Sinopsis Love Me If You Dare Episode 8

 Sinopsis Love Me If You Dare Episode 8


 

Yao Yao memberitahu Xun Ran tentang pesta penyambutan yang diselenggarakan oleh rekan-rekan kerjanya. Xun Ran tidak setuju, dia cemas karena semua orang itu adalah tersangka dan salah satu diantara mereka pasti pembunuhnya, berbahaya sekali kalau Yao Yao datang ke acara itu.

Tapi Yao Yao tetap ngotot mau datang dan meyakinkan Xun Ran untuk tidak khawatir karena dia yakin kalau dia bukan target dan lagi banyak orang kok di acara itu.

Xun Ran akhirnya menyerah tapi dia memperingatkan Yao Yao untuk mempersiapkan diri dengan baik. Yao Yao memberitahunya kalau Jin Yan sudah mempersiapkan semuanya. Xun Ran tentu saja sedih mendengarnya.


Jin Yan lagi-lagi datang ke rumah Yao Yao untuk makan bersama. Yao Yao mulai menganalisa siapa saja orang-orang yang mungkin jadi tersangka. Mai Chen, Xue Qing dan si manager selingkuhannya jelas bukan tersangka terutama karena mereka punya alibi yang kuat pada malam kejadian itu.

Sementara Lao Zhu sepertinya juga bukan, mengingat dia adalah ayah tunggal yang pastinya sudah cukup sibuk mengurus anaknya dan pekerjaannya, dan lagi dia tampak seperti orang baik-baik.

Jadi orang-orang yang paling mungkin jadi tersangka adalah Pei Ze dan manager Lin. Karena itulah di acara pesta nanti, Yao Yao memutuskan untuk fokus mengamati kedua orang mencurigakan itu. Tapi Jin Yan malah ketawa.

"Kenapa? Apa deduksiku salah?"

"Tidak, aku hanya berpikir kau manis"


Sebelum pergi ke pesta, Yao Yao meminta Jin Yan untuk membantunya memilih gaun. Awalnya, Yao Yao cuma ingin Jin Yan memilihkan baju yang cocok. Tapi Jin Yan malah menyuruh Yao Yao mencobanya juga agar dia bisa menilai.

Yao Yao akhirnya mencoba baju-baju itu satu per satu tapi Jin Yan tidak menyetujui semuanya... sampai akhirnya dia melihat Yao Yao memakai gaun hitam yang sangat cocok untuknya.


Jin Yan lalu memakaikan bros dan alat sadap suara di telinga Yao Yao. Tapi Jin Yan tampaknya kurang berpengalaman dalam memakaikan bros dan alat sadap suara sampai-sampai dia butuh waktu cukup lama untuk memasang kedua alat itu,.

Bahkan Yao Yao pun sampai ketawa geli mrlihat Jin Yan kesusahan memakaikan alat-alat itu. Yao Yao akhirnya berinisiatif memasang sendiri alat penyadap itu di telinganya.


Lalu setelah sukses memasangnya, dia bertanya-tanya, alat ini tidak akan masuk ke lubang telinga kan?

"Bisa" kata Jin Yan "Karena itulah, saat kau makan, jangan terlalu banyak menggerak-gerakkan kepalamu"


Zi Yu mengantarkan Yao Yao ke tempat acara. Tapi sebelum Yao Yao masuk, Zi Yu mencereweti Yao Yao untuk berhati-hati dan lain sebagainya.

Jin Yan juga ikut-ikutan menasehati Yao Yao "Jangan gugup. Mereka tidak akan sebodoh itu untuk membunuhmu malam ini" (hahahaha! itu nasehat apa nakutin orang?)

"Yao Yao, kau harus ingat... 'lagi hujan'," ujar Zi Yu

Yao Yao bingung "Ga hujan kok"

"Itu adalah 'password keamanan'. Kalau kau merasa ada sesuatu yang tidak beres, kau hanya perlu mengatakan 'lagi hujan' maka kami akan segera naik secepat mungkin"


Di pesta, para wanita langsung menanyai Yao Yao tentang Jin Yan dan apakah Jin Yan punya pacar. Yao Yao berkata kalau dia kurang tahu masalah itu.

Karena Yao Yao tidak pernah disuruh Jin Yan untuk membooking restoran atau membeli bunga untuk cewek, mereka menduga kalau Jin Yan pasti tidak punya pacar... atau jangan-jangan dia masih perjaka. hahahaha! Jin Yan langsung kesal dan Zi Yu ketawa geli.


Saat mereka mulai makan malam, Pei Ze duduk di sisi Yao Yao dan langsung berusaha merayu Yao Yao. Memberikan makanan untuk Yao Yao, menggodai wajah Yao Yao yang memerah bahkan terang-terangan memotret Yao Yao. Jelas saja Yao Yao jadi semakin mencurigai Pei Ze.


Yao Yao pamit ke kamar mandi padahal sebenarnya diam-diam dia berusaha mencari tahu keberadaan obat-obatan terlarang, Yao Yao juga meminta pada Jin Yan untuk menghapus fotonya yang ada di ponselnya Pei Ze begitu kasus ini selesai. Zi Yu cemas dan memintanya untuk tidak memaksakan dirinya mencari obatan-obatan terlarang itu sekarang. Tapi Jin Yan malah tidak mencegahnya sama sekali. Yao Yao pun meneruskan pencariannya (err... tapi ngapain yah nyari di dalam toilet? hahaha!).

Tapi saat dia membuka tangki air, dia menemukan ada sesuatu yang dibungkus plastik. Yao Yao hendak mengambilnya tapi tiba-tiba Pei Ze mengetuk pintu gara-gara Yao Yao kelamaan di kamar mandi. Cemas, Jin Yan langsung memerintahkan Yao Yao untuk membuat-buat alasan pergi secepat mungkin dari sana.


Begitu Yao Yao keluar kamar mandi, dia melihat Mai Chen, manager Lin dan Lao Zhu pamit pulang. Sementara Xue Qing dan manager selingkuhannya sedang minum wine bersama. Tapi kemudian Pei Ze menyuruh mereka berdua untuk cuci piring.


Saat Xue Qing dan selingkuhannya sedang cuci piring, Pei Ze mengajak Yao Yao keliling rumahnya. Yao Yao gelisah tapi dia menurut dan mengikuti Pei Zei sampai ke kamar belajarnya dimana Yao Yao melihat Pei Ze punya koleksi kuas. Apa Pei Ze suka kaligrafi? tanya Yao Yao.

Pei Ze berkata kalau dia melakukannya kadang-kadang tapi dia tidak menulis kaligrafi dengan baik.


Tiba-tiba mereka mendengar Xue Qing dan selingkuhannya pamit pergi. Yao Yao pun langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk pamit pergi juga.

Pei Ze berkata kalau dia ingin mengantarkan Yao Yao dan menyuruhnya untuk menunggu sebentar karena dia mau ambil kunci mobilnya.

Saat tengah menunggu Pei Ze di ruang tamu, lampu tiba-tiba mati. Yao Yao mengira listrik mati tapi Jin Yan memberitahunya kalau Pei Ze sendiri yang sengaja mematikan lampunya.

Tapi bukannya menyuruh Yao Yao langsung keluar, Jin Yan malah menyuruh Yao Yao untuk menunggu dan melihat apa yang ingin Pei Ze lakukan.

Pei Ze muncul dari kamarnya tak lama kemudian sambil mendorong sebuah meja dorong dan memberitahu Yao Yao bahwa sebentar lagi Yao Yao akan tahu siapa dia yang sebenarnya.

Jelas saja Yao Yao jadi semakin ketakutan mendengarnya. Pei Ze lalu mendekati Yao Yao sambil mengaku kalau semua yang terjadi hari ini sudah dia rencanakan dengan tujuan agar Yao Yao tidak bisa pergi dari sini.


Yao Yao langsung mundur tapi dia malah kesandung dan terjatuh dan Pei Ze dengan sengaja menjatuhkan dirinya sendiri di atas Yao Yao.Yao Yao jadi makin panik dan ketakutan.

Dia menyuruh Pei Ze bangkit tapi Pei Ze tidak mau, malah menuntut Yao Yao untuk menci~mnya dulu baru dia akan berdiri. Panik, Yao Yao langsung meneriakkan kata 'lagi hujan'.


Mendengar itu, Zi Yu langsung berpaling ke Jin Yan tapi dia kaget karena Jin Yan sudah tidak ada di mobil karena dia sudah lebih dulu meluncur menyelamatkan Yao Yao.

Bahkan Andy pun langsung mencela lambatnya reaksi Zi Yu. Zi Yu langsung lari ke apartemennya Pei Ze tapi sesampainya disana, dia mendapati Pei Ze sudah pingsan dengan sebuah suntikan di lehernya.


Jin Yan lah yang menyuntiknya dengan obat bius dan memberitahu mereka kalau Pei Ze akan sadar dalam waktu satu jam.

Zi Yu langsung masuk kamar mandi mengecek kantong plastik di tangki air sementara Jin Yan membuka kain penutup meja dorong dan mendapati... kue ultah. Hah? Jin Yan dan Yao Yao sama-sama bingung.

"Hari ini kau ultah?" tanya Jin Yan.

"Sepertinya begitu" Yao Yao ragu.

"Kau tidak tahu ultahmu sendiri? dasar wanita bodoh."


Jadi semua yang Pei Ze rencanakan untuk Yao Yao adalah untuk merayakan ultahnya Yao Yao. Zi Yu langsung cemas karena mereka sudah merusak acara kejutan yang Pei Ze siapkan untuk Yao Yao.

Zi Yu lalu memberitahu mereka kalau yang dia temukan di tangki air bukan narkoba tapi uang. Ngapain uang disimpan di tangki air? Zi Yu menduga mungkin itu uang hasil penjualan narkoba.

Dia menyarankan sebaiknya mereka menyerahkan uang ini ke polisi tapi Jin Yan menolak ide itu karena mereka tidak punya bukti.


Jin Yan memutuskan sebaiknya mereka pergi saja tapi dia menyuruh Yao Yao untuk tetap tinggal sampai Pei Ze sadar.

Jin Yan memberi Yao Yao sebuah alat kejut listrik jadi kalau Pei Ze tanya kenapa dia pingsan, Yao Yao bilang saja kalau dia menyetrum Pei Ze.


Tak lama setelah Jin Yan dan Zi Yu keluar, Pei Ze terbangun dan langsung bingung dia kenapa. Sesuai saran Jin Yan, Yao Yao memberitahu Pei Ze kalau dia menyetrumnya.

Yao Yao pamit pulang tapi Pei Ze lagi-lagi melarangnya dan menyuruh Yao Yao memotong kuenya dulu. Yao Yao menurutinya.


Setelah itu, Pei Ze mengantarkan Yao Yao pulang. Yao Yao minta maaf lalu pamit tapi Pei Ze tidak mau kalau cuma sekedar kata maaf.

Tiba-tiba dia menarik sehelai rambut Yao Yao. Pi Ze berkata kalau rambut ini adalah pembayaran atas apa yang Yao Yao lakukan padanya tadi.


Yao Yao tersentak bangun karena sebuah mimpi buruk dimana dalam mimpinya ada seorang pria yang mengulurkan tangan berlumuran darah padanya.

Walaupun cuma mimpi tapi Yao Yao langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumahnya dengan ketakutan.


Tiba-tiba dia dapat sms dari Jin Yan "Selamat ulang tahun, semoga tahun ini kau jadi makin pintar" kata Jin Yan dalam sms-nya. Ucapan ultah macam apa itu? gerutu Yao Yao.


Keesokan harinya, semua tersangka pembunuhan Wan Wei dibawa ke kantor polisi dimana Xun Ran menginterogasi mereka satu per satu.

Xun Ran menuduh Pei Ze merayu dan membuat Wan Wei jadi pecandu narkoba. Tapi karena polisi tidak punya bukti untuk menuduhnya, tentu saja Pei Ze bisa menyangkal tuduhan Xun Ran dengan mudah.


Mai Chen mengaku bahwa setelah dia kembali ke kamarnya, dia berniat untuk menelepon Wan Wei satu jam kemudian dan menanyakan apa jawaban Wan Wei. Tapi dia malah ketiduran sampai pagi gara-gara mabuk.

 

Manager Lin berkata kalau malam itu dia tidur lebih awal dan baru bangun subuh.

 

Manager selingkuhannya Xue Qing berkata kalau malam itu dia bersama Xue Qing jadi walaupun kamarnya menghadap kamarnya Pei Ze tapi dia tidak melihat apa-apa karena jendela kamarnya tertutup rapat malam itu.

 

Lao Zhou berkata kalau waktu itu dia tinggal sekamar dengan Mai Chen yang mabuk berat malam itu jadi dia tetap di kamar terus untuk menjaga Mai Chen, dan lagi hujan turun sangat deras jadi dia tidak bisa mendengar apapun yang ada di luar.

 

Xue Qing tampak sangat gugup saat diinterogasi tapi sepertinya dia memang tidak tahu apa-apa.


Sayangnya, walaupun semua orang menyatakan kalau malam itu mereka punya alibi, tapi Xun Ran punya bukti yang bisa menghancurkan pernyataan alibi mereka semua.


Pertama, dia punya bukti catatan telepon yang bisa membuktikan kalau malam itu manager Lin sebenarnya tidak tidur tapi bicara di telepon dengan Pei Ze. Jadi apa yang manager Lin katakan pada Pei Ze di telepon, apa tentang bagaimana cara membunuh Wan Wei?

Manager Lin langsung menyangkalnya dan mengaku kalau yang dia bicarakan dengan Pei Ze adalah dia ingin memecat Wan Wei agar Wan Wei tidak membocorkan tentang peredaran narkoba di perusahaan itu. Dia sama sekali tidak ingin membunuh Wan Wei.


Kedua, Xue Qing mengaku kalau malam itu dia melihat lampu kamarnya Pei Ze mati. Pernyataannya ini jelas tidak sesuai dengan penyataan selingkuhannya yang mengaku kalau dia tidak bisa melihat apa-apa gara-gara tirai kamarnya tertutup rapat.

Selingkuhannya Xue Qing akhirnya mengaku kalau malam itu dia melihat Wan Wei masuk ke kamarnya Pei Ze sekitar jam 1 malam.


Pada saat yang bersamaan, pak kepala polisi juga mendapat laporan hasil sidik jari di botol narkoba yang Jin Yan temukan terkubur di tanah, sidik jari di botol narkoba itu adalah sidik jarinya Pei Ze.

Hmm... berhubung semua bukti sudah mengarah ke Pei Ze, dia akhirnya menerima tuduhan Xun Ran bahwa memang benar dialah yang mencekoki Wan Wei dengan narkoba.

Dia juga mengakui kalau malam itu Wan Wei memang datang ke kamarnya tengah malam. Tapi dia menyangkal tuduhan membunuh Wan Wei. Pei Ze bersikeras kalau dia tidak membunuh Wan Wei.


Jin Yan lagi-lagi menerobos masuk ke rumah Yao Yao (dia punya kuncinya). Dia melihat Yao Yao sedang melihat-lihat foto-foto Wan Wei bersama rekan-rekannya saat mereka piknik.

Di foto itu, mereka semua tampak sangat bahagia. Siapa sangka akhirnya malah jadi seperti ini. Tiba-tiba Jin Yan bengong. Hmm... kenapa dia?


"Aku lapar" keluh Jin Yan. (dia kayak anak kecil kalau lagi ngeluh lapar ke Yao Yao, hehe)


Sementara Yao Yao membuatkannya makanan, Jin Yan melihat foto itu dan sepertinya dia mendapati ada sesuatu yang aneh di foto itu.


Tak lama setelah Jin Yan kembali ke apartemennya, sekarang giliran Yao Yao yang menerobos masuk ke apartemennya Jin Yan (kayaknya Yao Yao juga punya kunci rumahnya Jin Yan).

Dia menemukan Jin Yan baru mandi dan langsung kaget melihat punggung Jin Yan yang tampak penuh bekas luka.


Yao Yao datang untuk memberitahu Jin Yan tentang pengakuan Pei Ze. Tapi Jin Yan malah memberitahu Yao Yao untuk memberitahu Xun Ran agar dia tidak menyebarkan berita ini ke publik. Kenapa? tanya Yao Yao.

Jin Yan menjawabnya dengan mengenggam tangan Yao Yao dan menuntunnya untuk melihat foto-foto korban-korban pembunuhan yang dia pajang di tembok rumahnya.


Jin Yan memberitahu kalau semua foto-foto itu adalah foto-foto kasus Flower Cannibal Serial Killer. Pembunuhnya sudah berhasil ditangkap dan sekarang dipenjara di sebuah penjara yang penjagaannya sangat ketat.


Orang yang menguntitnya sangat mirip dengan Tommy. Karena orang ini pernah meninggalkan pesan untuk Jin Yan saat Jin Yan menangani kasusnya Sun Yong, sekarang Jin Yan ingin menahan berita pengakuan Pei Ze agar si penguntit itu tidak mengetahui perkembangan investigasi ini dan dia bisa menjebak si penguntit keluar dari persembunyiannya. Dan apa rencana Jin Yan?


Keesokan harinya, dia membawa semua orang kembali ke villa aka TKP untuk merekontruksi pembunuhan Wan Wei malam itu. Bu presdir juga ikut ke sana tapi dia ragu, apa kejadian itu masih bisa direkontruksi mengingat kejadiannya sudah cukup lama.

Jin Yan berkata bahwa hanya dengan merekontruksi TKP dia bisa memverifikasi teorinya. Setibanya di TKP, semua orang langsung diperintahkan untuk masuk ke kamar masing-masing yang malam itu mereka tempati.


Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments