Recap Road Home Episode 24 & Episode 25

Gui Xiao mengaku kalau dia lagi flu, tapi tidak berani minum banyak obat karena kehamilannya dan tidak berani terlalu sering ke rumah sakit juga karena rumah sakit kan tempatnya banyak penyakit.

Lu Chen tidak mengatakan apa pun tentang masalah di sini, tapi dia memberitahu bahwa dia bisa pulang sekitar minggu ini. Gui Xiao tentu saja kaget sekaligus senang mendengar suaminya mau pulang dadakan.


Kecelakaan itu otomatis membuat tugas Lu Chen berakhir lebih cepat. Tapi mengingat kebaikan Tuan Shen padanya, ditambah fakta bahwa Tuan Shen tidak memiliki anak, Lu Chen ingin pulang ke Beijing untuk mengantarkan kepergian Tuan Shen. Tapi terlebih dulu dia mengunjungi rekan-rekannya di markas SWAT Qining.

Di Beijing, Gui Xiao sedang makan bersama ibunya saat tiba-tiba saja dia mendapatkan telepon dari Kakaknya Lu Chen yang terdengar panik membutuhkan bantuannya. Maka tak lama kemudian, Gui Xiao dan ibunya pergi ke rumah sakit.

Ternyata Ibunya Lu Chen jatuh sakit lagi, sedangkan Kakak Lu kebingungan karena tidak ada yang bisa dia mintai bantuan. Suaminya lagi dinas ke luar kota sehingga tidak ada yang menjaga anak-anak mereka di rumah, ayahnya tidak bisa diandalkan sama sekali, Hai Dong juga tidak bisa dihubungi, makanya Kakak Lu hanya bisa meminta bantuan Gui Xiao untuk menjaga ibunya untuk sementara waktu.

Gui Xiao sama sekali tidak keberatan, sekarang mereka sudah satu keluarga. Dia memang biasanya sibuk, tapi pekerjaannya bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Lagipula, sesibuk apa pun pekerjaan, keluarga tetap yang paling utama. Kakak Lu sungguh berterima kasih padanya, dan sontak saja kedua ipar itu akrab dengan cepat. 


Di ruang rawat, kedua besan pun cepat akrab satu sama lain. Dari keakraban inilah, Ibunya Gui Xiao mengetahui kalau Ibunya Lu Chen selama ini selalu mengalah pada suaminya dan menyesuaikan hidupnya sesuai standar hidup Ayah Gui.

Bahkan untuk urusan makan saja, Ibunya Lu Chen cuma bisa makan makanan yang disukai suaminya padahal kesukaannya sendiri beda. Ibunya Gui Xiao yang berpegang teguh pada prinsip hidupnya sendiri, jelas tidak setuju dengan sikap Ibunya Lu Chen ini.


Kedua ibu ini memang sangat berbeda dalam segala hal, terutama dalam menyikapi sebuah hubungan. Ibunya Lu Chen kaget banget saat mendengar ibu dan ayahnya Gui Xiao sudah lama berpisah, mengira bahwa jika orang bercerai, itu artinya orang itu akan kesepian dan tidak bisa hidup dengan baik.

Gui Xiao dengan sabar mengingatkan mertuanya bahwa banyak sekali orang di dunia ini yang memilih tidak menikah tapi mereka tetap bahagia dan hidup dengan baik. Informasi yang kontan membuat Ibu termenung memikirkan hidupnya bersama suaminya selama ini.

Saat Ibu sedang tidur tak lama kemudian, Lu Chen menelepon Gui Xiao untuk mengabarkan bahwa dia akan pulang besok dan tiba di Beijing lusa pagi. Gui Xiao tentu saja senang, tapi sengaja tidak memberitahunya tentang kondisi ibunya agar tidak membuatnya khawatir.

Maka hari ini, Lu Chen pun menghabiskan waktu sepanjang hari bersama rekan-rekannya untuk berlatih bersama dan juga bertanding menembak dengan Ming Yu. Biarpun Lu Chen tetap mampu memenangkan pertandingan dengan baik, tapi semua orang sebenarnya bisa merasakan bahwa Lu Chen sedang ada masalah, tapi Lu Chen sengaja tidak memberitahu masalah insiden yang menewaskan Tuan Shen pada rekan-rekannya.

Hanya Ketua SWAT Qining yang mengetahui kecelakaan itu dan diam-diam menyemangati Lu Chen. Dan hanya pada ketua-lah, Lu Chen mengaku bahwa dia sudah menikah dan sebentar lagi akan punya anak juga. Namun dia meminta ketua untuk tidak memberitahu semua orang dulu karena dia tidak ingin merayakannya saat situasi berduka seperti sekarang.

Malam itu, Lu Chen menghabiskan malam terakhirnya di Qining dengan pesta barbekyu bersama rekan-rekannya, dan juga memberitahu Ketua bahwa dia dan Gui Xiao sudah menikah dan tengah menantikan anak pertama mereka. Woah! Ketua senang banget mendengarnya, sungguh kebahagiaan ganda. Namun karena situasi sekarang ini, Lu Chen memintanya untuk merahasiakan dulu dari semua orang karena dia tidak mau merayakannya dalam situasi duka seperti sekarang.

Malam itu juga, dia dan rekan-rekannya tidur sekamar sambil ngobrolin kenangan masa lalu mereka. Lu Chen bahkan usil membuka aib masa lalunya Ming Yu, dan juga mengenang bagaimana dulu pertama kalinya mereka tinggal di apartemen ini dan merenovasi tempat ini bersama-sama.

Keesokan paginya, Lu Chen pamit pada teman-temannya dan melapor ke para atasannya bahwa jenazah Tuan Shen Sudah dijemput ke Beijing. Yang tak disangkanya, Ayahnya Gui Xiao juga kebetulan ada di sana.

Ayahnya Gui Xiao ternyata sudah diberitahu oleh Gui Xiao tentang pernikahan mereka, dan yang paling tidak disangka, Ayah merestui pernikahan mereka. Entah bagaimana Gui Xiao mengabarkan masalah ini pada Ayah sehingga sekarang Ayah sudah bisa menerima Lu Chen.

Ayah bahkan mengingatkan Lu Chen untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan misinya di kemudian hari demi keluarganya. Tentu saja Lu Chen senang banget mendapat restu darinya dan berjanji akan berhati-hati.


Setibanya di rumah, dia langsung disambut oleh sang istri yang langsung nempel manja ke dia. Gui Xiao bahkan terus membuntutinya kayak puppy dan dengan setia menunggunya di depan kamar mandi selama Lu Chen mandi.

Baru setelah Lu Chen keluar dari kamar mandi, Gui Xiao akhirnya memberitahunya tentang kondisi ibunya, tapi dia meyakinkan bahwa Ibu sekarang sudah baikan dan sudah keluar dari rumah sakit, dia yang menjaga Ibu sepanjang waktu.

Kalau Lu Chen ingin menjenguk Ibu, Gui Xiao ingin ikut. Lu Chen memang ingin menjenguk ibunya, tapi Lu Chen ngotot menolak mengajak Gui Xiao karena tidak ingin Gui Xiao bertemu dengan ayahnya. Gui Xiao jelas tak senang, tapi Lu Chen ngotot lalu buru-buru mengalihkan perhatian Gui Xiao ke yang lain.


Usai makan siang bersama, Lu Chen pun pergi sendirian untuk mengunjungi ibunya yang belakangan ini tinggal di bengkel, sekaligus membujuknya untuk cerai saja dari suaminya. Dia bahkan sudah membuatkan surat cerai untuk mereka, tinggal ditandatangani saja. Namun tentu saja, segalanya tergantung pada Ibu, apakah dia benar-benar mau bercerai atau tidak.

Setelah Ibu menandatangani surat cerai itu, Lu Chen lalu pergi menemui ayahnya di restorannya Xiao Shan dan menunjukkan surat cerai itu padanya. Sebenarnya saat tidak sedang mabuk seperti sekarang, Ayah lu cukup baik dan bisa diajak bicara baik-baik. Bahkan saat mendengar Lu Chen sudah menikah, dia tampak senang.

Tapi Ayah Lu menolak langsung tanda tangan, ingin bicara berdua dulu dengan Ibu sebelum membuat keputusan cerai atau tidak. Lu Chen setuju, bagaimanapun, ini pernikahan mereka, mereka pula yang harus menentukan keputusan.

Mengalihkan topik, Ayah mengaku bahwa dia sudah mendengar dari Kakaknya Lu Chen kalau istrinya Lu Chen sangat baik dan menjaga Ibu di rumah sakit dengan baik, juga tidak mengeluh sedikit pun saat Lu Chen meninggalkannya pergi dinas.

Lu Chen membenarkannya, dia berjanji akan menghargai istrinya dan memperlakukannya dengan baik. Tapi hari ini dia sengaja tidak membawa Gui Xiao pulang karena urusan perceraian ini, tapi Gui Xiao membelikan banyak makanan dan hadiah untuk mereka. 


Setelah itu, Ayah Lu pergi menemui istrinya di bengkel. Ibu sempat ketakutan begitu dia datang, tapi kali ini Ayah Lu benar-benar pulang dalam keadaan baik dan waras. Dia akhirnya mengakui semua kesalahannya pada Ibu selama ini, tapi dia menolak bercerai.

Akan tetapi, mulai sekarang, Ayah akan menyerahkan segalanya pada Ibu, termasuk urusan membuat segala keputusan dalam keluarga mereka. Ibu begitu terharu mendengarnya. Begitulah, akhirnya hubungan pasutri itu pun membaik kembali. Ayah Lu benar-benar berubah total sekarang, dia banyak mengajak para pegawai bengkel untuk pesta makan bersama.

 

Lu Chen pun senang mendengar hubungan kedua orang tuanya sudah membaik dan tidak akan ribut lagi. Sekarang dia bisa lebih tenang jika harus pergi dinas. Hanya saja, karena tadi Ayah Lu tiba-tiba mengajak para pegawai bengkel pesta makan bersama, Lu Chen masih sedikit khawatir kalau-kalau ayahnya akan minum-minum lagi dan mabuk lagi.

Karena itulah, dia meminta Hai Dong untuk pergi ke bengkel untuk mengawasi ayahnya. Dia sendiri tidak bisa melakukannya karena harus pulang ke istrinya malam ini, besok dia sudah harus kembali ke markas di kota Tianwen.


Hai Dong sebenarnya agak ragu, takut sama Ayah Lu, tapi apa boleh buat. Akhirnya dia pergi juga di sana. Hmm, tapi sepertinya mereka tidak perlu khawatir. Ayah Lu benar-benar berubah total seolah dia berubah jadi orang lain.

Ayah bukan hanya lebih ramah pada Hai Dong, tapi juga berterima kasih padanya karena selama Lu Chen tidak ada di rumah, Hai Dong-lah yang sangat berjasa membantu keluarga mereka. Hai Dong begitu kaget melihat perubahan Ayah Lu hingga dia cuma bengong dan baru bereaksi saat Ayah Lu menegurnya.

Pada saat yang bersamaan, ayah dan ibunya Gui Xiao akhirnya menyelesaikan prosedur perceraian mereka. Ayah Gui sebenarnya masih tidak rela, tapi keputusan Ibu sudah tetap dan tidak bisa diganggu gugat. 

Ibu bahkan tidak menuntut harta gono-gini apa pun dan hanya ingin bebas sehingga Ayah Gui akhirnya, mau tak mau, terpaksa harus menuruti keinginan Ibu dan membebaskannya dari hubungan mereka. Ayah sedih, sedangkan Ibu justru sangat senang. Ibu sudah pernah sangat bersedih dulu, saat Ayah Gui berselingkuh, jadi sekarang dia sudah tidak merasakan apa pun lagi.

Gui Xiao sudah menunggunya saat Lu Chen pulang, keduanya sama-sama senang hari ini karena masalah kedua orang tua masing-masing sudah terselesaikan dengan baik, jadi sekarang mereka bisa fokus pada hidup dan rumah tangga mereka sendiri.


Lu Chen punya hadiah untuk Gui Xiao, satu set boneka miniatur lucu suku-suku etnis Cina yang dia beli saat jalan-jalan di kota pasca meninggalnya Tuan Shen. Lu Chen penasaran, apa yang Gui Xiao katakan pada ayahnya sehingga sekarang Ayah Gui bisa menerimanya jadi menantu.

Gampang saja, dia bilang ke Ayah bahwa satu-satunya yang diinginkan Lu Chen adalah dirinya dan bukan hartanya, sejak dulu pun begitu. Biarpun mereka sudah bersama selama setengah tahun, tapi Lu Chen bahkan sangat jarang berada di rumah.

Lu Chen senang, dan seketika itu pula, suasana dengan cepat berubah jadi lebih intens saat Lu Chen mulai mengecup lembut tangan Gui Xiao sebelum kemudian membawanya ke kamar dan menghabiskan malam yang indah bersama.

 

Tapi dasar Gui Xiao bucin banget sama suaminya. Saat Lu Chen mau mandi, Gui Xiao dengan sengaja menyuruh Lu Chen untuk tidak mengunci pintu. Ngomongnya nggak bakalan ngintip biarpun pintu terbuka, tapi baru juga sedetik Lu Chen selesai mandi, Gui Xiao mendadak muncul di kamar mandi hanya untuk mengagumi sang suami tercinta dan tidak mempan diusir.

Maka Lu Chen pun langsung membopongnya kembali ke kamar, membaringkannya dengan lembut sebelum kemudian menciumnya mesra lagi.

Bersambung ke episode 26

Post a Comment

0 Comments