Sinopsis Love Me If You Dare episode 4

 Sinopsis Love Me If You Dare episode 4



Saat tengah menunggu hasil otopsi korban yang diduga sebagai korban pertama, Yao Yao bertanya-tanya kenapa tidak ada seorang pun yang berusaha mencari atau melaporkan anak yang hilang di siang hari.

"Tak peduli seberapa hangat siang hari, malam akan selalu datang, kegelapan akan selalu datang. tidak semua bunga bisa mendapat sinar matahari dan hujan. Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk hal-hal seperti itu" kata Jin Yan.

"Terima kasih atas jawabanmu yang sangat puitis itu"


Xun Ran tiba-tiba menyuruh Jin Yan masuk, tapi kali ini Yao Yao akhirnya memberanikan diri untuk ikut masuk. Yao Yao bertanya kenapa Jin Yan sangat ingin tahu tentang identitas korban pertama itu?  apakah identitas korban pertama itu sangat penting?

"Bayangkan jika sekitar setahun yang lalu, keinginanmu yang terdalam untuk membunuh orang tiba-tiba terpicu. Tapi kau masih belum punya cara ataupun pengalaman menculik orang. Bagaimana kau akan memilih korbanmu? Apa kau akan memilih korban yang sudah kau kenal, yang paling mudah dibunuh dan yang paling tidak berbahaya"

Kemungkinan korban pertama ini dan si pembunuh saling mengenal. Mungkin tetangga atau teman atau mungkin juga saudara. Jadi kalau mereka mengetahui identitas korban pertama ini maka mereka akan bisa menemukan si pembunuh lebih cepat.

Jin Yan lalu mengukur panjang celana korban tapi dia yakin ini bukan milik korban karena celana ini ukurannya terlalu panjang.


Diantara barang-barang korban yang lain, ada sebuah kotak pencil yang sudah sangat lusuh dan lapuk. Mereka memperhatikan ada tulisan di atas kotak pencil itu tapi tulisannya sudah sulit dibaca.

Jin Yan akhirnya menyuruh Yao Yao untuk memotretnya saja agar bisa diteliti oleh Zi Yu. Yao Yao memotretnya tapi kemudian, dia memanfaatkan keadaan untuk memotret Jin Yan juga.


Dia memotret Jin Yan untuk Jian Xuan yang sekarang jadi fansnya Jin Yan. Jin Xuan tidak menyangka orang yang dulu pernah dibilang hantu sama temannya ternyata sangat tampan, profesor muda lagi.

Saat melihat-lihat koleksi foto-foto lainnya, Jian Xuan melihat foto bukti kotak pensil dan langsung mengenalinya sebagai kotak pensil yang pernah diberikan oleh pihak sekolah.


Berkat informasi dari Jian Xuan, Yao Yao dan Jin Yan langsung mendatangi sekolah tersebut. Tapi Jin Yan yakin kalau korban bukan murid sekolah ini karena sekolah SMA ini adalah sekolah terbaik di area ini jadi kalau ada salah satu murid yang hilang maka pasti akan langsung dilaporkan.


Salah satu guru kenalan Yao Yao mengatakan bahwa kotak pensil itu adalah hadiah yang diberikan pada para murid dalam festival olahraga musim gugur tahun lalu dan ada 14 murid yang mendapatkan kotak pensil itu.

Para murid yang mendapatkan kotak pensil itu sekarang sedang liburan tapi pak guru sudah menyuruh mereka semua untuk kembali ke sekolah sekarang.

Jin Yan tiba-tiba pergi tapi dia menyuruh Yao Yao untuk tetap tinggal untuk menginterogasi para murid yang memiliki kotak pensil itu. Terpaksalah Yao Yao akhirnya mewawancarai para murid itu seorang diri.

Tapi sayang, tidak ada satupun jawaban yang bisa memberikan petunjuk karena kebanyakan para murid sudah membuang kotak pensil itu atau diberikan pada saudaranya.


Sementara itu, Xun Ran dan partnernya sibuk keliling dari satu toko ke toko lain mencari informasi pembelian pisau-pisau yang digunakan si pembunuh. Tapi tidak ada satupun bukti transaksi pembelian yang mencurigakan.

Saat dia melaporkannya ke Jin Yan, Jin Yan menduga mungkin si pembunuh adalah orang yang punya izin membeli pisau semacam itu aka penjual pisau.


Jin Yan kembali ke TKP untuk melihat lokasi area itu dan Andy yang punya fitur pilot otomatis langsung berjalan sendiri mendampingi Jin Yan mengelilingi area itu. (aku hampir aja lupa kalau Andy punya fitur pilot otomatis and sempet ngira kalau si Andy itu ada hantunya hahaha!)


Yao Yao meneleponnya untuk mengabarkan hasil nihil interogasinya. Tapi Jin Yan tetap optimis karena dia yakin bahwa salah satu dari 14 murid yang punya kotak pensil itu pasti mengenal korban. Dan karenanya, dia langsung meminta Yao Yao untuk mengirimkan alamat-alamat ke-14 murid itu.


Jin Yan lalu pergi ke area yang diduga tempat korban menghilang. Andy menyatukan semua petunjuk tempat-tempat si pembunuh melakukan kejahatannya dalam digital map dan akhirnya menduga kalau si pembunuh kemungkinan bermukim di area sekitar jalan Dong Zhang dimana di jalan itu ada sebuah pasar besar.


Yao Yao menemukan bahwa salah satu murid pemilik kotak pensil juga tinggal di jalan itu. Pada saat yang bersamaan pula, Xun Ran berhasil mendapatkan petunjuk tentang 3 toko hardware yang menjual pisau yang sama dengan yang digunakan oleh si pembunuh untuk membuat mesin pembunuh. Dan salah satu toko ada yang berada di jalan Dong Zhang, lebih tepatnya toko hardware yang berada didalam pasar.

Mereka semua langsung buru-buru pergi ke jalan Dong Zhang. Jin Yan tiba duluan disana dan menemukan toko hardware yang dimaksud.

Toko sedang kosong saat dia masuk ke toko itu. Jin Yan melihat ada sebuah pintu di pojokan. Jin Yan hampir saja membuka pintu yang tampak mencurigakan itu saat tiba-tiba saja seorang ahjumma bertanya Jin Yan mau beli apa.

Ahjumma itu tetangga pemilik toko hardware dan memberitahu Jin Yan kalau pemilik toko hardware ini sedang keluar.


Si pemilik toko hardware kembali tak lama kemudian dan begitu bertatap mata dengan Jin Yan, pria itu langsung ketakutan dan melarikan diri.

Jin Yan langsung mengejarnya. Si pembunuh hampir lolos tapi malah dihadang oleh Xun Ran dan partnernya.


Si pembunuh langsung putar arah... tepat ke arah Yao Yao yang juga baru datang. Yao Yao melihat si pembunuh berlari ke arahnya, dia langsung mengambil sebuah tongkat milik salah satu penjual terdekat dan melemparkannya asal-asalan tapi sukses mengenai kepala si pembunuh.

Si pembunuh marah dan langsung mengambil tongkat dan mengayunkannya ke Yao Yao tapi Jin Yan berhasil merebutnya dan Yao Yao langsung menampar keras si pembunuh. (hahaha, kok aku malah ketawa yah lihat adegan berantem ini).

Si pembunuh mau nampar balik tapi Jin Yan langsung memelintirnya dan sedetik kemudian, Xun Ran berhasil membekuknya dengan mudah.


Mereka kemudian masuk ke ruang rahasia tempat si pembunuh melakukan kejahatannya. Mereka menemukan mesin pembunuhnya dan anak pak penjual ikan yang dikurung didalam peti.

Xun Ran lalu membantu tim medis membawa anak pak penjual ikan keluar sementara Jin Yan dan Yao Yao tetap tinggal.


Jin Yan melihat-lihat mesin pembunuh yang terletak di atas meja pembunuhan itu. Tiba-tiba dia menarik mesin pembunuh itu ke langit-langit, membayangkan kengerian korban saat mereka diambang kematian, lalu tiba-tiba saja dia berbaring di meja kematian itu karena dia ingin mengalami apa yang korban alami di meja kematian itu.


Dia membayangkan tangannya terikat di meja itu dan ketakutan menanti ajalnya di bawah mesin pembunuh. Lalu tiba-tiba saja muncul sosok dirinya yang lain.

Alter ego-nya itu menatapnya dengan wajah dingin lalu melepas mesin pembunuh itu dan membunuh sosok dirinya yang ketakutan.


Jin Yan tersadar dari bayangannya, tapi kemudian dia malah menyuruh Yao Yao berbaring di meja itu. Jin Yan beralasan kalau dia terlalu tinggi sementara tingginya Yao Yao jauh lebih cocok dengan korban, jadi dia ingin Yao Yao berbaring disana agar dia bisa menelitinya.

Jelas saja Yao Yao langsung menolak keras perintah gila Jin Yan itu dan Jin Yan hanya menanggapinya dengan senyum mengejek.

Saat mereka keluar, Jin Yan membantu Yao Yao mengobati luka di tangannya. (nih orang aneh banget, abis nyuruh Yao Yao berbaring di bawah mesin pembunuh eh dia malah mengobati luka Yao Yao)


Ada seseorang yang menarik perhatian Jin Yan diantara kerumunan para penonton. Setelah mengamati orang itu sesaat, Jin Yan langsung nyamperin orang itu karena dari pengamatannya, Jin Yan tahu kalau pria itu ada hubungan dengan korban pertama.


Pria itu menjelaskan pada polisi bahwa korban pertama itu adalah saudara jauhnya yang sudah tidak punya orang tua, dia mempekerjakan anak itu di tokonya, memperlakukannya dengan baik, bahkan memberikan semua baju bekas anaknya (karena itulah kenapa celana korban kepanjangan) dan juga kotak pensil milik anaknya.

Anak itu menghilang sekitar setahun yang lalu tapi dia tidak pernah melaporkannya karena dia pikir anak itu kerja di tempat lain.


Mesin pembunuh itu akhirnya disita polisi, pembunuhnya sudah tertangkap dan mengakui kejahatannya bahwa dia telah membunuh 9 orang tapi ada satu mayat yang sampai sekarang belum ditemukan... akan tetapi polisi menemukan ada hal aneh lain di ruangan itu.

Di sebuah papan, mereka melihat ada deretan angka-angka yang ditulis dengan cat merah. Walaupun angka-angka itu tampak seperti deretan angka biasa tapi Xun Ran yakin angka-angka itu punya makna tertentu. Diduga si pembunuh lah yang menulis angka-angka itu tapi anehnya si pembunuh mengaku tidak tahu apa-apa.


Zi Yu memberitahu Jin Yan kalau dia sudah mengurus gajinya Yao Yao dan dia juga sudah mengurus tempat tinggal baru untuk Jin Yan di daerah Jiang Zhou.

Selain itu, karena sekarang kasusnya sudah selesai dan juga karena Yao Yao sudah punya pekerjaan lain, Zi Yu menyarankan agar Jin Yan memilih salah satu mahasiswa jurusan psikologi kriminologi yang dia rasa jauh lebih baik dan lebih profesional untuk menggantikan Yao Yao.

Tapi Jin Yan tidak mau, dia ngotot menginginkan Yao Yao untuk tetap jadi asistennya. Dia beralasan kalau Yao Yao sekarang sudah punya pengalaman dalam menghadapi pembunuh berantai, selain itu Yao Yo juga suka memancing dan dia juga sudah sangat nyaman bekerja bersama Yao Yao.

Dia juga menyuruh Zi Yu untuk memerintahkan Yao Yao mengundurkan diri dari pekerjaannya yang lain itu. Pekerjaan kantoran kan sangat membosankan dan sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan bekerja jadi asistennya. Zi Yu langsung tersenyum geli mendengar semua alasan itu.


Yao Yao sudah menyelesaikan semua terjemahannya yang terakhir. Dia sudah mau pamit tapi Jin Yan langsung menghentikannya dan menawari Yao Yao untuk tetap jadi asistennya.

Dia bahkan sudah menyiapkan surat kontrak yang menyatakan kalau dia akan mempekerjakan Yao Yao jadi asistennya selama 3 tahun.

Tapi sayang, Yao Yao langsung menolak tawarannya karena dia sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan lain dan sebentar lagi dia akan menjalani training.


Jin Yan dengan santainya menyuruh Yao Yao untuk membatalkan kontraknya dengan perusahaan itu, dia bahkan bersedia membayari denda pembatalan kontrak.

Tapi Yao Yao tetap bersikeras menolaknya, dia tidak mau memutuskan kontrak itu karena pekerjaan itu adalah pekerjaan pertamanya jadi dia tidak mau kehilangan kredibilitasnya. (Aku kasihan lihat Jin Yan, dia kayaknya kecewa banget)


Di rumah, Jian Xuan mengomentari betapa kurusnya Jin Yan dan pekerjaannya yang bisa dibilang berbahaya. Mungkin dia kurus karena dia pengguna obat-obatan terlarang. Wajahnya sangat tampan tapi kayak playboy. Karena itulah Jian Xuan sangat setuju dengan keputusan Yao Yao yang menolak tawaran Jin Yan.

Tapi Yao Yao tidak sependapat dengannya. Walaupun Jin Yan itu agak aneh tapi dia bisa merasakan kebaikan Jin Yan yang telah menyelamatkan nyawa seorang anak.

Jian Xuan langsung tersenyum geli mendengarnya, kenapa Yao Yao tidak mengaku saja kalau dia sebenarnya lebih menyukai kehidupan penuh tantangan bersama Jin Yan daripada hidup yang terlalu biasa dan normal seperti yang dia jalani sekarang ini.


Xun Ran pulang kerja bersama ayahnya yang menyarankan agar mereka mengunjungi rumah keluarga Yao Yao saat mereka libur nanti.

Pak kepala polisi juga menasehati Xun Ran untuk bertindak secepat mungkin mengejar Yao Yao karena kalau tidak maka Yao Yao pasti akan direbut orang lain.

Xun Ran berusaha menyangkal perasaannya pada Yao Yao tapi pak kepala polisi tidak percaya, dia tidak mengerti kenapa Xun Ran ragu.

"Yao Yao tidak menyukaiku" keluh Xun Ran sedih. Xun Ran mengaku kalau dia memang punya perasaan lebih dari sekedar teman baik pada Yao Yao tapi dia tidak mau membuat hubungan mereka jadi rumit.


Zi Yu menertawai Jin Yan gara-gara ditolak mentah-mentah sama Yao Yao tapi Jin Yan seperti biasanya menanggapi segalanya dengan sok cool.

Tiba-tiba Zi Yu melihat pak penjual ikan datang bersama anaknya membawa sekotak ikan, mereka pasti datang untuk berterima kasih atas bantuan Jin Yan.

"Aku hanya melakukan pekerjaanku, mereka tidak perlu berterima kasih" kata Jin Yan

Zi Yu tidak percaya mendengarnya "Apa di otak jeniusmu itu, tidak ada sedikitpun ruang untuk mencoba memahami hubungan kasih sayang antar sesama manusia?"

"Aku sibuk, pergilah"

Zi Yu menurutinya dan berlalu pergi sambil memberitahu Jin Yan kalau dia membeli beberapa kembang api (untuk merayakan tahun baru).


Xun Ran membantu Yao Yao berbenah rumah. Ibunya Yao Yao merasa mereka berdua sangat cocok satu sama lain tapi Jian Xuan tidak setuju dengan pendapat ibunya.

Yao Yao tiba-tiba ditelepon Jin Yan yang menyuruhnya untuk datang mengambil kembang api. Yao Yao tidak mau dan menyuruh Jin Yan memberikannya pada orang lain saja.

"Aku tidak punya orang lain"

"Kalau begitu gunakan saja sendiri"

"Maaf, tapi aku sama sekali tidak tertarik untuk menyalakan dan melihat sesuatu yang menyemburkan bahan-bahan kimia" (halah! palingan pengen ketemu Yao Yao lagi)


Yao Yao akhirnya menurutinya dan membawa Jian Xuan bersamanya. Sesampainya di sana, lagi-lagi ada orang misterius yang diam-diam memotret mereka.



Bersambung ke episode 5

Post a Comment

0 Comments