Jian Xuan merasa sayang kalau harus membuang kembang api sebanyak itu jadi sebaiknya mereka bawa dan nyalakan saja semuanya. Karena kotak-kotak itu terlalu berat dan banyak, Yao Yao langsung minta bantuan Jin Yan untuk mengangkatnya.
Jin Yan membantu membawa semua kembang api itu ke pantai. Orang lain yang berada di pantai itu melihat Yao Yao dan Jain Xuan mau menyalakan kembang api, mereka pun langsung membantu mereka menyalakannya, sementara Jin Yan tetap di belakang sambil menutupi hidungnya dengan masker.
Dia lalu berjalan ke sisi Yao Yao. Dia ingin mengatakan sesuatu tapi belum sempat mengucapkan apapun, Yao Yao langsung menyuruhnya tutup mulut karena "Kau akan merusak suasana begitu kau mulai bicara"
Saat Yao Yao mau menyalakan kembang api lagi, seorang gadis kecil menghampirinya dan bertanya kenapa pria disana itu (Jin Yan) tidak mau menyalakan kembang api bersama mereka? Apa pria itu takut pada kembang api?
Yao Yao tersenyum geli mendengarnya lalu mengajak Jin Yan ikutan menyalakan kembang api.
Gara-gara pertanyaan anak kecil itu, Jin Yan langsung menghampiri mereka dan ikutan menyalakan kembang api. Saat kembang api mulai menyala, semua orang langsung berlari ke belakang tapi Jin Yan malah tetap di tempat tanpa mempedulikan percikan api di sekitarnya.
Baru setelah Yao Yao memanggilnya, Jin Yan akhirnya berbalik dan berjalan ke arah Yao Yao dengan gaya keren.
Bukan cuma Jian Xuan yang semakin kagum melihat betapa kerennya Jin Yan, bahkan Yao Yao pun tak bisa mengalihkan pandangannya dari Jin Yan saking kagumnya.
Setelah sukses menyalakan kembang api dan membuat Yao Yao terkagum-kagum, Jin Yan langsung nyamperin si gadis kecil tadi dan memberitahunya kalau dia sama sekali tidak takut dengan kembang api.
"Aku punya banyak pengalaman dengan ledakan yang 100 kali lebih menakutkan daripada kembang api itu. Apa kau tahu apa itu ledakan? Bom... DUAR!!!" (hahaha)
Hadeeeh nih orang, bisa-bisanya ngomong begituan sama anak kecil. Jelas saja si gadis kecil itu langsung ketakutan dan Yao Yao langsung menyeret Jin Yan menjauh dari anak kecil itu.
Sementara yang lain masih asyik bermain kembang api, Yao Yao bertanya kenapa Jin Yan sangat kurus. Jin Yan berkata kalau dulu dia sakit. Lalu apakah sekarang Jin Yan baik-baik saja? tanya Yao Yao.
"Pertanyaan tidak berguna. Aku tidak mungkin hidup kalau aku tidak baik-baik saja"
"Baguslah kalau begitu... besok, datanglah ke rumahku untuk makan dan merayakan liburan bersama"
"Ke rumahmu?"
"Iya, aku mengundangmu"
Jin Yan tampaknya ragu dan ingin menolak tapi belum sempat mengatakan apapun, Yao Yao langsung menyela dan memberitahunya kalau ibunya sangat suka kalau ada banyak tamu di rumah. Dia bahkan merayu Jin Yan kalau ibunya akan masak ikan dan ikan buatan ibunya sangat lezat. Jin Yan si pecinta ikan tentu saja langsung setuju.
Keesokan harinya, ibunya Yao Yao membuka pintu untuk Zi Yu yang dia kira Prof. Bo. Zi Yu sama sekali tidak menyangkalnya sampai Yao Yao yang musti mengoreksi kalau dia bukan Prof. Bo. Jin Yan datang tak lama kemudian.
Saat para wanita masih sibuk memasak di dapur, Jin Yan dan Xun Ran bicara berdua di balkon. Xun Ran memberitahu Jin Yan bahwa walaupun si pembunuh sudah tertangkap tapi kasus pembunuhan berantai itu masih menyisakan misteri.
Dalam laporan analisisnya, Jin Yan menyebutkan kalau si pembunuh melakukan kejahatannya pasti karena dipicu oleh sesuatu atau seseorang.
Tapi anehnya, setelah mereka menyelidiki segala sesuatu tentang si pembunuh, mereka sama sekali tidak menemukan hal apapun. Si pembunuh sama sekali tidak memiliki konflik dengan siapapun dan tidak pula mengalami kejadian traumatis yang mungkin bisa jadi pemicu tindak kejahatannya.
Bisa dibilang sebelum melakukan kejahatannya, si pembunuh hidup dalam damai. Xun Ran sama sekali tidak tahu apa yang memicu tindakan si pembunuh. Jin Yan bersikeras pasti ada suatu kejadian atau seseorang yang membuat si pembunuh melakukan tindak kejahatannya, hanya saja mereka belum menemukannya.
Xun Ran lalu menyerahkan foto-foto deretan angka. Xun Ran memberitahunya kalau si pembunuh mengaku tidak tahu apapun tentang angka-angka itu walaupun mereka menemukan deretan angka-angka itu di tempatnya si pembunuh. Mereka juga berusaha memecahkan misteri angka-angka itu ke para ahli, tapi tidak ada satupun yang berhasil memecahkan misteri angka-angka itu.
Sekilas, Jin Yan tampak gelisah melihat foto-foto deretan angka itu. Tapi kemudian dia berkata kalau dia tidak tahu apapun tentang makna angka-angka itu. Jin Yan bersikeras kalau tugasnya sekarang sudah selesai karena tugasnya hanya sebatas menganalisa si penjahat, caranya membunuh, menemukan, menangkap dan memenjarakan si penjahat.
Jadi kalaupun angka-angka itu mengandung makna tertentu, hal itu sama sekali bukan tugasnya dan dia juga tidak tertarik untuk mengetahui apapun arti angka-angka itu.
Walaupun bersikeras tidak peduli, tapi saat Xun Ran masuk, Jin Yan langsung mengedarkan pandangannya ke sekitar area itu dengan cemas. Tapi tidak ada apapun yang tampak mencurigakan.
Saat mereka semua mulai makan bersama, pak kepala polisi berterima kasih atas jasa Jin Yan membantu memecahkan kasus ini dan mengajaknya bersulang. Tapi Jin Yan langsung menolak ucapan terima kasihnya dengan alasan kalau dia cuma melakukan tugasnya tanpa melibatkan perasaan seperti yang pak kepala polisi lakukan.
Untunglah Zi Yu cepat bertindak menyelamatkan keadaan dengan menggantikan Jin Yan bersulang dan memperhalus kata-kata kasar Jin Yan.
Ibunya Yao Yao memuji kehebatan Jin Yan karena berhasil menjadi asisten profesor di usia semuda ini. Tapi Jin Yan dengan sangat arogannya berkata kalau dia sebenarnya punya kualifikasi untuk jadi profesor tapi dia menolaknya karena dia masih terlalu muda.
Kali ini, bahkan Zi Yu pun hanya bisa terdiam canggung tapi kemudian dia mencoba mengalihkan perhatian semua orang dengan menanyai Yao Yao yang sebentar lagi akan memulai pekerjaannya, jadi apakah Yao Yao sudah menemukan tempat tinggal di Jiang Zhou.
Pak kepala polisi yang ingin mendekatkan Yao Yao dengan anaknya, langsung menyarankan sebaiknya Yao Yao mencari tempat tinggal di daerah itu bersama Xun Ran saja.
Tapi Yao Yao menolak dengan alasan kalau Xun Ran tidak mengenal daerah Jiang Zhou. Zi Yu berkata kalau dia sangat mengenal daerah itu jadi dia bisa membantu Yao Yao mencari tempat tinggal di sana. Ibunya Yao Yao langsug berterima kasih pada Zi Yu.
Tapi Jin Yan yang sedari tadi cemburu, langsung memberitahu ibunya Yao Yao untuk tidak perlu berterima kasih pada Zi Yu. Jin Yan makin cemberut saat semua orang tampak sangat menyukai Zi Yu yang periang dan humoris.
Acara makan malam terus berlanjut dengan penuh keceriaan dan tanpa mereka sadari, si orang misterius diam-diam memotret mereka.
Setelah semua tamu mereka pergi, Yao Yao membantu ibunya bersih-bersih. Ibunya Yao Yao jelas menyukai Zi Yu dan terang-terangan ingin menjodohkannya dengan Yao Yao tapi Yao Yao langsung menjelaskan kalau dia dan Zi Yu hanya sebatas teman biasa. Yao Yao lalu bertanya apa pendapat ibunya terhadap Jin Yan.
"Sejujurnya, Bo Jin Yan juga baik. Tapi dia adalah ahli investigasi kriminal. Dan kudengar dia ahli menangkap kriminal paling gila dan sulit. (Pekerjaannya Jin Yan) itu sangat berbahaya"
Dalam perjalanan pulang, Zi Yu merasa kalau ibunya Yao Yao sepertinya sangat menyukainya dan mungkin menginginkannya jadi menantu. Tapi sayangnya, wanita seperti Yao Yao sama sekali bukan tipenya.
Jin Yan sangat yakin kalau perasaannya Zi Yu itu salah. Zi Yu yakin kalau Jin Yan berkata seperti itu cuma karena cemburu dan karenanya dia langsung minta pendapat Andy tapi Andy malah setuju dengan Jin Yan. Zi Yu langsung protes, bisa-bisanya Andy lebih membela Jin Yan padahal dialah yang membuat Andy.
Setibanya di villa, Zi Yu menyerahkan beberapa dokumen tentang Yao Yao. Zi Yu mengaku kalau dia menyelidiki Yao Yao sejak Jin Yan ingin mengontrak Yao Yao jadi asisten. Alasannya membantu Yao Yao mencari tempat tinggal adalah karena dia merasa kasihan pada Yao Yao.
Ayahnya Yao Yao meninggal dunia saat Yao Yao berusia 6 tahun. Dulu ayahnya Yao Yao adalah ketua tim kepolisian. Seorang penjahat balas dendam dan membunuh ayah, kakek dan neneknya Yao Yao.
Yao Yao dan adiknya selamat karena mereka bersembunyi di dalam lemari. Mereka sudah pucat pasi saat ayahnya Xun Ran dan tim polisi akhirnya datang dan menemukan mereka di dalam lemari.
Zi Yu menyarankan agar Jin Yan tidak memberitahu Yao Yao tentang apa yang dia ketahui ini. Setelah Zi Yu pergi, Jin Yan dapat pesan berupa foto-fotonya bersama Yao Yao. Lalu setelah itu, dia juga dapat sms yang mengatakan 'aku berada di depanmu'. Hmm... pasti dari si orang misterius deh.
Hari ini, Yao Yao pindah ke Jiang Zhou. Xun Ran kebetulan sedang libur dan ingin mengantarkan Yao Yao ke stasiun. Tapi sayang, dia harus kecewa karena ternyata Yao Yao akan pergi ke Jiang Zhou bersama Jin Yan.
Karena perjalanan mereka cukup jauh dan lama, Yao Yao membawa banyak makanan dan snack untuk Jin Yan. Seulas senyum tipis langsung tersungging di wajah Jin Yan.
Zi Yu sudah menunggu di lobi gedung apartemen. Ow, ternyata dia membooking apartemen untuk Yao Yao dan Jin Yan dalam satu gedung. hihi.
Tiba-tiba dia ditelepon seorang wanita bernama Yin Zi Qi yang bertanya tentang Jin Yan yang akan datang ke Jiang Zhou hari ini dan menyuruh Zi Yu untuk memberitahu Jin Yan agar Jin Yan meneleponnya kalau Jin Yan sudah sampai di Jiang Zhou. Zi Yu menolaknya dengan mengingatkan wanita itu kalau dia bukan sekretarisnya Jin Yan.
Jin Yan bertanya apa pekerjaan barunya Yao Yao? Perdagangan internasional, jawab Yao Yao. Jin Yan bertanya lagi, apakah pekerjaannya itu semacam membeli, menjual, menerjemah dokumen biasa, tanda tangan kontrak dan lain sebagainya? Yao Yao mengangguk mengiyakannya.
"Membosankan, buang-buang waktu" hina Jin Yan.
Kesal, Yao Yao langsung menyindir balik secara tak langsung "Aku punya teman SD yang bernama Xiao Ming. Xiao Ming ingin Lili untuk jadi teman sebangkunya. Tapi Lili lebih memilih Xiao Qiang untuk jadi teman sebangkunya. Jadi setiap hari Xiao Ming memberitahu Lili kalau Xiao Qiang itu gendut, jelek dan orang bodoh yang setiap hari selalu lupa membawa penghapus. Bukankah anak-anak SD ini sangat kekanak-kanakan?"
Hahahaha! Andy langsung ikutan nimbrung "Kecemburuan adalah perasaan normal yang dirasakan hati manusia, bukan cuma anak SD, tapi..."
"Andy!!!" bentak Jin Yan.
Sesampainya di Jiang Zhou, mereka langsung makan siang bersama Zi Yu yang memperhatikan betapa perhatiannya Jin Yan pada Yao Yao dengan memberikan makanan untuk Yao Yao, padahal selama ini Jin Yan kalau makan tidak pernah memperhatikan orang lain.
Yao Yao sebenarnya berniat untuk tinggal sementara waktu bersama temannya tapi Zi Yu yang sudah membooking apartemen untuknya, langsung menyatakan kekecewaannya. Dia langsung menyerahkan kunci apartemen yang dibookingnya untuk Yao Yao dan memberitahu Yao Yao kalau letak apartemen itu letaknya cukup dekat dengan perusahaan barunya.
Yao Yao akhirnya mau menerimanya dan ingin melihat apartemen itu besok. Jin Yan bingung kenapa harus besok, dia ingin mengajak Yao Yao melihat-lihat apartemen itu malam ini tapi Zi Yu langsung menghentikannya.
Setelah mereka mengantarkan Yao Yao ke asrama temannya, Yao Yao langsung berlari ke balkon untuk melihat kepergian Jin Yan. Temannya langsung menggodanya dan bertanya-tanya siapa diantara kedua pria tampan itu yang Yao Yao sukai.
Yao Yao menyangkalnya dan bersikeras kalau dia dan mereka hanya teman biasa. Tapi tentu saja temannya tidak percaya.
Jin Yan tidak mengerti kenapa mereka harus mengantarkan Yao Yao ke asrama padahal apartemennya Yao Yao kan sudah siap.
Zi Yu menjelaskan kalau Yao Yao adalah orang yang harus membuat keputusan sendiri. Apa Jin Yan pikir kalau Yao Yao akan menerima segala hal yang Jin Yan siapkan untuknya?
"Aku ingin dia tetap jadi asistenku. Dia orang yang baik, aku menyukainya"
Zi Yu langsung tersenyum geli mendengarnya "Benar, aku tahu."
Keesokan harinya, mereka membawa Yao Yao ke apartemen barunya. Apartemen itu kecil, bahkan dapur pun tidak ada. Tapi Yao Yao menyukainya dan setuju untuk menyewa apartemen itu.
Setelah itu, Yao Yao mengantarkan kedua pria itu pergi. Di depan lift, kedua pria itu memencet dua tombol yang berbeda. Zi Yu turun dan Jin Yan naik. Yao Yao bingung kenapa Jin Yan naik?
"Pulang" jawab Jin Yan.
"Pulang? Kau tinggal di lantai atas? Kau juga tinggal di gedung yang sama?"
"Siapa yang sama denganmu? tempatku 3 kali lebih besar, sama sekali berbeda dari apartemen kecilmu itu"
Saat Yao Yao tengah sibuk menata apartemen barunya, seseorang mengantarkan paket yang dialamatkan ke tuan Bo. Tapi karena tuan Bo sedang tidak ada di rumah, dia diberitahu untuk menitipkan paket itu ke Yao Yao.
Yao Yao menerima paket itu dan heran melihat nama penerimanya bukan Bo Jin Yan tapi Simon Bo.
Keesokan harinya, Yao Yao akhirnya masuk kantor. Tapi dia malah heran karena ternyata dia dipindahkan ke departemen pemasaran tanpa sepengatahuannya terlebih dulu.
Ketua tim departemen barunya Yao Yao tiba saat itu juga. Pria itu mengamati Yao Yao dengan penuh ketertarikan lalu memperkenalkan namanya Pei Ze.
Pria itu tampak sangat tertarik pada Yao Yao, dia bahkan tidak mau melepaskan genggaman tangan mereka sampai membuat Yao Yao tidak nyaman dan melepaskan tangannya sendiri.
Saat mereka turun, Pei Ze langsung disapa oleh beberapa wanita yang tampaknya punya hubungan dekat dengan Pei Ze. Hmm... orang ini jelas playboy.
Saat tengah menunggu Pei Ze tanda tangan, seorang wanita tiba-tiba mendatangi Yao Yao dan memperingatkannya untuk hati-hati dengan Pei Ze karena Pei Ze itu sangat licik dan kebaikannya palsu.
Pei Ze lalu mengantarkan Yao Yao ke meja kerjanya. Setelah Pei Ze pergi, Yao Yao melihat-lihat meja kerja barunya itu tapi malah mendapati sebuah foto yang tersimpan di bawah keyboard. Foto seorang wanita yang tampak berangkulan dengan seorang pria tapi wajah pria itu dicoret.
Seorang pegawai lain tiba-tiba menghampirinya dan memberitahunya kalau wanita di foto itu adalah Wan Wei. Dia adalah orang yang dulu menempati meja kerjanya Yao Yao itu sebelum akhirnya dia mati bunuh diri dengan menyayat tangannya di bak mandi di sebuah resort.
Hmm... tapi ada sebuah adegan lain yang memperlihatkan kalau Wan Wei bukan bunuh diri tapi dibunuh.
Pulang kerja, Yao Yao memasak makan malamnya di kamar mandi (apartemennya ga ada dapurnya).
Tapi saat dia keluar, dia langsung kaget melihat Jin Yan yang entah bagaimana caranya bisa masuk rumahnya. Jin Yan hanya menjawabnya dengan menunjuk sebuah kunci yang tergeletak di meja. Yao Yao makin heran kenapa Jin Yan bisa punya kunci apartemennya?
Kesal, Yao Yao langsung memasukkan kunci itu ke tasnya. Tapi Jin Yan malah berkata kalau kunci itu kunci apartemennya. Yao Yao langsung mengembalikannya dan berkata kalau dia tidak mau kunci apartemennya Jin Yan. (terus gimana caranya dia masuk, masak dia membobol pintu apartemennya Yao Yao kayak maling?)
"Aku lapar" kata Jin Yan.
"Kau tidak bilang kalau kau datang jadi aku membuat masakan untuk diriku sendiri"
Tapi walaupun begitu, pada akhirnya Yao Yao tetap saja memberikan makan untuk Jin Yan. Saat mereka tengah makan, Yao Yao terus menerus memandangi Jin Yan.
"Walaupun kau terus memandangiku, makanan ini tidak akan terasa lebih enak. Nasi macam apa ini?"
"Nasi wangi Thailand. Aku membeli 20 macam beras yang berbeda untuk dibandingkan dan akhirnya aku memilih yang ini, rasanya cukup enak kan?"
Yao Yao lalu membantu Jin Yan duduk lebih nyaman dengan memberinya bantal kursi. Jin Yan senang.
Setelah selesai makan, Jin Yan melihat-lihat berbagai interior rumah Yao Yao dan heran, berapa banyak waktu yang Yao Yao habiskan untuk mendekorasi tempat sesempit ini.
"Tidak masalah, aku menyukai hal-hal seperti ini"
"Apa yang dikatakan Zi Yu benar"
"Apa yang dia katakan?"
Bahwa Jin Yan sama sekali tidak mengerti wanita. Jin Yan merasa kalau dia memang benar-benar tidak akan bisa mengerti wanita. Dia tidak mengerti kenapa Yao Yao menghabiskan banyak waktunnya untuk menghias rumahnya dengan barang-barang tidak berguna semacam... boneka kuda nil.
Yao Yao langsung merebut boneka kuda nil itu dan berkata dengan ketus "Ini adalah standar hidup yang kuinginkan"
Xun Ran meneleponnya untuk memberitahu Yao Yao bahwa mereka menemukan beberapa deret angka-angka baru dan berjanji akan menghubungi Jin Yan dan Yao Yao kalau nanti ada perkembangan lainnya.
Pada saat yang bersamaan, seseorang (ga jelas itu Jin Yan apa Zi Yu yah??) juga sedang berusaha memecahkan misteri angka-angka.
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam