang memberinya kabar baik terkait kasus yang sebelumnya.
Tak lama kemudian, mereka tiba di hotel, tapi Lu Chen harus meninggalkan Gui Xiao dengan cepat karena harus kembali ke markas SWAT. Dia tidak bisa bilang untuk apa karena ini rahasia, dan untungnya Gui Xiao sangat pengertian.
Lu Chen pun pergi. Gui Xiao mendadak penasaran sama isi tasnya Lu Chen dan langsung saja membukanya, eh Lu Chen malah mendadak balik. Pfft! Malunya. Untungnya Lu Chen tidak mempermasalahkannya dan balik cuma untuk ambil kunci mobil, dia memberitahu Gui Xiao kalau dia cuma akan pergi sebentar dan kembali malam harinya, lalu setelah itu dia pergi lagi.
Sesampainya di markas SWAT, dia diberitahu Ming Yu bahwa mereka kasus yang sebelumnya mengalami perkembangan berkat Gui Xiao, Gui Xiao benar-benar bintang keberuntungan.
Jadi begini, para pencuri yang mencuri mobilnya Gui Xiao waktu itu ternyata juga melakukan penyelundupan, dari sinilah mereka memiliki petunjuk terkait kasus mereka yang sebelumnya hingga akhirnya mereka berhasil menangkap 'Ikan Besar'.
Karena Lu Chen yang sebelumnya menangani kasus ini, makanya dia dipanggil kembali kemari untuk melakukan serah terima kasus ini, kali ini adalah penyelesaian kasus terakhirnya Lu Chen di Qining.
Sekarang si penjahat sedang diinterogasi. Tapi setelah beberapa lama diinterogasi, ternyata mereka baru mengetahui kalau si penjahat sudah menanam bom di sebuah mall. Karena itulah, biarpun dia sudah tidak bertugas di sini lagi, tapi Lu Chen langsung mengajak Ming Yu dan tim penjinak bom untuk pergi ke mall tersebut.
Tapi sebelum itu, terlebih dulu dia menyuruh seorang polisi bernama Gao Hai untuk pergi hotel untuk menyerahkan kunci ke Gui Xiao dan menitip pesan agar Gui Xiao menunggunya.
Yang jadi masalah, Gao Hai bingung harus ngomong apa pada Gui Xiao. Mereka dilarang mengatakan apa pun misi yang mereka jalankan, akhirnya cuma meminta Gui Xiao untuk jaga diri lalu bergegas kabur yang jelas saja membuat Guo Xiao malah jadi sangat khawatir, dan mungkin karena stres inilah, Gui Xiao tiba-tiba jadi sakit perut.
Flashback.
Kasus ini bermula saat tim SWAT Qining mengejar kelompok penjahat yang membawa bom. Waktu itu Lu Chen-lah yang awalnya maju menghadapi mereka untuk menyelamatkan seorang sandera. Namun setelah menilai situasi dan kondisi, Kapten diam-diam mengisyaratkan untuk menembak.
Mereka berhasil menembak kedua penjahat dan menyelamatkan sandera, Lu Chen dengan cepat berhasil mencegah penjahat satu memencet detonator, tapi detonatornya ada dua sehingga dia tidak sempat mencegah detonator yang ada di penjahat dua.
Saat inilah, Kapten nekat maju mengorbankan nyawanya, meninggal dunia dalam ledakan bom dan otomatis menyelamatkan nyawa Lu Chen. Insiden inilah membuat Lu Chen merasa sangat bersalah hingga dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari kepolisian.
Flashback end.
Karena itulah, sekarang Lu Chen bertekad untuk menyelesaikan kasus ini demi mendiang Kapten. Di depan mall, semua tim garis depan (polisi, damkar, nakes) sudah bersiap dengan tugas masing-masing. Semua orang yang ada di mall juga sudah dievakuasi.
Namun setelah mencari-cari keberadaan bomnya, Lu Chen akhirnya menyadari bahwa bom-nya diletakkan di lubang angin yang sempit sehingga tidak memungkinkan baginya untuk mengenakan baju penjinak bom. Terpaksa dia harus memberanikan diri mengambil resiko dan mempertaruhkan nyawanya untuk masuk ke lubang angin tanpa pelindung apa pun.
Bersambung ke episode 13
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam