Sinopsis Love Me If You Dare episode 6

 Sinopsis Love Me If You Dare episode 6



Yao Yao tengah bekerja sat dia melihat beberapa orang tampak sedang sibuk mondar mandir menata sebuah ruangan baru di kantor itu.

Kabarnya hari ini departemen pemasaran akan kedatangan direktur baru. Tapi yang membuat mereka bingung, kenapa seseorang yang posisinya setinggi itu malah bekerja di lantai mereka.

Tiba-tiba mereka semua dipanggil untuk meeting, termasuk Yao Yao. Rapat kali ini adalah untuk memperkenalkan si direktur baru.

Mereka semua menunggu kedatangan si direktur cukup lama karena katanya si direktur baru itu sedang bicara dengan presdir mereka. Tak lama kemudian, si direktur baru itu akhirnya datang juga.

Dan dia adalah... jeng-jeng-jeng... Jin Yan.(hahaha! siapa yah yang kemarin bilang kalau pekerjaan kantor itu membosankan dan buang-buang waktu?).


Semua orang menunggu dan mengharapkan Jin Yan mengatakan sesuatu tapi Jin Yan cuma diam saja. Dia baru mau bicara saat salah satu manager memintanya untuk mengatakan sesuatu. Tapi yah khas-nya Jin Yan, dia bicara tanpa sedikitpun mengucapkan kalimat basa-basi.

"Kutekankan, aku disini hanya untuk sementara waktu. Jadi kalian tidak perlu bermulut manis padaku dan aku juga tidak punya tenaga untuk mengurusi hal-hal seperti itu. Aku punya kebiasaanku sendiri dalam mengerjakan sesuatu. Kalian hanya perlu memenuhi semua kebutuhanku maka segalanya akan baik-baik saja. Saat aku pergi nanti, aku akan memberikan nilai A dalam tes performa kerja kalian"

Salah satu manager menunjuk Yao Yao untuk jadi sekretarisnya Jin Yan dan tentu saja Jin Yan langsung menyetujuinya dengan gaya biasa-biasa saja padahal diam-diam dia tersenyum senang tuh. Heee.

Yao Yao kesal tapi di terpaksa menerimanya. Hmm... jangan-jangan penunjukan Yao Yao jadi sekretarisnya Jin Yan udah direncanain duluan? *curiga*


Setelah selesai rapat, semua orang kembali ke meja kerja masing-masing. Beberapa saat kemudian, Jin Yan tiba-tiba mendatangi Yao Yao dan menyuruh Yao Yao masuk ke ruangannya.

Begitu masuk, Yao Yao langsung menuntut penjelasan Jin Yan. Tapi Jin Yan malah ketawa "Kau tidak bisa menghindari takdir jadi asistenku."

Tiba-tiba beberapa orang masuk membawa meja kerja, kursi, komputer dan lain-lain untuk Yao Yao yang kemudian mereka tempatkan di dekat meja kerjanya Jin Yan.

"Jangan bilang kalau disini ada kasus dan karena itu kau menyamar jadi direktur dan membuatku jadi asistenmu"

"Aku senang, akhirnya kau mulai menggunakan otakmu. Hanya saja kau masih agak lambat dalam menangkap sesuatu"


"Bo Jin Yan, tega sekali kau seperti ini. Kalau kau bekerja menyelidiki sebuah kasus, yah lakukan saja. Bagaimana bisa kau tidak mengatakan apapun dan tiba-tiba saja menganggu kehidupan profesionalku. Apa kau tahu seberapa besar usahaku untuk mendapatkan pekerjaan ini? Ini adalah pekerjaan yang kuimpian sepanjang hidupku. Saat kau bekerja, kau tidak suka diganggu. Aku juga berharap kalau pekerjaanku ini akan stabil dan tidak ada hal-hal lain yang akan mengganggu pekerjaanku. Tapi sekarang lihatlah apa yang kau lakukan. Memangnya aku ini detektif yang bekerja di kepolisian? Atau pekerja kantoran bermuka dua? Saat kau pergi nanti, bagaimana aku akan berinteraksi dengan rekan-rekanku. Semua orang pasti akan berkata 'dia polisi yang menyamar, hati-hati kalau bicara padanya'. Atau apakah aku harus mengikutimu dalam menyelidiki kasus berikutnya dan selalu siap setiap kali kau menelepon?"

Jin Yan tampak merasa bersalah mendengar semua keluhan Yao Yao. Tapi dia tidak mengerti, dia kira kalau Yao Yao akan bersedia membantunya dengan suka rela, mereka bahkan bekerja sama dengan baik dalam kasus sebelumnya.

Yao Yao bersikeras kalau kesediaannya membantu Jin Yan dalam kasus sebelumnya dan apa yang Jin Yan lakukan dalam mengganggu kehidupan profesionalnya dan kehidupan pribadinya adalah 2 hal yang berbeda. Dengan kepintarannya yang diatas rata-rata, masak Jin Yan tidak bisa memahami prinsip dasar ini.


Saat mereka berdua saling terdiam canggung di meja kerja masing-masing, Pei Ze tiba-tiba datang dengan membawa 2 cangkir kopi.

Pei Ze memperhatikan ekspresi sedih Yao Yao dan langsung memandangi mereka berdua dengan heran. Tapi Yao Yao langsung pasang senyum dan berkata kalau dia baik-baik saja.


Setelah Pei Ze pergi, Yao Yao dan Jin Yan kembali saling terdiam canggung di meja kerja masing-masing. Jin Yan berusaha memecahkan kecanggungan diantara mereka dengan meminta mocha. Tapi Yao Yao yang masih kesal, menyuruh Jin Yan untuk mengambilnya sendiri.

Lama-lama, Jin Yan jadi kesal. Dia memberitahu Yao Yao kalau kasus kali ini tidak akan memakan waktu lama, bahkan kasus sebelumnya pun hanya butuh waktu 5 hari. Jin Yan terang-terangan menghina pekerjaan Yao Yao karena yang Yao Yao lakukan cuma membuat barang yang sebenarnya berharga rendah untuk kemudian dia jual dengan harga tinggi di tempat lain.

Jika Yao Yao tua nanti, apa Yao Yao mau memberitahu anak-anaknya dan cucu-cucunya tentang berapa banyak barang yang berhasil dia jual atau mau memberitahu berapa banyak nyawa yang dia selamatkan.

Yao Yao langsung protes dan membela pekerjaannya karena pekerjaannya ini adalah pekerjaan peredaran komoditas yang sangat penting dan bisa meningkatkan perekonomian.


"Baiklah, nona peredaran komoditas. Maukah kau mempelajari informasi korban sekarang?"

Yao Yao akhirnya mau juga membuka dan mempelajari dokumen itu dan membuat Jin Yan senang. Jin Yan menjelaskan kalau korban adalah Wang Wan Wei, pegawai kantor ini yang bunuh diri sekitar sebulan yang lalu.

Yao Yao heran, bukankah Jin Yan hanya mengurusi penjahat paling kejam dan berbahaya. Kenapa Jin Yan malah tertarik mengurusi kematian pegawai kantoran biasa.

Jin Yan mengaku kalau dia sebenarnya tidak tertarik dengan kasus ini, tapi ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa menolak kasus ini. Memangnya alasan apa yang membuat Jin Yan tidak bisa menolak kasus ini?


Belum sempat mengatakan sesuatu, Jin Yan tiba-tiba ditelepon seseorang. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi tiba-tiba Jin Yan mengajak Yao Yao keluar, menemui seorang wanita yang Jin Yan bilang 'wanita yang menyusahkan'... dan ternyata, wanita yang Jin Yan bilang menyusahkan itu adalah presdir perusahaan ini yng sangat cantik dan masih muda. (dia wanita bernama Yin Zi Qi yang nelpon Zi Yu kemarin)

Jin Yan bersikap sangat casual dihadapan bu presdir dan tampak jelas kalau mereka berdua bukan cuma saling mengenal tapi juga punya hubungan yang cukup dekat.

Bu presdir memberitahu Yao Yao kalau dialah yang meminta Jin Yan menyelidiki kasus ini dan penunjukkan Yao Yao jadi asistennya Jin Yan memang sudah direncanakan karena memang itulah syarat yang Jin Yan inginkan.


Basa-basi selesai... sekarang saatnya membicarakan kasus ini. Bu presdir menyerahkan foto-foto korban dan memberitahu Jin Yan bahwa beberapa waktu yang lalu beberapa pegawai perusahaan ini pergi ke sebuah villa untuk menghadiri rapat setengah tahunan.

Salah satu pegawai bernama Wang Wan Wei ditemukan mati di bak mandi, dia diduga bunuh diri dengan menyayat lengannya. Korban meninggalkan pesan bunuh diri, tidak ada tanda-tanda penyerangan ataupun bekas luka dan keluarganya juga meminta agar Wan Wei tidak diotopsi, karena itulah kasus ini ditutup sebagai kasus bunuh diri.

Alasan bu presdir meminta Jin Yan menyelidiki kasus ini adalah karena sejak sebulan yang lalu, dia terus menerus menerima surat-surat entah dari siapa yang mengatakan kalau kematian Wang Wan Wei bukan bunuh diri.

Dalam surat-surat itu juga disebutkan kalau beberapa pegawai perusahaan ini menutupi kematian Wang Wan Wei dengan menyuap keluarga korban sebesar 100 ribu Yuan dan menyuruh keluarga korban untuk menolak proses otopsi. Si pengirim surat-surat itu juga menyerahkan bukti transaksi penyuapannya dan pembayarannya berasal dari rekening anonim di luar negeri. Tapi si pengirim surat-surat ini sudah melacak rekening itu dan mendapati rekening itu milik seseorang di Amerika.


Tapi begitu melihat ekspresi tegang bu presdir, Jin Yan langsung tahu kalau bu presdir pasti mengenal si pemilik rekening di Amerika itu. Siapa dia? tuntut Jin Yan.

"Yi Yang" jawab bu presdir.

Yi Yang adalah tunangan bu presdir yang sejak setengah tahun yang lalu, sering menghabiskan waktunya di Hong Kong. Karena itulah bu presdir sangat yakin kalau Yi Yang tidak terlibat dalam kasus ini walaupun rekening itu miliknya.

Yao Yao tidak mengerti kenapa bu presdir berpikir seperti itu padahal jelas-jelas penyuapan itu berasal dari rekening tunangannya. Jin Yan menjelaskan kalau hal itu wajar karena saat seseorang ingin menyuap orang lain maka mereka tidak akan menggunakan rekening milik pribadi.

"Karena itulah aku ingin kau menyelidiki kasus ini sesegera mungkin. Cari tahu siapa dalang semua ini dan segala hal lainnya yang belum kuketahui"


Jin Yan mengiyakannya tapi dia ingin bu presdir berjanji satu hal padanya terlebih dulu "Jian Yao sangat menyukai pekerjaannya disini. Setelah investigasinya selesai nanti, kuharap dia akan tetap bekerja di perusahaan ini dan menjadi pegawai kantoran biasa yang sangat membosankan. Aku tahu kalau kau pintar mengontrol opini publik dan menutupi kebenaran. Jadi kuharap kau bisa mengontrol orang-orang supaya mereka tidak berpikir kalau dia adalah pegawai polisi yang menyamar atau pegawai kantoran bermuka dua dan lain sebagainya"

"Tidak masalah"

"Terima kasih"


Malam harinya, Jin Yan dan Zi Yu berkumpul di rumah kecilnya Yao Yao untuk makan bersama. Zi Yu curiga, dia pasti dipanggil kemari bukan cuma untuk makan bersama. Jin Yan langsung membenarkannya dengan menyuruh Zi Yu untuk menyelidiki rekening atas nama Yi Yang dan segala informasi terkait.

Zi Yu langsung tahu siapa Yi Yang dan bertanya apakah Jin Yan yakin mau menyelidiki rekening itu "Apa kau tidak takut kalau aku mungkin akan menemukan rahasia gelap kakak iparmu?"


Yao Yao langsung bingung apa maksudnya? siapa kakak iparnya Jin Yan? kalau Yi Yang adalah tunangannya bu presdir lalu apakah bu presdir itu kakaknya Jin Yan?

"Dia bukan kakakku. Hanya saja 20 tahun yang lalu, ayahnya dia menikah dengan ibuku"

"Kalau begitu dia kakakmu"

Tapi Jin Yan tetap ngotot kalau dia dan bu presdir bukan kakak adik karena dia dan bu presdir tidak punya hubungan darah. Yao Yao juga tetap ngotot kalau bu presdir adalah kakaknya Jin Yan, mereka adalah saudara yang terikat oleh hukum.

Yao Yao jadi cemas, apakah hubungan persaudaraan mereka ini nantinya tidak akan mengganggu penilaian Jin Yan dalam kasus ini? Tentu saja tidak, jawab Jin Yan yakin.


Jin Yan dan Yao Yao mulai berdebat lagi, mereka berdebat berdua seolah dunia milik mereka berdua sampai Zi Yu protes karena tidak dilibatkan dalam percakapan mereka.


Keesokan harinya, Jin Yan datang ke rumah Yao Yao lagi padahal Yao Yao baru bangun. Jin Yan memperhatikan baju tidur yang Yao Yao pakai dan langsung menghinanya lagi karena baju itu tidak cocok untuk Yao Yao.

Kesal, Yao Yao langsung mau nutup pintu tapi Jin Yan cepat menghentikannya lalu menyuruh Yao Yao untuk ganti baju dan mengajaknya keluar untuk shopping.


Jin Yan ingin membeli berbagai barang yang sama persis seperti barang-barang interior rumahnya Yao Yao seperti bantal kursi, selimut, beras dll.

Yao Yao heran, bukankah kemarin Jin Yan bilang kalau dia tidak mengerti tentang kenapa Yao Yao memiliki barang-barang semcam itu di rumahnya.

Jin Yan mengoreksi kalau bukan cuma dia yang menginginkan barang-barang seperti yang ada di rumahnya Yao Yao, Zi Yu juga mau jadi hari ini mereka akan belanja 2 set tiap-tiap barang "Bukankah ini keputusan yang terbaik? Membeli dalam jumlah banyak bisa membuat pekerjaanmu jadi 3 kali lebih efisien"

"Bo Jin Yan, apa kau selalu memanfaatkan orang seperti ini?"


Jin Yan lalu menyerahkan kartu kreditnya dan menyuruh Yao Yao belanja sendiri sementara dia menunggu di parkiran. Yao Yao akhirnya keliling mal sendirian dan membeli berbagai barang pesanan Jin Yan, termasuk boneka kuda nil ukuran besar.


Jin Yan baru ikut saat mereka memilih kasur. Yao Yao mencoba berbaring di kasur itu dan Jin Yan juga langsung ikutan berbaring.


Saat salesgirl meninggalkan mereka berduaan, Jin Yan tiba-tiba mengatakan sesuatu yang mengejutkan Yao Yao "Jian Yao, tinggallah bersamaku"

WHAT?!... Tapi yang Jin Yan maksud bukan tinggal bersama dalam artian romantis. Dia ingin Yao Yao tinggal bersamanya karena dengan begitu pekerjaan mereka akan lebih efisien dan produktif. Jelas saja Yao Yao langsung menolaknya "Maaf, aku tidak tertarik"


Saat mereka naik lift, mereka langsung terdiam canggung. Liftnya saat itu kosong tapi beberapa saat kemudian, mulai banyak orang yang masuk sampai mendesak mereka ke belakang.

Tanpa mempedulikan banyaknya orang si sekitar mereka, Jin Yan bertanya kenapa Yao Yao tidak tertarik tinggal bersamanya. Yao Yao berbisik dan menjawab kalau dia cuma tidak mau saja.

"Kau membuat keputusan yang salah" kata Jin Yan. Jelas saja semua orang di lift langsung ketawa geli dan Yao Yao cuma bisa tertunduk malu.


Keesokan harinya, mereka mulai menyelidiki kasus ini dengan terlebih dulu membaca pesan terakhir Wan Wei yang ditujukan pada ibunya.

Yao Yao membacanya dengan tangis sedih sementara Jin Yan berkonsentrasi mendengarkan isi surat itu. Yao Yao bertanya-tanya apakah polisi menetapkan kasus ini sebagai kasus bunuh diri karena mereka pikir pesan bunuh diri itu terdengar sangat tulus.


"Emosi adalah hal yang paling sulit dinilai secara ilmiah. Kalau mereka menutup kasus ini hanya berdasarkan penilaian itu maka pembunuhan bisa disamarkan sebagai bunuh diri dengan sangat mudah. Si pembunuh cuma perlu menulis sebaris kalimat dan selesailah sudah"

Jin Yan yakin bahwa pesan bunuh diri itu adalah pesan bunuh diri asli yang di tulis oleh Wan Wei sendiri tanpa paksaan dari orang lain. Karena tulisan di pesan bunuh diri itu banyak mengandung kalimat dan tata bahasa yang salah kaprah.

Biasanya jika seseorang dipaksa orang lain untuk membuat surat bunuh diri palsu maka mereka akan membuat surat bunuh diri yang tanpa cela.


Jadi yang harus mereka lakukan pertama kali adalah mencari tahu alasan kenapa Wan Wei bunuh diri. Misalnya, apa alasan yang membuat seorang wanita memutuskan untuk bunuh diri?

Yao Yao menduga mungkin pekerjaan atau cinta. Yao Yao memutuskan agar mereka menyelidiki latar belakang korban terlebih dulu.


Saat semua orang sedang keluar makan siang, Yao Yao langsung kembali ke meja kerja lamanya yang sebelumnya juga merupakan meja kerjanya Wan Wei.

Yao Yao membuka komputernya dan log in ke akun medsos Wan Wei dengan menggunakan password tanggal lahirnya Wan Wei, tapi anehnya akun itu kosong melompong.


Pei Ze tiba-tiba datang. Dia tampak curiga saat dia melihat Yao Yao membuka komputer itu tapi kemudian dia mengajak Yao yao ikut makan siang bersamanya dan para pegawai yang lain.


Walaupun Yao Yao berusaha tersenyum dan bersikap biasa-biasa saja dihadapan semua orang, tapi sebenarnya pikirannya sibuk memikirkan siapa kira-kira diantara orang-orang ini yang menghapus isi medsosnya Wan Wei dan membunuhnya.


Saat Jin Yan meneleponnya, Yao Yao langsung memanfaatkan saat itu sebagai alasan untuk menghindar dan pergi. Begitu Yao Yao masuk mobilnya, Jin Yan memperingatkannya untuk tidak terlalu banyak kontak dengan orang-orang itu karena dalah satu dari mereka mungkin saja tersangkanya.

Yao Yao langsung memprotes nada bicara Jin Yan, lagian mereka kan tidak menyentuhnya. Lalu tiba-tiba saja Yao Yao menyodok pipi Jin Yan tanpa alasan yang jelas. Jin Yan bingung tapi kemudian dia balas menyodok pipi Yao Yao. heee.


Jin Yan lalu memperlihatkan penemuannya. Entah gimana caranya dia berhasil mendapatkan isi medsos Wan Wei padahal semua isi medsos itu kan sudah dihapus.


Malam harinya, Jin Yan duduk di rumah Yao Yao mendengarkan Yao Yao yang membaca isi medsosnya Wan Wei. Dalam medsosnya, Wan Wei sering menulis tentang kekagumannya akan seorang pria yang sering menggunakan dasi warna biru dan terlihat sangat tampan dan bersih sejernih mata air.


Yao Yao menduga sepertinya pria yang digambarkan Wan Wei itu adalah Mai Chen. Walaupun Pei Ze juga punya dasi warna biru, tapi Mai Chen jauh lebih sesuai dengan gambaran pria tampan yang disebutkan Wan Wei.

Mai Chen... diakah tersangka pembunuh Wan Wei????

Jin Yan menyetujui dugaan Yao Yao. Tapi kemudian, dia jadi penasaran jika Mai Chen itu digambarkan sangat tampan dan sejernih mata tampan, lalu bagaimana wanita menggambarkan tentang dirinya?

"Apa aku boleh membandingkanmu dengan apapun?" tanya Yao Yao

"Apa yang ingin kau katakan?"

Sebelum mengatakannya, Yao Yao memperingatkan Jin Yan bahwa apa yang akan dia katakan ini sama sekali tidak ada maksud untuk menghina Jin Yan "Kau seperti (anjing) labrador yang angkuh dan arogan"

Jin Yan jelas tersinggung bahkan sampai menatap Yao Yao dengan pandangan menakutkan sebelum akhirnya berlalu pergi.


Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments